This document discusses strategies for setting prices. It covers understanding price setting, how companies determine prices, the psychology of consumers and prices, and steps in setting prices. The key points are:
1. Companies consider many factors when setting prices, including objectives like profit maximization or market share. They also analyze demand curves and price elasticity.
2. Consumers use reference prices and see price as an indicator of quality. They tend to process price information from left to right.
3. When setting a new price, companies choose objectives, determine demand, and consider 6 steps: objectives, demand analysis, costs, competitors, acceptance, and implementation. The goal is an effective price strategy.
This document discusses strategies for setting prices. It covers understanding price setting, how companies determine prices, the psychology of consumers and prices, and steps in setting prices. The key points are:
1. Companies consider many factors when setting prices, including objectives like profit maximization or market share. They also analyze demand curves and price elasticity.
2. Consumers use reference prices and see price as an indicator of quality. They tend to process price information from left to right.
3. When setting a new price, companies choose objectives, determine demand, and consider 6 steps: objectives, demand analysis, costs, competitors, acceptance, and implementation. The goal is an effective price strategy.
This document discusses strategies for setting prices. It covers understanding price setting, how companies determine prices, the psychology of consumers and prices, and steps in setting prices. The key points are:
1. Companies consider many factors when setting prices, including objectives like profit maximization or market share. They also analyze demand curves and price elasticity.
2. Consumers use reference prices and see price as an indicator of quality. They tend to process price information from left to right.
3. When setting a new price, companies choose objectives, determine demand, and consider 6 steps: objectives, demand analysis, costs, competitors, acceptance, and implementation. The goal is an effective price strategy.
This document discusses strategies for setting prices. It covers understanding price setting, how companies determine prices, the psychology of consumers and prices, and steps in setting prices. The key points are:
1. Companies consider many factors when setting prices, including objectives like profit maximization or market share. They also analyze demand curves and price elasticity.
2. Consumers use reference prices and see price as an indicator of quality. They tend to process price information from left to right.
3. When setting a new price, companies choose objectives, determine demand, and consider 6 steps: objectives, demand analysis, costs, competitors, acceptance, and implementation. The goal is an effective price strategy.
Menetapkan suatu harga untuk semua pembeli merupakan gagasan yang relatif modern yang muncul bersama perkembangan eceran berskala besar pada akhir abad ke- 19. Dimana F.W. Woolworth, Tiffany and Co., John Wanamaker, dan lainnya mengiklankan “Kebijakan Satu Harga Yang Ketat” karena perusahaan-perusahaan tersebut menjual begitu banyak barang dan mengawasi begitu banyak karyawan. Konsumen dan agen pembelian memiliki lebih banyak akses ke informasi harga dan pemberi diskon. Konsumen melakukan tekanan pada pengecer untuk menurunkan harganya. Pengecer melakukan tekanan pada produsen untuk menurunkan harganya. Hasilnya adalah pasar yang ditandai oleh diskon dan promosi penjualan besar-besaran. 2. Bagaimana Perusahaan Menetapkan Harga Perusahaan melakukan penetapan haganya dengan berbagai cara, dimana perusahaan besar melakukan penetapan harga dengan ditangani oleh manajer divisi dan lini prioduk. Dalam perusahaan industry penetapan harganya merupakan factor utama perusahaan akan sering membentuk departemen penetapan harga untuk menetapkan atau membantu bagian lain menetapkan harga yang tepat. Perancangan dan penerapan strategi penetapan harga secara efektif menuntut satu pemahaman menyeluruh tentang psikologi penetapan harga konsumen dan pendekatan sistematik terhadap penetapan, penyesuaian, dan perubahan harga. 3. Penetapan Harga Dan Psikologi Konsumen Memahami bagaimana konsumen sampai pada pemahaman mereka tentang harga merupakan prioritas pemasaran yang penting. Ada 3 topik kunci untuk mempertimbangkan para konsumen yaitu sebagai berikut : a) Harga Rujukan Ketika konsumen hendak menguji produk maka konsumen akan memanfaatkan harga rujukan . dalam mempertimbangkan satu harga yang diobservasi, konsumen sering membandingkannya dengan harga rujukan internal (informasi penetapan harga dari memori) atau kerangka eksternal dari rujukan ( seperti “harga eceran regular” yang dipasang). Berikut contoh harga rujukan, “seorang penjual dapat mensituasikan produknya ditengah produk-produk yang mahal untuk mengimplikasikan bahwa produk itu termasuk dalam kelas yang sama. b) Harga Mutu Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indicator mutu. Penetapan harga berdasarkan citra terutama efektif pada produk-produk yang peka terhadap ego seperti parfum dan mobil yang mahal. Satu mobil seharga $100 mungkin berisi nilai wangi- wangian seharga $10, tetap para pemberi hadiah membayar $100 untuk mengkomunikasikan penghargaan mereka yang tinggi kepada penerima. Ada interaksi antara anggapan harga dan mutu pada mobil. Mobil yang diberi harga lebih tinggi dianggap memiliki mutu yang tinggi. Mobil yang bermutu lebih tinggi kemungkinan dianggap diberi harga lebih tinggi dari sesungguhnya. Ketia informasi alternative tentang mutu yang benar tersedia, harga menjadi indicator mutu yang kurang siginifikan. Ketika informasi ini tidak tersedia, harga berfungsi sebagai sinyal mutu. c) Petunjuk Harga Riset telah menunujukkan bahwa konsumen cenderung mengolah harga dalam satu cara “kiri ke kanan” dann bukannya keliling. 4. Menetapkan Harga Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau geografis yang baru, ketika mengikuti lelang untuk kerja kontrak yang baru. Perusahaan tersebut harus memutuskan dimana memposisikan produknya dari segi mutu dan harga. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor dalam menentukan kebijakan penetapan harganya. Dimana ada 6 langkah produsen untuk menetapkan harga yaitu sebagai berikut : Langkah 1 : Memilih Tujuan Penetapan Harga Pertama perusahaan harus memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya. Makin jelas tujuan suatu perusahaan, makin mudah menetapkan harga. Perusahaan juga dapat mengharapkan salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga yaitu : a) Kelangsungan Hidup/Kemampuan Bertahan : perusahaan dapat juga mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika terjadi kelebihan kapasitas, persaingan sengit, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Kelangsungan hidup adalah tujuan jangka pendek, dalam jangka panjang, perusahaan tersebut harus belajar bagaimana menambah nilai atau berhadapan dengan kepunahan. b) Laba Maksimum Sekarang : persuahaan memperkirakan permintaan dan biaya yang terkait dengan harga alternative dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum. Strategi ini mengandaikan bahwa perusahaan mempunyai pengetahuan tentang fungsi permintaan dan biayanya; dalam kenyataannya, keduanya sulit diperkirakan. Dengan menekankan kinerja sekarang, persuahaan tersebut mungkin akan mengorbankan kinerja jangka panjang dengan mengabaikan akibat dari variable bauran pemasaran lainnya, reaksi pesaing, dan ketentuan hukum tentang harga. c) Pangsa Pasar Maksimum : beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasarnya. Perusahaan tersebut yakin penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya perunit yang lebih rendah dan laba jangka panjang yang lebih tinggi. Perusahaan tersebut menetapkan harga paling rendah dengan berasumsi bahwa pasar tersebut peka terhadap harga. Texas Instrument (TI) mempraktikkan penetapan harga penetrasi pasar (market penetration pricing). TI bermaksud membangun suat pabrik besar, menetapkan harganya serendah mungkin, merebut pangsa pasar yang besar, mengalami penurunan biaya, dan menurunkan harganya lebih rendah seiring dengan turunnya biaya. Kondisi berikut mendukung penetapan harga yang rendah : (1) pasar tersebut sangat peka terhadap harga, dan harga yang rendah merangsang pertumbuhan pasar. (2) biaya produksi dan distribusi turun dengan makin terakumulasinya pengalaman produksi, (3) harga yang rendah menghapuskan atau mencegah persaingan. d) Menguasai Pasar Secara Maksimum : dimana perusahaan-perusahaan yang memperkenalkan teknologi baru lebih menyukai penetapan harga yang tinggi untuk menguasai pasar. Dimana harga awalnya tinggi dan perlahan-lahan diturunkan sepanjang waktu. Penguasaan pasar akan masuk akal jika kita dalam kondisi berikut : (1) sejumlah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang yang tinggi, (2) biaya per unit untuk memproduksi volume yang kecil tidak terlalu tinggi sehingga dapat menunda keuntungan dengan mengenakan harga yang dapat diserap pasar, (3) harga awal yang tinggi tersebut tidak menarik lebih banyak pesaing kepasar, (4) harga yang tinggi tersebut mengkomunikasikan citra suatu produk yang unggul. e) Kepemimpinan Mutu Produk : suatu perusahaan mungkin bermaksud menjadi pemimpin mutu produk dipasar. Banyak merek berusaha keras untuk menjadi “barang mewah yang dapat dihasilkan”- produk-produk atau jasa yang bercirikan tingkatan yang tinggi soal mutu, selera, dan status yang dapat dirasakan, dengan harga cukup tinggi yang tidak diluar jangkauan konsumen. Perusahaan yang masuk dalam katergori pemimpin mutu jika suatu perusahaan sudah memilik katergori sebagai berikut mengkombinasikan mutu, kemewahan barang, dan harga premium dalam satu basis pelanggan yang sangat loyal. Langkah 2 : Menentukan Permintaan Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam kasus biasa perminttan dan harga berbanding terbalik : makin tinggi harganya, makin rendah permintaannya. Berikut beberapa langkah untuk menentukan permintaan yaitu : a) Kepekaan Harga : langkah pertama dalam memperkirakan permintaan adalah memahami apa saja yang memengaruhi kepekaan harga. Umumnya pelanggan paling peka terhadap harga untuk produk yang berharga tinggi atau sering dibeli. Mereka kurang peka terhadap harga untuk barang yang berharga rendah atau barang yang jarang mereka beli. Mereka juga kurang peka terhadap harga apabila harga hanya merupakan sebagian kecil dari biaya total untuk memperoleh, menggunakan, dan memperbaiki produk sepanjang masa pakainya. b) Memperkirakan Kurva Permintaan : sebagian besar perusahaan mencoba mengukur kurva permintaannya. Perusahaan tersebut menggunakan metode yang berbeda- beda yaitu sebagai berikut : i) Analisis Statistikal atas harga masa lalu, jumlah yang terjual, dan factor lain secara statistic untuk memperkirakan hubunganna. Menciptakan model yang tepat dan menyesuaikan data tersebut dengan teknik-teknik statistic yang tepat memerlukan keahlian yang sangat tinggi. ii) Eksperimen Harga dapat dilakukan. Bennett dan Wilkinson secara sistematis membedakan harga beberapa produk yang dijual ditoko diskon dan mengamati hasilnya. Pendekatan alternative adalah mengenakan berbagai harga yang berbeda diwilayah yang serupa untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap penjualan. Pendekatan lainnya adalah menggunakan internet. iii) Survey dapat mengeksplorasi berapa banyak unit yang akan dibeli konsumen dengan berbagai harga berbeda-beda yang diusulkan, walaupun pembeli mungkin tidak akan menyatakan minat mereka apabila harganya ternyata lebih tinggi untuk mencegah perusahaan tersebut mengenakan harga yang lebih tinggi. c) Elastisitas Harga Permintaan : elasitas harga bergantung pada besarnya dan arah perubahan harga yang direncanakan tersebut. Elastisitas itu mungkin dapat diabaikan dengan perubahan harga yang kecil, tetapi akan sangat berarti jika terjadi perubahan harga yang besar. Elastisitas tersebut mungkin akan ada kelompok indiferensi harga dimana perubahan harga hanya mempunyai pengaruh kecil atau sama sekali tidak ada. Langkah 3 : Memperkirakan Biaya Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. Biaya menentukan batas terendahnya. Perusahaan tersebut ingin menetapkan harga yang menutupi biaya produksinya, distribusi dan penjualan produk termasuk laba yang lumayan untuk upaya dan resikonya. Namun ketika persuhaan menetapkan harga produk untuk menutup biaya seluruhnya, hasil bersih tidak selalu mampu menghasilkan laba. Berikut beberapa langkah untuk memperkirakan biaya yaitu : a) Jenis Biaya Dan Tingkat Produksi : biaya-biaya perusahaan mempunyai dua bentuk, tetap dan variable. Biaya tetap (fixed cost yang juga disebut overhead) adalah biaya yang tidak akan berbeda karena pengaruh produksi atau penjualan. Biaya variable (variable cost) langsung berubah karena pengaruh tingkat produksi atau dimana jumlah totalnya berubah-ubah sesuai jumlah unit yang diproduksi. Biaya total (total cost) terdiri dari jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk setiap tingkat produksi. Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya peru unit pada tingkat produksi. b) Produksi Yang Terakumulasi : kebanyakan penetapan harga berdasarkan kurva pengalaman telah terfokus pada biaya produksi, tetapi semua biaya, termasuk biaya pemasaran, dapat dibenahi terus menerus. Jika tiga perusahaan masing-masing menginvestasikan sejumlah besar uang dalam telemarketing, perusahaan yang telah menerapkan paling lama mungkin akan mencapai biaya paling rendah. Perusahaan ini dapat mengenakan harga sedikit lebih rendah untuk produknya, namun masih tetap memperoleh laba yang sama, jika semua biaya lainnya sama. c) Akunting Biaya Berdasarkan Aktivitas : perusahaan dewasa mencoba untuk menyesuaikan tawaran dan persyaratannya dengan berbagai pembeli yang berbeda. Dengan demikian, suatu produsen akan menegoisasikan berbagai persyaratan dengan jaringan eceran yang berbeda. Pengecer yang satu mungkin menginginkan pengiriman harian (untuk menjaga persediaan yang rendah) sementara pengecer yang lainnya mungkin menerima pengiriman dua kali seminggu untuk harga tetap lebih murah. Biaya produsen akan berbeda-beda untuk masing-masing jaringan, dan labanya juga akan berbeda. Untuk memperkiraka profitabilitas sesungguhnya dalam bertransaksi dengan berbagai pengecer yang berbeda, produsen tersebut perlu menggunakan akuntansi biaya berbasis kegiatan alih-alih akuntansi mengidentifikasi biaya standar. d) Penetapan Biaya Sasaran : biaya berubah sejalan dengan skala produksi dan pengalaman. Biaya juga berubah sebagai akibat dari upaya terpusat perancang, teknisi, dan agen pembelian untuk menguranginya melalui biaya sasaran. Riset pasar digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi yang diinginkan produk baru. Kemudian ditentukan harga untuk produk yang akan dijual sesuai dengan daya tariknya dan harga pesaing. Pengurangan margin laba yang diinginkan dari harga perancangan, rekayasa, produksi, penjualan-harus dicapai. Masing-masing unsure biaya-menurunkan biaya yang harus dipertimbangkan. Tujuannya adalah mengusahakan supaya proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran biaya sasaran tersebut. Kalau tidak berhasil, maka pengembangan produk perlu dihentikan karena produk itu tidak akan dapat dijual dengan harga sasaran tadi dan tidak menghasilkan laba sasaran. Langkah 4 : Menganalisa Biaya, Harga Dan Tawaran Pesaing Kemungkianan harga yang telah ditentukan dari permintaan pasar dan biaya perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan tersebut seharusnya pertama-pertama mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan tersebut mengandung cirri-ciri diferensial positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilainya tinggi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa cirri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainy bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga perusahaan tersebut. Sekarang, perusahaan tersebut daapt memutuskan apakah dapat mengenakan harga yang lebih tinggi, sama, atau lebih murah daripada pesaing tadi. Namun, perusahaan tersebut dapat mengubah harganya sebagai reaksi terhadap harga yang ditetapkan perusahaan. Langkah 5 : Memilih Metode Penetapan Harga Perusahaan yang memilih metode penetapan harga yang menyertakan satu atau lebih diantara ketiga pertimbangan ini. Dengan adanya ketiga C-jadwal pelanggan, fungsi biaya dan harga pesaing-perusahaan tersebut kini siap memilih harga. Harga pesaing dan harga barang pengganti menjadi titik yang mengarahkan. Penilaian pelanggan tentang cirri-ciri produk yang unik menentukan batas tertinggi harga tersebut. Ada 7 metode penetapan harga yaitu sebagai berikut : a) Penetapan Harga Mark-UP : menambahkan mark-UP standar pada biaya tersebut adalah metode penetapan harga yang paling sederhana. Perusahaan konstruksi menyerahkan tender pekerajaan dengan memperkirakan biaya total proyek dan menambahkan mark-UP standar untuk laba. Pengacara dan akuntan biasanya menetapkan harga dengan menambahkan mark-UP standar pada waktu dan biaya. Penetapan harga Mark-UP hanya akan berhasil jika harga yang telah dinaikkan tersebut benar menghasilkan tingkat penjualan yang diharapkan. Penetapan harga Mark-UP tetap popular karena beberapa alasan yaitu : pertama, penjual dapat menentukan biaya jauh lebih mudah dibandingkan dengan melalui cara memperkirakan permintaan. Dengan mengaitkan harga dan biaya, penjual menyederhanakan penetapan harga. Kedua, jika semua perusahaan dalam industry tersebut menggunakan metode penetepan harga ini, harga akan cenderung serupa. Kerana itu, persaingan harga akan diminimalkan, yang tidak akan terjadi jika perusahaan member perhatian pada perubahan permintaan. Ketiga, banyak orang merasa bahwa penetapan harga dengan menambahkan biaya dianggap lebih adil bagi pembeli maupun penjual. Penjual tidak memanfaatkan pembeli ketika permintaan pembeli dirasakan mendesak, dan penjual memperoleh tingkat pengembalian yang adil atas investasi. Untuk mencari biaya unit produsen yaitu = biaya variable + biaya tetap/unit penjualan Untuk mencari harga mark up produsen = biaya unit/(1-tingkat pengembalian atas penjualan) b) Penetapan Harga Sasaran Pengembalian : dalam penetapan harga pengembalian sasaran perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (ROI-return on investment) yang dibidiknya. Untuk mencari harga pengembalian sasaran = biaya unit + pendapatan yang diinginkan * modal investas/penjualan unit Untuk mencari volume titik impas = biaya tetap/(harga – biaya variable) c) Penetapan harga Persepsi Nilai : perusahaan menggunakan unsure bauran pemasaran lainnya, seperti iklan dan tenaga penjualan, untuk mengkomunikasikan dan meningkatkan nilai yang dipersiapkan dalam benak pembeli. Persepsi nilai terdiri atas beberapa unsur, seperti gambaran pembelian tentang kinerja produk tersebut, kelancaran saluran, mutu jaminanm dukungan pelanggan, dan cirri-ciri yang lebih lunak seperti reputasi pemasok, keterpercayaan, dan harga diri. d) Penetapan Harga Nilai : penetapan harga nilai ini dimana beberapa perusahaan memikat hati pelanggan loyal dengan menetapkan harga yang lumayan rendah untuk tawaran yang bermutu tinggi. e) Penetapan Harga Umum : perusahaan mendasarkan harga terutama pada harga pesaing. Perusahaan tersebut mungkin akan mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah daripada pesaing utamanya. Penetapan harga umum terjadi lumayan popular. Apabila biaya sulit diukur atau tanggapan pesaing tidak pasti, perusahaan merasa bahwa harga umum merupakan jalan keluar yang baik karena hal itu dianggap mencerminkan kebijaksanaan bersama industry tersebut. f) Penetapan Harga Tipe Lelang : salah satu manfaat utama lelang adalah untuk membuang persediaan yang berlebihan atau barang bekas. Perusahaan perlu menyadari tiga jenis utama lelang dan prosedur penetapan harganya yang berbeda yaitu : 1) Lelang Inggris (tawaran meningkat) : satu penjual dan banyak pembeli. Penjual tersebut memperlihatkan suatu barang dan para penawar menaikkan harga tawaran hingga tercapai harga tertinggi. Lelang inggris ini digunakan untuk menjual barang antikm hewan, real estat, peralatan dan kendaraan bekas. 2) Lelang Belanda (tawaran menurun) : satu penjual dan banyak pembeli, atau satu pembeli dan banyak penjual. Dalam jenis pertama, pelelang mengumumkan harga yang tinggi untuk suatu produk dan kemudian perlahan-lahan menurunkan harga tersebut sampai penawar menyetujui harta tersebut. Dalam jenis kedua, pembeli mengumumkan sesuatu yang ingin dibelinya dan kemudian calon penjual bersaing untuk melakukan penjualan dengan menawarkan harga yang terendah. Masing-masing penjual melihat beberap tawaran terakhir tersebut dan memutuskan apakah harus menurunkan barang tersebut. 3) Lelang tawaran tertutup : calon pemasok hanya dapat mengajukan satu tawaran dan tidak mengetahui tawaran lainnya. Pemasok tidak akan menawar dibawah biayanya, tetapi juga tidak dapat menawar terlalu tinggi karena takut kehilangan pekerjaan tersebut. Akibat dari kedua kekuatan yang tarik-manarik ini dapat dijelaskan dari segi laba yang diharapkan dari tawaran tersebut. Penggunaan laba yang diharapkan untuk menetapkan harga masuk akal bagi penjual melakukan banyak tawaran. Penjual yang hanya kadang-kadang melakukan tawaran atau yang sangat membutuhkan kontrak tertentu akan merasa kurang diuntungkan dalam menggunakan laba yang diharapkan. Langkah 6 : Memilih Harga Akhir Metode penetapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga akhri ini, perusahaan tersebut harus mempertimbangkan factor tambahan, yang meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba dan resiko, dan dampak harga terhadap pihak lain. a) Dampak Dari Kegiatan Pemasaran lain : harga akhir harus mempertimbangkan mutu merek dan iklannya dalam kaitannya dengan pesaing. Dalam sebuah studi klasik, Farris dan Reibstein meneliti hubungan antara harga relative, mutu relative dan iklan relative untuk 227 bisnis konsumen, dan menemukan yang berikut : 1) Merek yang mempunyai mutu relative rata-rata, tetapi dengan anggaran iklan relatif tingg, dapat mengenakan harga yang sangat mahal. Tampaknya, konsumen bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang dikenal daripada untuk produk yang tidak dikenal. 2) Merek yang mempunayi mutu relative tinggi dan iklan relative tinggi memperoleh harga yang paling tinggi. Sebaliknya, merek yang mempunyai mutu rendah dan iklan yang rendah mengenakan harga yang paling rendah. 3) Hubungan positif antara harga yang tinggi dan iklan yang tinggi berlangsungnya paling kuat dalam tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi pemimpin pasar. Temuan-temuan ini menyiratkan bahwa harga tidak berperan sepenting mutu dan manfaat-manfaat lain dalam tawaran pasar. Suatu studi meminta konsumen member peringkat untuk pentingnya harga dan ciri-ciri lain dalam menggunakan eceran online. Hanya 19% peduli dengan harga;jauh lebih banyak peduli dengan dukungan pelanggan (65%), penyerahan tepat waktu (58%), dan pengiriman dan penanganan produk (49%). b) Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan : harga harus selaras dengan kebijakan penetapan harga perusahaan (Company Pricing Plicies). Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk menetapkan penalty penetapan harga dalam keadaan tertentu. Banyak perusahaan membentuk departemen penetapan harga untuk mengembangkan kebijakan dan merumuskan atau menyetujui keputusan. Tujuannya adalah untuk memastikan agar wiraniaga menyebutkan harga yang masuk akal bagi pelanggan dan menguntungkan bagi perusahaan tersebut. c) Penetapan Harga Berbagi Laba Dan Resiko : pembeli mungkin tidak akan mau menerima usulan penjual karena persepsi tingkat resiko yang tinggi. Penjual tersebut memiliki pilihan tawaran untuk menanggung sebagian atau semua resiko tersebut apabila ia tidak memberikan nilai yang dijanjikan sepenuhnya. d) Dampak Harga Terhadap Pihak Lain : manajemen juga harus mempertimbangkan reaksi pihak-pihak lain terhadap harga yang direncanakan, seperti “bagaimana nantinya perasaan distributor dan penyalur tentang harga tersebut?, apakah tenaga penjualan masih akan bersedia menjual dengan harga tersebut?, bagaimana nantinya reaksi para pesaing?, apakah pemasok akan menaikkan harga jika mereka melihat harga perusahaan tersebut?, apakah pemerintah akan campur tangan dan mencegah harga tersebut diberlakukan?.”