Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekargaman makanan khas tradisional Indonesia sangat banyak. Hal

ini ditunjukkan dengan setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas

sendiri-sendiri. Seperti pempek, martabak, dan mie telor merupakan makanan

khas Sumatera Selatan, Soto Kuning merupakan makanan khas kota Bogor,

Batagor dan Somay merupakan makanan khas kota Bandung, dan Sate Madura

merupakan makanan khas kota Madura. Semakin banyaknya makanan fast food

membuat makanan khas tradisional Indonesia tergeser. Semakin lama maka akan

membuat makanan khas Indonesia akan hilang atau bahkan dicuri oleh negara

lain.

Sate merupakan makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam,

kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil, dan

ditusuki dengan tusukan sate yang biasa dibuat dari bambu kemudian dibakar

menggunakan bara arang kayu. Pengemar sate di Indonesia sangat banyak, hal

ini dilihat dari menjamurnya pedagang sate kaki lima di sepanjang jalan raya.

Pada dasarnya sate merupakan daging berbumbu yang dipanggang di atas bara

api. Hal yang membuat masyarakat menyukai sate adalah kekhasan dari rasa sate

itu sendiri dipadukan dengan aneka bumbu khas Indonesia. Keanekaragaman

sate pun kini banyak ditemukan seperti sate madura, sate padang, dan sate

maranggi.

1
Saat ini, sate masih banyak berbahan baku berdaging merah seperti daging

ayam, daging sapi, dan daging kambing. Akan tetapi dibeberapa daerah

ditemukan pedagang menggantikan daging merah menjadi daging putih seperti

ikan. Pergantian bahan baku daging merah merupakan inovasi yang patut

diberikan apresiasi. Mengingat masih rendahnya minat masyarakat

mengkonsumsi ikan sebagai lauk pauk dan juga daging merah banyak

menimbulkan penyakit.

Seperti diketahui, mengkonsumsi daging merah juga dapat menimbulkan

beberapa penyakit seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas. Banyak

masalah kesehatan yang ditimbulkan karena mengkonsumsi daging merah

terutama bagi masyarakat dengan usia diatas 40 tahun. Masyarakat yang

tergolong dalam usia tersebut mulai menjaga makanan yang konsumsi dan

sangat berhati-hati terutama dalam mengkonsumsi daging merah. Menurut

beberapa penelitian, pemasakan daging sapi maupun daging ayam dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa AAH (amina-amina heterosiklis). AAH

adalah zat penyebab mutasi genetik yang dapat merangsang munculnya radikal

bebas dan secara luas merusak DNA pada sel-sel tubuh manusia.

Berbagai penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa AAH

mengakibatkan aneka kanker, seperti kanker usus besar, payudara, pankreas,

hati, dan kandung kemih. Berdasarkan penelitian di University of North

California, konsumsi hot dog maupun hamsate sebanyak sekali atau lebih dalam

seminggu dapat meningkatkan risiko kanker otak dua kali lipat dibandingkan

mereka yang tidak mengonsumsinya. Kelezatan sate tak hanya berasal dari

2
uniknya cara penyajian dan bumbu-bumbu yang ada di dalamnya, namun juga

cara memasaknya.

Sate dipanggang menggunakan electric burner sate. Panggangan sate

saat ini kebanyakan masih manual yaitu dengan cara membolak balikan sate

dengan tangan dan juga proses pengipasan masih manual. Panggangan sate ini

menggunakan motor electric yang berfungsi untuk membolak balikan sate yang

di pangang secara otomatis dengan kecepatan 5 – 6 rpm .Pangangan sate ini

sudah di lengkapi dengan blower yang berfungsi sebagai peniup penganti kipas

manual .Mesin ini terbuat dari stainless steel yang merupakan standar logam

untuk makanan, dengan keunggulan asap dapat diarahkan keluar warung

sehingga tidak mengotori ruangan. Kapasitas mesin electric burner sate untuk

sekali panggang yaitu maksimal 10 tusuk dan sangat cocok cocok digunakan

pada waktu lebaran karena membantu mengurangi tenaga kerja.

Untuk electric burner sate merupakan modifikasi dari pemangang sate

tradisional dari dulu. Ukuran tusak sate dan mesin disesuaikan dengan

kebiasaaan makan sate di Indonesia.Mesin ini diletakkan di atas meja dan

konsumen dapat menikmati sensasi bakar sate sendiri. Mesin tersebut berbahan

stainless steel, dengan keunggulan sate tidak perlu dibolak balik karena ada

mesin pemutar otomatis, fungsinya untuk menjaga kematangan sate seragam

serta terkontrol sesuai keinginan konsumen dan mesin ini di lengkapi dengan

blower yang berfungsi sebagai penstabil bara api. Dari segi kesehatan juga lebih

baik karena sate matang merata .

3
Kedua mesin tersebut menggunakan energi listrik sehingga tergolong

modern daripada tukang sate pada umumnya. Dari sisi konsumen, mesin

pemanggang sate otomatis membantu mereka untuk menikmati sate dengan

lebih santai dan dengan cara yang menarik. Konsumen dapat memanggang sate

sendiri sembari bersantai dengan keluarga atau pasangan. Tercipatanya mesin

tersebut adalah wujud dari cita-cita kami untuk meningkatkan warung dari tahap

tradisional menjadi modern. Menurut kami, letak kesulitan dalam memodernkan

warung sate tradisional bukan pada modal tetapi lebih jauh dari itu adalah

merubah mindset biasa-biasa saja menjadi mindset luar biasa.

Kesehatan menjadi yang hal utama, apalagi terhadap produk makanan.

Banyak sekali isu-isu penyakit yang timbul di dalam daging-daging ayam

maupun sapi yang menjadi bahan utama dalam pembuatan sate sekarang ini. Hal

ini membuat pemanfaatan ikan sebagai bahan alternatif utama dalam produk sate

perlu dikembangkan. Upaya penganeka ragaman makanan dari hasil olahan ikan

sebagai salah satu upaya meningkatkan gizi, kecerdasan dan kesehatan

masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang dibahas adalah sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud dengan mesin electric burner sate?

b. Bagaimana cara mengoprasikan mesin electric burner sate?

c. Apa saja yang komponen-komponen yang terdapat pada mesin electric

burner sate?

1.3 Batasan Masalah

4
Keterbatasan yang ada pada penulisan meliputi waktu,

pengalaman dilapangan, kemampuan maupun disiplin ilmu, maka

penulisan membatasi permasalahan yang akan dikaji. Pembahasan

dibatasi hanya yang berkaitan dengan mesin electric burner sate.. Dalam

pengerjaan penulisan mencangkup tiga bahasan pokok yakni:

a. Cara kerja mesin electric burner sate.

b. Cara mengoprasikan mesin electric burner sate.

c. Komponen-komponen yang terdapat pada mesin electric burner sate.

1.4 Tujuan Pembuatan Perancangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membuat alat ini adalah:

a. Memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi Diploma

III Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

b. Mengembangkan mesin electric burner sate.

c. Mengembangkan desaind baru yang belom ada di pasaran.

1.5 Manfaat Pembuatan Perancangan

Manfaat yang dihasilkan dari melakukan perancangan dan pembuatan mesin

Electric Burner sate ini adalah:

a. Menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang inovasi pemangang

sate electric burner.

b. Mesin dapat di gunakan untuk kegiatan UKM.

c. Memberikan gambaran jelas mengenai proses pembuatan mesin Electric

Burner sate.

You might also like