Acara 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi, bagian dalam

maupun apek-aspek yang ada dipermukaan bumi, banyak bidang ilmu yang

mencangkup dalam ilmu geologi. Salah satu bidang ilmu tersebut adalah

petrologi.

Petrologi merupakan bidang khusus yang membahasa tentang batuan,

mulai dari proses pembentukan sampai terbentuknya, kondisi dari batuan yang

terbentuk dari berbagai aspek. Mineral merupakan salah satu unsur pembentuk

dari batuan itu sendiri yang memiliki ciri khas yang berbeda, dengan dilihat pada

ciri fisik serta kimia dari mineral yang didapatkan.

Sesuai dengan teori tentang Mineral pada umumnya, maka praktikum

dibuat untuk membuat lebih memahami bagaimana mengenali mineral pada

batuan yang didapati.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini untuk memperkenalkan jenis-jenis mineral

yang terdapat pada batuan. Tujuan dari praktikum acara pengenalan mineral yaitu:

1. Untuk mengidentifikasi sifat fisik mineral.

2. Untuk dapat mengidentifikasi golongan mineral.

3. Untuk mengidentifikasi asosiasi dan kegunaan mineral.


1.3 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Sampel mineral

2. HCL

3. ATM (Alat Tulis Menulis)

4. Alat uji kekerasan.

5. Buku Rocks and Minerals

6. Penuntun

7. Lembar kerja Praktikan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mineral

Mineral ialah suatu zat padat homogen yang terjadi dialam (terjadi secara

alamiah) dengan memiliki suatu komposisi kimia tertentu yang umumya tidak

menentu dan memiliki susunan atom yang tertatur. Biasanya terbentuk dengan

cara anorganik. Mineral terdiri dari suatu zat padat (solid), yang secara fisika

dapat dibagi lagi menjadi senyawa yang lebih sederhana. (Eddy dkk, 1984).

2.2 Golongan Dalam Mineral

Terdapat ribuan mineral yang telah ditemukan dialam, tetapi tidak semua

mineral yang telah ditemukan memiliki penyebaran yang luas sehingga dianggap

memiliki nilai yang ekonomis. Klasifikasi terhadap mineral dibagi berdasarkan

komposisi kimia dan juga struktur atom pembentuk mineral. Berdasarkan kedua

haltersebut mineral dibagi menjadi 8 golongan yaitu:

a. Native Element

Golongan Native Element atau unsur murni merupakan kelas mineral yang

dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia

(homovalensi). Mineral golongan ini tidak mengandung unsur lain selain

unsur pembentuk utamanya. Native Element dibagi menjadi dua bagian

umum:

- Metal dan element intermetalic (logam), contohnya emas, perak, dan

tembaga.
Gambar 2.1 Emas Gambar 2.2 Perak

Gambar 2.3 Tembaga


- Semimetal dan non metal (bukan logam), contohnya anthyimony,

bishmuth, graphite, dan sulfur. (Simon dkk, 1977)

Gambar 2.4 Bishmuh Gambar 2.5 Graphite

Gambar 2.6 Sulfur

b. Mineral Sulfida

Golongan Sulfida merupakan kelas mineral hasil persenyawaan langsung

antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak,


tembaga, timbal, seng, dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini

terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai yang ekonomis, atau bijih,

seperti Chalcopyrit, Pyrit,Galena, dan Spalerit.

Gambar 2.7 Pyrite Gambar 2.8 Calcopyrite

Gambar 2.9 Galena

c. Mineral Halida

Golongan Halida merupakan golongan mineral dengan persenyawaan

kimiawi yang dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur

yang bersifat Halogen. Golongan Halogen ini dicirikan adanya dominasi

dari ion-ion haloge elektronegatif, seperti: Cl,Br,F,Br,I. Contoh mineral

adalah Halit (NaCl) dan Flourite (CaF2).


Gambar 2.10 Apatite Gambar 2.11 Flourite

d. Mineral Oksida

Golongan Oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara

oksigen dan unsur tertentu. Susunannya sederhana, mineral oksida

umumnya lebih keras dibanding dengan semua golongan mineral kecuali

silikat. Unsur paling utama pada oksida adalah besi, chrome, mangan,

timah, dan alumunium. Berikut mineral-mineral umum oksida adalah

Korundum (Al2O3) dan Magnetite (Fe3O4).

Gambar 2.12 Korundum Gambar 2.13 Magnetite

e. Mineral Hidroksida

Golongan Hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan

unsur-unsur tertentudengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya

dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Unsur utamanya umunya

unsur logam. Beberapa contoh dari mineral hidroksida Limonite

(Fe2O3.H2O).
Gambar 2.14 Limonite

f. Mineral Sulfat

Golongan Sulfat adalah kelompok mineral yang memiliki ciri khas

memiliki komposisi kimia kimia yang berkation sulfur yang berikatan

dengan 4 anion Oksigen membentuk (SiO4) yang berkombinasi dengan

unsur logam ataupun unsur semilogam membentuk mineral sulfat. Daerah

pembentukan dari mineral sulfat terjadi di daerah evaporitik atau daerah

penguapan yang memiliki kadar air yang tinggi, kemudian dengan

berlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida bereaksi.

Contoh mineral sulfat ialah Gypsum, Anhidrite.

Gambar 2.15 Gypsum

g. Mineral Fosfat

Golongan fosfat merupakan salah satu grup mineral non-silikat yang

memiliki anion PO4 dan biasanya berikatan dengan kation logam. Berikut

beberapa contoh Apatite dan Lazulite.


Gambar 2.16 Apatite

2.3 Sifat Fisik Mineral

Dalam ketentuan penentuan mineral dilihat dari sifat fisik dengan meiliki

batanya tersendiri, sehingga mineral memiliki sifat fisik yang berbeda. Sifat fisik

yang ditentukan ialah warna, kilap, bentuk, cerat, belahan, pecahan, kekerasan,

sifat dalam (tenacity), berat jenis, kemagnetan, derajat kejernihan (Diaphaneity).

(Budi, 2005)

a. Warna

Warna mineral adalah warna yang dilihat oleh mata bila mineral tersebut

terkena cahaya, warna dibedakan menjadi dua, warna lapuk dan warna

segar.

b. Kilap

Kilap mineral merupakan kesan yang dilihat dari hasil pantulan cahaya

oleh bidang mineral. Dibedakan menjadi dua yaitu:

- Kilap logam memiliki sifat yang kesan yang dihasilkan oleh pantulan

sinar seperti logam. Contoh Pyrite.

- Kilap non logam yang dihasilkan dari mineral yang umunya tidak

mengandung unsur logam. Yaitu:

1. Kilap kaca, pantulannya seperti kaca.


2. Kilap intan, pantulannya seperti intan.

3. Kilap mutiara, pantulannya seperti mutiara.

4. Kilap sutra, terdapat pada mineral-mineral yang memiliki struktur

berserat.

5. Kilap lemak, pantulannya seperti lemak.

6. Kilap damar, memiliki kesan seperti damar.

c. Bentuk Mineral

Bentuk mineral adalah bentuk tertentu yang diperhatikan dari mineral

yang bersifat tunggal atau berupa kumpulan. Dibawah ini bentuk-bentuk

mineral:

- Granular mineral yang kenampakkan butirannya mempunyai dimensi

yang sama

- Acicular berbentuk jarum.

- Globular berbentuk menyerupai balon.

- Massive berbentuk bidang yang tidak teratur dan juga padat.

- Prismatik berbentuk menyerupai bangun 3 dimensi.

- Lammelar berbentuk seperti piringan-piringan tipis.

- Bladed berbentuk pipih dan memanjang.

- Kubik berbentuk seperti balok.

d. Cerat

Cerat atau warna goresan adalah warna yang dihasilkan bilamana mineral

dalam bentuk yang halus.


e. Belahan

Belahan adalah salah satu sifat fisik pada mineral yang membelah pada

bidang yang rata, pada umunya tidak semua mineral memiliki sifat ini.

Belahan dibagi menjadi:

Sempurna, baik, jelas, tidak jelas, tidak sempurna.

f. Pecahan

Merupakan permukaan dari mineral yang terbentukakibat pecahan suatu

mineral yang umumnya tidak beraturan sehingga adanya tekanan yang

melebihi batas plastis mineral tersebut. Pecahan terbagi atas:

- Pecahan concoidal, dimana pecahan seperti kulit bawang.

- Hackly, pecahan berupa bei tajam-tajam.

- Uneven, permukaan kasar dan tidak beraturan.

- Even, permukaan agak kasar tetpi kecil-kecil, dan masih mendekati

dari bidang datar.

g. Kekerasan

Kekerasan merupakan sifat yang ditentukan oleh usunan atom-atom, dan

umumnya dilihat dari daya tahan permukan mineral terhadap goresan.


Tabel 2.1 Skala mosh

h. Sifat dalam (Tenacity)

Sifat dalam atau tenacity merupakan sifat yang beruaha untuk

mematahkan, memotong , atau menghancurkan. Dibedakan menjadi

berikut:

- Brittle atau rapuh.

- Melleable atau mudah ditempah.

- Sectile dapat diiris dngan piau dengan irian yang rapuh.

- Fleksible dapat dibengkokkan tanpah patah tetapi tidak kembali

menjadi semula.

- Elastis dapat dibengkkkan dan dapat kembali menjadi bentuk yang

semula.

- Ductile merupakan mimeral yang dapat ditarik ulur.


i. Berat Jenis

Berat jenis merupakan pertimbangan antara berat diudara terhadap

volumenya.

j. Kemagnetan

Kemagnetan merupakan sifat daya tarik terhadap suatu mineral.

Dibedakan menjadi beberapa:

- Ferromagnetik merupakan sifat mneral yang mudah ditarik oleh

magnet.

- Diamagnetik merupakan sifat mineral yang yang tidak dapat tertarik

oleh magnet.

- Paramagnetik merupakan ifat mineral yang dapat menarik tetapi

dengan daya yang lemah.

k. Derajat Kejernihan

Derajat kejernihan adalah kemampuan dari mineral untuk menyalurkan

cahaya yang masuk kedalam mineral. Dibagi sebagai berikut:

- Opaq tidak dapat menyalurkan cahaya, umunya pada mineral logam.

- Translucent dapat menyalurkan cahaya tetapi dalam kapasitas yang

terbatas.

- Transparan dapat dengan mudah menyalurkan cahaya.

2.4 Mineral pada batuan

Dalam setiap batuan pasti memiliki mineral yang terkandung didalamnya.

Berikut ini mineral-mineral yang terdapat pada setiap jenis batuan: (Tim penyusun

olimpiade Kebumian, 2012)


a. Batuan beku

Pada batuan beku dapat ditemukan banyak mineral, karna proes

pembentukan batuan beku yang dapat menunjukkan beragam jenis

mineral. Mineral yang dapat ditemukan pada batuan beku contohnya

kuarsa, hornblende, botit, feldspar, dan lainnya.

b. Batuan Sedimen

Pada batuan sedimen dapat ditemukan beberapa mineral sebagai penciri

dari batuan sedimen. Contohnya kuarsa, zircon, apatite, dolomite, dan

mineral-mineral lainnya.

c. Batuan metamorf

Pada batuan metamorf dapat ditemukan beberapa mineral sebagai penciri

dari batuan metamorf. Contohnya olivine, albit, sanidine, kuara, magnetit,

dan masih banyak yang lainnya.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sampel Pengenalan Mineral

Dalam praktikum yang telah dilakukan terdapat lima sampel mineral yang

telah diamati dan dekripsi pada laboratorium yaitu Biotit, Oroklas, Muskovit,

Kwarsa, dan Limonit.

3.1.1 Sampel 1

Gambar 3.1 Sampel 1

Pada sampel nomor 1 dengan nomor peraga 18 memiliki warna


lapuk dan warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna cokelat dan warna
segarnya berwarna hitam. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat hitam.
Dimana cerat yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam
bentuk bubuk halus. Sedangkan kilapnya kaca, dimana kilap yaitu kesan yang
kita dapatkan dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral
tersebut memiliki belahan yang sempurna. Dimana belahan adalah kenampakan
mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan
yang rata dan licin. Pecahan mineral tersebut adalah even. Memilki kekerasan
<2,5, dengan berat jenis 2,7-3,3 gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik.
Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Dengan
derajat kejernihan opaq. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika
mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada
mineral tersebut memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia
silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut dikelompokkan dalam
golongan mineral Silikat ( Filosilikat ) dengan nama mineral Biotite.
Genesa atau proses pembentukannya yaitu terbentuk dari hasil kritalisasi
magma pada suhu 800ºC. Terdapat pada batuan beku seperti gabro dan diorite,
pada baruan sedimen seperti barupasir, pada batuan metamorf seperti gneiss dan
schist.
Mieral ini berasosiasi dengan mineral Kuarsa, feldspar, apatit, kalsit,
muscovite, klorit, albit, alamandine, staurolit, kyanite, silimanite, hornblende dan
garnet.
Adapun kegunaan dari mineral biotite yaitu digunakan sebagai lapisan permukaan
pada industry aspal, sebagai pengisi inert dan media cetakan, sebagai pengisi dan
extender dalam cat, sebagai aditif untuk lumpur pengeboran dan dihgunakan
sebagai koleksi ilmuan.
3.1.2 Sampel 2

Gambar 3.2 Sampel 2

Pada sampel nomor 2 dengan nomor peraga 19 memiliki warna lapuk dan
warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna hitam dan warna segar juga
berwarna hitam. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat hitam. Dimana cerat
yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk
halus. Sedangkan kilapnya logam, dimana kilap yaitu kesan yang kita dapatkan
dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral tersebut
tidak memiliki belahan. Dimana belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan
kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin.
Pecahan mineral tersebut adalah konkoidal. Memilki kekerasan 6 dalam skala
mohs dengan berat jenis 2,55-2,63 gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu
diamagnetik. Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
Dengan derajat kejernihan opaq. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu
jika mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk.
Pada mineral tersebut memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia
silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut dikelompokkan dalam
golongan mineral Silikat dengan nama mineral Ortoklas.
Mineral ini berasosiasi dengan mineral Kwarsa, muscovite, dan plagioklas
feldspar.
Adapun kegunaan dari mineral ortoklas yaitu digunakan dalam berbagai
proporsi sambil membuat porselen dan gerabah. Mineral ini juga digunakan di
ubin dinding dan lantaai keramik, pembuatan kaca sefrta digunakan dalam
industry kimia.

3.1.3 Sampel 3

Gambar 3.3 Sampel 3

Sampel nomor 3 dengan nomor peraga 24 memiliki warna lapuk dan warna segar.

Dimana warna lapuknya berwarna abu-abu kecokelatan dan warna segar juga

berwarna kuning keemasan. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat putih.

Dimana cerat yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam

bentuk bubuk halus. Sedangkan kilapnya logam, dimana kilap yaitu kesan yang

kita dapatkan dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral

tersebut memiliki belahan yang sempurna. Dimana belahan adalah kenampakan

mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan


yang rata dan licin. Pecahan mineral tersebut adalah uneven. Memilki kekerasan

<2,5 dengan berat jenis 2,8-2,9gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik.

Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Dengan

derajat kejernihan translucent. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika

mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada

mineral tersebut memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia

silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut dikelompokkan dalam

golongan mineral Silikat dengan nama mineral Muskovit.

Genesa atau proses pembentukannya yaitu dapat terbentuk pada

lingkungan batuan beku, pegmatit (dalam pegmatite granit), lingkungan

metamorfik berderajat rendah dan menengah (dalam sekis dan genes), atau pada

lingkungan sedimen. Muskovit terbentuk dari pendinginan magma pada suhu

rendah sekitar 600ºC-700ºC.

Mineral ini berasosiasi dengan mineral kuarsa, hornblende, feldspar

(dalam granite), amphibole (dalam gneiss), grafit dan hornblende (dalam sekis).

Adapun kegunaan dari mineral muskovit yaitu dipakai dalam pembuatan

alat-alat listrik, kertas dinding, bahan isian (filter), minyak pelumas dan material

tahan panas dan sebagai bahan pembuat karet.

3.1.4 Sampel 4

Gambar 3.4 Sampel 4


Pada sampel nomor 4 dengan nomor peraga 4 memiliki warna lapuk dan
warna segar. Dimana warna lapuknya bewarna cokelat dan warna segar bening.
Jika dilihat, mineral tersebut memiliki cerat putih. Dimana cerat yaitu warna
goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam bentuk bubuk halus. Sedangkan
kilapnya kaca, dimana kilap yaitu kesan yang kita dapatkan dari hasil pemantulan
sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral tersebut memiliki belahan yang
jelas. Dimana belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya
membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Pecahan mineral
tersebut adalah concoidal. Memilki kekerasan 7, dengan berat jenis 2,6 gr/cm3.
Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik. Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak
dapat ditarik oleh magnet. Dengan derajat kejernihan translucent. Memiliki
tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika mineral tersebut mudah hancur jika
dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada mineral tersebut memiliki sistem
kristal heksagonal dengan komposisi kimia silikaan. Dari sifat fisik diatas, maka
mineral tersebut dikelompokkan dalam golongan mineral silikat (tektosilikat)
dengan nama mineral Kwarsa.
Adapun genesa atau proses pembentukannya yaitu dapat terbentuk pada
lingkungan batuan beku, hidrotermal, metamorfik dan sedimen. Genesa atau
proses pembentukannya yaitu melalui pembekuan magma yang berifat asam.
Setelah proses magmatisme dan memasuki fase pegmatisme dan pnumatolisis
pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah (berkisar 2000C- 4000C). Awalnya
magma mengintrusi batuan di permukaan dan menghasilkan gejala-gejala intrusi
sehingga terbentuklah mineral-mineral yang bersifat holokristalin dan asam.
Kemudian seiring dengan penurunan suhu karena penyerapan panas oleh batuan
yang dilaluinya serta penurunan tekanan akibat semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi sehingga memasuki tahap pada poses
pembentuan kuarsa, sehingga terbentuklah kuarsa dengan kondisi tertentu
sehingga membentuk tekstur tertentu pula.
Berasosiasi dengan berbagai jenis mineral yang menyusun batuan, baik itu
batuan beku asam, intermediet, batuan sedimen, piroklastik, maupun pada batuan
metamorf.
Adapun kegunaan dari mineral kuarsa yaitu dipakai dalam industri
konstruksi, sebagai flux dalam industri metalurgi, pembuatan gelas, keramik,
refraktori, amplas, filter, batupermata dan optik.

3.1.5 Sampel 5

Gambar 3.5 Sampel 5

Pada sampel nomor 1 dengan nomor peraga 19 memiliki warna lapuk dan

warna segar. Dimana warna lapuknya berwarna cokelatr muda dan warna segar

juga berwarna cokelat gelap. Jika dilihat mineral tersebut memiliki cerat cokelat.

Dimana cerat yaitu warna goresan yang didapatkan bilamana mineral dalam

bentuk bubuk halus. Sedangkan kilapnya logam, dimana kilap yaitu kesan yang

kita dapatkan dari hasil pemantulan sinar oleh bidang permukaan mineral. Mineral

tersebut tidak memiliki belahan. Dimana belahan adalah kenampakan mineral

berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata

dan licin. Pecahan mineral tersebut adalah uneven. Memilki kekerasan <5,5-6,

dengan berat jenis 2,9-4,3 gr/cm3. Sifat kemagnetannya yaitu diamagnetik.

Diamagnetik yaitu sifat benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Dengan

derajat kejernihan opaq. Memiliki tenacity brittle. Dimana brittle yaitu jika

mineral tersebut mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk. Pada

mineral tersebut memiliki sistem kristal orthorombik dengan komposisi kimia

K(Mg,Fe)3(AlSi3O10) (F,OH)2. Dari sifat fisik diatas, maka mineral tersebut


dikelompokkan dalam golongan mineral Silikat ( Filosilikat ) dengan nama

mineral Limonite.

Adapun genesa atau proses pembentukannya yaitu Limonit terbentuk dari

campuran hidrasi oksida besi amorf sebagai mineral sekunder. Pembentukannya

dari oksidasi permukaan deposit besi atau yang tertinggal setelah disolusi batuan

yang kaya akan besi di daerah tropis. Terdapat dalam massa bumi dalam bentuk

konkresi, mengginjal maupun dalam bentuk stalaktit. Sering muncul sebagai

pseudomorf.

Mineral ini terdapat pada batuan sedimen yang berasosiasi dengan

endapan mineral sekunder, seperti pyrite, hematite, prolusite, psilomelane, calcite,

dan kuarsa. Kegunaan dari mineral ini yaitu sebagai pigmen warna dan bijih besi.

.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pengamatan yang telah diadakan

adalah sebagai berikut:

1. Dalam pengamatan sampel dilihat secara sifat fisik mineral, kelima sampel

memiliki sifat fisik yang berbeda dimulai dengan kenampakan warna yang

berbeda, perbedaan cerat, kilap, dan kekerasan dari mineral yang

didapatkan, dan sifat fisik yang lain sehingga didapati nama mineral dari

kelima sampel ialah Biotit, Oroklas, Muskovit, Kwarsa, dan Limonit.

2. Dari kelima sampel yang telah dideskripsi dan diamati terdapat golongan-

golongan yang membagi setiap mineral, didapati mineral golongan silika

Biotit, Kuarsa, Hornblende, Piroksen, dan Feldspar, yang menandakan

bahwa dari semua sampel golongan mineral silikat yang dominan

ditemukan pada sampel yang diidentifikasi.

3. Kelima mineral memiliki asosiasinya masing-masing dengan berbagai

mineral, dengan kegunaannya pada sektor industri yang sangat besar,

bahkan dijadikan perhiasan.

4.2 Saran

Adapun saran yang akan diberikan ialah:

1. Terus ditingkatkan ketertiban

2. Terus ditingkatkan kebersihan lab

You might also like