Professional Documents
Culture Documents
Analisis Novel Kokeshi Azm
Analisis Novel Kokeshi Azm
2. Pembahasan
- unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar waktu,
suasana dan tempat, amanat, bahasa yang digunakan pengarang boleh
ditambah sudut pandang)
- unsur ekstrinsik (nilai moral, sosial, budaya, religi, pendidikan, sejarah, dan
ekonomi)
3. Kesimpulan
“Hm ... apa mungkin seperti di film-film detektif? Rasanya tidak. Sama sekali seperti
dirinya, Ira tahu aku tidak suka permainan teka-teki.” (halaman 40)
“Ini pasti dibuat Ira untukku, dan dia tahu aku tidak suka teka-teki. Jadi, harusnya ini
tidak sulit. Dia membuatnya sesuai dengan kapasitas otakku.” (halaman 256)
“Aku terperangah. Bodohnya aku, kenapa tidak terpikir ke sana? Bukankah dulu kami
suka menggunakan kode itu untuk mengobrol tanpa ketahuan Mami?” (halaman 269)
“Aku memecahkan kode itu sebelum waktu yang diberikan Davin habis.” (halaman
275)
Tokoh dan penokohan
Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165), penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah
tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995: 165). Tokoh
adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita rekaan.
Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh dan
Penokohan novel Kokeshi karya Vina Sri ini dapat dilihat sebagai berikut
Dina sebagai tokoh protagonis
Dina sebagai tokoh protagonis yang diawal memiliki karakter iri, dan tidak suka
kepada Ira, namun karakternya berubah semenjak Ira meninggal. Hal ini dapat
dilihat dari pernyataan berikut
“ ...Tapi aku tidak rindu padanya,...”(halaman 5)
“...Suatupagi Mama dan Ira pergi, saat itu aku merasa senang...” (halaman 7)
“Davin, mengapa kamu membunuh Ira!, Lepaskan kami, mengapa kamu melakukan
ini?.” (halaman 191)
“Papa mendekati kami. :Kita ke rumah sakit, jenazah Ira sudah di sana,” ajak Papa”
(halaman 14)
“Walau tidak setuju, aku tidak membantah. Lagi pula, Papa lebih berhak atas Ira
daripada aku.” (halaman 17)
“Kenapa Ira membingkainya? Dia bahkan tidak pernah menyapaku hingga bulan
kemarin, beberapa minggu sebelum dia bunuh diri.” (halaman 50)
“Tempat kerja Ira. Ide itu muncul tiba-tiba di benakku. Benar juga, bisa jadi kematian
Ira berhubungan dengan profesinya sebagai model...” (halaman 51)
“Keputusanku tidak sia-sia. Dua orang itu cukup banyak membantu. Aldi menceritakan
apa saja aktivitas Ira selama di Sukabumi. Ternyata Ira banyak bercerita pada Aldi...”
(halaman 142)
“Aldi tertawa keras, sampai-sampai beberapa orang yang sedang berada di rumah
makan melihat ke arah kami. Ilham menonjok pelan bahu Aldi untuk menyuruhnya
berhenti tertawa.” (halaman 143)
“Ilham dan Aldi menoleh. Aku tidak senang senyum di wajah mereka, sepertinya
mengejek.” (halaman 167)
“...Aldi dan Ilham menghindariku! Tidak pernah sekali pun mereka ke tempatku.
Mereka juga selalu pergi jika melihatku menghampiri.” Halaman 207)
Alur dan Pengaluran
Pengertian alur dalam cerita pendek atau dalam karya fiksi pada umumnya
adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa, sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita
(Aminuddin, 1987:83). Alur atau plot adalah rentetan peristiwa yang membentuk
struktur cerita, dimana peristiwa tersebut sambung sinambung berdasarkan
hukum sebab-aklbat (Forster, 1971:93). Alur adalah struktur rangkaian kejadlan
dalam cerita yang dlsusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus
menandai urutan baglan-baglan dalam keseluruhan fiksi (Atar Semi, 1988:43-
46). Pada novel ini alur yang digunakan adalah alur campuran. Tahapan alur
tersebut adalah sebagai berikut
Tahapan perkenalan/Eksposisi
Menceritakan tentang kehidupan awal Dina dimana Dina selalu hidup dibawah
bayang-bayang Ira yang selalu menjadi sosok sempurna daripada dirinya dan Dina
tidak menyukai hal tersebut. Hal tersebut dapa dibuktikan sebagai berikut
“Suasana Nuri’s Cake n Bakery lebih ramai dari biasanya. Aku melayani mereka sambil
sesekali melihat jam”(halaman 3)
“Umur kami sepuluh tahun. Kami masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi...”
(halaman 2)
“Aku tersentak. Rasa bersalah menyeruak. Aku tidak menyadari apa yang sudah
kuucapkan. Kata-kata itu berhamburan begitu saja dari mulutku, tetapi aku tidak
bermaksud membuat Mama tersinggung.” (halaman 6)
“Kapan Mama berhenti berusaha memperbaiki masa laluku? Aku tidak marah pada
siapa pun. Aku hanya tidak ingin Mami, Ira, atau siapa pun dari masa lalu mengusik
hidupku saat ini. Aku lebih baik tanpa mereka.” (halaman 9)
Tahapan pertentangan/konflik
Menceritakan tentang Ira yang tiba-tiba meninggal dan membuat Dina dan kerabat
kerabat lainnya terkejut, karena saat itu Ira sedang berlibur dan tidak ada masalah
apa apa. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut
“Papa berdiri di luar kamar. Wajahnya cemas. “Ira ...,” ujar Papa begitu pintu terkuak.
“Ira meninggal” ....” (halaman 11)
“Aku tidak menyangka dia bunuh diri, sejak pertama dating dia terlihat senang.”
(halaman 13)
“Aku melotot, ini diluar dugaanku, kukira Ira meninggal karena kecelakaan!”...”
(halaman13)
“Petugas membawa kami ke ruang jenazah. Aku menunggu Papa mengurus semua
administrasi di luar. Entah, ada perasaan enggan melihat jenazah Ira.” (halaman 14)
“Menjelang tengah hari, kami kembali ke Jakarta, kali ini ada ambulans yang mengikuti
kami. Hatiku terasa kosong, seolah ada satu ruangan yang tiba-tiba ditinggal
penghuninya. Aku terisak pelan.” (halaman 15)
“Dia membuntutiku! Dia benar-benar membuntutiku! Motorku pun oleng.” (hal. 19)
“Tunggu! Ira meninggal tiga minggu lalu. Apanya yang harus ditolong? Otakku berpikir
cepat, jika surat ini dikirim dari Jepang, berarti bisa jadi Ira tahu dirinya dalam bahaya.
Dia lari ke Indonesia.” (halaman 39)
“Tempat kerja Ira. Ide itu tiba-tiba muncul di benakku. Benar juga, bisa jadi kematian
Ira berhubungan dengan profesinya sebagai model...” (halaman 51)
“...Naomi ditemukan tewas di kolam renang! Dan aku diminta tetap berada di Jepang
sampai pemeriksaan terhadap kematiannya selesai.” (halaman 101)
“...Jika laki-laki itu ada hubungannya dengan kematian Ira dan Naomi, seharusnya
Shibuya adalah tempat yang paling harus kami hindari sekaligus tempat paling aman.”
(halaman 113)
“Tidak ada seorang pun diantara kami yang berani bergerak ketika empat orang muncul
dari jalan setapak didekat persembunyian kami.” (halaman 160)
“Keempat orang itu berjalan sambil mengobrol satu sama lain.” (halaman 161)
Tahap klimaks
Menceritakan tentang keaddan Dina yang terus mendapat pesan misteri hingga
Aldi dan Dina diculik oleh Davin demi mendapatkan infromasi dimana Ira
menyembunyikan data penting yang selama ini dicari cari. Hal ini dapat dilihat
dari kutipan berikut
“Aldi mengalami patah tulang kaki. Sekarang kaki kanannya digips dan digantung...”
(halaman 251)
“Lima langkah dari gerbang aku merasa ada orang dibelakangku.”(halaman 271)
“Pikiranku tidak berhenti bertanya-tanya, aku yakin Davinlah yang ada dibelakangku.”
(halaman 271)
Tahap penyelesaian
Menceritakan tentang Dina yang sudah mengetahui kebenaran dari kasus
kematian Ira bahwa sebenarnya dirinya mengetahui sisi gelap dari tempat
kerjanya dan dirinya diincar kemudian saat Pak Arya datang ingin berbicara
kepada Dina. Pak Arya menyampaikan perkembangan terbaru kasus Ira
“... Tanpa kuduga, Pak Arya memegang sanggul kokeshi itu dan memutarnya. Terbuka!
Rupanya kokeshi itu dibuat khusus dengan sambungan di atas kepala” (halaman 290)
“...”Karena dia ingin kamu segera meninggalkan Jepang. Dia tidak ingin
membahayakanmu. Naomi tahu sesuatu. Itulah yang membuatnya dihabisi”...” (halaman
292)
“Aku membuka kotak pemberian Pak Arya. Sebuah CD....” (halaman 294)
“Aku mengambil notebook dan membukanya, sebuah dialog box memintaku untuk
memasukkan kata kunci TWINS”. (halaman 294)
Latar
Pengertian latar menurut Tarigan (1984:136) mengungkapkan bahwa latar atau
setting adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita.
Dan pengertian latar menurut Wellek, (1962:221) Selain menjelaskan fungsi latar
sebagai penggambaran tempat (ruang) dan waktu, latar juga sangat erat
hubungannya dengan tokoh-tokoh cerita, karena tentangnya dapat
mengekspresikan watak pelaku. Sedangkan menurut Aminudin (1987:68)
Latardalam cerita rekaan tidak hanya berupa tempat, waktu, peristiwa, suasana,
benda-benda dalam lingkungan tertentu, tetapi juga suasana yang berhubungan
dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun gaya hidup masyarakat.
Latar Waktu
Salah satu latar waktu yang penulis gunakan adalah pagi hari dan malam hari. Hal
ini dapat dilihat sebagai berikut
“Dan sepertinya dia orang yang sama yang membuntutiku kemarin pagi.” (halaman 30)
“Pesawat mendarat di Narita Airport tepat pukul enam waktu Indonesia...” (halaman 43)
“Aku tersenyum, lalu kembali memandang keluar jendela. Sudah hampir gelap, jalanan
yang kami lalui cukup sepi...” (halaman 46)
“Pukul sembilan pagi. Setelah menjejalkan beberapa barang ke dalam tote biru
polkadot...” (halaman 55)
“Kulirik jam dinding yang tergantung di atas bufet, pukul setengah sembilan pagi...”
(halaman 63)
Latar Tempat
Salah satu latar tempat yang penulis gunakana dalah di Toko Nuri’s Cake.
“Suasana Nuri’s Cake And Bakery lebih ramai dari biasanya. Aku melayani mereka
sambil sesekali melihat jam...” (halaman 3)
“Ada rasa bersalah ketika harus meninggalkan toko disaat banyak pembeli seperti ini...”
(halaman 4)
“Toko Nuri’s Cake and Bakery tinggal beberapa blok di depan.” (halaman 18)
“Suasana toko yang sibuk membuatku lupa apa yang terjadi tadi pagi...” (halaman 21)
“... Jadi, dia bisa memantau semua kegiatan di dalam toko...” (halaman 23)
“Karena jam buka toko sudah lebih dari lima belas menit dan konsumen sudah
bergerombol di depan toko, Bu Nuri meminta kami kembali ke pekerjaan masing-
masing...” (halaman 29)
Latar Suasana
Salah satu latar suasana yang penulis gambarkan di cerita adalah suasana yang
menegangkan.
“Aku melanjutkan perjalanan. Tetapi, menjelang Pasar Anyar, aku terkesiap, motor
yang tadi terlihat di belakangku sudah membuntutiku lagi!...” (halaman 18)
“Bu Nuri baru akan berbicara ketika seseorang mengetuk pintu. Dia memintaku
menunggu dan langsung keluar ruangan...” (halaman 22)
“Aku berusaha menghilagkan bayangan kejadian tadi pagi, bayangan yang membuat
lututku mendadak gemetar. Aku menarik napas berkali-kali untuk menenangkan
hatiku.” (halaman 24)
“Wajah Lutfi menegang. “Maling!” seru Lutfi. Serta merta dia menerobos pintu kamar,
langsung menuju jendela.” (halaman 26)
“Dan keherananku tidak berakhir sampai di situ. Aku mendapat kejutan keesokan
harinya. Bukan hanya kamarku yang diincar, loker di tempat kerjaku ternyata juga
dibobol seseorang...” (halaman 26)
“Jantungku berdetak cepat. Kilasan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi akhir-akhir ini
berkelebat cepat di otakku...” (halaman 39)
“Lima langkah dari gerbang aku merasa ada orang dibelakangku. Pikiranku tidak
berhenti bertanya-tanya, aku yakin Davinlah yang ada dibelakangku.” (halaman 290)
Amanat
Definisi amanat menurut Siswandarti (2009: 44) adalah pesan-pesan yang ingin
disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersurat maupun tersirat. Dan
menurut Kenny (1966: 89) merupakan amanat atau nilai moral merupakan unsur
isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan
sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di
dalamnya. Sedangkan pengertian amanat menurut Waluyo (2006:29), jika tema
memiliki kaitan dengan arti, maka sebuah amanat itu memiliki kaitannya dengan
makna. Adapun amanat dari novel Kokeshi adalah meskipun sering ada konflik
dan sering bertengkar pada akhirnya sesama saudara pasti akan saling menyayangi
satu sama lain. Kita juga tidak boleh berburuk sangka kepada orang lain tetapi kita
juga tidak boleh langsung memercayai orang asing yang tidak begitu kita kenal
dengan baik dan harus bisa menghargai usaha orang lain. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan sebagai berikut
“...”Kenapa harus rindu? Dia yang meninggalkanku, dia yang memilih pergi ....” Nada
suaraku sedikit meninggi. “Lagipula, untuk apa dia ingin bertemu denganku? Untuk
pamer bahwa sekarang dia sudah sukses , jadi model terkenal di Tokyo, punya
segalanya, dan bisa selalu bersama Mami yang menyanyanginya?”...” (halaman 6)
“Benarkah Ira memerlukanku? Rasanya tidak mungkin. Sejak dulu Ira selalu lebih
segalanya dariku. Dia tuan puteri kesayangan Mama....” (halaman 7)
“Aku merasa sangat bersalah membiarkan Ilham dengan si penipu itu. Kenapa aku bisa
percaya padanya padahal kami baru bertemu?...”(halaman 276)
“Aku menatap Ilham dan Pak Damar bergantian, sikapku waspada. Apakah Ilham juga
berkhianat?...” (halaman 283)
“Ya, pada awalnya Haruna memang bermaksud membunuh Ira atas perintah Pak
Yamada.” (halaman 291)
“Aku mulai terisak ketika dia menunjukkan betapa dia selalu membaca status-statusku
di media sosial tanpa aku tahu. Dia ingin menyapaku, tetapi segan. Dia tahu aku masih
marah padanya dan Mami.” (halaman 295)
Gaya Bahasa
Definisi gaya bahasa menurut Achmadi (1988: 155-156) adalah kualitas visi,
pandangan seseorang, karena merefleksikan cara seorang pengarang memilih
dan meletakkan kata-kata dan kalimat-kalimat dalam mekanik karangannya. Dan
gaya bahasa menurut Albertine (2005: 51) mengemukakan, gaya bahasa adalah
bahasa yang bermula dari bahasa yang biasa digunakan dalam gaya
tradisionaldan literal untuk menjelaskan orang atau objek. Sedangkan menurut
Harimurti (dalam Pradopo, 1993: 265) adalah pemanfaatan atas kekayaan
bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, lebih khusus adalah pemakaian
ragam bahasa tertentu untuk memperoleh efek tertentu. Dalam penulisan novel,
penulis menggunakan bahasa sehari-hari dan hanya terdapat beberapa majas di
novel tersebut yaitu majas asosiasi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut
“Tiba-tiba ingatanku melayang pada Ira...” (halaman 31)
“Atau mungkin mereka ingin menggali masa lalu Ira? Ah dasar selebritis...” (hal. 36)
“Seorang perempuan keluar dari sebuah ruangan. Aku merasakan darahku berhenti
mengalir, tanganku tiba-tiba kebas.” (halaman 47)
“... Bisa-bisa aku mati beku jika harus tinggal di sini selamanya bersama Mami.
Sekarang saja baru empat hari, rasanya sudah bermiliar-miliar tahun.” (halaman 63)
Unsur Ekstrinsik
Pengertian nilai social menurut Kimball Young adalah asumsi yang abstrak dan
sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang
dianggap penting dalam masyarakat. Dan menurut Robert M. Z. Lawang,
pengertian nilai sosial adalah nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan memengaruhi perilaku orang yang
memiliki nilai itu. Sedangkan menurut A. W. Green, terhadap objek, ide, dan
individu.pengertian nilai sosial adalah kesadaran yang secara efektif berlangsung
diserta emosi. Dalam novel ini terkandung nilai sosial, moral, dan agama.
Nilai Sosial
Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini adalah kepedulian terhadap sesama juga
menghargai dan menghormati sesama manusia dengan orang lain bahkan orang
asing. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut
“Bu Nuri sampai-sampai merasa perlu untuk mengumpulkan semua pegawai, menanyai
satu per satu untuk mencari siapa pelaku pembobolan itu” (halaman 29)
“...Rasa bersalah itu muncul lagi. Aku sudah jahat padanya. Aku mengorbankan
persaudaraan kami hanya karena iri. Padahal Ira tidak pernah melupakan aku. Dan dia
butuh aku.” (halaman 38)
“Dudukku menegak. Ira meminta pertolongan dan aku harus menolongnya, tidak
terlambat, meski Ira sudah meninggal. Aku harus mencari pembunuhnya. Harus”
(halaman 40)
“...Mungkin dia senang akhirnya aku bisa menghilangkan kebencian pada Mami,
mungkin dia berpikir aku sudah memaafkan Mami.” (halaman 42)
“Nah, selamat datang di Jepang. Terus terang saya senang ketika papamu bilang kamu
akan berlibur di sini.” (halaman 48)
Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel ini adalah kesopan santunan dan
kepercayaan antara sesama tokoh. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut
“Setelah menandatangani tanda terima, membayar biaya administrasi, dan mengucapkan
terimakasih, aku membawa paket itu ke kamarku.” (halaman 37)
“Berhasil! Aku melonjak senang, lalu memeluk Papa dan Mama sambil mengucapkan
terima kasih.” (halaman 43)
“Hei, ada apa ini? Mami berdiri denga tangan terlipat. Tatapannya mengingatkanku
pada kejadian bertahun-tahun lalu saat Mami memarahiku karena ketahuan memanjat
pohon jambu air di rumah tetangga kami.” (halaman 52)
“Sudah. Ayo sarapan, saya tidak mau terlambat kerja,” (halaman 53)
“Ah, mungkin dia hanya senang aku menaruh perhatian besar pada anak tirinya itu. Aku
menepis buruk sangkaku. Pak Gusti begitu baik bersedia menampungku di sini.”
(halaman 54)
Nilai Agama
Nilai agama yang terdapat pada novel ini adalah ketaatan para tokoh dalam
menjalankan ibadahnya masing-masing. Hal tersebut dapat dibuktikan sebagai
berikut
“Setelah shalat dan mengaji tadi, aku memang memutuskan untuk berolahraga,”
(halaman 52)
“Sayup-sayup suara adzan Subuh terdengar. Aldi menarik lengan jaketku pelan, ternyata
dia dan Ilham sudah mundur.” (halaman 163)
“Insya Allah bisa. Lagi pula, sekarang aku punya banyak waktu senggang. Sekalian
membersihkan cottage juga.” (halaman 245)
“Ilham sudah menungguku di depan pendopo seberang Masjid Agung. Adzan Zuhur
berkumandang. Aku dan Ilham memilih melaksanakan shalat dulu di Masjid Agung.”
(halaman 250)
3. Penutup
Novel Kokeshi karya Vina Sri adalah novel yang sempurna untuk memahami
suatu misteri. Kisah yang menegangkan sekaligus penuh hikmah. Novel ini
mengajarkan para pembaca bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan kerja
keras. Melalui kata-kata yang sederhana, Vina Sri mampu menggugah emosi para
pembaca sehingga seperti merasakannya langsung. Alur cerita novel ini tidak
mudah ditebak namun disusun dengan rapi sehingga membuat pembaca makin
penasaran untuk membacanya ditambah ada penggambaran dimana sang tokoh
pergi ke Jepang dan membuat pembaca dapat membayangkan seolah-olah berada
di Jepang. Sayangnya kadang ditemukan situasi yang tidak jelas bagaimana
penggambarannya dan beberapa penulisan kata yang salah sehingga pembaca
harus dapat memahami artinya.
Secara menyeluruh, Vina Sri sudah mengemas novel ini dengan sangat baik dan
rapi. Maksud yang dituju dalam pengisahan dalam novel ini juga tersampaikan
dengan baik. Ada baiknya dijelaskan secara singkat mengenai situasi yang ada
dan tidak begitu saja masuk ke dalam konflik cerita dan juga akan lebih bagus
kalau diberi beberapa ilustrasi ilustrasi di beberapa halaman dan lebih membuat
menarik covernya agar pembaca semakin tertarik.
DAFTAR PUSAKA
KOKESHI karya Vina Sri 2003.
Graham, dan Margaret Sullivan 1985. Can, Survice CA, Cristenseen,
Kazehaya, M. Ph. D. 1974. Common Fleshy Fungi. Penerbit Burger Publishing
Company 1974.
Data Pesawat Terbang Jepang. Penerbit Staf Logistik KOKESHI, 1981.
Departemen of the Air Force, 1969. Search and Rescue, KOKESHI
Emergency Medical Care, Edisi I tahun 1984/1985, Penerbit Adi Puro PT.
Gould, Heywood, 1972. The Complete Book of Novel. Penerbit New
American Library
Kokeshi, Edisi 2 tahun 1984/1985. Penerbit Kodik Halim Perdanakusuma
Jungle Survival. KOKESHI 1969
Kriswanto, murdi, Ir. Dan Ir. YA. Sunyoto. 1986. Mengenal Ikan Laut. Penerbit
Karya Bani Jakarta.
LBN LIPI. 1981. Penerbit Balai Pustaka
LIFE Pustaka Alam
Membaca Jejak, Edisi I tahun 1984/1985, Penerbit Adi Pura PT.
Noercahyanto, S.A. 1985. Teknik Perjalanan di Berbagai Medan. Penerbit
LITBANG HPA. Firantcha Bandung.
Operasi pertolongan/Penyelamatan (Resque Operation) Edisi I tahun 1984/1985,
Penerbit Adipura PT.
Out Door Survival. Charles Platt. Penerbit Franklin Watts. New York London
1976