Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Tunggal Utama Lestari (PT. TUL) merupakan salah satu perusahaan

swasta nasional yang bergerak dibidang pertambangan batubara yang berkantor di

Desa Serongga, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Provinsi

Kalimantan Selatan. Wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) PT Tunggal

Utama Lestari seluas 1.417 Ha (Keputusan Bupati Kotabaru Nomor

545/34/KP/DPE tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Eksplorasi tanggal 27

September 2011) yang dibagi menjadi 2 blok yaitu Blok Tegalrejo dan Blok

Tegalsari.

2.1.2 Lokasi Dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara administratif lokasi penelitian terletak di Desa Serongga,

Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk mencapai lokasi penelitian dapat di tempuh melalui Makassar –

Banjarmasin menggunakan pesawat terbang ± 1 jam 5 menit kemudian

dilanjutkan dengan jalan darat ke Desa Serongga selama ± 8 jam. Lokasi tambang

berada ± 310 km dari Banjarmasin ke Desa Serongga dan dapat di capai dengan

menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua melalui jalan beraspal.Peta

lokasi daerah penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1.

2-1
Sumber : PT Tunggal Utamalestari

Gambar 2.1

Peta Lokasi Penelitian PT.Tunggal Utama Lestari

2.2 Geografi Daerah Penelitian

2.2.1 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Berdasarkan letak astronomi maka daerah penelitian merupakan daerah

beriklim tropis dengan suhu rata-rata 25 – 38OC, karena posisinya berdekatan

dengan garis khatulistiwa. Secara umum daerah penelitian terdiri dua musim yaitu

musim kemarau dan musim hujan seperti halnya daera tropis lainnya. Data curah

2-2
hujan yang ada menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei

2008 yaitu 419 mm sedangkan data curah hujan terendah terjadi pada bulan

Agustus 2011 yaitu 2 mm. Data curah hujan Daerah Serongga dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1

Data Curah Hujan Daerah Tambang Pit Akasia periode 2007-2012

Curah Hujan (mm)


BULAN/TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Januari 216 99 172 287 221 283
Februari 171 27 175 292 149 178
Maret 252 15 239 174 288 180
April 71 213 146 375 177 213
Mei 62 419 257 323 130 305
Juni 64 164 150 303 144 406
Juli 115 250 71 254 223 10
Agustus - 414 69 220 2 9
September - 182 238 155 212 26
Oktober 30 319 296 211 233 56
November 130 333 196 151 85 35
Desember 236 171 172 206 236 38
Sumber : PT Tunggal UtamaLestari

2.2.2 Keadaan Flora dan Fauna


Keadaan flora di daerah sekitar PT Tunggal Utama Lestari hampir sama

dengan Daerah lain di Indonesia. Tumbuhan yang mendominasi di Daerah ini

adalah kelapa sawit, pohon karet, rumput ilalang, pohon bamboo, pandan, nipah

dan lain-lain, yang tumbuh dengan subur sesuai keadaan daerah iklim tropis..

Satwa yang ada di wilayah kuasa pertambangan PT Tunggal Utama Lestari antara

lain kera, musang dahan, elang, kijang dan lain-lain.

2-3
2.3 Geologi

2.3 Geologi Regional

Secara regional daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Asam-asam, yang

dikenal sebagai cekungan yang kaya akan batubaranya. Cekungan Asam-asam

merupakan cekungan yang luas, aktivitas sedimentasinya berlangsung sejak eosen

hingga miosen atas.

`Cekungan Asam-asam terbentuk akibat dari persesaran bongkah pada kala

Paleosen pada batuan Pra-Tersier (batuan sedimen gunungapi, beku, malihan, dan

ultra mafik).

2.3.1 Geomorfologi Regional

Berdasarkan hasil pemetaan Departemen Geologis PT. Tunggal Utama

Lestari keadaan morfologi daerah penambangannya terdiri dari lereng – lereng

dengan elevasi 73 – 122 mdpl.Perbukitan yang terbentuk mengarah ke Utara –

Selatan yang searah dengan aliran sungai di Timur dan Barat dari Selatan

perbukitan tersebut.

2.3.2Stratigrafi Regional

Secara regional daerah penambangan PT Tunggal Utama Lestari termasuk

dalam Cekungan Asam-asam yang pada awal pengendapan merupakan daerah

genangan laut akibat terjadinya penurunan daratan.

Susunan batuan yang tertua sampai yang termuda adalah sebagai berikut :

1. Formasi Komplek Ultramafix

Merupakan formasi terakhir, formasi ini terdiri dari batuan beku berupa

2-4
Hazburgit, dunit, sepentinit, gabro, basalat dan piroksin. Umur formasi ini

adalah Jura.

2. Formasi Pitap

Formasi Pitap memiliki anggota yaitu Batununggal yang terdiri dari :

Batugamping, orbituna. Dan anggota yang kedua yaitu Haruyan yang terdiri

dari lava basal dan breksi polmik.

3. Formasi Manunggul

Formasi Manunggul diendapkan secara selaras diatas Formasi Tanjung.

Formasi ini terdiri dari selang seling antara konglomerat, batupasir dan

batulempung. Umur Formasi ini adalah Kapur atas sampai Kapur Tengah.

komposisi yaitu perselingan batupasir muda, batupasir, batulanau dan

sisipan batugamping, breksi polmik, batuapung, konglomerat dan basal.

Umur Formasi ini adalah Kapur tengah samapi Kapur bawah.

4. Formasi Tanjung

Formasi Tanjung terletak tidak selaras di atas Batuan Pra-Tersier.

Litologinya terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung, sisipan batubara

yang merupakan bagian bawah formasi ini, dan bitumen padat. Pada tempat-

tempat tertentu tersingkap konglomerat yang diduga berupa channel. Di

dalam batupasir kuarsa dijumpai komponen glaukonit. Bagian atas,

perselingan antara batupasir kuarsa bermika, batulanau, batugamping dan

batubara. Formasi Tanjung diperkirakan mempunyai cirri litologi berupa

batulempung kahijauan dan sisipan batugamping berlapis yang mengandung

fosil Spiroclypeoussp, Lepidocyclina, Borelis, Cycloclypeous.yang

2-5
menunjukkan umur Eosen. Berdasarkan kandungan fosil dan litologinya

diendapkan pada lingkungan delta sampai neritik. Di atas Formasi Tanjung

kemudian secara selaras diendapkan Formasi Berai.

5. Formasi Berai

Formasi Berai terdiri atas: batugamping berlapis dengan batulempung napal

sebagian tersilikam dan mengandung limonit. Batugamping berfoam besar,

antara lain Spiroclypeoussp, Lepidocyclina sp, Borelis sp, Cycloclypeous

sp, yang menunjukan umur Oligosen Tengah – Oligosen Akhir. Di samping

fosil – fosil tersebut Formasi Berai juga mengandung fosil bentos.Formasi

Berai diendapkan pada lingkungan laut dangkal (neritik) (Soetrisno dkk,

1994).Formasi Berai bersilang jari dengan Formasi Montalat.

6. Formasi Pamaluan

Formasi Pamaluan diendapkan pada kala Miosen awal hingga Miosen akhir

di lingkungan neritik, dengan ciri litologi batulempung, serpih,

batugamping, batulanau dan sisipan batupasir kuarsa.

7. Formasi Warukin

Formasi Warukin terdiri dari batulempung yang berselang-seling dengan

lapisan-lapisan tipis batupasir dan batulanau, sedangkan batubara dan

bitumen padat terdapat sebagai sisipan yang diendapkan pada lingkungan

fluviatil, rawa-rawa sampai deltaik. Ketebalan dari formasi ini mencapai

2500 meter di lapangan minyak Tanjung, pada bagian bawah ditemukan

fosil Flosculina bontangensis yang menunjukan Kala Miosen Tengah.

Formasi Warukin diendapkan secara selaras di atas formasi Berai dan pada

2-6
bagian bawah dari formasi ini sering dijumpai sisipan batugamping berlapis

yang menunjukkan perubahan yang berangsur dari formasi Berai.

8. Formasi Dahor

Formasi Dahor terdiri dari litologi yaitu batupasir kuarsa, konglomerat,

batulempung, serta setempat terdapat lignit dan limonit.Batupasir kuarsa,

berwarna putih abu-abu muda, berbutir sedang-kasar, bentuk butir

menyudut, Konglomerat berwarna putih kecoklatan, mudah hancur-keras,

berbutir halus-kerikil berukuran hingga 3 cm, bentuk butir membulat

tanggung-membulat, terpilah baik, komponennya didominasi oleh kuarsa

asap didalam masa dasar batupasir kuarsa. Batulempung berwarna abu-abu

muda-kecoklatan, lunak-padu, setempat mengandung kaolin. Ketebalan

formasi ini bervariasi bahkan kadang hilang. Pada formasi ini tidak dijumpai

adanya fosil penunjuk yang dapat dipakai untuk menentukan umur formasi.

Formasi Dahor diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Warukin

yang diperkirakan umur formasi ini Miosen – Pliosen.

9. Aluvium

Aluvium merupakan endapan termuda yang merupakan hasil erosi dari

batuan yang lebih tua berupa alluvium yang terdiri dari endapan sungai dan

rawa, gambut, lempung yang belum terkonsolidasikan secara sempurna

serta material lepas berupa pasir halus dan kerikil. Endapan ini berumur

Kuarter yang tersingkap pada daerah dataran dan lembah. (Lihat Gambar

2.3)

2-7
Sumber : PT Tunggal Utamalestari

Gambar 2.3

Stratigrafi Daerah Serongga

2-8
2.4 Cadangan dan Kualitas Batubara Di daerah Serongga

2.4.1 Cadangan batubara

Cadangan batubara khususnya cadangan yang miniable di Serongga mine

yang ditambang selalu dipantau secara berkala, hal ini diperlukan untuk

perencanaan tambang oleh Engineering Departement.

Cadangan batubara di daerah tambang termasuk dalam formasi Aluvium

yang berumur Miosen awal sampai Piosen akhir.Satuan batuan yang menyusun

daerah penelitian ini yaitu satuan batulempung, satuan batulanau, dan satuan

batupasir dengan sisipan batubara yang multiseam menunjukkan siklus

pengendapan yang terjadi berkali-kali.

Satuan batulempung tersusun oleh perselingan batulempung dan batupasir

dengan sisipan batubara dengan ketebalan berkisar antara 62,54-91,21 meter.

Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa dalam formasi asam-asam terdapat 9

lapisan batubara dengan tebal dan kualitas yang berbeda satu sama lain. Sebagian

dari lapisan-lapisan tersebut tidak berkembang dengan baik diseluruh daerah.

Untuk membedakan satu lapisan dengan lapisan lainnya masing-masing lapisan

batubara diberi nama, dengan ketebalan lapisan sekitar 40 cm-2,5 meter.

Dari semua lapisan batubara tersebut yang potensial untuk ditambang pada

saat ini sekitar 4 lapisan (seam) yang terletak dibagian bawah Formasi Alivium.

2.4.2 Kualitas batubara

Kualitas Batubara PT. Tunggal Utama Lestari dengan kalori umumnya

berkisar antara 4.000 Kcal/Kg sampai 6494 Kcal/kg, menurut klasifikasi ASTM

termasuk Sub.Bitumineous Coal yang berat jenisnya berkisar antara 0.76 – 1.3

2-9
gram/cm3. Kualitas batubara yang terdapatpadawilayah PT. Tunggal Utama

Lestari dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2

Kualitas Batubara PT. Tunggal Utama Lestari

No Komponen Nilai

1 Kadar Total Moisture (a.r), (%) 45.45

2 Volatile Mater(a.d.b),(%) 39.44

3 Kadar abu(a.d.b), (%) 9.85

4 Kadar belerang(a.d.b), (%) 14.18

5 Nilaikalori(a.d.b), (Kcal/kg) 5.714

6 Fixed Carbon(a.d.b),(%) 39.19

Sumber : PT Tunggal Utamalestari

2-10
2-11

You might also like