Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

MONITORING TINDAK LANJUT LAPORAN AUDIT

Audit Internal dan Monevin (AIM) melakukan pemeriksaan


(audit) terhadap Laporan Keuangan Universitas, Kas Kecil dan Bon Sementara yang diperoleh
subsistem yang ada di Universitas, Persediaan barang di Gudang Direktorat Administrasi Umum
dan Laporan Pertanggungjawaban Unit-Unit Kegiatan Strategis.

Setelah dilakukan audit, maka AIM menerbitkan Laporan Audit yang dikirimkan ke masing-masing
unit yang terkait. Namun ini bukan merupakan akhir dari sebuah penugasan audit, karena auditor
internal masih memiliki kewajiban untuk melakukan monitoring atas hasil audit (temuan) yang
ditindaklanjuti unit.

Tindak lanjut adalah penentuan tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk memperbaiki situasi
kelemahan pengendalian yang telah diidentifikasi oleh auditor dan dilaoprkan kepada manajemen.
Tindak lanjut ini meliputi tindakan perbaikan, penertiban, penyempurnaan ataupun pelaksanaan
eksekusi yang dilakukan oleh pimpinan unit untuk menanggapi hasil pemeriksaan yang telah
teridentifikasi serta didasarkan oleh rekomendasi yang telah diberikan oleh auditor internal.

Terdapat 3 (tiga) pihak yang memiliki peran dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan (temuan)
audit internal, yaitu :

1. Peran Auditee (Unit yang diaudit)

Peran Auditee yang ideal seperti:

· Memulai tindakan perbaikan secara kontinyu.

· Bekerjasama dengan auditor dalam melaksanan review terhadap tindak lanjut.

· Menginformasikan kemajuan tindak lanjut secara tertulis kepada Auditor dan Manajamen.

· Menilai efektivitas biaya.

2. Peran Auditor Internal

Peran Auditor Internal yang ideal seperti:

· Mereview secara tepat waktu untuk menjamin bahwa tindakan perbaikan yang tepat
telah dilakukan untuk menanggapi hasil pemeriksaan audit.

· Menginformasikan secara tertulis kepada auditee dan manajemen mengenai evaluasi


yang dilakukan selama melakukan review tindak lanjut.

· Menghormati keputusan manajemen dan tidak memaksakan suatu tindakan kepada


auditee, karena auditor telah memberikan pengertian kepada auditee dan manajemen
terhadap risiko yang akan terjadi, namun auditor tidak bertanggungjawab apabila
manajemen memilih risiko dan tidak melakukan tindakan perbaikan.

·Menghormati waktu dan kegiatan operasional auditee selama melakuan review


tindaklanjut.

3. Peran Manajemen (Pimpinan Unit)

Peran Manajemen yang ideal seperti:

· Memonitor proses tindak lanjut, mengecek dan mendorong auditee agar respon terhadap
laporan tindak lanjut yang diberikan oleh auditor.

· Menilai atau menyetujui ketepatan tindakan koreksi yang dilakukan auditee, serta
efektivitas biayanya.

·Tidak mempengaruhi pelaksanaan review tindak lanjut yang dilakukan auditor, sebaliknya
mendorong auditor bersikap objektif dan independen.

Dalam menetapkan prosedur tindak lanjut secara tepat, penggungjawab audit perlu
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu :

1.Signifikansi masalah atau kondisi yang dilaporkan dan rekomendasi yang diberikan

2. Besarnya upaya dan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut

3.Dampak yang ditimbulkan apabila tindakan perbaikan ternyata mengalami kegagalan

4.Kompleksitas tindakan perbaikan

5.Periode waktu yang terkait

Monitoring tindaklanjut dimaksudkan untuk memastikan ketepatan waktu dan langkah tindak
lanjut yang dilakukan oleh manajememen auditee, sebagaimana yang telah disepakati pada saat
closing meeting.

Teknik yang efektif untuk memantau kemajuan tindak lanjut,


meliputi:

1. Auditor Internal perlu menetapkan tingkat penanggungjawab manajamen unit/ PIC (personil
unit) yang harus memikul tanggungjawab perbaikan atau pelaksanaan rekomendasi dari setiap
masalah yan teridentifikasi.

2. Menerima tanggapan manajemen terhadap hasil audit dan rekomendasinya, dan kemudian
mengevaluasi tanggapan tersebut.

3. Secara berkala menerima pemutakhiran informasi dari manajemen.


Penanggungjawab Audit Internal perlu menerapkan teknik montoring yang tepat dan
pertimbangan dari setiap hasil temuan dan rekomendasi yang telah diberikan oleh auditor internal.
Pertimbangan tersebut adalah pertimbangan risiko. Semakin besar risiko yang melekat pada
aktivitas yang menjadi objek audit, semakin intensif prosedur monitoring tindak lanjut yang
diterapkan.

Pimpinan audit internal harus menetapkan kebijakan batas waktu untuk sebuah rekomendasi
diperkenakan terbuka. Setelah batas waktu tersebut berlalu tanpa terwujud tindakan perbaikan,
penanggungjawab audit harus membuat surat clossing terhadap rekomendasi aktif tersebut,
sekalipun belum terselesaikan. Setelah itu surat didistribusikan kepada manajemen, khususnya
yang berkaitan dengan masalah yang signifikan atau berisiko tinggi. (IY)

Sumber : Buku Komunikasi Penugasan dan Monitoring Tindak Lanjut – Yayasan


Pendidikan Internal Audit

Artikel ini telah dibaca sebanyak 5663 kali.

You might also like