Professional Documents
Culture Documents
Bab 1 As Urat
Bab 1 As Urat
Bab 1 As Urat
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
114170078
FAKULTAS KEDOKTERAN
CIREBON
2017
LEMBAR PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN
Telah disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) yang
berjudul
perbandingan efektivitas ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.)
dengan jus buah kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kadar asam urat pada
tikus putih hiperurisemia.
Penulisan laporan hasil penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk kelulusan blok Academic Writing di Fakultas Kedokeran
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Saya menyadari sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak serta penyusunan sampai dengan terselesaikannya
proposal pengajuan penelitian ini. Bersama ini saya menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Mohon maaf apabila
terdapat kekurangan dalam proposal pengajuan penelitian ini. Semoga
penelian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Daftra Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
Veronika Yanik Efek pemberian ekstarak Penelitian ini merupakan Kelompok 1 (kontrol positif)
,2009 etanol daun talok jenis penelitian eksperimen Allopurinol 5,04 mg / 200 g
(Muntingia calabura L.) menggunakan Rancangan BB / hari, kelompok II
terhadap kadar asam Penelitian Acak Lengkap (kontrol negatif) CMC 0,1% 6
urat serum tikus putih (RAL) data dianalisis dengan Ml / hari, kelompok III, IV, V,
(Rattus norvegicus L.) uji statistik varian (ANOVA) VI perlakuan Ekstrak etanol
galur wistar dari daun talok dari 54,
hiperurikemia 82,122, 182 mg / 200 g BB /
hari.. Dalam penelitian
tersebut, dosis yang paling
efektif untuk menurunkan
kadar asam urat serum adalah
182 mg / 200 g BB / hari.
Raynalda Pengaruh Ekstrak Etil Penelitian ini bersifat Ekstrak daun kersen
Chriesmart, 2016 Asetat Daun Kersen eksperimental laboratorik (Muntingia calabura) dosis
(Muntingia calabura L.) dengan post test only control 12,74mg/20gBB,
terhadap Kadar Asam group design. 25,48g/20mgBB dan
Urat Darah pada Mencit 50,96mg/20gBB mempunyai
Putih (Mus muculus) aktivitas menurunkan kadar
Jantan Galur Swiss asam urat darah pada mencit
Model Hiperurisemi putih jantan yang diinduksi
dengan kafein dan jus hati
ayam peroral
Pada penelitian ini yang akan dikaji adalah mengenai perbandingan
efektivitas ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) dengan jus buah
kersen (Muntingia calabura L.) terhadap kadar asam urat tikus putih
hiperurisemia, sedangkan yang membedakan dengan penelitian sebelumnya
hanya menggunakan salah satu dari ekstrak daun kersen dan jus buah kersen
tanpa dibandingkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Hipeurisemia
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
asam urat serum di atas normal. Pada sebagian besar penelitian
epidemiologi, disebut sebagai hiperurisemia jika kadar asam urat
serum orang dewasa lebih dari 7,0 mg/dl pada laki - laki dan lebih dari
6,0 mg/dl pada perempuan.(10,11)
Gambar 1 Purine
Asam urat dapat diabsorbsi melalui mukosa usus dan
dieksresikan melalui urin. Pada manusia, sebagian besar
purin dalam asam nukleat yang dimakan langsung diubah
menjadi asam urat, tanpa terlebih dahulu digabung dengan
asam nukleat tubuh.(17)
2.1.3.1. Taksonomi
Taksonomi buah kersen adalah sebagai berikut(22)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Elaeocarpaceae
Genus : Muntingia
Spesies : Muntingia calabura L.
2.1.4. Allopurinol
Allopurinol berguna untuk mengobati penyakit pirai karena
enurunkan kadar asam urat.pengobatan jangka panjang mengurangi
frekuensi serangan, menghambat pembentukan tofi, memobiliasi asam
urat dan mengurangi besarnya tofi. Mobilisasi asam urat ini dapat
ditingkatkan dengan memberikan urikosorik. Obat ini terutama
berguna untuk pengobatan pirai kronik dengan insufisiensi ginjal,
tetapi dosis awal harus dikurangi. Beberapa dengan probenesid, efek
allopurinol tidak dilawan oleh salisilat, tidak berkurang pada
insufisiensi ginjal dan tidak menyebabkan batu urat. Allopurinol
bergua untuk pengobatan pirai sekunder akibat polisitemia vera,
metaplasia mieloid, leukimia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat
obat, dan radiasi. Obat ini bekerja dengan menghambat xantin
oksidase, enzim yang engubah hipoxantin menjadi xantin dan
selanjutnya menjadi asam urat. Melalui mekanisme umpan balik
allopurinol menghambat sintesis purin yang merupakan prekursor
xantin, Allopurinol mempunyai bioavabilitas 49–53% dalam tubuh
dan di metabolisme di hati.(7) Allopurinol mengalami biotransformasi
oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya
lebih panjang dari pada allopurinol, itu sebabnya allopurinol yang
masa paruhnya pendek cukup diberikan satu kali sehari.(27)
Efek samping dari allopurinol yang biasa terjadi yaitu reaksi alergi
pada kulit yaitu timbul kemerahan pada kulit. Reaksi alergi lainnya
yang juga sering terjadi adalah demam, menggigil, leukopenia atau
leukositosis, eosinofilia, atralgia,dan pruritus. Efeksamping lainnya
yang kadang terjadi yaitu gangguan saluran cerna. Dosis untuk
penyakit pirai ringan 200-400 mg sehari, 400-600 mg sehari untuk
yang lebih berat.(27)
2.1.5. Ekstraksi
Ekstraksi adalah metode pemisahan senyawa dari campurannya
dengan menggunakan pelarut atau metode penarikan kandungan
senyawa kimia metabolit sekunder dari bagian tumbuhan dengan
menggunakan pelarut - pelarut yang sesuai. Dalam pemilihan pelarut
pengekstraksi berlaku prinsip polar loves polar dan non polar loves
non polar, artinya bila kita akan mengekstraksi senyawa non polar,
harus digunakan pelarut non polar dan bila kita akan mengekstraksi
senyawa polar harus digunakan pelarut polar. Contoh pelarut polar
adalah air, metanol, dan etanol, pelarut semi polar misalnya aseton,
dan etil asetat, serta pelarut non polar yang umum digunakan adalah
normal heksana, eter minyak tanah, kloroform, dan diklorometana.
Dalam pustaka - pustaka sering dinyatakan ekstraksi dengan benzena
atau kloroform atau karbon tetraklorida sebagai pelarut non polar,
tetapi kini benzena, kloroform, dan karbon tetraklorida mulai
ditinggalkan karena sifat hepatotoksiknya yang tinggi. Ekstraksi
dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi cara
dingin dan ekstraksi cara panas.(28)
Hiperurisemia
1. Yang diteliti :
2. Yang tidak diteliti :
2.3. Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
2.4. Hipotesis
1. Pemberian ekstrak daun kersen berpengaruh terhadap kadar asam urat
2. Pemberian jus buah kersen berpengaruh terhadap kadar asam urat.
3. Pengaruh jus buah kersen lebih baik dibandingkan dengan pengaruh
ekstrak daun kersen terhadap kadar asam urat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah Patologi Klinik dan Farmakologi.
Variabel Terikat: Mengukur kadar asam urat Pengambilan Normal 1,7 - Rasio
Kadar Asam Urat yang telah diberi pakan darah pada 3mg/dl
tinggi purin baik pada arteri orbitalis Hiperurisemia
kelompok kontrol dan kemudian > 3mg/dl
perlakuan setelah diberi diukur dengan
ekstrak daun kersen dan jus alat
buah kersen. Spektrofoto
meter
3.7.1.1. Alat
Alat yang akan digunakan untuk pembuatan ekstrak daun
kersen adalah beaker glass, gelas ukur, lumpang,stamfer,
sudip, corong pisah, tabung maserasi, rotary evaporator,
timbangan analitik, kabinet drayer, kandang tikus, pipet tetes,
jarum oral, spatel, tabung reaksi, rak tabung reaksi, kaca
arloji, sonde, label, gunting bedah.
Alat yang akan digunakan untuk pembuatan jus buah
kersen adalah timbangan hewan, timbangan analitik, pipet
tetes, jarum oral, gelas ukur, becker glass, cawan penguap,
gunting bedah, juicer, refraktometer abbe, buret.
3.7.1.2. Bahan
Bahan untuk membuat ekstrak daun sirsak adalah: etanol
70%, daun kersen, pakan standar, pakan tinggi purin, tikus
putih jantan.
Bahan untuk pembuatan jus buah kersen adalah: aquadest,
buah kersen, tikus putih jantan, pakan standar, pakan tinggi
purin.
selama 2 minggu
Analisis Data
3.9. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara statistikdengan uji normalitas
yaitu dengan uji Shapiro-Wilk karena sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 24 ekor (<50) untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh distribusinya normal atau tidak. Kemudian di lanjutkan
melakukan uji hipotesis apabila distribusi datanya normal menggunakan T
berpasanagan dengan Paired T test. Apabila distribusi datanya tidak normal
mengunakkan Wilcoxon. Selanjutnya dilakukan uji one way annova untuk
mengetahui dosis efektif dan dilanjutkan dengan uji LDS (least Significant
differences). Apabila datanya tidak normal dilakukan uji Kruskall –Wallis
dilanjutkan dengan uji post hoc Mann-Whitney.Untuk interpretasi hasil dari
uji normalitas berdasarkan nilai P yaitu P > 0,05 artinya bermaknal apabila
P < 0.05 berarti tidak bermakna, dan untuk uji hipotesis berdasarkan nilai P
yaitu P < 0.05 berarti bermakna sedangkan P > 0,05 berarti tidak bermakna.