Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.

Permen no 7 tahun 2012

Pada rabu 11 januari 2017, presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo telah
menandatangani peraturan pemerintah nomor 1 tahun 2017 tentang perubahan keempat atas
peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2010 tentang pelksanaan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batubara.

Permen ESDM 5/2017 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan
pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri.

a. Pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP), izin usaha
pertambangan khusus operasi produksi (IUPK OP), izin usaha pertambangan operasi
produksi (IUP OP) khusus pengolahan dan/atau pemurnian wajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan sesuai batas minimum pengolahan
dan/atau pemurnian.
b. Pelaksanaan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan dapat dilakukan sendiri
atau bekerjasama.
c. Nikel kadar rendah dibawah 1,7% dan bauksit kadar rendah dibawah 42% wajib
diserap oleh fasilitas pemurnian minimum 30% dari kapasitas input smelter.
d. Apabila kebutuhan dalam negeri nikel kadar rendah telah terpenuhi dan masih ada
tersedia yang belum terserap, sisa bijih nikel dan bauksit kadar rendah tersebut dapat
di jual ke luar negeri.
e. Pemegang KK mineral logam hanya dapat melakukan penjualan hasil pemurnian
keluar negeri setelah memenuhi batasan minimum pemurnian.
f. Dalam rangka mendorong pelaksanaan hilirisasi tersebut pemerintah memberikan
kesempatan pemegang KK mineral logam, izin usaha pertambangan operasi produksi
(IUP OP), izin usaha pertambangan khusus operasi produksi (IUPK OP), izin usaha
pertambangan operasi produksi (IUP OP) khusus pengolahan dan/atau pemurnian, dan
pihak lain untuk melakukan penjualan konsentrat keluar negeri untuk 5 tahun kedepan
ssejak diterbitkannya Permen ini, dengan syarat, sebagai berikut:
 Mengubah KK menjadi IUPK Operasi Produksi
 Memberikan komitmen pepembangunan selter
 Membayar bea keluar maksimum 10% sesuai progres fisik dan realisasi
keuangan pembangunan smelter

(syarat tersebut diatas terdapat dalam permen 6/2017)

g. Penjualan keluar negeri hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi


persetujuan ekspor dari Dirjen atas nama Menteri
Pemerintah memberikan dukungan berupa pebebasan pajak selama periode tertentu (tax
holiday) bagi perusahaan tambang yang membangun smelter atau menjadi perusahaan pionir
dengan investasi minimal Rp1 triliun. (artikel dari website Kementrian Perindustrian
Republik Indonesia: semua perusahaan harus patuhi UU Minerba –
www.kemenperin.go.id > artikel > Semua Perusahaan Harus Patuhi UU Minerba)

Smelter merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral yang ditambang dari alam
biasanya masih tecampur dengan kotoran yaitu material bawaan yang tidak diinginkan.
Sementara ini, material bawaan harus dibersihkan, selain itu juga harus dimurnikan pada
smelter. Smelter itu sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi
meningkatkan kandungan logam seerti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga
mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut
telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan serta pemurnian. Semenjak
dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral
dan batubara (Minerba), maka kini seluruh perusahaan pertambangan mineral diwajibkan
untuk memurnikan hasil tambangnya didalam negeri yang pada pelaksanaanya paling lambat
tahun 2014. (artikel dari website Kementrian Perindustrian Republik Indonesia: semua
perusahaan harus patuhi UU Minerba – www.kemenperin.go.id > artikel > Belum
Bangun Pabrik Smelter, Perusahaan Tambang Dilarang Ekspor)

Proses peleburan atau smelting merupakan proses pelepasan oksigen pada bijih tambang
sehingga menjadi unsur logam yang dapat digunakan bagi berbagai macam zat, seperti
karbid, hidrogen, logam aktif atau dengan cara elektrolisis. Proses tersebut dimulai dari
pebersihan mineral pada logam hingga tahap akhir yaitu pemurnian dan pencetakan.
Pembangunan smelter bagi pertambangan telah diwajibkan bagi seluruh perusahaan
pertambangan di Indonesia. Peraturan tersebut diatur dalam Undang-Undang nomor 4 tahun
2009 tentang Mineral dan Batubara. Pembangunan smelter berfungsi bagi perusahaan
tambang yang akan mengekspor hasil tambangnya agar meningkatkan nilai jual barang
tersebut. Dengan dibangunnya smelter maka hasil tambang yang akan diekspor bukan lagi
hasil tambang mentah melainkan hasil tambang olahan yang akan meningkatkan harga jual
hasil tambang tersebut. Dengan meningkatnya harga jual tambang tersebut maka akan
menghasilkan nilai perekonomian di Indonesia. Selain itu dapat meningkatkan investor baik
dari dalam maupun luar negeri serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
sekitarnya. (www. quereta.com > post > Dampak Smelter Bagi Pertambangan
Indonesia)

Gulf Manganese Corporation Limited, salah satu investor dari Australia berniat menanam
investasi dengan membangun smelter (pabrik pemurnian mineral mangan) di Kabupaten
Kupang, Provinsi NTT (kupang.tribunnews.com > 2015/09/19 > Australia Bangun
Smelter Mangan Dengan Investasi 66 Juta Dollar)
Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mn dan nomor
atom 25 (Wikipedia)

Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandungdalam kerak bumi. Bijih mangan utama
adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam
cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap
metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal,
stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Sekitar 90% mangan dunia
digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu proses produksi besi-baja, sedangkan penggunaan
mangan untuk tujuan non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan
gelas, kimia, dan lain-lain. Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun
terdapat di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di
Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua (www.tekmira.esdm.go.id > data > ulasan > mangan)

Mangan atau disingkat Mn adalah unsur kimia denga nomor atom 25 dan massa atom
54,9380. Mangan ini merupakan unsur logam berwarna abu-abu kehitaman dengan titik lebur
1.245oC dan titik didih 2.097 oC. Mangan mempunyai warna abu-abu dengan kilap metalik
sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8, massa jenis 7,2121g/cm3, berbentuk
massif, reuniform, botryoidal, stalaktit, serta kadang berstruktur fibrous. Batuan mangan
banyak tersebar pada kepulauan nusa Tenggara Timur pada umumnya. Biji mangan 95%
dimanfaatkan untuk industri baja. Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk kegunaan
metalurgi maupun non-metalurgi. Potensi bijih mangan yang ada di NTT sebagia besar
terdapat di pulau Timor (kawasan lempeng metalurgi) dan di pulau flores khususnya di
kabupaten Manggarai. Pada umumnya pengolahan bijih mangan dilakukan berdasarkan
pemilihan kadar mangannya, tidak dilebur langsung menjadi logam mangan ataupun menjadi
sponge layaknya pada bijih besi. Melainkan bijih mangan langsung dilebur bersama dengan
bijih besi (sponge) dengan campuran kapur yang nantinya memnjadi produk Fe-Mn yang
merupakan bahan baku baja sehingga nilai produk menjadi lebih mahal signifikan seharga
Rp45.000/kg untuk campuran logam Fe-Mn yang ada di pasaran. (kumpul-
bacaan.blogspot.com > 2015/02 > proses pengolahan bijih mangan, batu mangan
menjadi mangan sulfat, konsentrat, feromangan, FeMn (paduan baja) secara
hydrometallurgi dan pyrometallurgi)

Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat
(CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit. Di Indonesia batu gamping sering disebut juga batu
kapur, sedangkan istilah luarnya biasa disebut limestone. Batu gamping paling sering
terbentuk di perairan laut dangkal. (www.geologinesia.com > 2016/05 > Pengertian, Jenis,
dan Kegunaan Batu Gamping (Batu Kapur))
Besi diolah dari bijihnya dalam suatu tungku yang disebut tanur tiup (blast fur nace). Tanur
tiup berbentuk silinder raksasa dengan tinggi 30 m atau lebih dan diameter bagian tengah
sekitar 8 m. Bahan yang digunakan dalam pengolahan besi, selain bijih besi adalah kokas (C)
dan batu kapur (CaCO3). Kokas befungsi sebagai reduktor, sedangkan batu kapur berfungsi
sebagai fluks, yaitu bahan yang akan bereaksi denganpengotor bijih besi dan memisahkan
pengotor itu dalam bentuk cairan kental yang disebut terak (slag). Komposisi ahan-bahan
tersebut bergantung pada pengotor dalam bijih besi. Bijih besi mengandung pengotor baiknya
bersifat asam seperti pasir (SiO2), Al2O3, dan P2O5, maupun pengotor yang bersifat basa
seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya pengotor yang bersifat asam lebih banyk
sehingga perlu ditambahkan fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO3.
(gabungsini.blogspot.com > 2012/09 > pembuatan dan pemanfaatan beberapa unsur
logam dan senyawanya)

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan
panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam ditemukan dengan cara penambangan
yang terdapat dalam keadaan murni atau bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon,
sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat, pasir dan tanah. Kokas adalah arang
batubara yaitu batubara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang
yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat
asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara
pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu dalam dapur pemanas udara. Batu kapur
sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga
menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri dalam
proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi
hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO 3) terurai
mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain. (zahidiadliwaad.blogspot.com > 2012/11 >
peleburan bijih besi dan dapur-dapur baja)

Uji penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan karakteristik
tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui
kekuatan lapisan tanah dalam rangka penyelidikan tanah dasar untuk keperluan pondasi
bangunan, jalan, dll, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas
tanah. Jenis penyeldikan tanah sangat penting dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu
mulai dikerjakan. Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanah kita bisa merencanakan
suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa. Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan
yaitu bisa sondir (DCP), uji boring, uji standar penetrasi (SPT) dan lain-lain. Dari sampel
tanah yang diambil dilapangan untuk mengetahui karakteristik tanah maka dilakukan uji
laboratorium. Pemboran inti/core drilling/boring (50%) untuk mengambil contoh tanah yang
akan diuji di laboratorium. Pekerjaan SPT sekaligus dikerjakan dengan alat ini. Uji
conussondir (60%) untuk mengetahui nilai tahanan conus (qc) terhadap konsistensi tanah.
Standard penetration test (80%), pengujian hand boring dan SPT didasarkan atas ASTM D-
1586, hasil dari pengujian ini adalah deskripsi susunan lapisan-lapisan tanah serta nilai SPT
yang dinyatakan dalan N pukulan. Nilai SPT diperoleh yaitu pada tabung SPT ditekan atau
dipukul sedalam 150 mm pada tanah tak terganggu sambil mencatat banyaknya pukulan yang
diperlukan. Pengujian ini dilakukan bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa
dilakukan tiap 1,5 – 2 mkedalaman atau tiap pergantian jenis tanah. Uji tanah di laboratorium
(10%) pengujian ini menggunakan sampel tanah yang telah diambil padapekerjaan core
drilling yaitu undisturbe sample/ conto tanah tidak terganggu. Uji laboratorium dilakukan
untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah. Hasil dari uji laboratorium akan dikorelasikan
dengan hasil uji lapangan sehingga dapat didesain dimensi pondasi yang aman dan efisien.
(www.testindo.com > article> uji penyelidikan tanah)

Cone penetration test (CPT) atau quasi-static penetration test yang umum digunakan adalah
sondir baik dengan dutch cone (begemann type) atau bikonus (friction cone/mechanical cone)
baik manual (yang paling sering dilaksanakan mengingat akses kelokasi yang jauh)dan
maupun dengan truck (truck mounted CPT), untuk lokasi yang mudah dijangkau dan akses
yang memungkinkan, berbagai macam konus (seperti electric cone) bisa dipergunakan sesuai
peruntuknnya. Metode penyelidikan tanah yang umumnya mengacu pada standard ASTM
D3441. CPT dilakukan untuk setiap lokasi tower/pole di sepanjang jalur, umumnya
penyelidikan tanah untuk tower hanya satu titik penyelidikan pada satu lokasi tower dan bila
perlu pada tiap kaki tower untuk memperoleh hasil yang memuaskan, sedangkan untuk pole
hanya satu titik yang umumnya dilakukan. CPT report yang berisikan data pengukuran, CPT
chart / grafik sondir dan foto lokasi sondir. (jasasondirbandung.blogspot.com >
penyelidikan tanah (sondir/CPT, borehole, SPT))

Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi untuk
mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan seberapa kuat
tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan diatasnya. Tes ini biasa dilakukan
sebelum membangun pondasi tiang pancang, atau pondasi-pondasi dalam lainnya. Data yang
didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus,
serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser
dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung bikonus alat sondir dalam gaya persatuan
panjang. Hasil tes sondir dipakai untuk menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau
dipakai, menghitung daya dukung tanah asli, menentukan seberapa dalam pondasi harus
diletakan nantinya. Metode sounding/sondir terdiri dari penekanan tiang pancang untuk
meneliti penetrasi atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat beerupa suatu tiang bulat atau
pipa bulat tertutup dengan ujung tang berbentuk berucut dan atau suatu tabung pengambil
contoh tanah, sehingga dapat diperkirakan (diestimasi) sifat-sifat fisis pada strata dan lokasi
dengan vaariasi tahanan pada waktu pemancangan alat pancang itu. Metode ini berfungsi
untuk eksplorasi dan pengujian di lapangan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi
lapisan keras (hard layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil cone penetration
test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi
selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung tanah terhadap beban yang
akan diletakan diatasnya.

Bor dalam – SPT dilaksanakan dengan sistem rotari drilling. Tabung inti (core barrel) yang
digunakan adalah single core barrel 73 mm, panjang 1,50 m. Bit yang digunakan adalah
Tungsten Carbide Bit untuk mengangkut serbuk bor (sirkulasi) selama pemboran. Didalam
pekerjaan bor ini dilakukan pula pekerjaan standard penetration test (SPT) didalam
pengeboran juga diambil contoh tanah asli (undisturbed sample) maupun contoh tanah
terganggu disturbed sample). Pengambilan contoh tanah asli adalah untuk menjalani
pemeriksaan dilaboratorium, untuk mendapatkan sifat-sifat fisik dan teknis dari tanah.
Standard penetration test (SPT) dilaksanakan setiap interval 2 m. Pengujian penetrasi standar
ini dilakukan pada tanah keadaan aslidengan menggunakan open standar split barrel sampler.
Hammer yang digunakan mempunyai berat 63,5 kg dengan tinggi jatuh 75 cm. Pengujian
dilaksanakan dengan drop hammer device sehingga hammer dapat jatuh bebas tanpa gesekan.
Sampler dipukul hingga masuk (menembus) tanah sedalam 45 ck dimana jumlah pukulan
sepanjang 15 cm pertama tidak diperhitungkan. Nilai SPT = N adalah sama dengan jumlah
pukulan untuk penetrasi 30 cm berikutnya dan hasilnya disajikan dalam bentuk diagram bor
(bor log). SPT dilakukan dengan menggunakan prosedur dan peralatan sesuai ASTM D1586-
84, “standard method fot penetration test and split barrel sampling of soils”. Besarnya
tahanan tanah dalam test ini dinyatakan dengan nilai-N. Jumlah pukulan palu SPT pada ujung
atas stang bor yang menyebabkan penurunan split spoon pada ujung bawah stang bor masuk
ke dalam tanah sedalam 3x15cm dicatat. Jumlah pukulan 2x15cm terakhir disebut nilai-N.
(www.ahliborsumur.com > 2016/08 > penyelidikan tanah (uji sondir, deep boring,
standard penetration test))

Cara kerja alat uji SPT: membuat lubang bor hingga ke kedalaman uji SPT akan dilakukan .
suatu alat yang diamakan standard split-barrel spoon sampler dimasukan ke dalam tanah
pada dasar lubang bor dengan memakai suatu beban penumbuk (drive weight) seberat 140
pound (63,5 kg) yang dijatuhkan pada ketinggian 30inch (76,2 cm). Setelah split spoon ini
dimasukkan 6 inch (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk memasukkannya 12 inch
(30cm) berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut nilai N (N number or N value) dengan satuan
pukulan per kaki (blows per foot). Pemboran menunjukkan penolakan dan pengujian
diberhentikan apabila; diperlukan 50 kali pukulan untuk setiap pertambahan 150mm, atau
telah mencapai 100 kali pukulan, atau 10 pukulan berturut-turut tidak menunjukan kemajuan.
(https://ronymedia.wordpress.com > standard penetration test (SPT))

Ir. Gogot Setyo Budi, M.Sc., Ph.D > Pondasi Dangkal > 2011 > Penerbit ANDI
Yogyakarta
Pondasi dangkal merupakan bagian dari struktur bangunan yang masih banyak digunakan di
lapangan karena pertimbangan kepraktisan dan keekonomisannya terutama untuk bangunan
dengan beban yang relatif ringan. Prameter kekuatan geser tanah seperti kohesi dan sudut
geser dalam seharusnya ditentukan dengan cara pengujian contoh tanah di laboratorium.
Namun, beberapa referensi menyebutkan bahwa parameter tersebut dapat jga ditentukan
berdasarkan korelasi dengan pengujian tanah di lapangan, seperti nilai Standard Penetration
Test , Cone Penetration Test (CPT), Plate Boring Test, atau pengujian geser Vane.

Menurut kamus Webster (Neufeldt and Guralnik, 1991), kata pondasi memiliki beberapa arti,
antara lain adalah “... suatu lapisan atau tanah padat di bawah bangunan” atau “... bagian
struktur paling bawah dari suatu bangunan”. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia
(Tim Penyusun, 2001), pondasi berarti “dasar bangunan yang kuat, biasanya (terdapat) di
bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan”. Dari beberapa arti tersebut di atas
maka pondasi dapat didefenisikan sebagai struktur paling bawah dari suatu bangunan yang
tertanam di dalam lapisan tanah yang kuat dan stabil (solid) serta berfungsi sebagai penopang
bangunan.

Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang representatif tentang


formasi dan jenis tanah pada lokasi di mana bangunan akan didirikan. Perencana sering
mengabaikan pentingnya penyelidikan tanah, khususnya pada bangunan yang relatif
kecil/ringan karena penyelidikan tanah dianggap hanya membuang waktu dan uang. Al ini
tentu saja tidak benar, karena setiap lokasi memiliki formasi tanah dengan karakter yang
berbeda-beda. Selain itu, biaya penyelidikan tanah hanya berkisar antara 0,5 sampai 1 persen
dari keseluruhan biaya bangunan (Bowles, 1988).

Secara umum, penyelidikan tanah harus dapat memberikan beberapa unsur yang diperlukan
dalam perancangan banguan, antara lain sebagai berikut.

1. Informasi untuk menentukan jenis pondasi (dangkal atau dalam)


2. Informasi yang diperlukan dalam menentukan daya dukung pondasi
3. Informasi yang diperlukan untuk memperkirakan penurunan (settlement)
4. Informasi tentang muka air tanah
5. Informasi yang diperlukan untuk menentukan solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi di lapangan
6. Informasi tentang kemungkinan timbulnya permasalahan pada bangunan di sekitarnya
7. Informasi tentang kemungkinan adanya permasalahan mengenai lingkungan

Metode pengambilan contoh tanah dari lapangan (sampling)

1. Pengujian langsung (direct sampling), yaitu pengambilan contoh tanah secara


langsung dengan jalan mengebor lapisan tanah sampai pada kedalaman yang
diinginkan kemudian mengambil contoh tanah untuk selanjutnya dianalisa di
laboratorium. Tes ini meliputi test pit dan core test.
2. Pengujian tidak langsung (in-direct sampling) untuk mengestimasi sifat-sifat tanah
berdasarkan uji penetrasi, seperti cone penetratin test (CPT) atau yang sering disebut
sondir dan standard penetration test (SPT).
3. Pengujian di lapangan (in situ test), yaitu pengujian tanah yanng dilakukan dilapangan
untuk mendapatkan data lapangan seperti plate boring test, vane shear, dan
permeability test di lapangan.

Metode yang biasa dipakai untuk mendapatkan contoh tanah secara langsung (direct
sampling) adalah dengan elakukan pengeboran sampai kedalaman yang diinginkan dengan
mengambil contoh tanahnya (sample). Contoh tanah yang diperoleh, baik dalam keadaan
terganggu (disturbed) maupun dalam keadaan tidak terganggu (undisturbed), kemudian
diinspeksi dengan kasat mata (visually) dan diujidi laboratorium.

Rotary drilling

Metode pengeboran ini paling sesuai untuk membuat lubang guna pengambilan contoh tanah
dan pengujian lapangan lainnya seperti standard penetration test atau pressuremeter test.
Pengeboran dengan cara ini memberikan lubang yang seragam dan lurus yang dapat
diterapkan pada berbagai macam kondisi tanah maupun batuan.

Pengeboran dilakukan dengan memutar dan mendorong mata bor (bit) ke dalam tanah.
Pecahan tanah dinaikkan ke permukaan dengan menggunakan tekanan cairan pengeboran
(drilling fluid) yang diperoleh dari pompa tekan.

Cairan pengeboran dipompakan melalui stang bor oleh pompa tekan (displacement pump atau
mud pump) dan keluar dari lubang yang ada pada mata bor. Cairan ini membantu mengangkat
pecahan tanah ke permukaan agar pecahan tanah tersebut tidak terkumpul di dasar lubang.
Setelah sampai di permukaan, suspensi ini diendapkan dalam sebuah tangki agar pecahan
tanah yang terberat dapat mengendap dan cairan yang relatif basah disirkulasikan kembali
oleh pompa tekan ke dalam lubang.

Empat bagian utama dari suatu rotary drilling rig adalah sebagai berikut:

1. Drilling platform, menyediakan anjungan kerja yang stabil.


2. Drilling, yang memutar stang dan mata bor dengan kecepatan teratur.
3. Derrick, diperlukan untuk mengoperasikan naik turunnya stang bor, sampling maupun
SPT.
4. Pompa air (atau pompa lumpur), untuk sirkulasi air ataupun lumpur ke mata bor.

Cairan penggeboran

Cairan ini selalu dialirkan ke mata bor selama pengeboran berlangsung. Fungsi dari cairan ini
antara lain:

1. Menaikkan pecahan tanah dan/atau batuan hasil pengeboran ke permukaan


2. Mendinginkan mata bor dan stang bor
3. Mengurangi gesekan-gesekan mekanik
4. Menstabilkan lubang bor agar tidak longsor

Pada saat yang bersamaan cairan ini tidak boleh mengakibatkan pelunakan atau disintegrasi
dari tanah yang dibor. Cairan pengeboran ada bermacam-macam jenis, pada umumnya
adalah:

1. Dasar air (air biasa atau campuran air dengan bentonite)


2. Dasar minyak
3. Udara atau uap
4. Busa

Yang paling sering digunakan dalam pengeboran adalah yang didasarkan atas air dan
campuran antara air dengan bentonite (semacam lempung berplastisitas tinggi dan ekspansif)
dan umumnya disebut lumpur pengeboran (drilling mud).

Penggunaan lumpur pengeboran lebih diutamakan mengingat cairan ini lebih pekat sehingga
sanggup mengangkat pecahan tanah pada putaran yang sangat rendah sekalipun. Lumpur
akan mengulas/menempel ke dinding lubang bor sehingga kedap terhadap rembesan air dan
tekanan dalam lubang bor tetap terjaga.

Tekanan dalam lubang

Kecepatan penetrasi pengeboran yang berlebihan akan mengakibatkan pecahan-pecahan


tanah tersangkut antara mata bor dan dinding lubang; hal ini akan menghalangi sirkulasi
cairan pengeboran dan menyebabkan naiknya tekanan pompa. Naiknya tekanan ini akan
mengakibatkan cairan pengeboran mendesak dan merusak tanah yang akan diambil. Bila
tekanan ini meningkat sebaiknya pengeboran dihentikan, stang bor agak dinaikkan dan
kemudian diturunkan kembali. Bila perlu cairan pengeboran dikurangi kepekatanya.

Mekanisme pendorong

Kerja dari pengeboran adalah dengan memutar dan mendorong mata bor melalui tanah.
Mekanisme dorongan tergantung dari tipe mesin yang dipakai dan umumnya sebagai berikut:

1. Cara manual, yaitu dorongan pada mata bor dilakukan oleh seorang operator yang
dapat mengatur besar kecilnya tekanan bila terasa ada perubahan lapisan tanah.
2. Cara hidrolik, yaitu dorongan pada stang bor berasal dari tekanan hirolik. Sistem ini
yang paling sering digunakan dalam pengeboran untuk pengambilan undisturbed
sample.
3. Cara lain adalah dengan menempatkan motor pemutar langsung di atas stang bor
sebagai beban pendorongnya
4. Cara-cara yang kurang lazim adalah dengan cara cable dan chain pull-down

Percussion drilling

Cara membuat lubang adalah dengan manjatuh-jatuhkan semacam pahat (chisel) atau tabung
tajam (shell atau clay-cutter)

You might also like