Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2 (Print)
MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2 (Print)
MAKALAH KIMIA ANORGANIK 2 (Print)
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Amalina Artani 4301416086
2. Farahisa Reizka Putri 4301416083
3. Jafrinta Irma R. A. 4301416095
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang diampu
oleh Ibu Nuni Widiarti, S.Pd, M.Si. Makalah ini di susun dengan penuh perjuangan dan kerja
sama antar anggota kelompok.
Dengan ini kami persembahkan sebuah makalah dengan judul “Kromium dan
Vanadium”. Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada Ibu Nuni
Widiarti selaku Dosen pengampu Kimia Anorganik 2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kedepannya. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna
perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4.Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Vanadium (V)
2.2. Kromium (Cr)
BAB 1V PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Vanadium
1. Vanadite : 3Pb3(VO4)2.PbCl2
2. Carnotite : K2O.2UO3.V2O53H2O
3. Patronite : V2S5.3CuS2
Vanadium juga terdapat dalam tanah liat, batu-batuan, batu bara, dan minyak
mentah dengan kadar kecil.
Nomor atom :23
Massa atom : 50,9414 g/mol
Densitas : 6,1 g/cm pada 20°C
Titik lebur : 1910 °C
Titik didih : 3407 °C
Isotop :5
Energi ionisasi : 649,1 kJ/mol
pertama
Energi ionisasi kedua : 1414 kJ/mol
Energi ionisasi ketiga : 2830 kJ/mol
Energi ionisasi : 4652 kJ/mol
keempat
1.2 Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
a) Sifat Kimia Unsur Vanadium
1. Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam
sulfat.
2. Vanadium sukar larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan
HNO3.
3. Vanadium tidak bereaksi secara kimia, kecuali dengan asam panas.
4. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di
permukaannya.
5. Dipanaskan dalam H2 (tanpa gas lain) pada 1100 º C membentuk vanadium
hidrida yang stabil.
6. Logam ini reaktif dalam keadaan dingin, bila dipanaskan terbentuk V2O
(coklat), dipanaskan terus terbentuk V2O3(hitam), V2O4 (biru), akhirnya
V2O5 (orange). Logam ini terbakar dengan nyala terang dengan oksigen.
7. Bila dipanaskan dengan Cl2 kering terbentuk VCl4.
8. Logam ini tidak bereaksi dengan air brom, HCl/dingin, melepaskan H2
dengan HF dan membentuk larutan hijau.
9. Vanadium memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, yaitu +1, +2, +3, +4,
+5.
10. Bilangan oksidasi yang paling stabil yaitu +4.
11. Tingkat oksidasi yang paling umum dari vanadium adalah +3.
12. Vanadium memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsure
yang sangat elektronegatif seperti O dan F.
13. Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), vanadium tidak lagi
membentuk ion sederhana. Sebaliknya vanadium akan membentuk senyawa
kovalen atau ion poliatom. Oleh karena itu, Vanadium bersifat oksidator
yang baik.
14. Vanadium membutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-
elektron karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak.
15. Vanadium memiliki electron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital di
sub kulit d-nya. Hal ini menyebabkan unsur ini mudah tertarik ke medan
magnet luar.
16. Vanadium termasuk paramagnetik yaitu sifat zat yang dimiliki zat yang
mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan.
b) Sifat Fisika Unsur Vanadium
1. Simbol : V
2. Berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat
renggang.
3. Berupa fasa padat.
4. Radius Atom : 1.34 Å
5. Massa Atom : 50.9415
6. Titik Didih : 3680 K
7. Massa Jenis : 6.11 g/cm3
8. Konduktivitas Listrik : 4 x 106 ohm-1cm-1
9. Elektronegativitas : 1.63
10. Konfigurasi Elektron : [Ar]3d3 4s2
11. Formasi Entalpi : 22.8 kj/mol
12. Potensial Ionisasi : 6.74 V
13. Titik Lebur : 2163 K
14. Bilangan Oksidasi : 5,4,3,2
15. Entalpi Penguapan: 446.7 kj/mol
16. Jari-jari van der waals : 0.134 nm
17. Jari-jari ionik : 0.074 nm (+3), 0.059 (+5)
18. Isotop : 5
19. Energi ionisasi pertama = 649,1 kJ.mol -1
20. Energi ionisasi kedua = 1414 kJ.mol -1
21. Energi ionisasi ketiga = 2830 kJ.mol -1
22. Energi ionisasi keempat = 4652 kJ.mol -1
23. Elektronik shell = [Ar] 3d3 4s2
1.3 Ekstraksi Vanadium
Cara mendapatkan vanadium diantaranya dengan cara ekstraksi dari beberapa
senyawa, yaitu :
a. Dari vanadite
Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
1. Pemisahan PbCl2
Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap,
dioxovandium chlotida (VO2Cl) tetap dalam larutan.
2. Pembuatan V2O5
Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan
dengan NH3, sehingga terbentuk NH4VO3 yang biladipanaskan akan
terbentukV2O5.
3. ReduksiV2O5
V2O5 direduksi dengan Ca pada 900–950ºC untuk memperoleh vandium
murni (Mardenand–Rich,1927).
b. Dari carnotite
1. Pembuatan sodiumortho vanadate
Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan
didinginkan makadidapat Na3VO4.
2. Pembuatan V2O5
Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3,
sehingga terbentuk NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan
untuk mendapatkan V2O5.
3. ReduksiV2O5
Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
1.4 Pembuatan Logam
Logam ini sangat sulit diperoleh dalam keadaan murni sebab titik cair yang
tinggi dan reaktivitas terhadap O2, N2 dan C pada suhu tinggi. Vanadium ±99% dapat
diperoleh dengan mereduksi V2O5 dengan Al (prosesthermit). Vanadium murni
diperoleh dengan mereduksi VCl3dengan Na atau dengan H2 pada suhu 900º C. VCl3
diperoleh dari reaksi V2O5 dengan S2Cl2 pada 300ºC. Reduksi VCl4 dengan Mg dapat
memperoleh 99,3% vanadium.
1.5 Aliase Vanadium
1. Ferro vanadium
2. Cupro vanadium
Keduanyadibuatdengan mereduksi vanadium oksida yang dicampur dengan
oksida logam Fe atau Cu dengan karbon dalam electric furnace.
3. Nikelo vanadium, dibuat dengan pemanasan campuran V2O5 + NiO.
4. Obalto vanadium, dibuat dengan mencampur endapan (dari reaksi larutan Na-
vanadate dengan cobalto sulphate) denganNa2CO3 dalam electric furnace.
1.6 Penggunaan dan bahaya Vanadium
Penggunaan Vanadium dalam Kehidupan sehari- hari :
Sebagian besar vanadium (sekitar 80 %) digunakan sebagai
ferrovanadium atau sebagai aditif baja.
Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam
mesin jet dan rangka pesawat.
Paduan vanadium dengan baja digunakan dalam as roda, poros engkol,
roda gigi, dan komponen penting lainnya.
Paduan vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini
memiliki kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.
Bahaya Vanadium:
Bahaya kesehatan yang berhubungan dengan vanadium tergantung pada keadaan
oksidanya. Beberapa dampaknya sebagai berikut :
Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, naman pekerja yang terpapar
debu vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan parah.
Vanadium elemental dapat teroksidasi menjadi vanadium pentoksida selama
pengelasan, yang bersifat lebih beracun daripada bentuk elemental. Paparan
kronis pada debu dan assap dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, saluran
pernapasan seperti radang trakea dan bronkus, edema paru-paru dan keracunan
sistenik.
Penyerapan vanadium oleh manusia, terutama terjadi melalui makanan, seperti
gandum, kacang, kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, apel dan telur.
Dapat mempengaruhi kesehatan ketika diserap dalam jumlah terlalu tinggi.
Vanadium dapat menghambat enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak
secara neirologis.
Vanadium dapat memicu perubahan DNA dalam beberapa kasus tetapi tidak
sampai menyebabkan kanker pada hewan.
1.7 Senyawa-senyawa Vanadium
Vanadium membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +5, +4, +3 dan +2.
Senyawa dengan bilangan oksidasi rendah merupakan reducing agent, bersifat unik
dan berwarna.
1. Senyawa V+5 (yang tidak berwarna) direduksi dengan reduktor yang sesuai
terjadi perubahan sebagai berikut :
VO3- → VO+2 → V+3 → V+2
Meta vandate (ion tak berwarna, V+5)
Ion vanadyl (biru, V+4)
Ion vanado (violet)
a) Vanadium pentoksida ( V2O5)
Dibuat dari :
Oksidasi / pemanggangan logam atau oksidanya dengan
bilangan oksidasi rendah. V2O5 sebagai hasil akhir.
Hidrolisa VOCl3.
Pemanasan amonium vanadate.
b) Vanadium pentaflourida, VF5.
Senyawa ini dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat dengan
pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C.
Senyawa ini sangat mudah larut dalamair atau pelarut organik.
c) Vanadium oxitri khlorida ( VOCl3)
Senyawa ini dibuat dengan melewatkan Cl2 kering pada VO3 yang
dipanaskan. Senyawa ini berwarna kuning beningdengan titik didih
127° C.
d) Vanadium penta sulfida (V2S5)
Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium
trisulfida, dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C.senyawa ini berupa
bubuk hitam.
2. Senyawa V+4.
Senyawa – senyawa dengan bilangan oksidasi +4 ini sangat stabil, mudah
dibuat.
a) Vanadium titroksida, V2O4 atau VO2.
Dibuat dengan pemanasan campuran vanadium trioksida dan vanadium
pentoksida tanpa udara dengan jumlah molar yang sama. Senyawa ini
berbentuk kristal biru tua, mudahlarut dalam asam atau basa.
b) Vanadium titraflourida, VF4.
Dibuat dari reaksi HF anhidrid dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai
suhu – 28°C dan meningkat secara lambat sampai 0°C. Flourida ini
berupa bubuk kuning kecoklatan, larut dalam air membentuk larutan
berwarna biru.
3. Senyawa vanadil.
Senyawa ini berisi kation vanadil (VO+2) dimana bilangan oksidasinya +4,
bersifat unik, berwarna biru. Vanadil klorida dibuat dari hidrolisa VCl4
4. Senyawa V+3.
a) Vanadium trioksida, V2O3.
Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O3 bersifat basa,
larut dalam asam memberikan ion hezaquo, V(H2O)63+.
b) Vanadium halida dan oxihalida.
Vanadium triflourida, VF3.3H2O dibuat bila V2O3 dilarutkan HF.
Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3, sedang VI3 tidak dikenal.
Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Keduanya
tak larut dalam air tetapi larut dalam asam.
5. Senyawa V+2.
Senyawa – senyawa V+2 berwarna dan paramagnetik ion V+2 merupakan
reduktor kuat. Larutan encer V+2 (violet) mereduksi air membebaskan H2.
V+2 + H+ → V+3+ ½ H2
(violet) (hijau)
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan
keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium ditemukan
dalam bentuk bijih kromium, khususnya dalam senyawaPbCrO4 yang berwarna merah.
PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak.
Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik
leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan
terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat
nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut.
Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis
logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga menghasilkan warna yang
mengkilat sehingga memeberikan manfaat tambahan yaitu sebagai fungsi yang
dekoratif.
K2Cr2O7 (aq) + H2SO4 (aq) → 2 CrO3 (s) + K2SO4 (aq) + H2O (l)
Kromium (II) oksida dan juga hidroksidanya tidak banyak dikenal. Tetapi
garamnaya seperti Kromium (II) atau kromo seperti halida dan sulfat dalam larutan
air dikenal sebagai ion [ Cr(H2O)6]²† berwarna biru namun sangat mudah teroksidasi
menjadi Crᶾ†. Sifat mudah teroksidasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menghilangkan adanya kelumit gas oksigen. Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr
(II) dalam larutan nya maupun penyimpanannya harus diusahakan terlindung dari
udara dan dilakukan dalam perlindungan atmosfer nitrogen.
Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan asam non
oksidator seperti HCl atau asam sulfat encer.
Ion kromat dalam larutannya diendapkan oleh ion-ion Ag†, Pb²† dan Ba²† sebagai
garam kromat yang berwarna kuning.
Kromil klorida juga dapat langsung diperoleh dari kalium dikromat yang
dicampur dengan natrium klorida kemudian mereaksikan campuran tersebut
dengan asam sulfat.
K2Cr2O7 (s) + 4 NaCl (s) + 6 H2SO4 (l) → 2CrO2Cl2+ 2 KHSO4(s) +
4NaHSO4(s) + H2O (l)
Reaksi tersebut dapat dipakai untuk menguji adanya ion klorida karena bromida
dan iodida tidak membentuk senyawa homolog. Pada pemanasan perlahan dan
hati-hati uap merah tua kromil klorida yang beracun dapat dipisahkan dan
ditampung kemudian akan terkondensasi sebagai cairan merah gelap. Jika cairan
ini ditambahkan kedalam larutan basa akan terhidrolisis menjadi kromat kuning.
3.1 KESIMPULAN
1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang
ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan
paduan logam.
2. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh
kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan
terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang
bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi
lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama kromium yaitu
sebagai pelapis logam atau baja.
3. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Emas atau Aurum mempunyai nilai potensial reduksi yang tinggi sehingga
terdapat dalam keadaan bebas di alam. Dapat diperoleh dari proses ekstraksi
bijihnya dengan melibatkan senyawa sianida. Emas digunakan dalam kehidupan
manusia sebagai investasi, perhiasan, serta digunakan dalam bidang kesehatan
dan kecantikan.
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam penyusunan makalah berikutnya dibuat dengan memuat lebih
banyak sumber pustaka yang digunakan sebagai acuan agar pembahasan mengenai
logam-logam ini lebih luas dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa secara lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, A. H. dan Darwin Karyadi. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir Mineral. Jakarta : PT
Gramedia
Sairo, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik .Muki Kagaku,terj. Ismunandar.
Tokyo: Iwanami Shoten Publisher.
Zarlaida, Fitri. 2015. Kimia Anorganik. Banda Aceh : Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Syah Kuala.