Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

KULIAH LAPANGAN MESIN PASCA PANEN (PP3204)

CV. CIHANJUANG INTI TEKNIK

Disusun Oleh:
Rizki Adhitya Pratama
11915028

Dosen : Dr. Ing. Ir. Indra Djodikusumo


Dr. Yoyo Suhaya, S. Hut., M.Si
Tanggal Kuliah Lapangan : 11 April 2018
Tanggal Pengumpulan Laporan : 18 April 2018

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PASCA PANEN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandrek adalah minuman tradisional orang Sunda dari Jawa


Barat, Indonesia yang dikonsumsi untuk menaikkan kehangatan tubuh. Minuman ini
biasanya dihidangkan pada cuaca dingin, seperti di kala hujan ataupun malam hari.
Bahan dasar bandrék yang paling penting adalah jahe dan gula merah, tapi daerah-
daerah tertentu menambahkan rempah-rempah tersendiri untuk memperkuat efek
hangat yang diberikan bandrék, seperti serai, merica, pandan, telur ayam kampung, dan
sebagainya. Susu juga dapat ditambahkan tergantung dari selera penyajian. Banyak
orang Indonesia percaya bahwa bandrék dapat menyembuhkan penyakit
ringan seperti sakit tenggorokan. Ada juga bandrék yang dikhususkan untuk orang
dewasa karena efek panasnya.
Menurut Umar et. al. (2011), bahan dasar pembuat jamu seperti rempah-rempah
dari spesies Zingiberaceae khususnya jahe, kunyit, temulawak dan kencur banyak
ditemukan di Indonesia dan biasa digunakan sebagai obat tradisional. Khasiat rempah-
rempah terhadap penyakit yang berhubungan dengan antioksidan antara lain jahe dan
kunyit sebagai antirematik, temulawak sebagai antihepatitis, serta kencur sebagai
antiinflamasi dan relaksasi pembuluh darah.

Salah satu pemanfaatan rempah di Indonesia adalah sebagai bahan baku


minuman tradisional yang berfungsi sebagai minuman penyegar dan juga sebagai
minuman yang memiliki aspek fungsional bagi kesehatan dengan adanya komponen
antioksidan. Tidak kurang dari 30 jenis rempah menunjukkan aktivitas antioksidan,
terutama fenolik (Kochar & Rossell 1995). Senyawa antioksidan alami tumbuhan
umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan
flavonoid, derivat asam sinamal, kumarin, tokoferol, dan asam organik polifungsional
(Pratt & Hudson 1992).

Oleh karena itu, kuliah lapangan ke CV. Cihanjuang Inti Teknik sangat penting
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk dapat mengetahui mesin yang terlibat dalam proses
pembuatan minuman tradisional khususnya bandrek sehingga mahasiswa mengetahui
kegunaan dari mesin yang terlibat dalam proses tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan kunjungan ke CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah sbb:
1. Menentukan komposisi dari bandrek yang di produksi oleh CV. Cihanjuang Inti
Teknk
2. Menentukan mesin- mesin pascapanen yang digunakan untuk mengolah bandrek di
CV. Cihanjuang Inti Teknik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil CV. Cihanjuang Inti Teknik

2.1.1. Perkembangan Perusahaan

Cihanjuang Inti Teknik (CIT / Cintek) adalah perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang mampu menghasilkan produk peralatan listrik yang kompetitif, baik kompetitif
dalam segi kualitas maupun dalam segi harga, pelayanan purna jual-nya di desa Cihanjuang,
Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Direktur CIT, Eddy Permadi yang lulusan Politeknik Mekanik
Swiss di Bandung pada tahun 1980 dan pernah mengenyam pendidikan lanjutan di Swiss dan
Jerman mulai merintis industri mesin produksi, pupuk dan pengecoran logam sejak tahun 1998.

Pada awal permulaan dirintisnya usaha Industri mesin produksi, pupuk dan pengecoran
logam, tanggal 3 Agustus 2000 Cihanjuang Inti Teknik memperoleh izin usaha yang sah
dengan bentuk Perusahaan dan tanggal 23 Agustus 2005 dengan Akte Notaris Ny. Gina
Riswara Koswara, S.H. Nomor 24, memperoleh izin usaha dengan bentuk badan yaitu
Perseroan Comanditer atau “CV. Cihanjuang Inti Teknik”.

Teknologi pembuatan turbin ini dipelajari di Luzen, Swiss melalui program alih
teknologi dari ENTEC dalam rangka kerjasama Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi
dengan GTZ. Kini, CV Cintek sudah mampu memproduksi peralatan pembangkit listrik tenaga
mikro hidro (PLTMH) mencakup peralatan turbin listrik, alat kontrol (panel) listrik sampai
generatornya dengan memanfaatkan sebanyak mungkin komponen lokal. Atas upaya
memanfaatkan komponen lokal itu, CV Cintek berhasil memperoleh Tingkat Kandungan
Dalam Negeri (TKDN) untuk produk peralatan PLTMH-nya hingga mencapai hampir 100%.

Produk PLTMH hasil karya Cihanjuang Inti Teknik pun memiliki daya saing tinggi,
baik dari kualitas maupun harga. Terbukti dengan banyaknya pesanan pembuatan turbin
PLTMH, dari dalam negeri sendiri dan berbagai negara di dunia. Di dalam negeri sendiri
sampai dengan tahun 2010 CV Cintek telah berhasil memasok turbin untuk PLTMH lebih dari
200 lokasi di berbagai daerah di tanah air, mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam sampai
Papua. Sebagian dari PLTMH itu bahkan dibangun sendiri oleh CV CIT mulai dari konstruksi
sipil, perlengkapan elektromekanik, transmisi dan distribusi kepada masyarakat sekitar hingga
instalasi ke rumah-rumah.

Desain turbin listrik PLTMH produksi CV CIT dipatenkan melalui Ditjen Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM dengan merek yang diambil dari
nama lokal sebuah tanaman, yaitu ‘Hanjuang’. Merek Hanjuang sendiri mirip dengan nama
desa yang menjadi nama jalan tempat workshop CV CIT berada, yaitu Cihanjuang.

Tenaga listrik mikro hidro merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan
yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di tanah air. Sebab banyak wilayah di
Indonesia yang memiliki aliran air sungai potensial untuk membangkitkan tenaga listrik.
Melihat potensi sumber daya alam yang belum termanfaatkan secara optimal itulah, CV Cintek
kemudian merintis usaha yang bergerak dalam industri pembuatan turbin PLTMH. Fokus
untuk memproduksi turbin listrik PLTMH dipilih mengingat PLTMH cocok untuk masyarakat
di pelosok tanah air dengan memanfaatkan aliran air sungai yang tidak begitu besar.

Daya listrik yang mampu dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air yang
dikategorikan sebagai PLTMH biasanya berkisar antara 100 Watt sampai 200.000 Watt (200
KWatt). Masuknya aliran listrik PLTMH ke pelosok pedesaan membawa dampak yang sangat
besar bagi masyarakat di pedesaan, karena terbukti mampu membangkitkan perekonomian
rakyat seperti berkembangnya industri tekstil (bordir) rumahan di Tasikmalaya, industri
makanan (kripik nangka) dan industri minuman (bandrek) di Bandung.

Visi Cihanjuang Inti Teknik adalah energi sebagai sumber pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Maksudnya adalah Cihanjuang Inti Teknik melakukan pengembangan teknologi
pembangkit listrik untuk menunjang kegiatan masyarakat. Misinya adalah produk Hanjuang
sebagai penggerak ekonomi pedesaan, maksudnya produk Hanjuang dapat meningkatkan
ekonomi masyarakat disekitar perusahaan, karena tenaga kerja berasal dari masyarakat sekitar
CV. Cihanjuang Inti Teknik.

2.1.2. Logo Perusahaan

Gambar 2.1. Logo CV. Cihanjuang Inti Teknik (Sumber : www.hanjuang.co.id Diakses pada
17 April 2018).

Berdasarkan Gambar 1.1 mengenai logo CV. Cihanjuang Inti Teknik, dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Terdiri dari dari dua warna, yaitu merah dan biru

2. Terdapat tulisan CIT yang berati singkatan dari Cihanjuang Inti Teknik

2.1.3. Struktur Organisasi

Menurut Kreitner dan Kinicki (2001), struktur organisasi adalah suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian/posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi haruslah sesuai dengan visi,
misi dan tujuan organisasi. Struktur organisasi yang baik adalah struktur yang selaras dan
mampu mempermudah pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi (Wexley dan Yuki, 2005).
Berikut Gambar 2.2. mengenai struktur organisasi CV. Cihanjuang Inti Teknik:
Direktur

Manager Umum

Divisi Teknik Administrasi Umum Div. Makanan dan


Minuman

Keuangan Teknik Keuangan Makanan dan


Service Center Outlet
Minuman
Div. Microhydro

Div. Makanan / Kripik Div. Minuman Tradisional


Div. Surveyor
Nangka

Div. Electrical Kemasan Renteng Kemasan Tradisional

Div. Engineering
Kemasan Baku

Div. Lab & Diklat

Produksi
Div. R & D

Marketing

Gambar 2.2. Struktur organisasi CV. Cihanjuang Inti Teknik ( Sumber : www.hanjuang.co.id Diakses pada 17 April 2018 ).
2.2. Bandrek

Bandrek merupakan minuman tradisional khas masyarakat Sunda. Minuman ini


berbahan baku jahe, namun bercita rasa yang jauh berbeda dengan wedang jahe pada
umumnya. Bandrek dikonsumsi untuk menaikkan kehangatan tubuh atau sekadar untuk
minuman selingan. Minuman ini biasa disajikan pada cuaca dingin atau malam hari.
Bandrek yang awalnya hanya ada di Jawa Barat kini telah menyebar. Produsen
minuman bandrek instan juga tidak lagi berasal dari Jawa Barat, misalnya produk
terkenal yang bermerek dagang Bandrek Sorbah diproduksi di Medan, Sumatera Utara
(Muchlis, 2013).

Bandrek secara tradisional terbuat dari bahan utama jahe dan gula merah.
Beberapa daerah kemudian menambahkan rempah-rempah berupa serai, pandan,
merica, atau telur ayam kampung untuk menambah khasiatnya. Penambahan susu cair
juga bisa dilakukan sesuai selera. Bandrek siap saji yang kini beredar telah
memodifikasi resep gula merah menjadi gula putih untuk memudahkan 17 pengemasan
dan daya tahan produk. Rempah-rempah yang dimasukkan dalam komposisinya juga
disesuaikan dengan rasa yang diinginkan, atau menciptakan kekhasan dari produk itu
sendiri. Resep bandrek tradisional umumnya terdiri dari jahe, gula merah, daun pandan,
cengkih, kayu manis, dan garam. Diagram alir pembuatan bandrek tradisional disajikan
dalam Gambar 1 (Muchlis, 2013).

Resep Bandrek Lampung juga berasal dari resep tradisional ini, akan tetapi sedikit
ditambah rempah-rempah untuk memberikan ciri yang membedakan dari jenis yang
lain. Komposisi produk minuman Bandrek Lampung terdiri dari jahe emprit, gula putih,
gula aren, lada hitam, cabai jawa, kayu manis, pala, kapulaga, dan cengkeh. Proses
pembuatannya dilakukan dengan metode kering untuk menghasilkan serbuk bandrek
yang siap saji dengan cara diseduh. Diagram alir pembuatan Bandrek Lampung

disajikan dalam Gambar 2.

Disamping itu gula merah sifatnya hangat, rasanya manis, memiliki efek
menambah darah,menguatkan limpa menghangatkan lambung, meredakan nyeri,
mengaktifkan peredaran darah. Serapan manula terhadap multivitamin dan
mikronutrien pelahan-lahan berkurang, sebaiknya sehari-hari dipenuhi dalam makanan,
untuk menjaga fungsi metabolisme dan memperlambat penuaan (Estiasih dan Ahmadi,
2009).
BAB III

HASIL KUNJUNGAN

3.1. Waktu dan Lokasi


Kunjungan dilakukan ke CV. Cihanjuang Inti Teknik yang berlokasi di
Jl. Cihanjuang Rahayu No.204, Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat. Pada hari
Rabu, 11 April 2018 pada pukul 11.00 sampai dengan 15.00 WIB

3.2. Proses Produksi Bandrek


Proses pembuatan bandrek menurut CV. Cihanjuang Inti Teknik terdiri
dari beberapa tahap, yaitu :
a. Sortasi
Sortasi bertujuan untuk memisahkan jahe yang memiliki kualitas buruk seperti
busuk dan tercampur benda asing dengan jahe yang memiliki kualitas bagus,
proses ini dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan.
b. Pencucian
Proses ini bertujuan untuk membersihkan jahe yang memiliki kualitas bagus
dari kotoras seperti tanah dan benda asing lainnya, proses pencucuian
menggunakan alat molen washer selama 1 jam.
c. Pengukusan
Proses pengukusan bertujuan supaya jahe matang dan lebih awet, proses ini
dilakukan dengan menggunakan panci pengukus dan kompor yang
berlangsung selama 2 ham dengan suhu ± 100 oC.
d. Pengirisan
Pengirisan merupakan proses yang bertujuan untuk memperkecil ukuran jahe
agar cepat kering dengan ketebalan sekitar 2 mm, proses ini menggunakan
mesin pengiris jahe yang digunakan selama 5 jam.
e. Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk menegeluarkan atau menghilagkan kandungan air
yang terkandung dalam bahan dengan menggunakan dryer. Waktu
pengeringan jahe selama 5 jam dengan suhu 80 oC, sedangkan proses
pengeringan gula selama 1 jam dengan suhu 80 oC.
f. Penampahan
Penampahan bertujuan untuk menghilangkan sisa kulit jahe yang dikeringkan
menggunakan tampah.
g. Roasting
Penyangraian bertujuan untuk menghasilkan aroma rempah yang khas
menggunakan alat roaster. Waktu penyangraian berbeda-beda setiap bahan,
waktu proses penyangraian jahe selama 30 menit, lada selama 10 menit,
cengkeh selama 10 menit, dan cabai jawa selama 20 menit dengan suhu yang
digunakan 80 – 90 oC.
h. Penggilingan
Penggilingan bertujuan untuk memperkecil ukuran bahan baku menjadi
tepung menggunakan alat grinder selama 30 menit.
i. Penimbangan
Proses ini bertujuan untuk memperoleh produk sesuai dengan takaran dan juga
ukurannya menggunakan timbangan. Proses ini dilakukan satu persatu pada
bahan yang sudah bubuk kemudian ditimbang dengan ukuran yang sudah
ditetapkan perusahaan.
j. Pencampuran
Proses pencampuran bertujuan untuk mencampurkan bahan yang sudah bubuk
menjadi rata dengan menggunakan mixer selama 30 menit.
k. Pengemasan primer
Proses ini terdiri dari dua tahapan, yaitu:
- Pengisian
Bahan yang sudah tercampurdimasukan kedalam plastik PE menggunakan
mesin filler sehinggan diperoleh bandrek instan dalam kemasan dengan
ukuran 31 gram. Proses pengisian ini berlangsung selama 2 jam.
- Perekatan
Perekatan bertujuan untuk menjaga bandrek dalam keadaan baik, proses
ini menggunakan alat perekat plastik yaitu plastic welder selama 1 menit
dengan suhu 90 oC.
l. Pengemasan sekunder
Tujuan utama dari proses ini adalah melindungi produk dari kontaminasi dan
kerusakan fisik. Kemudian bandrek yang telah dikemas dalam bentuk sachet
dimasukan ke dalam kantong kertas sebanyak 5 sachet perkantong dan
direkatkan menggunakan tali. Proses pengemasan sekunder ini berlangsung
secara manual yaitu menggunakan tangan.

3.3 Mesin Produksi Bandrek di CV. Cihanjuang Inti Teknik


Jenis mesin yang digunakan dalam produksi minuman bandrek pada CV.
Cihanjuang nti Teknik antara lain:
1. Mollen Washer
Fungsi dari alat ini adlaah untuk membersihkan sisa kotoran seperti tanah
yang masih menempel dengan bantuan air bersih. Kapasitas mesin ini untuk sekali
proses adalah 40 kg. Jumlah mollen washer yang dimiliki oleh CV. Cihanjuang
Inti Teknik adalah 1 unit. Mesin ini berbentuk silinder dengan ukuran diameter 71
cm dengan tinggi 87 cm.
2. Pengukus Jahe
Kapasitas pengukus jahe dalam sekali proses adalah 40 kg. Jumlah
pengukus yang dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 2 unit. Mesin ini
berbentuk silinder dengan ukuran diameter 46,5 cm dengan tinggi 52 cm.
3. Mesin Pengiris Jahe
Kapasitas pengiris jahe dalam sekali proses adalah 5 kg. Jumlah pengiris
jahe yang dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 1 unit. Mesin ini
berbentuk balok dengan ukuran tinggi 57 cm, panjang 49,5 cm dan lebar 24,5 cm.
4. Dryer
Kapasitas dryer dalam sekali proses adalah 10 kg. Jumlah dryer yang
dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 2 unit. Mesin ini berbentuk balok
dengan ukuran tinggi 87 cm, panjang 72 cm dan lebar 61 cm.
5. Roaster
Kapasitas roaster dalam sekali proses adalah 5 kg. Jumlah roaster yang
dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 1 unit. Mesin ini berbentuk balok
dengan ukuran tinggi 51 cm, panjang 46 cm dan lebar 34,5 cm.
6. Grinder
Fungsi dari mesin ini adalah menghaluskan jahe dan rempah – rempah.
Kapasitas pengiris jahe dalam sekali proses adalah 1/2 kg. Jumlah grinder yang
dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 1 unit. Mesin ini berbentuk balok
dengan ukuran tinggi 87 cm, panjang 136 cm dan lebar 15,5 cm.
7. Cabinet Dryer
Fungsi mesin ini untuk mengeringkan gula pasir. Kapasitas cabinet dryer
dalam sekali proses adalah 50 kg. Jumlah cabinet dryer yang dimiliki oleh CV.
Cihanjuang Inti Teknik adalah 3 unit. Mesin ini berbentuk siliner dengan ukuran
diameter 99 cm dan tinggi 21 cm.
8. Mixer
Fungsi mesin ini untuk mencampurkan bahan yang telah dihaluskan.
Kapasitas mixer dalam sekali proses adalah 20 kg. Jumlah mixer yang dimiliki
oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 1 unit. Mesin ini berbentuk balok dengan
ukuran tinggi 87 cm, panjang 65 cm dan lebar 37 cm.
9. Filler
Fungsi filler untuk memasukan bahan yang telah tercampur rata ke dalam
kemasan plastik. Kapasitas filler dalam sekali proses adalah 6 kg. Jumlah filler
yang dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 7 unit. Mesin ini berbentuk
balok dengan ukuran tinggi 166 cm, panjang 81 cm dan lebar 36 cm.
10. Plastic Welder
Mesin ini berfungsi untuk merekatkan dan memotong plastik yang sudah
diisi bandrek bubuk. Kapasitas dalam sekali proses adalah 7 buah kantong plastik.
Plastic welder yang dimiliki oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik adalah 6 unit.
Mesin ini berbentuk balok dengan ukuran tinggi 39 cm, panjang 21 cm dan lebar
7,5 cm.
3.4 Integrasi Proses Pengolahan Bandrek

Jahe Rempah - Gula Gula Kreamer


rempah Pasir Aren

Sortasi
Penggilingan
Penyangraian Pengeringan Penimbangan
Pencucian

Penggilingan Pengayakan
Pengukusan
Penimbangan

Pengirisan Pengeringan
Rempah –
rempah
Pengeringan bubuk
Penggilingan

Pemisahan
Kulit Penimbangan
Pengayakan

Jahe tanpa
kulit
Penimbangan

Penyangraian

Penggilingan

Jahe
Bubuk

Penimbangan

Pencampuran
Pencampuran

Pengemasan

Pengemasan Primer

Sealing

Pengemasan Sekunder

Pengemasan Tersier

Pengepakan

Bandrek instan
dalam kemasan

Gambar 3.1. Alur produksi minuman bandrek Hanjuang di CV. Cihanjuang Inti Teknik
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Komposisi bandrek di CV. Cihanjuang Inti Teknik yaitu terdiri dari jahe,
rempah – rempah, gula pasir, gula aren dan kreamer.
2. Mesin proses pembuatan bandrek di CV. Cihanjuang Inti Teknik yaitu terdiri
dari mollen washer, pengukus jahe, mesin pengiris jahe, dryer, roaster,
grinder, cabinet dryer, mixer, filler dan plastic welder.

5.2 Saran
1. Mesin yang dijelaskan tentang turbin tidak ke proses pembuatan bandrek
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. (2003). Pangan Fungsional untuk Kesehatan yang Optimal. Jakarta:


Kompas.
Estiasih, T., & Ahmadi, K . (2009). Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasanah, A.N., Nazarudin, F., Febrina, E. dan Zuhrotun, A. (2011). Analisis kandungan
minyak atsiri dan uji aktivitas antiinflamasi ekstrak rimpang kencur (Kaempferia
galanga l.). Jurnal Matematika dan Sains, 16(3), 147-152.
Kochar SP, Rossell JB. 1995. Detection, estimation, and evaluation of antioxidant in food
systems. In: Hudson BJF (ed). Food Antioxidants. London (GB): Elsevier Appl.
Sci. pp 1964.
Koswara, S. (2005). Jahe dan Hasil Olahannya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2001). Organizational Behavior. London : McGraw-Hill.
Muchlis, M. (2013). Minuman Bandrek. Jakarta: Sehatnews.com.
Pratt DE, Hudson BJF. 1992. Natural antioxidant not exploited commercially. Dalam:
Hudson BJF (ed). Food Antioxidants. London (GB): Elsevier Appl. Sci. pp
171192.
Tortosa, M.C., Mesa, M.D., Aguilera, M.C., Quiles, J.L., Baro, L., Tortosa, C.L.R.,
Martinus-Victoria, E. dan Gil, A. (1999). Oral administration of turmeric extract
inhibits LDL oxidation and has hypocholesterolemic effects in rabbits with
experiment atherosclerosis. Atherosclerosis 14(7), 371-378.
Umar, M.I., Zaini, M., Sadikun, M., Altaf, R. dan Iqbal, M.A. (2011). Phytochemistry
and medicine properties of Kaempferia galangal L (Zingiberaceae) extract.
African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 5(14), 1638-1647.
Wexley, K., & Yuki, G. (2005). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta
: Rineka Cipta.

You might also like