Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

A.

Judul Percobaan
“ Spot Test “

B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi :
1. Raksa melalui pengujian dengan Cu (II) iodida.
2. Arsen melalui pengujian dengan metode Gutzeit dan dengan perak nitrat.
3. Kobalt melalui pengujian dengan ammonium tiosianat dan pengujian dengan
adanya besi.
4. Klorida melalui pengujian dengan pengendapan sebagai perak klorida dan
pengujian dengan volatilisasi asam klorida.
5. Sulfat melalui pengujian dengan barium karbonat dan pp.
6. Hidrogen peroksida melalui pengujian dengan ferrisianida.

C. Latar Belakang Teori


Menurut, Vogel ( 1979:191 ) istilah reaksi bercak digunakan untuk uji mikro
dan semimikro untuk senyawaan ataupun untuk ion. Reaksi bercak dapat dilakukan
oleh proses berikut :
1. Dengan mencampur satu tetes larutan uji dan satu tetes reagensia peda permukaan
berpori ataupun tidak berpori (kertas, kaca, atau porselen).
2. Dengan menaruh setetes larutan uji pada medium yang sesuai (misalnya: kertas
saring ) yang dilembabi dengan reagensia yang diperlukan.
3. Dengan mereaksikan kertas uji atau setetes reagensia dengan gas-gas yang
dibebaskan dari setetes larutan uji atau dari sedikit zat padat.
4. Dengan menaruh setetes reagensia pada sedikit contoh padat, termasuk residu
yang diperoleh dari penguapan ataupun pemanggangan.
5. Dengan menambahkan setetes reagensia kepada sedikit larutan uji dan kemudian
mengekstraksi produk reaksi dengan pelarut organik.
Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat
kimia.Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif seperti endapan, warna, gas
maupun data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat
diperoleh indikasi kasar dari komponen penyusun analit, analisis kualitatif digunakan
sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif (Shodiq, 2004 : 1 ).
Reaksi bercak pada kertas saring dilakukan dengan kertas reaksi tetes wjatman
no. 120, namun dalam beberapa hal digunakan whatman no.3 : kertas Schleicher dan
Schuell (Amerika Serikat) yang setara adalah no.601 dan 598. Kertas-kertas ini
memiliki sifat yang diinginkan, yaitu dengan cepat menyerap tetesan tanpa terlalu
luas sebarannya, tidak seperti pada kertas yang lebih tipis. Meskipun pengotor sudah
diusahakan seminimum mungkin, kertas-kertas ini mungkin mengandung runutan
besi dan fosfat, reaksi bercak untuk besi dan fosfat lebih baik dilakukan dengan kertas
saring kuantitatif ( Whatman no.42 atau lebih baik jenis yang keraskan no. 542).
Kertas hendaknya digunting menjadi potoongan 3 x 2 cm atau2 x 2 cm, dan disimpan
dalam piring petri atau dalam wadah yang tutupnya kedap (Vogel,1979:195).
Larutan klorida dalam suasana asam tidak bereaksi dengan penambahan
hydrogen peroksida, sedangkan bromide dan iodide teroksidasi menjadi brom dan
iod. Bila oksidasi dilangsungkan dengan adanya oksin, maka senyawa fenolik ini
akan terhalogenasi oleh halogen bebas tersebut. Larutan asam dari oksin
terhalogenasi tidak bereaksi dengan perak klorida. Dengan dasar ini, klorida masih
dapat diuji dengan adanya ion halogen lain sampai pada konsentrasi 2 %
( Tim Dosen Kimia Analitik I,2011:21).
Raksa merupakan unsur logam yang berbentuk cair pada suhu ruangan.Ia
jarang ditemukan tanpa terikat dengan unsur lain, bijih utama adalah cinnabar.
Spanyol dan Italia memproduksi sekitar 50% pasokan dunia.unit komersil dari raksa
adalah flask, dengan berat 34,37 kg (76 pounds). Logam ini diproduksi dengan cara
memanaskan cinnabar dalam arus udara dan dengan cara mengembunkan uapnya.
Raksa merupakan logam yang sangat berat, warna putih keperakan, pengantar kalor
yang buruk dibandingkan logam lain, dan pengantar listrik yang biasa saja. Unsur ini
mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti emas,
perak, dan timah (disebut juga amalgam) ( Yulianto,2006).
Satu-satunya bijih raksa yaitu mineral sinabar, raksa (II) sulfide, HgS. Kira-
kira 75% logam ini di dunia terdapat sebagai endapan di Spanyol dan Italia.Banyak
bijih raksa mengandung kurang dari 1% dapat diekstraksi dengan pemanasan bijih
raksa (II) sulfide dalam udara.Logam raksa menguap dan terkondensasi sebagai
cairan :
HgS(s) + O2(g) Hg (l) + SO2(g)
(Kristian, 2003:163).
Raksa merupakan racun yang berbahaya dan dapat diserap melalui kulit,
saluran pernapasan, dan saluran pencernaan gastrointestinal tract. Udara yang jenuh
(saturated) dengan uap raksa pada suhu 20oC mengandung konsentrasi yang berlebih
batas limit keracunan berkali lipat. Lebih tinggi suhu lebih berbahaya, oleh karena itu
sangat penting raksa ditangani secara hati-hati.Logam ini banyak digunakan di
laboratorium untuk pembuatan thermometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat
lainnya.Unsur ini jugadigunakan dalampembuatan lampu uap merkuri, sakelar
merkuri dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah dalam membuat
peptisida, soda kaustik, produksi klor, gigi buatan, baterai dan katalis
(Yulianto,2006).
Uji Gutzeit padadasarnya adalah suatu modifikasi dari uji marsc dimana
perbedaan utamanya adalah bahwa hanya satu tabung reaksi yang diperlukan dan
arsinna dideteksi dengan perak nitrat atau merkurium (II) klorida. Taruh 1-2 gram
zink yang bebas arsenic dalam sebuah tabung uji, tambahkan 5-7 mL asam sulfat
encer, sumbat tabunglonggar-longgar dengan kapas yang telah dimurnikan, dan lalu
taruh selembar kertas saring yang dibasahi dengan perak nitrat 20% di atas puncak
tabung. Mungkin tabung perlu dipanaskan perlahan-lahan untuk menghasilkan
pelepasan hydrogen yang teratur. Pada akhir suatu jangka waktu tertentu misalnya 2
menit, singkirkan kertas saring, dan periksa bagian yang menutupi tabung uji,
biasanya diperoleh suatu bercak coklat muda yang dibebaskan oleh runutan arsenic
yang terdapat di dalam reagensia (Voggel,1979:244).
Kobalt lebih tidak reaktif daripada besi, demikian juga tidak berbeda banyak
dengan rodium dan iridium. Tingkat oksidasi yang umum bagi kobalt yaitu +2 dan +3
dan rodium dan iridium yaitu +3 dan +4. Dalam larutan air [Co (H2O)6]2+dan
[Co (H2O)6]3+ keduanya dikenal, tetapi kobalt (III) bersifat oksidator dan dalam
larutan air kecuali dalam lingkungan asam, terurai dengan cepat karena Co (III)
mengoksidasi air dengan membebaskan gas dioksigen (Kristian,2003:253).
Bila uap hidrida arsen dialirkan ke kertas saring yang telah dibasahi menjadi
berwarna. Bila yang digunakan adalah larutan AgNO3 1:1, yang terjadi adalah warna
kuning dari AsAg3– AgNO3 yang dengan air berubah menjadi hitam karena
terjadinya endapan logam perak. Alkali arsenat membentuk perak arsenal yang
berwarna merah kwcoklatan yang tidak larut dalam asam asetat. Reaksi digambarkan
sebagai berikut :
AsO43- + 3Ag+ Ag3AsO4
Bila arsen dalam bentuk asam arsenit, sulfide, sulfoarsenit atau sulfoarsenat, harus
diubah menjadi arsenat dengan penambahan ammonia dan hydrogen peroksida
( Tim Dosen Kimia Analitik I,2011: 20).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Spot plate
b. Gelas ukur 10 mL
c. Krus porselin
d. Tabung reaksi 4 buah
e. Batang pengaduk
f. Rak tabung reaksi
g. Pembakar spiritus
h. Kaki tiga dan kasa asbes
i. Botol semprot
j. Penjepit kayu
k. Pipet tetes
2. Bahan
a. KI-Na2SO3 (kalium iodide- Natrium sulfit)
b. CuSO4 (tembaga (II) sulfida)
c. HgCl2 ( raksa (II) klorida
d. Arsen (As)
e. Logam Zn ( seng )
f. AgNO3 1% dan 20 % (perak nitrat)
g. NH4OH (ammonium hiidroksida)(
h. H2O2 ( hydrogen peroksida)
i. CH3COOH ( asam asetat)
j. Co(NO3)2 (kobalt (II) nitrat)
k. NH4SCN ( ammonium tiosianat)
l. NH4F (ammonium flourida)
m. SnCl2 (timah (II) klorida)
n. Oksin ( C6H9NOH)
o. HNO3 1N (asam nitrat)
p. BaCO3 (barium karbonat)
q. K3Fe(CN)6 (kalium heksa sianoferat (III)
r. FeCl3 (Besi (III) klorida)
s. Larutan pp dalam C2H5OH (etil alcohol)
t. NaCl (natrium klorida)
u. Korek api
v. Tissue
w. Kertas saring
x. Aquades (H2O)
E. Prosedur Kerja
1.Uji raksa dengan (III) klorida
a. Memasukkan 1 tetes larutan KI-Na2SO3 pada spot plate.
b.Menambahkan 1 tetes larutan CuSo4.
c. Menambahkan 1 tetes larutan HgCl2.
d.Bila terdapat kandungan raksa maka akan muncul warna merah orange tergantung
pada jumlah raksa yang ada.

2.Uji arsen
a. Metode Gitzeit
a.) Memasukkan 1 mL larutan arsen ke dalam tabung reaksi.
b.) Menambahkan 2 butir logan Zn dan 1 mL larutan H2SO4 encer.
c.) Menutup tabung reaksi dengan kertas saring yang telah ditetesi AgNO3 20%.
d.) Bila ada arsen maka akan terbentuk noda kuning.
b.Dengan perak nitrat
a.) Memasukkan 4 tetes larutan arsen ke dalam krus porselin.
b.) Memanaskan 4 tetes NH4OH dan 7 tetes H2O2 10%.
c.) Mengasamkan campuran dengan CH3COOH encer.
d.) Terdapat endapan atau larutan berwarna coklat bila terdapat arsen.

3.Uji Kobalt
a. Dengan ammonium tiosianat dalam aseton
a.) Memasukkan 2 tetes Co(NO3)2 ke dalam spot plate.
b.) Menambahkan 2 tetes NH4SCN 10% dalam aseton.
c.) Tergantung pada banyaknya kobalt yang ada akan muncul hijau sampai biru.
b.Uji kobalt dengan adanya besi
a.) Memasukkan 2 tetes Co(NO3)2 ke dalam spot plate.
b.) Menambahkan 2 tetes NH4F. mengamati perubahan warna.
c.) Menambahkan 5 tetes NH4SCN 10% dalam aseton. Mengamati warnanya.
d.) Bila ada kobalt maka akan muncul warna hijau sampai biru.

4.Uji klorida
a. Pengujian dengan pengendapan sebagai perak klorida dengan adanya halida lain.
a.) Menambahkan 1 tetes larutan SNCl2 ke dalam tabung reaksi.
b.) Menambahkan 1 tetes oksin, 1 tetes H2O2 10%, dan 1 tetes HNO3 kemudian
memanaskan campuran selama kurang lebih 4 menit.
c.) Menambahkan 1 tetes AgNO3 1%.
d.) Bila ada klorida maka akan terbentuk kekeruhan atau endapan.
b.Pengujian dengan volatilisasi asam klorida
a.) Memasukkan NaCl ke dalam tabung reaksi.
b.) Menambahkan 7 tetes HNO3 pekat.
c.) Meletakkan batang pengduk yang telah dibasahi dengan larutan perak nitrat di atas
campuran reaksi tersebut.
d.) Memanaskan campuran sampai terbentuk gelembung-gelembung.
e.) Mengamati terjadinya kekeruhan pada larutan perak nitrat.
f.) Positif mengandung klorida jika terdapat kekeruhan atau endapan.

5. Uji sulfat denganUji Sulfat


a. Memasukkan 1 tetes asam sulfat ke dalam krus porselin.
b. Menambahkan 1 tetes barium karbonat.
c. Memanaskan hingga kering dan menambahkan 1 tetes phenolftalein.
d. Bila timbul warna merah, maka menunjukkan adanya sulfat.

6. Uji Hidrogen Peroksida dengan ferrisianida


a. Memasukkan 1 tetes H2O2 ke dalam spot plate dan menambahkan 1 tetes
K3Fe(CN)6.
b. Menambahkan 1 tetes FeCl3 dan 1 tetes SnCl2.
c. Bila ada hidrogen pereoksida, maka larutan akan menghasilkan warna biru prusi.
F. Hasil Pengamatan
1. Uji Raksa Dengan Cu (II) Iodida
1 tetes KI – Na2S2O3 (bening) + 1 tetes CuSO4 (biru) larutan kuning
+ 1 tetes HgCl2 (bening) larutan warna orange

2. Uji Arsen
a. Dengan metode Gutzeit
1 mL larutan arsen + 2 butir logam Zn+ 1 mL H2SO4 encer ada gelembung
ditutup
dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan AgNO3 20%
noda kuning

b. Dengan perak nitrat


4 tetes arsen (bening) larutan bening (panas) + 4 tetes NH4OH
(bening) + 7 tetes H2O2 (bening) larutan bening larutan bening
(panas)+ CH3COOH + 3 tetes AgNO3 1% endapan merah bata.

3. Uji Kobalt
a. Dengan ammonium tiosianat dalam aseton
2 tetes Co(NO3)2 (merah) + 2 tetes NH4SCN (coklat ) larutan hijau

b. Uji kobalt dengan adanya besi


2 tetes Co(NO3)2 (merah) + 2 tetes NH4F (bening) larutan merah + 5
tetes NH4SCN10% (coklat) larutan hijau

4. Uji Klorida
a. Pengujian dengan pengendapan sebagai perak klorida dengan adanya halida lain
1 tetes SnCl2 (keruh) + 1 tetes oksin (kuning bening) larutan putih keruh +
tetes H2O2 (bening) larutan keruh + 1 tetes HNO3 (bening) putih
keruh larutan putih + 1 tetes AgNO3 (bening) larutan putih keruh

b. Pengujian dengan volatilisasi asam klorida


NaCl (padatan putih) + 7 tetes HNO3 (p) larutan keruh dimasukkan batang
pengaduk yang sudah dibasahi AgNO3 larutan berwarna kuning, terbentuk
gelembung dan terdapat endapan putih pada batang pengaduk
5. Uji Sulfat dengan Barium Karbonat
1 tetes H2SO4 (bening) + 1 tetes BaCO3 (bening) larutan bening
kering (bening) + 1 tetes pp larutan merah

6. Uji Hidrogen Peroksida dengan ferrisianida


1 tetes H2O2(bening) + 1 tetes K3Fe(CN)6 (bening) larutan kuning + 1
tetes FeCl3 (kuning) larutan biru tua + 1 tetes SnCl2 (keruh)
larutan biru prusi.

G. Pembahasan
1. Uji raksa dengan Cu(II) iodide

Larutan yang akan diuji pada percobaan ini adalah raksa. Larutan raksa harus
dalam suasana asam karena kepekaan uji raksa ini tergantung dengan keasaman
larutan uji. Pada percobaan ini didunakan larutan KI-Na2SO3 yang berfungsi untuk
membebaskan iodide kemudian larutan CuSO4 yang membebaskan ion Cu2+ dan
menghasilkan Cu2I2. Pada proses larutan ditambahkan dengan HgCl2 akan
menghasilkan laritan berwarna orange. Hal ini membuktikan bahwa dalam larutan
positif mengandung raksa. Adapun reaksinya;

4KI.Na2S2O3 + 6 CuSO4 2CuI2 + 4CuSO3 + 4 Na2S2O4 + 2K2SO4


2 Cu2I2 + HgCl2 Cu2(HgI4) + Cl2 + 2Cu2+
2. Uji kobalt
a. Dengan metode guitzeit
Pengujian arsen dengan metode guitzeit ditandai dengan adanya noda kuning.
Larutan yang akan diuji yaitu arsen ditanbahkan dengan logam Zn dengan H2SO4
encer dalam tabung reaksi. Fungsi H2SO4 ini yaitu memberikan suasana asam
sehingga menyumbangkan ion H+. reaksinya;
As3- + 3Zn + 3H+ AsH3 + 3 Zn2+
Setelah penambahan H2SO4 mulut tabung reaksi ditutup dengan kertassaring yang
telah ditetesi AgNO3 20%vdan setelah beberapa saat,kemudian terbentuk noda
berwarna kuning pada kertas saring. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan yang
dilakukan adalah positif,karena menimbulkan noda berwarna kuning,adapun reaksi
yang terjadi;
AsH3 +6Ag+ As3+ + 3H+ + 6Ag (endapan hitaam)
AsH3 + AgNO3 AsAg3 + 3HNO3
b. Dengan perak nitra
Pengujian arsen gengan perak nitrat yaitu deengan memasukkan laaarutan ui
yaitu arsen kedalam tabng reaksi yang kemudian ditambahkan dengan NH4OH dan
H2O2. Penambahan ini dilakukan untuk membentuk arsenat yang tadinya masih
berbentuk assenit kemudian dipanaskan yang bertujuan untuk mempercepat
terjadinya reaksi.larutan yang diperoleh kamudian ditambahkan dengan larutan
CH3COOH encer dengan AgNO3 20% yang menghasilkan endapan merah bata.hal ni
sesuai dengan teori, apabila ada arsen maka akan terbentuk endapan. Adapun reaksi
yang terjadi;
H3AsO3 + 2NH4OH + H2O2 AsO43- +2NH3 + 2H2 + 3H+
AsO43- + 3 AgNO3 Ag3AsO4 + 3NO3-
3. Uji kobalt
a. Uji kobalt dengan ammonium tiosianat
Pengujian kobalt dengan ammonium tiosianat dilakukan dengan memasukkan
larutan Co(NO3)2 yang berwarna merah ke spot plate. Kemudian menambahkan
NH4SCN yang berwarna coklat ke spot plate dan menghasilkan larutan berwarna
hijau. Fungsi penambahan NH4SCN adalah untuk membarikan perubahan warna pada
larutan ayiatu warna hijau sampi biru.denganperubahan warna tersebut kobalt akan
mengalami pengionan dan membantuk ion kompleks tetrasianokobaltat (II).
Reaksinya;
Co (NO3)2 Co2+ + 2 NO3-
Co2+ + 4 SCN- [Co(SCN)4]2-
Co(NO3)2+4NH4SCN Co(SCN)4(NH4)2 + 2NH4NO3
b. Uji kobalt dengan adanya besi
Larutan yang akan ddiuji pada percobaan ini adalah Co(NO3)2, dengan cara
memasukkan larutan Co(NO3)2 kedalam spot plate yang kemudian ditambahkan
dengan NH4F dan NH4SCN. Penambahan NH4F berfungsi untuk mengubah garam
ferri manjadi ion kompleks ferriflourida yang tidak larit dan tidak berwarna.
Penambahan NH4SCN berfugsi untuk membarikan perubahan warna pada llarutan
yaitu warna biru smapi hijau.hasil reaksi antara Co(NO3)2, NH4F dan NH4SCN
menghasilkan larutan berwarna hijau. Dalam percobaan ini tidak ditambahkan besi
karena sifat kobalt yang rapuh. Logam keras menyerupai penampakan besi dan
nikel.kobalt memiliki permeabilitas logam sekitar 2/3 dari pada besi. Adapun
reaksinya;
Co (NO3)2 Co2+ + 2 NO3-
Co2+ + 4 SCN- [Co(SCN)4]2-
Co(NO3)2+4NH4SCN Co(SCN)4(NH4)2 + 2NH4NO3
4. Uji sulfat dengan barium karbonat dan pp
a. Pengujian dngan adanya endapan sebagai perak klorida dengan adanya halide lain
Larutan klorida dalam suasana asam tidak bereaksi dengan penambahan
hydrogen peroksida, sedagkan bromide dan iodide teroksidasi menjadi brom dan iod.
Bila oksidasi dilanjutkan dengan adanya oksin,maka senyawa fenolik ini akan
terhalogenesi terhadap halogen bebas. Halogen bebas ini adalah bromide dan iodide
yang akan menghasilkan brom dan iod. Setelah itu ditambahkan larutan HNO3
berfungsi memberikan suasana asam pada larutan, selain itu juga berfungsi sebagai
katalis. Ikatan antara ion Cl dengan Ag pada AgNO3, berlangsung cepat membentuk
AgCl. Reaksinya adalah;
Cl- + C6H9NOH C6H9NCl + OH-
C6H9NCl + H2O2 C6H9NOH + HCl
HCl + AgNO3 AgCl + HNO3
-
Cl + AgNO3 AgCl + NO3-
( endapan putih)
b. Pengujian dengan valatilisasi asam klorida
Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah NaCl padatan kemudian
ditambahkan dengan HNO3 pekat dan menghasilkan larutan putih keruh. Selain itu
memasukkan batang pengaduk yang telah dibasahi dengan perak nitrat. Campuran ini
dipanaskan sampai terbentuk gelembung-gelembung.pada tabung reaksi terbentuk
endapan kuning , selain itu pada batang pengaduk juga tebentuk endapan.adapun
persamaan reaksinya yaitu;
NaCl + HNO3 NaNO3 + HCl
HCl + AgNO3 AgCl + HNO3
5. Uji hydrogen peroksida dengan ferri sianida
Larutan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah H2SO4 encer.
Kemudian ditambahkan dengan BaCO3. BaCO3 bereaksi cepat terhadap larutan alkali
sulfat netralfungsi BaCO3 juga sebagai bahan penguji adanya sulfat pada larutan
H2SO4. Campuran kemudian dipanaskan sampai kering yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi antara kedua larutan kemudian ditambahkan dengan pp yang
berfungsi sebagai indicator asam-basa, dan diperoleh larutan yang berwarna merah.
Perubahan warn merah tersebut merupakan sifat basa dari natrium karbonat hasil
reaksi. Percobaan yang dilakukan positif karena timbul warna merah yang
menandakan adanya sulfat. Adapun reaksi ang terjadi;
H2SO4 + BaCO3 BaSO4 + H2CO3
6. Uji hydrogen peroksida dengan ferri sianida
Pengujian H2O2 dilakukan dengan cara mereaksikan K3Fe(CN)6 dengan
FeCL3 dan SnCl2 yang menghasilkan lartan yang berwarna siru prusi. Setelah itu
larutan ditanbahkan dengan H2O2 yang akan mereduksi ferri sianida mejadi
ferrosianida. Ferrosianida yang dihasilkan bereaksi dengan besi (III) klorida dalam
larutan. Percobaan yang dilakukan adaalah positif karena menghasilkan larutan biru
prusi. Adapun reaksi yang terjadi adalah;
2[Fe(CN)6]3- + H2O2 2[Fe(CN)6]4- + 2H+ + O2
2[Fe(CN)6]3 + SnCl2 2[Fe(CN)6]4- + Sn2+ + 2Cl
3[Fe(CN)6]4- + 4 Fe3+ Fe4 [Fe(CN)6]3 (biru prusi)

H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa;
1. Uji raksa dengan Cu(II)iodide menghasulkan lrutan berwarna orange yang
mengatakan positif mengandung raksa.
2. Uji arsen dengan metode Guitzeit dihasilkan larutan berwarna kuning,hal ini
menandakan pada larutan positir terdapat arsen. Uji dengan perak nitrat juga
positif karena terdapat endapan.
3. Uji kobalt dengan ammonium tiosianat dan besi sama-sama menunjukkan hasil
positif yang ditandai dengan timbulnya warna hijau
4. Uji klorida juga menunjukkan uji positif pada percobaan pengandapan sebagai
perak klorida dengan kalida lain dan dengan volatilisasi yang menghasilkan larutan
kerun danadanya endapan.
5. Uji sulfat dengan barium karbnat dan pp menunjukkan hasil positif Karen
menghasilkan warna merah.
6. Uji hydrogen peroksida dengan ferrisianida menghasilkan larutan berwarna biru
prusiyang menandakan adanya H2O2 pada larutan.

I. Saran
Diharapkan pada praktikan agar lebih teliti pada sat melakukan pengamatan
terutama pada saat melihat perubahan warna, agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu,M. Shodiq. 2004. Kimia Analitik I.Malang : JICA UM

Mohsin, Yulianto. 2006. “Raksa”.http:// www.chem-is-try.org.Makassar. Diakses


Pada tanggal 25 November 2011

Sugianto.H.Kristian. 2003.Kimia Anorganikj II. Yogyakarta : JICA UNY

Tim Dosen Kimia Analitik I. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Makassar:
FMIPA : UNM

Vogel. 1979. Analisis Anorganik, Kualitatif Makro dan Semi Mikro.Jakarta : PT.
Kalman Media Pustakas

You might also like