Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 24

TUGAS 3

MODEL KONSEPTUAL TEORI “PHIL BARKER”

DISUSUN OLEH :

Nurhudaya Fauziah.L

70300116015

Keperawatan A

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat

Allah SWT, karena atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan literatur yang berupa buku dan jurnal-jurnal

ilmiah yang kami peroleh. Dalam makalah ini, kami membahas tentang “ Model

Konseptual Teori Phil Barker”

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini.


Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta

kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat


memberikan manfaat bagi kita semua.

Samata,20 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................

C. Tujuan Penulisan........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Phil Barker…………………………………………………..

B. Konsep mayor dan definisi……………………………………………

C. Bagan....................................................................................................

D. Asumsi mayor (terkait paradigma keperawatan)……………………..

E. Penerimaan oleh keperawatan………………………………………..


F. Kelebihan dan kekurangan teori Phil Barker.......................................

BAB III KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………

LAMPIRAN…………………………………………………………………….......
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan

kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan

spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses

keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh

pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa

penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan

keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung

oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan

diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam


menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang

dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah

dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat

beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,

implimentasi tindakan, dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa biografi Phil Barker ?

2. Apa konsep mayor dan definisi dari teori Phil Barker ?


3. Apa asumsi mayor dari teori Phil Barker ?
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui biografi Phil Barker

2. Mengetahui konsep mayor dan definisi dari teori Phil Barker


3. Mengetahui asumsi mayor dari teori Phil Barker
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Phil Barker

Phil Barker lahir di Skotlandia pada tanggal 5 November 1932. Ia adalah

salah satu tokoh utama dalam pengembangan hobi modern meja wargaming,

terutama yang dari perang kuno, dan merupakan co-founder dari Wargames

research group.(Alligood, 2010)

Pada tahun 1960 dia adalah seorang insinyur metode di British Leyland.

Namun, pada tahun 1960 dia adalah seorang insinyur metode di British

Leyland. Namun, pada 1970-an ia mengambil redundansi sukarela untuk

menjadi orang pertama di Inggris untuk bekerja penuh waktu pada wargames

menulis dan aturan desain. Pada saat itu, ia juga seorang penunggang kuda

yang tajam, keterampilan yang ia digunakan untuk keuntungan dalam


melakukan percobaan dalam penggunaan senjata kavaleri.
Phil Barker adalah anggota pendiri Society of Ancients, melayani di

komite selama bertahun-tahun dan memberikan kontribusi secara teratur untuk


majalah mereka Slingshot. Pada tahun 1994 ia terpilih Hidup Wakil Presiden.

Pada awalnya Barker maju melalui keperawatan, walaupun tidak biasa,

dengan waktu dan terapi konteksnya. Keperawatan dan dirinya mulai menyatu

ketika ia mulai belajar dan praktek macam-macam psikoterapi seprti terapi

perilaku kognitif dan terapi grup keluarga. Penelitian doctoral Barker tentang

terapi perilaku kognitif denga kerja dengan grup wanita yang mengalami

diprsi. Bagaimana pun Barker menjadi tidak nyaman dengan aplikasi dari

terapi untuk orang yang mengalami masalah dalam hidup dan “Azaz

ketidakpastian” yang ditekankan lagi pada dirinya. Kecurigannya tentang

hidup dan pertanyaan provokasi pribadi tentang pekerjaan, kegembiraan dan


integritas mereka. Ia belajar dari mereka apa arti pengalaman (Alligood, 2010)

B. Konsep mayor dan definisi

1. Tidal model

Tidal model adalah pendekatan filosofis pada penemuan

kesehatan mental ini menekankan membantu orang kembali kisah

pribadi tekanan mental, dengan memulihkan suara

mereka.. Dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, metafora

dan cerita pribadi orang mulai untuk mengekspresikan sesuatu dari

makna hidup mereka Ini adalah langkah pertama menuju

membantu kembali kontrol atas kehidupan mereka “Barker”.

Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi

kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker,Poppy

Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal modelberfokus pada


proses perubahan yang ada pada semua orang.Model ini berusaha untuk
mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya

suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini

bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin


pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.

2. Sumber teoritis Phil Barker

Model pasang surut menarik metafora filosofis inti dari teori chaos,

seperti yang tak terduga - namun dibatasi - sifat perilaku manusia

dan pengalaman dibandingkan dengan aliran dinamis dan kekuatan

air dan gelombang pasang laut. (Jaypee,2006)

Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:

a. Keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif

b. Pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada

masalah, kekurangan atau kelemahan

c. Menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik

d. Penerimaan paradoks krisis sebagai peluang

e. Mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang

f. Keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin

harus dicari

3. Proses keterlibatan (engagement proses)

Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan menggunakanTidal

model, hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Bahwa pemulihan mungkin terjadi.

b. Bahwa perubahan tidak bisa dihindari, tidak ada yang tetap.

c. Bahwa pada akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka.

d. Bahwa orang memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan

untuk memulai.
e. Perjalanan pemulihan.

f. Bahwa orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi adalah

muridnya .

g. Bahwa tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai rasa

ingin tahu dalam mempelajari apa yang perlu dilakukan untuk

membantu seseorang.

Proses keterlibatan dengan orang yang dalam masalah dan

kesusahan terjadi dalam tiga domain atau dimensi yaitu :

a. Domain diri (self domain) adalah di mana orang merasakan

pengalaman mereka. Ada penekanan untuk membuat orang merasa

lebih aman dan praktisi membantu mengembangkan “rencana

keamanan” atau security plan untuk mengurangi ancaman terhadapnya

atau orang lain di sekitarnya.

b. Domain dunia (world domain) di mana orang berpegang pada kisah

mereka. Praktisi Tidal model menggunakan cara khusus untuk

mengeksplorasi cerita ini bersama-sama, mengungkapkan makna yang

tersembunyi, menggali sumber daya yang ada, dan untuk

mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk membantu

pemulihan.

c. Domain lainnya (others domain) menggambarkan berbagai hubungan

yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa sekarang dan masa depan,

tidak hanya praktisi Tidal model tetapi juga anggota lain dari tim

perawatan kesehatan dan sosial, teman, keluarga dan pendukung

lainnya.
d. Kekuatan metafora

Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air dan menjelaskan

bagaimana orang-orang dalam kesusahan atau distress bisa menjadi

rapuh secara emosional , fisik dan spiritual. Filosofi ini memandang

pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukan sebuah fenomena

yang stabil, dan kehidupan sebagai sebuah perjalanan yang dilakukan

di lautan pengalaman. Filosofi ini menyatakan bahwa kesehatan jiwa,

faktor yang terkait dengan krisis kejiwaan, bisa beragam serta

kumulatif.

Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang

perlu diperhatikan:

a. Value the voice (menghargai suara) Mendengarkan cerita seseorang

adalah yang hal yang terpenting.

b. Respect the language (hormati bahasa) Memungkinkan orang untuk

mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman

hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.

c. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)

Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang

tersebut.

d. Become the apprentice (menjadi apprentice) Menempatkan diri dalam

cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang

anda bantu (klien).

e. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan) Pada dasarnya

setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap

pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas


untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan

membantu dalam proses pemulihannya.

f. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka) Baik klien maupun

praktisi atau tenaga penolong professional berada dalam posisi istimewa

dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat

menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien

tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.

g. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada) Cerita

seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya

mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan

mana yang tidak dapat digunakan.

h. Craft the step beyond (menentukan langkah) Praktisi atau tenaga

penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan

menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena

langkah awal merupakan langkah yang penting.

i. Give the gift of time (berikan waktu) Tidak ada yang lebih berharga

daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama.

Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang

masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu

yang ada saat ini?".

j. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah

konstan)

Dua Puluh Kompetensi yang disampaikan Phil Barker:

a. Kompetensi 1 : Praktisi menunjukkan kapasitas untuk mendengarkan

secara aktif cerita orang


b. Kompetensi 2 : Praktisi menunjukkan komitmen untuk membantu

orang dengan mengetahui permasalahannya karena sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari proses perawatan .

c. Kompetensi 3 : Praktisi membantu orang mengekspresikan perasaan

pasien.

d. Kompetensi 4 : Praktisi membantu orang mengekspresikan dirinya /

pemahamannya tentang pengalaman tertentu melalui penggunaan cerita

pribadi , anekdot , perumpamaan atau metafora .

e. Kompetensi 5 : Praktisi menunjukkan minat dalam cerita seseorang

dengan meminta klarifikasi dari titik-titik tertentu , dan meminta

contoh-contoh lebih lanjut atau rincian .

f. Kompetensi 6 : Praktisi menunjukkan kesediaan untuk membantu orang

g. Kompetensi 7 : Praktisi mengembangkan rencana perawatan berbasis

permasalahan pasien

h. Kompetensi 8 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi masalah

spesifik hidup, dan apa yang mungkin perlu dilakukan untuk

mengatasinya .

i. Kompetensi 9 : Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran

dari apa yang bekerja untuk atau terhadap mereka, dalam kaitannya

dengan masalah- masalah khusus hidup .

j. Kompetensi 10 : Praktisi menunjukkan minat dalam mengidentifikasi

apa yang orang berpikir orang-orang tertentu yang dapat atau mungkin

bisa lakukan untuk membantu mereka lebih lanjut dalam menangani

masalah spesifik hidup .


k. Kompetensi 11 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi jenis

perubahan akan merupakan langkah ke arah penyelesaian atau bergerak

menjauh dari suatu masalah tertentu hidup .

l. Kompetensi 12 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi apa yang

harus dilakukan dalam waktu dekat.

m. Kompetensi 13 : Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran

mereka bahwa waktu khusus sedang diberikan untuk mengatasi

kebutuhan spesifik mereka .

n. Kompetensi 14 : Praktisi mengakui nilai waktu orang tersebut

memberikan kepada proses penilaian dan perawatan pengiriman.

o. Kompetensi 15 : Praktisi membantu orang mengidentifikasi dan

mengembangkan kesadaran kekuatan dan kelemahan pribadi.

p. Kompetensi 16 : Praktisi membantu orang mengembangkan keyakinan

diri, karena itu mempromosikan kemampuan mereka untuk membantu

diri mereka sendiri .

q. Kompetensi 17 : Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran

subtlest perubahan - dalam pikiran , perasaan atau tindakan

r. Kompetensi 18 : Praktisi membantu orang mengembangkan kesadaran

tentang bagaimana mereka , orang lain atau peristiwa telah

mempengaruhi perubahan ini .

s. Kompetensi 19 : Praktisi bertujuan untuk memastikan bahwa orang

tersebut sadar, setiap saat, tujuan dari semua proses perawatan

t. Kompetensi 20 : Praktisi memastikan bahwa orang tersebut dilengkapi

dengan salinan dari semua dokumen penilaian dan perencanaan

perawatan untuk referensi mereka sendiri . Hal ini merupakan

pengalaman umum bagi semua orang.


C. Penjelasan Skema atau Bagan atau Model Konsep

Person

Self Others

World

Person

Gambar 1 tiga dimensi personhood. ( Barker, PJ. 2006. The tidal model

theory and practice. Pp. 23-31. Newcastle, UK: Univesity of Newcastle.)

Orang yang hidup dengan melewati pengalaman di dunianya dapat

dijelaskan menjadi tiga dimensi: dunia, self(diri sendiri), dan orang lain.

Dimensi dunia menfokuskan kepada kebutuhan manusia untuk dimengerti

dan divalidasi persepsi mereka. Pengkajian keperawatan yang holistik

terdokumentasi dalam suara yang dimiliki manusia. Pengkajian ini ini

menfokuskan pada dunia pengalaman manusia dan memberikan kesempatan

untuk belajar tentang masalah yang dihadapi manusia saat ini, skala dan

evaluasi dari masalah tersebut, sumber daya apa pada kehidupan manusia

yang mungkin dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tersebut,

atau memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan apa yang diperlukan untuk

membawa suatu perubahan.(Barker. 2006)

Dimensi self (diri sendiri) menunjukkan kebuatauiha manusia akan

keamanan fisik dan emosional. Kolaborasi untuk pengkajian keamanan


mampu memenuhi kebutuhan tersebut dan menghasilkan rencana keamanan,

yang mengidentifikasi dan mendukung kebutuhan keamanan personal dan

menurunkan resiko mencelakai diri sendiridan orang lainm, area bunuh diri,

kekerasan, melukai diri sendiri dan mengabaikan diri sendiri merupakan

target yang spesifik.

Jenis dukungan dan pelayanan yang orang butuhkan agar dapat hidup

normal dibagi menjadi tiga dimensi. Tim kerja interdisiplin pada dimensi ini

merupakan intervensi medis, sosial, dan psikologi yang spesifik, sebagai

sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari seperti: keuangan,

perumahan, dan determinan kesehatan yang lain. Keluarga, teman, dan hal

lain yang signifikan juga ditemukan pada dimensi ini.

D. Asumsi mayor (terkait paradigma keperawatan)

Dua asumsi dasar yang mendasari model pasang surut. Pertama,

perubahan adalah satu-satunya ketetapan. Semua pengalaman manusia

melibatkan orang yang terus berubah. Kedua, orang yang membicarakan

mereka. Kisah Orang selalu dihiasi dengan cerita tentang bagaimana orang ini

datang dan berada di sini mengalami "masalah hidup" mencari solusi. (Austyn

Snowdin, 2010)

1. Keperawatan

Perawatan adalah kegiatan antarpribadi berupa abadi manusia

melibatkan fokus pada promosi pertumbuhan dan perkembangan.

Keperawatan siap saat kondisi yang diperlukan untuk promosi pertumbuhan

dan perkembangan. Keperawatan adalah aktivitas manusia interpersonal dan

berfokus pada promosi dari pertumbuhan dan perkembangan.


Keperawatan adalah orang yang memberikan pelayanan kepada

orang lain yang membutuhkan. Di sana terdapat kekuatan yang dinamis

pada keahlian dari keperawatan. Seseorang mempunyai tugas untuk

merawat orang lain.

2. Manusia

Manusia adalah filosofi alami dan pembuat arti, membaktikan hidup

mereka untuk menetapkan makna dan nilai dari pengalaman

mereka.Perawat harus bisa menghargai perspektif manusia.Manusia

menceritrakan riwayat hidup, perasaan hidupnya.

Manusia merupakan orang yang mengalami status perubahan yang

menetap dan terjadi secara terus menerus. Mereka hidup dalam dunianya

dan mengalami 3 dimensi yaitu ; Dunia.Diri sendiri dan orang lain. Model

pasang surut memegang sedikit asumsi tentang latihan hidup yang sesuai

sepanjang hidup manusia. Manusia didefenisikan dalam hubungan/relasi

sebagai contoh dengan ayah,ibu, anak. Saudara dan juga dengan perawat.

3. Kesehatan

Kesehatan adalah tugas personal yang sukses diselesaikan yang

merupakan hasil dari kesadaran diri, disiplin diri, dan ditemukan dari

masing-masing orang yang bisa mengatur ritme hidup, diet dan sexual.

Kesehatan merupakan sesuatu yang dikejar,diperoleh dan dirawat.Ini

merupakan bagian dari kehidupan social, ekonomi,cultural dan spiritual.

Pada pandangan yang holistic orang-orang menganggap bahwa kesehatan

dan sakit adalah sesuatu yang bernilai.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah social yang luas di alam, konteksnya dari

perjalanan hidup seseorang dalam samudra pengalaman, perawat

menciptakan tempat untuk bisa bertumbuh dan berkembang.

E. Penerimaan oleh keperawatan

1. Praktik

model tidal dikembangkan di lahan praktik antara tahun 1995 dan

1997 dan dikenalkan secara resmi di dua ruangan psikiatri di Newcastle,

Inggris pada tahun 1998. Tidal model diadopsi oleh program kesehatan

mental dan pada tahun 2000 diterapkan pada sembilan ruangan psikiatri.

Hampir semua perkembangan tidal model dilakukan di Inggris, dengan

proyek yang trebnetang mulai dari rumah sakit dan pelayanan komunitas,

dari akut hingga tingkat rehabilitasi, pelayanan spesialis forensik dan

keperawatan komunitas. seperti Norfolk.

2. Pendidikan

Barker menyediakan paket pendidikan multimedia bagi mereka

yang menerapkan Tidal Model (Model pasang surut), dan semua situs

menggunakan program ini untuk mempersiapkan untuk implementasi. Hal

ini menjamin perspektif umum di antara dan kesetiaan kepada nilai-nilai,

prinsip, dan proses Model Pasang Surut, namun memungkinkan kreatif,

pelaksanaan yang relevan secara lokal. Perawat dalam komunitas Model

pasang surut memiliki kesempatan untuk belajar tentang model sebelum,

selama, dan setelah pelaksanaannya. Dalam gelombang pertama di

Newcastle upon Tyne, lebih dari 150 perawat berpartisipasi dalam pelatihan

formal, dan selama 2 tahun ke depan hampir 300 perawat berpartisipasi

dalam program pendidikan multimedia.


3. Penelitian

Model pasang surut dikembangkan dari program penelitian klinis.

Semua anggota jaringan internasional Tidal Model didorong untuk

mengevaluasi model dalam praktek. Sebuah konsultan penelitian dan

pengembangan didirikan sebagai jaringan longgar untuk pelaksanaan Model

pasang surut dan proyek Pembangunan. Konsultasi ini menyediakan

kerangka kerja untuk evaluasi Model pasang surut dalam tindakan dari

prespektif hasil organisasi, pengalaman profesional, dan pengalaman

pengguna konsumen. (Barker & Buchanan Barker, 2004c). Tugas penting

dari evaluasi dan implementasi, proses, dan hasil dari model pasang surut

dalam praktek sedang berlangsung di Kanada, Irlandia, Jepang, Selandia

Baru, dan di seluruh Britania Raya.

F. Kelebihan dan kelemahan teori Phil Barker


Kelemahan:
Teori ini mengidentifikasi konsep terhadap pemahaman kebutuhan
manusia dengan masalah kehidupan, apa dan bagaimana yang akan
dilakukan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhannya. Model keperawatan
Phil Barker ini kurang menekankan dan menfokuskan pada aspek psikologis
dan mental pasien.
Kelebihan:

Teori ini lebih dominan keperawatan jiwa. Model ini, berusaha

untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menengkankan

pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan

metafora. Ini bertujuan untuk memperdaya seseorang untuk pemunuhan

sendiri.
BAB III

APLIKASI TEORI

Berikut ini merupakan penerapan teori dan model keperawatan Phil Barker :

A. Studi kasus

Tn. D berasal dari keluarga broken home, sejak kecil ayah dan ibu

Tn.D telah bercerai dan ayahnya menikah lagi. Semenjak itu, Tn. D diasuh

oleh ibunya. Karena ibu Tn. D sakit keras, maka Tn. D diasuh oleh ayah dan

ibu tirinya. Ibu tiri Tn. D memiliki seorang anak. Saudara tiri Tn.D suka

mengambil uangnya. Ayah Tn. D seorang pemabuk dan sering memukul Tn.

D. Ibu tirinya juga selalu memarahi dan memukul Tn.D. Tn. D merasa marah

dan membenci mereka tetapi tidak bisa dia ungkapkan. Akibatnya Tn. D

tampak selalu murung dan jarang bergaul dengan teman-temannya. Suatu hari,

Tn. D memukul ayahnya sampai mati. Tn D. dipindahkan dari penjara ke

ruang keamanan, dimana perawat primer memulai untuk meminta Tn D.

mengeksplor ceritanya melalui pengkajian secara holistic.

B. Penyelesaian kasus

Berdasarkan kasus di atas, penerapan teori Phil Barker untuk menangani

masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian

Pada aspek pengkajian, perawat memfokuskan pada 3 dimensi yaitu:

a. Domain diri (self domain):

Tn. D memiliki pengalaman yang buruk dalam hidupnya. Tn. D memiliki

keluarga yang broken home, ayahnya seorang pemabuk dan meiliki ibu
tiri yang memperlakukan dia dengan buruk. Tn. D merasa kecewa

terhadap peristiwa yang menimpa dirinya. Ia merasa marah pada ayah

dan ibu tirinya. Tn. D mengatakan tidak ingat apakah pernah memukul

ayahnya atau tidak.

b. Domain dunia (world domain)

Tn. D berada pada lingkungan kelurga yang tidak harmonis. Di

lingkungan pergaulan, Tn. D jarang berinteraksi dengan teman-

temannya dan Tn. D lebih suka diam dan menyendiri. Tn. D

mengganggap bahwa teman-temannya tidak menyukai dan tidak

mempercayai dia.

c. Domain lainnya (others domain)

Tn. D tidak memiliki saudara dan merupakan anak tunggal. Tn. D

memiliki saudara tiri yang senang mengambil uangnya. Tn. D

menyatakan bahwa dia ingin sembuh dan merawat kembali ibunya yang

sedang sakit.

2. Intervensi

Intervensi yang dilakukan berdasarkan penerapan sepuluh komitmen

model dari teori Phill Barker yaitu :

a. Dengarkan dengan baik apa yang diceriterakan oleh klien.

b. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan yang

membuat klien jengkel/kesal.

c. Meminta klien melanjutkan ceriteranya dengan sesekali mengangguk dan

klarifikasi

d. Kemukakan pendapat tentang hikmah peristiwa yang dialami klien

e. Anjurkan klien untuk mengungkapkan aspek positif yang dimiliki


f. Tunjukkan sikap percaya diri perawat, dan meminta klien menyadari

akan apa yang sedang terjadi pada dirinya

g. Menilai aspek positif klien yang dapat dilakukan

h. Anjurkan klien mulai melakukan aspek positif yang dimiliki

i. Klien mengulangi melakukan aspek positif yang dimiliki dengan

menyusun jadwal

j. Klien tetap melakukan aspek positif yang dimilki dan merasakan

perubahan yang ada pada dirinya.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Tidal Model fokus diaplikasikan pada perawatan penyakit jiwa

dengan menggunakan sepuluh komitmen untuk mendukung proses

kesembuhan pasien. Model Tidal memberikan sebuah orientasi untuk praktik

yaitu penelitian dasar, holistik dan individu terkait dengan keperawatan jiwa.

B. Saran

Teori Tidal Model dari Phil Barker dengan sepuluh komitmen agar

dapat diaplikasikan pada tatanan pendidikan, praktik, dan penelitian di

Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2010). Nursing Theory. United State of Amerika: Mosby

Elsevier.

Austyn Snowdin, dkk(2007). Pioneering theories in nursing.

Alligood, M. R. (2010).Nursing theorist and their work. University of Newcastle

Jaypee, (2006). Nursing theories : BT Basavabthappa

Barker, P. J. (2006). The Tidal Model: Theory and Practice. USA: Routledge.
LAMPIRAN

You might also like