MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2 (Print)

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2

VANADIUM DAN KROMIUM

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Amalina Artani 4301416086
2. Farahisa Reizka Putri 4301416083
3. Jafrinta Irma R. A. 4301416095

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang diampu
oleh Ibu Nuni Widiarti, S.Pd, M.Si. Makalah ini di susun dengan penuh perjuangan dan kerja
sama antar anggota kelompok.
Dengan ini kami persembahkan sebuah makalah dengan judul “Kromium dan
Vanadium”. Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada Ibu Nuni
Widiarti selaku Dosen pengampu Kimia Anorganik 2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kedepannya. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
perbaikan makalah ini.

Semarang, 19 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4.Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Vanadium (V)
2.2. Kromium (Cr)
BAB 1V PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vanadium mempunyai kenampakan sinar cemerlang, cukup lunak hingga
mudah dibentuk seperti pembuluh, mempunyai titik leleh 1915 oC dan titik didih 3350 oC.
Vanadium dalam kerak bumi diduga sekitar 136 ppm, merupakan unsure transisi
terbanyak kelima setelah besi, titanium, mangan, dan zirconium. Sebagian besar
Vanadium digunakan sebagai zat additive baja.
Kromium merupakan logam massif berwarna putih perak, dan lembek jika
murni dengan titik leleh kira-kira 1900 oC dan titik didih kira-kira 2690 oC.Beracun,
tetapi masih digunakan dalam berbagai bidang.Logam ini sangat tahan terhadap korosi.
Manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan
kromium juga menghasilkan warna yang mengkilap sehingga memberikan manfaat
tambahan yaitu sebagai fungsi dekoratif..

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana logam vanadium dan kromium, dijelaskan dan bagaimana cara
mendapatkannya?
2. Bagaimana sifat-sifat dari Vanadium dan Kromium?
3. Bagaimana persenyawaan dari Vanadium dan Kromium ?
4. Bagaimana kegunaan Vanadium dan Kromium dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui logam Vanadium dan kromium serta cara mendapatkannya
2. Mengetahui sifat-sifat dari Vanadium dan Kromium
3. Mengetahui persenyawaan dari Vanadium dan Kromium
4. Mengetahui kegunaan Vanadium dan Kromium dalam kehidupan
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui mengenai logam Vanadium dan Kromium,
BAB II

PEMBAHASAN

1. Vanadium

1.1 Sejarah Vanadium

Pada tahun 1831, ahli kimia Swedia, Niel


Grabiol Sefstrom menemukan unsur baru dalam
bijih besi di Swedia.Unsur itu di namakan
Vanadium seperti dewi Vanadis yang berarti cantik
menawan. Tahun 1865 Roscor dan Thorpe
menemukan unsur ini berada bersama tembaga dan
lapisan bawah batu pasir dari cheshire. Senyawa
vanadium tersebar melimpah dalam kerak bumi. Beberapa mineral vanadium yang
menonjol adalah:

1. Vanadite : 3Pb3(VO4)2.PbCl2
2. Carnotite : K2O.2UO3.V2O53H2O
3. Patronite : V2S5.3CuS2
Vanadium juga terdapat dalam tanah liat, batu-batuan, batu bara, dan minyak
mentah dengan kadar kecil.
Nomor atom :23
Massa atom : 50,9414 g/mol
Densitas : 6,1 g/cm pada 20°C
Titik lebur : 1910 °C
Titik didih : 3407 °C
Isotop :5
Energi ionisasi : 649,1 kJ/mol
pertama
Energi ionisasi kedua : 1414 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga : 2830 kJ/mol
Energi ionisasi : 4652 kJ/mol
keempat
1.2 Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
a) Sifat Kimia Unsur Vanadium
1. Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam
sulfat.
2. Vanadium sukar larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan
HNO3.
3. Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
4. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di
permukaannya.
5. Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk vanadium
hidrida yang stabil.
6. Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O
(coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3(hitam), V2O4 (biru), akhirnya
V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
7. Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
8. Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2
dengan HF dan membentuk larutan hijau.
9. Vanadium memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, yaitu +1, +2, +3, +4,
+5.
10. Bilangan oksidasi yang paling stabil yaitu +4.
11. Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
12. Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsure
yang sangat elektronegatif seperti O dan F.
13. Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), vanadium tidak lagi
membentuk ion sederhana. Sebaliknya vanadium akan membentuk senyawa
kovalen atau ion poliatom. Oleh karena itu, Vanadium bersifat oksidator
yang baik.
14. Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-
elektron karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
15. Vanadium memiliki electron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di
sub kulit d-nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke medan
magnet luar.
16. Vanadium termasuk paramagnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang
mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
b) Sifat Fisika Unsur Vanadium
1. Simbol : V
2. Berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat
renggang.
3. Berupa fasa padat.
4. Radius Atom : 1.34 Å
5. Massa Atom : 50.9415
6. Titik Didih : 3680 K
7. Massa Jenis : 6.11 g/cm3
8. Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1
9. Elektronegativitas : 1.63
10. Konfigurasi Elektron : [Ar]3d3 4s2
11. Formasi Entalpi : 22.8 kj/mol
12. Potensial Ionisasi : 6.74 V
13. Titik Lebur : 2163 K
14. Bilangan Oksidasi : 5,4,3,2
15. Entalpi Penguapan: 446.7 kj/mol
16. Jari-jari van der waals : 0.134 nm
17. Jari-jari ionik : 0.074 nm (+3), 0.059 (+5)
18. Isotop : 5
19. Energi ionisasi pertama = 649,1 kJ.mol -1
20. Energi ionisasi kedua = 1414 kJ.mol -1
21. Energi ionisasi ketiga = 2830 kJ.mol -1
22. Energi ionisasi keempat = 4652 kJ.mol -1
23. Elektronik shell = [Ar] 3d3 4s2
1.3 Ekstraksi Vanadium
Cara mendapatkan vanadium diantaranya dengan cara ekstraksi dari beberapa
senyawa, yaitu :
a. Dari vanadite
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1. Pemisahan PbCl2
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap,
dioxovandium chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2. Pembuatan V2O5
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan
dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang biladipanaskan akan
terbentukV2O5.
3. ReduksiV2O5
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900–950ºC untuk memperoleh vandium
murni (Mardenand–Rich,1927).
b. Dari carnotite
1. Pembuatan sodiumortho vanadate
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan
didinginkan makadidapat Na3VO4.
2. Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan
untuk mendapatkan V2O5.
3. ReduksiV2O5
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
1.4 Pembuatan Logam
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. Vanadium ±99% dapat
diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (prosesthermit). Vanadium murni
diperoleh dengan mereduksi VCl3dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900º C. VCl3
diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300ºC. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat
memperoleh 99,3% vanadium.
1.5 Aliase Vanadium
1. Ferro vanadium
2. Cupro vanadium
Keduanyadibuatdengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan
oksida logam Fe atau Cu dengan karbon dalam electric furnace.
3. Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
4. Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan Na-
vanadate dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric furnace.
1.6 Penggunaan dan bahaya Vanadium
Penggunaan Vanadium dalam Kehidupan sehari- hari :
 Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai
ferrovanadium atau sebagai aditif baja.
 Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam
mesin jet dan rangka pesawat.
 Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam as roda, poros engkol,
roda gigi, dan komponen penting lainnya.
 Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
 Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.
Bahaya Vanadium:
Bahaya kesehatan yang berhubungan dengan vanadium tergantung pada keadaan
oksidanya. Beberapa dampaknya sebagai berikut :
 Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, naman pekerja yang terpapar
debu vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan parah.
 Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama
pengelasan, yang bersifat lebih beracun daripada bentuk elemental. Paparan
kronis pada debu dan assap dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran
pernapasan seperti radang trakea dan bronkus, edema paru-paru dan keracunan
sistenik.
 Penyerapan vanadium oleh manusia, terutama terjadi melalui makanan, seperti
gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel dan telur.
Dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.
 Vanadium dapat menghambat enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak
secara neirologis.
 Vanadium dapat memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus tetapi tidak
sampai menyebabkan kanker pada hewan.
1.7 Senyawa-senyawa Vanadium
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan +2.
Senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik
dan berwarna.
1. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai
terjadi perubahan sebagai berikut :
VO3- → VO+2 → V+3 → V+2
Meta vandate (ion tak berwarna, V+5)
Ion vanadyl (biru, V+4)
Ion vanado (violet)
a) Vanadium pentoksida ( V2O5)
Dibuat dari :
 Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan
bilangan oksidasi rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.
 Hidrolisa VOCl3.
 Pemanasan amonium vanadate.
b) Vanadium pentaflourida, VF5.
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan
pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C.
Senyawa ini sangat mudah larut dalamair atau pelarut organik.
c) Vanadium oxitri khlorida ( VOCl3)
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang
dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning beningdengan titik didih
127° C.
d) Vanadium penta sulfida (V2S5)
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium
trisulfida, dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C.senyawa ini berupa
bubuk hitam.
2. Senyawa V+4.
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah
dibuat.
a) Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.
Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium
pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini
berbentuk kristal biru tua, mudahlarut dalam asam atau basa.
b) Vanadium titraflourida, VF4.
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai
suhu – 28°C dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini
berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan
berwarna biru.
3. Senyawa vanadil.
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4

VCl4 + H2O → VOCl2+ 2HCl

Atau dari reaksi V2O5 dengan HCl

V2O5 + HCl → 2VOCl2 + 3H2O + Cl2

Senyawa VOCl2 bersifat reduktor kuat yang digunakan secara komersial


dalam pewarnaan. Hanya E° dari VO+2/ VO3 adalah – 1 volt.

4. Senyawa V+3.
a) Vanadium trioksida, V2O3.
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa,
larut dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
b) Vanadium halida dan oxihalida.
Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF.
Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal.
Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya
tak larut dalam air tetapi larut dalam asam.
5. Senyawa V+2.
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan
reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3+ ½ H2
(violet) (hijau)

6. Senyawa V+1, V-1dan V°.


Bilangan oksidasi ini tidak umum, distabilkan oleh ligan asam п. Bilangan
oksidasi +1 dijumpai pada senyawa V(CO)6-1.
2. Kromium
2.1 Pengenalan Kromium

Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan
keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium ditemukan
dalam bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawaPbCrO4 yang berwarna merah.
PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak.

Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun. Meskipun kromium berbahaya,


tetapi kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang
biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa. Dalam bidang
kimia, kromium Digunakan sebagai katalis, seperti 𝐾2 𝐶𝑟2 𝑂7 merupakan agen oksidasi
dan digunakan dalam analisis kuantitatif. Dalam industri tekstil, kromium digunakan
sebagai mordants. Kromium memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium,
ada beberapa isotop kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang
digunakan untuk mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.

Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting


adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran
aluminum dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis
kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit. Senyawa lainnya banyak digunakan di
industri; timbal khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang sangat
berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat
warna. Dalam industri penerbangan dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi
aluminum.Seperti logam jarang lain yang esensial, krom adalah suatu unsur peralihan
dalam tabel berkala. Kemampuan deret unsur-unsur ini untuk membentuk senyawa
koordinasi dan kelat adalah suatu sifat kimia penting yang membuat logam-logam
esensial tersedia untuk sistem-sistem kehidupan. Krom di dalam makanan terdapat
sekurang-kurangnya dalam dua bentuk yaitu sebagai 𝐶𝑟 3+ dan di dalam suatu molekul
yang aktif secara biologis. Walaupun belum sepenuhnya dicirikan, molekul yang aktif
secara biologi itu tampaknya ialah suatu kompleks dinikotinatokrom3+ ,
terkoordinasikan dengan asam-asam amino (mungkin sekali glutation) yang membuat
molekul itu stabil (Nasoetion dan Karyadi, 1988). Kromium membantu mengawal tahap
gula dalam darah. Ia mungkin juga membantu dalam mengurangkan simptom kelaparan
fisiologi dan memainkan peranan dalam mengurai lemak.

2.2 Sifat Logam Kromium

Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik
leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan
terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat
nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut.
Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis
logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga menghasilkan warna yang
mengkilat sehingga memeberikan manfaat tambahan yaitu sebagai fungsi yang
dekoratif.

Tabel 1. Sifat Fisik Kromium


Tabel 2. Karakteristik unsur 24Cr

Tabel 3. Sifat Kimia Kromium

2.3 Sumber & Ekstraksi Logam Kromium


Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya diduga
kira-kira hanya 0,0122% atau 122 ppm, lebih rendah daripada vanadium (136 ppm) dan
klorin (126 ppm). Sumber kromium yang terpenting dalam perdagangan yaitu bijih
kromit (chromite), FeCr2O4 yang etrdapat banyak di Rusia, Afrika Selatan kira-kira 96%
cadangan dan Filipina. Sumber lain yang lebih sedikit jumlahnya yaitu krokoit (crocoite),
PbCrO4, dan oker kroma (chrome), Cr2O3. Batu-batu permata yang berwarna merah
mengandung kelumit kromium sebagai pengotor.
Pada dasarnya terdapat dua macam cara ekstraksi krokmium berdasarkan
penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan sebagai logam murni
kromium. Sebagai paduan, ferokrom dibuat dari reduksi kromit dengan batubara coke
dalam tanur listrik. Ferokrom dengan kandungan karbon rendah dapat diperoleh dari
reduksi kromit dengan menggunakan ferosilikon sebagai ganti batubara coke. Hasil
paduan Cr-Fe ini dapat digunakan langsung sebagai bahan aditif baja kromium stainless.
Persamaan reaksinya yaitu :
FeCr2O4 + C 2Cr + Fe + 4CO(g)

ferokrom

Sebagai logamnya, kromium murni dapat diperoleh melalui tahap-tahap berikut.


Pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam udara untuk
memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Kedua, peluluhan dan pelarutan Na2CrO4 dalam
air yang dilanjutkan penegndapan sebagai dikromat, Na2CrO7. Ketiga, reduksi dikromat
ini dengan karbon menjadi oksidanya, Cr2O3. Keempat, reduksi Cr2O3 dengan aluminium
melalui proses alumino termik atau dengan silikon persamaan reaksi yang terlibat yaitu :
FeCr2O4 + 2 Na2CO3 + O2(g) 2 Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s)

2 Na2CrO4(aq) + H2O Na2Cr2O7(s) + 2 NaOH

Na2Cr2O7 + 2 C Cr2O3 + Na2CO3 + CO(g)

Cr2O3 + 2 Al 2 Cr(l) + Al2O3(s)

2Cr2O3 + 3 Si 4 Cr (l) + 3 SiO2(s)

2.4 Manfaat Kromium


1. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan untuk
membentuk paduan
2. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan keras,
serta untuk mencegah korosi.
3. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud.
4. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
6. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants
7. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata dan
bentuk, karena memiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal, dan stabil
struktur Kristal
8. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa
9. digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur
volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.
10. digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa PrCrO4
11. digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warna yan kerap
digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida
yang kedalamnya dimasukkan kromium.
12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa
tiosianat (HgCNS).
13. Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada stainless
steel, chrome plating, dan keramik logam.
14. Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan seperti
cermin pada baja.
15. Kromium digunakan dalam metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan
mengkilap.
16. Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk memproduksi
batu rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan penyamakan kulit.

2.5 Senyawaan Kromium


2.5.1 Oksida Kromium
Oksida kromium bersama ion yang penting seperti Cr2O3 (hijau), CrO3-
(merah tua), CrO2 (merah kehitaman) yang sangat bermanfaat karena bersifat
feromagnetik sehingga sangat baik dalam pembuatan pita rekaman magnetik seperti
pita kaset atau video. Seperti halnya pada oksida vanadium, sifat basa oksida
hdroksida kromium menurun atau sifat asam naik dengan naiknya tingkat oksidasi.
Oleh karena itu, Cr2O3 dan Cr (OH)3 bersifat amfoterik seperti halnya oksida dan
hidroksida alumunium. Sedangkan CrO3 bersifat asam karena Cr (VI) mempunyai
jari-jari ionik pendek dan rapatan muatan tinggi sehingga mempunyai kecenderungan
yang lebih besar sebagai akseptor elektron sehingga bersifat asam.
a. Kromium (III) Oksida
Kromium (III) Oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil mengadopsi
struktur corundum dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini bersifat
semikonduktor dan antiferomagnetik dibawah 35° C.
Diperoleh dari dekomposisi termal amonium dikromat

(NH4)2Cr2O7 → Cr2O3 (s) + N2 (g) + 4H2O (g)


b. Kromium (VI) Oksida
Kromium (IV) oksida mengadopsi struktur rantai unit-unit tetrahedral CrO4 yang
bersekutu pada salah satu sudutnya. Kromium (IV) oksida diperoleh dari
penambahan asam sulfat pada larutan pekat alkali dikromat.

K2Cr2O7 (aq) + H2SO4 (aq) → 2 CrO3 (s) + K2SO4 (aq) + H2O (l)

c. Kromium (IV) Oksida


Kromium (IV) oksida diperoleh dari reduksi CrO3 secara hidrotermal dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:

CrO3 (s) + H2 (g) → CrO2 (s) + H2O (l)

2.5.2 Garam Kromium


a. Kromium (II) atau kromo

Kromium (II) oksida dan juga hidroksidanya tidak banyak dikenal. Tetapi
garamnaya seperti Kromium (II) atau kromo seperti halida dan sulfat dalam larutan
air dikenal sebagai ion [ Cr(H2O)6]²† berwarna biru namun sangat mudah teroksidasi
menjadi Crᶾ†. Sifat mudah teroksidasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menghilangkan adanya kelumit gas oksigen. Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr
(II) dalam larutan nya maupun penyimpanannya harus diusahakan terlindung dari
udara dan dilakukan dalam perlindungan atmosfer nitrogen.

Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan asam non
oksidator seperti HCl atau asam sulfat encer.

Cr (s) + 2HCl (aq) → Cr ²† (aq) + H2 (g)

b. Garam Kromium (III) atau kromi


Garam kromium (III) dalam larutan biasa dinyatakan sebagai ion
[Cr(H2O)6]ᶾ† berwarna violet. Beberapa senyawa garam kromium (III) yang
terkenal diantaranya CrCl3.6H2O, Cr2 (SO4)2.18 H2O dan tawas kromium.
Untuk CrCl3.6H2O sebagai senyawa kompleks terdapat 3 macam isomer
hidrat yang masing –masing mempunyai warna yang khas yaitu:
- Anhidrat violet [Cr(H2O)6][Cl3]
- Monohidrat hijau pucat [Cr(H2O)5Cl][Cl].H2O
- Dihidrat hijau tua [Cr(H2O)4Cl2][Cl].2H2O dimana masing- masing
mempunyai bilangan koordinasi enam
c. Garam kromium (VI)
Garam kromium (VI) merupakan turunan dari CrO3 yang dapat dijumpai
dalam bentuk 2 macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat kuning dengan
struktur tetrohedron dan dikromat merah orange dengan struktur dua tetrohedron
yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O).
Oleh karena itu, baik kromat maupun dikromat dapat dibuat dengan bahan
dasar yang sama yaitu dengan melarutkan oksida CrO3 dalam air dimana ion
kromat agak sedikit mendominasi. Jika ditambahkan basa alkali seperti NaOH
maka berdasarkan reaksi keseimbangan kromat – dikromat dapat dikristalkan
Na2CrO4. Jika ditambah Na2SO4 maka yang terjadi adalah pengendapan
Na2Cr2O7.
Sebagai peranan oksidator dikromat merupakan oksidator kuat pada
penambahan asam tetapi dikromat bukan oksidator yang baik dalam suasana basa.

Cr2O7²¯ (aq) + 14 H3O (aq) + 6e ↔ 2Crᶾ† (aq) + 21 H2O (l) E °= +1,33 V

CrO4²¯ (aq) + 4 H2O (aq) + 3e ↔Cr (OH)3(s) + 5 OH (aq) E °= -0,13 V

Ion kromat dalam larutannya diendapkan oleh ion-ion Ag†, Pb²† dan Ba²† sebagai
garam kromat yang berwarna kuning.

Ag† (aq) + CrO4²¯ (aq) ↔ Ag2CrO4(s)

d. Garam Kromil Klorida


Reaksi antara CrO3 dengan HCl membentuk senyawa okso halida yaitu kromil
klorida ( CrO2Cl2) berupa cairan merah tua dengan titik didih 117° C.

CrO3 (s) + 2 HCl ( aq) → CrO2Cl2+ H2O (l)

Kromil klorida juga dapat langsung diperoleh dari kalium dikromat yang
dicampur dengan natrium klorida kemudian mereaksikan campuran tersebut
dengan asam sulfat.
K2Cr2O7 (s) + 4 NaCl (s) + 6 H2SO4 (l) → 2CrO2Cl2+ 2 KHSO4(s) +
4NaHSO4(s) + H2O (l)
Reaksi tersebut dapat dipakai untuk menguji adanya ion klorida karena bromida
dan iodida tidak membentuk senyawa homolog. Pada pemanasan perlahan dan
hati-hati uap merah tua kromil klorida yang beracun dapat dipisahkan dan
ditampung kemudian akan terkondensasi sebagai cairan merah gelap. Jika cairan
ini ditambahkan kedalam larutan basa akan terhidrolisis menjadi kromat kuning.

CrO2Cl2 (l) + 4 OH¯(aq) → CrO4 ²¯(aq) + 2 Cl¯ (aq) + 2H2O (l)


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang
ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan
paduan logam.
2. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh
kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan
terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang
bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi
lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu
sebagai pelapis logam atau baja.
3. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Emas atau Aurum mempunyai nilai potensial reduksi yang tinggi sehingga
terdapat dalam keadaan bebas di alam. Dapat diperoleh dari proses ekstraksi
bijihnya dengan melibatkan senyawa sianida. Emas digunakan dalam kehidupan
manusia sebagai investasi, perhiasan, serta digunakan dalam bidang kesehatan
dan kecantikan.

3.2 SARAN
Sebaiknya dalam penyusunan makalah berikutnya dibuat dengan memuat lebih
banyak sumber pustaka yang digunakan sebagai acuan agar pembahasan mengenai
logam-logam ini lebih luas dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa secara lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Logam Vanadiun dan Kromium. http://coretansowel.blogspot.com/logam-


vanadium-dan-kromium.html. diakses pada 13 Maret 2018 pukul 19.45 WIB.

Mardenand–Rich. 1927. Immunotoxicology Of Environmental And Occupational Metals,


diedit oleh Judith T Zelicoff dan Peter Thomas. USA: British Library.

Nasution, A. H. dan Darwin Karyadi. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir Mineral. Jakarta : PT
Gramedia

Ryesha.2012.Vnadium(V). http://ryessha.blogspot.com/2012/unsur-vanadium.html. diakses


pada tanggal 13 Maret pukul 20.00 WIB.

Sairo, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik .Muki Kagaku,terj. Ismunandar.
Tokyo: Iwanami Shoten Publisher.
Zarlaida, Fitri. 2015. Kimia Anorganik. Banda Aceh : Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Syah Kuala.

You might also like