Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Edward Chance Tolman

 Kosep Teoritis Utama Purposive atau Tujuan

Teori Tolman disebut sebagai purposive behaviorism sebab ia berusaha menjelaskan


perilaku yang diarahkan untuk mendapatkan tujuan, atau purposive behavior. Misalnya, bahwa
perilaku pencarian yang dilakukan seekor tikus dalam jalur teka-teki akan terus dilakukan
samapai makanan ditemukan, jadi tampak “seolah-olah” memiliki tujuan atau purposive.

Menurut Tolman istilah purposive digunakan untuk mendeskripsikan perilaku,


sebagaimana kata lambat, cepat, benar, salah, atau belok kanan bisa dipakai untuk menjelaskan
perilaku. Dalam poin ini ada kemiripan antara Guthrie dan Tolman.
Hubungan dengan
teori lain : Teori belajar
 Enam Jenis Belajar
Tolman dapat di anggap
Tolman (1949) mengusulkan enam jenis belajar, yaitu : sebagai perpaduan teori
1. Chathexes Gestalt dengan
behaviorisme. Dapat
Adalah tendensi belajar untuk mengasosiasikan objek tertentu
dikatakan bahwa
dengan keadaan dorongan tertentu. Misalnya, makanan tertentu Tolman secara
yang tersedia bisa jadi mencukupi rasa lapar seseorang yang metodolgis adalah
hidup di suatu negeri. Masyarakat yang hidup di suatu negeri, di behavioris namun secara
metafisika dia adalah
mana ikan selalu dimakan akan cenderung untuk dicari guna teoretisi kognitif.
memenuhi rasa laparnya. Individu-individu yang sama akan Dengan kata lain, dia
menghindari daging sapi atau spageti karena bagi mereka, mempelajari perilaku
untuk menemukan
makanan itu tidak dihubungkan dengan kepuasan rasa lapar.
proses kognitif tersebut.
Karena stimuli tertentu itu dihubungkan dengan kepuasan drive
tertentu, sehingga stimuli-stimuli itu akan cenderung untuk dicari-cari ketika drive itu
terulang
2. Keyakinan Ekuivalensi
Ketika sebuah "subgoal" mempunyai pengaruh yang sejenis dengan dirinya, maka subgoal
itu dikatakan mendasari sebuah equivalence belief. Hal seperti ini hamper sesuai dengan
yang disebut oleh para ahli teori S-R sebagai secondary reinforcement. Tolman (1949)
menganggap bahwa jenis belajar ini termasuk dalam typical "social drives" dari pada
physiological drives. Misalnya, sepanjang dapat dipertunjukkan bahwa dengan need siswa
untuk cinta dan penerimaan yang baik tanpa harus menceritakan tentang nilai ataupun
kualitasnya, kemudian kita ingin mempunyai bukti untuk equivalence belief. Di sini ada
sedikit perbedaan antara Tolman dan para ahli teori S-R, kecuali pada sebuah fakta di
mana Tolman menyebut "love reduction" sebagai reinforcement, dan para teori S-R lebih
suka menyebutnya sebagai penurunan drive seperti rasa haus atau lapar.
3. Ekspetasi Medan
Ini dikembangkan dengan cara yang sesuai menurut perkembangan peta kognitif. Sebuah
organisme belajar tentang obyek dan fungsinya. Ketika melihat suatu tanda tertentu ia
mengharapkan sign yang lain akan mengikutinya. Pengetahuan umum tentang lingkungan
digunakan untuk menerangkan latent learning dan place learning. Hal seperti ini bukan
merupakan S-R learning melainkan S-S learning atau sign-sign learning. Di mana ketika
seekor binatang melihat suatu sign, maka ia belajar dan berharap akan diikuti oleh yang
lain. Satu-satunya "reinforcement" yang penting untuk jenis belajar seperti ini adalah
konfrmasi sebuah hipotesis.
4. Mode Medan Kognisi
Jenis belajar seperti ini kurang diminati oleh Tolman. Ini adalah sebuah strategi, cara
pendekatan untuk situasi problem-solving. Hal ini merupakan sebuah tendensi untuk
menyusun perceptual field dalam bentuk tertentu. Tolman mencurigai bahwa
kecenderungan ini adalah bawaan, tetapi bisa dimodifikasi dengan pengalaman.
Sesungguhnya hal paling utama pada strategi yang bekerja dalam pemecahan masalah
adalah akan dicoba pada situasi yang sama pada masa yang akan datang. Seperti itulah
field cognition modes yang efektif, atau problem-solving, yaitu memindahkan
permasalahan-permasalahan yang berhubungan.
5. Diskriminasi Dorongan
Diskriminasi dorongan hanya mengacu kepada fakta bahwa organism dapat menentukan
status drive mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka mampu merespon sewajarnya.
Contohnya, telah ditemukan bahwa seekor binatang dapat dilatih untuk asuk searah dalam
T-maze , ketika mereka merasa lapar.
6. Pola Motor
Tolman menunjukan bahwa teorinya sebagai besar itu terkait dengan ide asosiasi bukan
terkait dengan ide yang berhubungan dengan perilaku. Motor patern learning ini
merupakan suatu usaha untuk memecahkan suatu masalah. Tolman menerima interpretasi
Guthrie tentang respon bisa mennjadi hubungan dengan stimuli.

Pendapat tolman tentang pendidikan

Dalam banyak hal, Tolman dan Gestaltis sepakat mengenai praktik pendidikan. Keduannya menekankan pentingnya
pemikiran dan pemahaman. Menurut Tolman, murid perlu melakukan tes hipotesis dalam studi problem. Tolman
dan teoritis Gestalt akan mendukung diskusi kelompok-kelompok kecil dalam kelas. Yang penting buat murid
adalah punya kesempatan secara individual atau sebagai anggita kelompok, untuk menhuji ide-idenya secara
memadai.

You might also like