ACARA 1petro

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, bagian dalam

maupun apek-aspek yang ada dipermukaan bumi, banyak bidang ilmu yang

mencangkup dalam ilmu geologi. Salah satu bidang ilmu tersebut adalah

petrologi.

Petrologi merupakan bidang khusus yang membahasa tentang batuan,

mulai dari proses pembentukan sampai terbentuknya, kondisi dari batuan yang

terbentuk dari berbagai aspek. Mineral merupakan salah satu unsur pembentuk

dari batuan itu sendiri yang memiliki ciri khas yang berbeda, dengan dilihat pada

ciri fisik serta kimia dari mineral yang didapatkan.

Sesuai dengan teori tentang Mineral pada umumnya, maka praktikum

dibuat untuk membuat lebih memahami bagaimana mengenali mineral pada

batuan yang didapati.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini untuk memperkenalkan jenis-jenis mineral

yang terdapat pada batuan. Tujuan dari praktikum acara pengenalan mineral yaitu:

1. Untuk dapat mengetahui nama mineral yang di deskripsi.

2. Untuk mengidentifikasi asosiasi dan kegunaan mineral.


1.3 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Sampel mineral

2. HCL

3. ATM (Alat Tulis Menulis)

4. Alat uji kekerasan.

5. Buku Rocks and Minerals

6. Penuntun

7. Lembar kerja Praktikan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mineral

Mineral ialah suatu zat padat homogen yang terjadi dialam (terjadi secara

alamiah) dengan memiliki suatu komposisi kimia tertentu yang umumya tidak

menentu dan memiliki susunan atom yang tertatur. Biasanya terbentuk dengan

cara anorganik. Mineral terdiri dari suatu zat padat (solid), yang secara fisika

dapat dibagi lagi menjadi senyawa yang lebih sederhana. (Eddy dkk, 1984).

2.2 Golongan Dalam Mineral

Terdapat ribuan mineral yang telah ditemukan dialam, tetapi tidak semua

minera yang telah ditemukan memiliki penyebaran yang luas sehingga dianggap

memiliki nilai yang ekonomis. Klasifikasi terhadap mineral dibagi berdasarkan

komposisi kimia dan juga struktur atom pembentuk mineral. Berdasarkan kedua

haltersebut mineral dibagi menjadi 8 golongan yaitu:

a. Native Element

Golongan Native Element atau unsur murni merupakan kelas mineral yang

dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia (homovalensi).

Mineral golongan ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk

utamanya. Native Element dibagi menjadi dua bagian umum:

- Metal dan element intermetalic (logam), contohnya emas, perak, dan

tembaga.
Gambar 2.1 Emas Gambar 2.2 Perak

Gambar 2.3 Tembaga


- Semimetal dan non metal (bukan logam), contohnya anthyimony,

bishmuth, graphite, dan sulfur. (Simon dkk, 1977)

Gambar 2.4 Bishmuh Gambar 2.5 Graphite

Gambar 2.6 Sulfur

b. Mineral Sulfida

Golongan Sulfida merupakan kelas mineral hasil persenyawaan langsung

antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga,
timbal, seng, dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai

bahan yang mempunyai nilai yang ekonomis, atau bijih, seperti Chalcopyrit,

Pyrit,Galena, dan Spalerit.

Gambar 2.7 Pyrite Gambar 2.8 Calcopyrite

Gambar 2.9 Galena

c. Mineral Halida

Golongan Halida merupakan golongan mineral dengan persenyawaan

kimiawi yang dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur yang

bersifat Halogen. Golongan Halogen ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion

haloge elektronegatif, seperti: Cl,Br,F,Br,I. Contoh mineral adalah Halit (NaCl)

dan Flourite (CaF2).


Gambar 2.10 Apatite Gambar 2.11 Flourite

d. Mineral Oksida

Golongan Oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara

oksigen dan unsur tertentu. Susunannya sederhana, mineral oksida umumnya

lebih keras dibanding dengan semua golongan mineral kecuali silikat. Unsur

paling utama pada oksida adalah besi, chrome, mangan, timah, dan alumunium.

Berikut mineral-mineral umum oksida adalah Korundum (Al2O3) dan Magnetite

(Fe3O4).

Gambar 2.12 Korundum Gambar 2.13 Magnetite

e. Mineral Hidroksida

Golongan Hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan

unsur-unsur tertentudengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga

terkait dengan pengikatan dengan air. Unsur utamanya umunya unsur logam.

Beberapa contoh dari mineral hidroksida Limonite (Fe2O3.H2O).


Gambar 2.14 Limonite

f. Mineral Sulfat

Golongan Sulfat adalah kelompok mineral yang memiliki ciri khas

memiliki komposisi kimia kimia yang berkation sulfur yang berikatan dengan 4

anion Oksigen membentuk (SiO4) yang berkombinasi dengan unsur logam

ataupun unsur semilogam membentuk mineral sulfat. Daerah pembentukan dari

mineral sulfat terjadi di daerah evaporitik atau daerah penguapan yang memiliki

kadar air yang tinggi, kemudian dengan berlahan-lahan menguap sehingga

formasi sulfat dan halida bereaksi. Contoh mineral sulfat ialah Gypsum, Anhidrite.

Gambar 2.15 Gypsum

g. Mineral Fosfat

Golongan fosfat merupakan salah satu grup mineral non-silikat yang

memiliki anion PO4 dan biasanya berikatan dengan kation logam. Berikut

beberapa contoh Apatite dan Lazulite.


Gambar 2.16 Apatite

2.3 Sifat Fisik Mineral

Dalam ketentuan penentuan mineral dilihat dari sifat fisik dengan meiliki

batanya tersendiri, sehingga mineral memiliki sifat fisik yang berbeda. Sifat fisik

yang ditentukan ialah warna, kilap, bentuk, cerat, belahan, pecahan, kekerasan,

sifat dalam (tenacity), berat jenis, kemagnetan, derajat kejernihan (Diaphaneity).

(Budi, 2005)

a. Warna

Warna mineral adalah warna yang dilihat oleh mata bila mineral tersebut

terkena cahaya, warna dibedakan menjadi dua, warna lapuk dan warna segar.

b. Kilap

Kilap mineral merupakan kesan yang dilihat dari hasil pantulan cahaya

oleh bidang mineral. Dibedakan menjadi dua yaitu:

- Kilap logam memiliki sifat yang kesan yang dihasilkan oleh pantulan

sinar seperti logam. Contoh Pyrite.

- Kilap non logam yang dihasilkan dari mineral yang umunya tidak

mengandung unsur logam. Yaitu:

1. Kilap kaca, pantulannya seperti kaca.

2. Kilap intan, pantulannya seperti intan.


3. Kilap mutiara, pantulannya seperti mutiara.

4. Kilap sutra, terdapat pada mineral-mineral yang memiliki struktur

berserat.

5. Kilap lemak, pantulannya seperti lemak.

6. Kilap damar, memiliki kesan seperti damar.

c. Bentuk Mineral

Bentuk mineral adalah bentuk tertentu yang diperhatikan dari mineral

yang bersifat tunggal atau berupa kumpulan. Dibawah ini bentuk-bentuk mineral:

- Granular mineral yang kenampakkan butirannya mempunyai dimensi

yang sama

- Acicular berbentuk jarum.

- Globular berbentuk menyerupai balon.

- Massive berbentuk bidang yang tidak teratur dan juga padat.

- Prismatik berbentuk menyerupai bangun 3 dimensi.

- Lammelar berbentuk seperti piringan-piringan tipis.

- Bladed berbentuk pipih dan memanjang.

- Kubik berbentuk seperti balok.

d. Cerat

Cerat atau warna goresan adalah warna yang dihasilkan bilamana mineral

dalam bentuk yang halus.


e. Belahan

Belahan adalah salah satu sifat fisik pada mineral yang membelah pada

bidang yang rata, pada umunya tidak semua mineral memiliki sifat ini. Belahan

dibagi menjadi: Sempurna, baik, jelas, tidak jelas, tidak sempurna.

f. Pecahan

Merupakan permukaan dari mineral yang terbentukakibat pecahan suatu

mineral yang umumnya tidak beraturan sehingga adanya tekanan yang melebihi

batas plastis mineral tersebut. Pecahan terbagi atas:

- Pecahan concoidal, dimana pecahan seperti kulit bawang.

- Hackly, pecahan berupa bei tajam-tajam.

- Uneven, permukaan kasar dan tidak beraturan.

- Even, permukaan agak kasar tetpi kecil-kecil, dan masih mendekati dari

bidang datar.

g. Kekerasan

Kekerasan merupakan sifat yang ditentukan oleh usunan atom-atom, dan

umumnya dilihat dari daya tahan permukan mineral terhadap goresan.


Tabel 2.1 Skala mosh

h. Sifat dalam (Tenacity)

Sifat dalam atau tenacity merupakan sifat yang beruaha untuk

mematahkan, memotong , atau menghancurkan. Dibedakan menjadi berikut:

- Brittle atau rapuh.

- Melleable atau mudah ditempah.

- Sectile dapat diiris dngan piau dengan irian yang rapuh.

- Fleksible dapat dibengkokkan tanpah patah tetapi tidak kembali

menjadi semula.

- Elastis dapat dibengkkkan dan dapat kembali menjadi bentuk yang

semula.

- Ductile merupakan mimeral yang dapat ditarik ulur.

i. Berat Jenis

Berat jenis merupakan pertimbangan antara berat diudara terhadap

volumenya.
j. Kemagnetan

Kemagnetan merupakan sifat daya tarik terhadap suatu mineral.

Dibedakan menjadi beberapa:

- Ferromagnetik merupakan sifat mneral yang mudah ditarik oleh

magnet.

- Diamagnetik merupakan sifat mineral yang yang tidak dapat tertarik

oleh magnet.

- Paramagnetik merupakan ifat mineral yang dapat menarik tetapi dengan

daya yang lemah.

k. Derajat Kejernihan

Derajat kejernihan adalah kemampuan dari mineral untuk menyalurkan

cahaya yang masuk kedalam mineral. Dibagi sebagai berikut:

- Opaq tidak dapat menyalurkan cahaya, umunya pada mineral logam.

- Translucent dapat menyalurkan cahaya tetapi dalam kapasitas yang

terbatas.

- Transparan dapat dengan mudah menyalurkan cahaya.

2.4 Mineral pada batuan

Dalam setiap batuan pasti memiliki mineral yang terkandung didalamnya.

Berikut ini mineral-mineral yang terdapat pada setiap jenis batuan: (Tim penyusun

olimpiade Kebumian, 2012)

a. Batuan beku

Pada batuan beku dapat ditemukan banyak mineral, karena proes

pembentukan batuan beku yang dapat menunjukkan beragam jenis mineral.


Mineral yang dapat ditemukan pada batuan beku contohnya kuarsa, hornblende,

botit, feldspar, dan lainnya.

b. Batuan Sedimen

Pada batuan sedimen dapat ditemukan beberapa mineral sebagai penciri

dari batuan sedimen. Contohnya kuarsa, zircon, apatite, dolomite, dan mineral-

mineral lainnya.

c. Batuan metamorf

Pada batuan metamorf dapat ditemukan beberapa mineral sebagai penciri

dari batuan metamorf. Contohnya olivine, albit, sanidine, kuara, magnetit, dan

masih banyak yang lainnya.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sampel Pengenalan Mineral

Dalam praktikum yang telah dilakukan terdapat lima sampel mineral yang

telah diamati dan dekripsi pada laboratorium yaitu Biotit, Oroklas, Muskovit,

Kwarsa, dan Limonit.

3.1.1 Sampel 1

Gambar 3.1 Sampel 1

Pada sampel nomor 1 dengan nomor peraga 18 memiliki warna lapuk dan

warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna cokelat dan warna segarnya

berwarna hitam. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat hitam. Dimana cerat

yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk

halus. Sedangkan kilapnya kaca, dimana kilap yaitu kesan yang kita dapatkan

dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral tersebut

memiliki belahan yang sempurna. Dimana belahan adalah kenampakan mineral

berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata

dan licin. Pecahan mineral tersebut adalah even. Memilki kekerasan <2,5, dengan

berat jenis 2,7-3,3 gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik. Diamagnetik

yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Dengan derajat kejernihan
opaq. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika mineral tersebut mudah

hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada mineral tersebut

memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia silikaan. Dari sifat fisik

diatas, maka mineral tersebut dikelompokkan dalam golongan mineral Silikat (

Filosilikat ) dengan nama mineral Biotite.

Genesa atau proses pembentukannya yaitu terbentuk dari hasil kritalisasi

magma pada suhu 800ºC. Terdapat pada batuan beku seperti gabro dan diorite,

pada baruan sedimen seperti barupasir, pada batuan metamorf seperti gneiss dan

schist.

Mineral ini berasosiasi dengan mineral Kuarsa, feldspar, apatit, kalsit,

muscovite, klorit, albit, alamandine, staurolit, kyanite, silimanite, hornblende dan

garnet.

Adapun kegunaan dari mineral biotite yaitu digunakan sebagai lapisan permukaan

pada industry aspal, sebagai pengisi inert dan media cetakan, sebagai pengisi dan

extender dalam cat, sebagai aditif untuk lumpur pengeboran dan dihgunakan

sebagai koleksi ilmuan.

2.1.2 Sampel 2

Gambar 3.2 Sampel 2


Pada sampel nomor 2 dengan nomor peraga 19 memiliki warna lapuk dan

warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna hitam dan warna segar juga

berwarna hitam. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat hitam. Dimana cerat

yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk

halus. Sedangkan kilapnya logam, dimana kilap yaitu kesan yang kita dapatkan

dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral tersebut

tidak memiliki belahan. Dimana belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan

kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin.

Pecahan mineral tersebut adalah konkoidal. Memilki kekerasan 6 dalam skala

mohs dengan berat jenis 2,55-2,63 gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu

diamagnetik. Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet.

Dengan derajat kejernihan opaq. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu

jika mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk.

Pada mineral tersebut memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia

silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut dikelompokkan dalam

golongan mineral Silikat dengan nama mineral Ortoklas.

Mineral ini berasosiasi dengan mineral Kwarsa, muscovite, dan plagioklas

feldspar.

Adapun kegunaan dari mineral ortoklas yaitu digunakan dalam berbagai

proporsi sambil membuat porselen dan gerabah. Mineral ini juga digunakan di

ubin dinding dan lantaai keramik, pembuatan kaca sefrta digunakan dalam

industry kimia.
2.1.3 Sampel 3

Gambar 3.3 Sampel 3

Sampel nomor 3 dengan nomor peraga 24 memiliki warna lapuk dan

warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna abu-abu kecokelatan dan warna

segar juga berwarna kuning keemasan. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat

putih. Dimana cerat yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam

bentuk bubuk halus. Sedangkan kilapnya logam, dimana kilap yaitu kesan yang

kita dapatkan dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral

tersebut memiliki belahan yang sempurna. Dimana belahan adalah kenampakan

mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan

yang rata dan licin. Pecahan mineral tersebut adalah uneven. Memilki kekerasan

<2,5 dengan berat jenis 2,8-2,9gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik.

Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Dengan

derajat kejernihan translucent. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika

mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada

mineral tersebut memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia

silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut dikelompokkan dalam

golongan mineral Silikat dengan nama mineral Muskovit.

Genesa atau proses pembentukannya yaitu dapat terbentuk pada

lingkungan batuan beku, pegmatit (dalam pegmatite granit), lingkungan


metamorfik berderajat rendah dan menengah (dalam sekis dan genes), atau pada

lingkungan sedimen. Muskovit terbentuk dari pendinginan magma pada suhu

rendah sekitar 600ºC-700ºC.

Mineral ini berasosiasi dengan mineral kuarsa, hornblende, feldspar

(dalam granite), amphibole (dalam gneiss), grafit dan hornblende (dalam sekis).

Adapun kegunaan dari mineral muskovit yaitu dipakai dalam pembuatan

alat-alat listrik, kertas dinding, bahan isian (filter), minyak pelumas dan material

tahan panas dan sebagai bahan pembuat karet.

3.1.4 Sampel 4

Gambar 3.4 Sampel 4

Pada sampel nomor 4 dengan nomor peraga 4 memiliki warna lapuk dan

warna segar. Dimana warna lapuknya bewarna cokelat dan warna segar bening.

Jika dilihat, mineral tersebut memiliki cerat putih. Dimana cerat yaitu warna

goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk halus. Sedangkan

kilapnya kaca, dimana kilap yaitu kesan yang kita dapatkan dari hasil pemantulan

sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral tersebut memiliki belahan yang

jelas. Dimana belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya

membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Pecahan mineral

tersebut adalah concoidal. Memilki kekerasan 7, dengan berat jenis 2,6 gr/cm3.
Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik. Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak

dapat ditarik oleh magnet. Dengan derajat kejernihan translucent. Memiliki

tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika mineral tersebut mudah hancur jika

dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada mineral tersebut memiliki sistem

kristal heksagonal dengan komposisi kimia silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka

mineral tersebut dikelompokkan dalam golongan mineral silikat (tektosilikat)

dengan nama mineral Kwarsa.

Adapun genesa atau proses pembentukannya yaitu dapat terbentuk pada

lingkungan batuan beku, hidrotermal, metamorfik dan sedimen. Genesa atau

proses pembentukannya yaitu melalui pembekuan magma yang berifat asam.

Setelah proses magmatisme dan memasuki fase pegmatisme dan pnumatolisis

pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah (berkisar 2000C- 4000C). Awalnya

magma mengintrusi batuan di permukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi

sehingga terbentuklah mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam.

Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan

yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
gravitasi
dapur magma dan pengaruh sehingga memasuki tahap pada poses

pembentuan kuarsa, sehingga terbentuklah kuarsa dengan kondisi tertentu

sehingga membentuk tekstur tertentu pula.

Berasosiasi dengan berbagai jenis mineral yang menyusun batuan, baik itu

batuan beku asam, intermediet, batuan sedimen, piroklastik, maupun pada batuan

metamorf.
Adapun kegunaan dari mineral kuarsa yaitu dipakai dalam industri

konstruksi, sebagai flux dalam industri metalurgi, pembuatan gelas, keramik,

refraktori, amplas, filter, batupermata dan optik.

3.1.5 Sampel 5

Gambar 3.5 Sampel 5

Pada sampel nomor 1 dengan nomor peraga 19 memiliki warna lapuk dan

warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna cokelatr muda dan warna segar

juga berwarna cokelat gelap. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat cokelat.

Dimana cerat yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam

bentuk bubuk halus. Sedangkan kilapnya logam, dimana kilap yaitu kesan yang

kita dapatkan dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral

tersebut tidak memiliki belahan. Dimana belahan adalah kenampakan mineral

berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata

dan licin. Pecahan mineral tersebut adalah uneven. Memilki kekerasan <5,5-6,

dengan berat jenis 2,9-4,3 gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik.

Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Dengan

derajat kejernihan opaq. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika

mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada

mineral tersebut memiliki sistem kristal orthorombik dengan komposisi kimia


K(Mg,Fe)3(AlSi3O10) (F,OH)2. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut

dikelompokkan dalam golongan mineral Silikat ( Filosilikat ) dengan nama

mineral Limonite.

Adapun genesa atau proses pembentukannya yaitu Limonit terbentuk dari

campuran hidrasi oksida besi amorf sebagai mineral sekunder. Pembentukannya

dari oksidasi permukaan deposit besi atau yang tertinggal setelah disolusi batuan

yang kaya akan besi di daerah tropis. Terdapat dalam massa bumi dalam bentuk

konkresi, mengginjal maupun dalam bentuk stalaktit. Sering muncul sebagai

pseudomorf.

Mineral ini terdapat pada batuan sedimen yang berasosiasi dengan

endapan mineral sekunder, seperti pyrite, hematite, prolusite, psilomelane, calcite,

dan kuarsa. Kegunaan dari mineral ini yaitu sebagai pigmen warna dan bijih besi.

.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pengamatan yang telah diadakan

adalah sebagai berikut:

1. Dalam pengamatan sampel dilihat secara sifat fisik mineral, kelima sampel

memiliki sifat fisik yang berbeda dimulai dengan kenampakan warna yang

berbeda, perbedaan cerat, kilap, dan kekerasan dari mineral yang

didapatkan, dan sifat fisik yang lain sehingga didapati nama mineral dari

kelima sampel ialah Biotit, Oroklas, Muskovit, Kwarsa, dan Limonit.

2. Kelima mineral memiliki asosiasinya masing-masing dengan berbagai

mineral, dengan kegunaannya pada sektor industri yang sangat besar,

bahkan dijadikan perhiasan.

4.2 Saran

Adapun saran yang akan diberikan ialah:

1. Sebaiknya ditingkatkan ketertiban

2. Terus ditingkatkan kebersihan lab

You might also like