Professional Documents
Culture Documents
BAB II Halaman
BAB II Halaman
TINJAUAN PUSTAKA
ini yang berasal dari waktu anak-anak dapat bergerak sambil berdiri sampai
mereka masuk sekolah. Anak-anak pada usia ini membutuhkan bahasa dan
kemampuan berinteraksi secara kerja sama dengan anak lain dan orang
2009).
Ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan
kognitif anak menurut Snowman yang dikutip oleh Dewi, dkk tahun (2015).
12
13
membutuhkan istirahat yang cukup. Otot –otot besar pada anak usia
Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
14
melambat dan semakin stabil selama usia prasekolah. Proporsi fisik tidak
lagi menyerupai anak toodler dalam posisi jongkok dan perut yang
tangkas dan tegap. Akan lebih dijelaskan fisik anak prasekolah secara
berat badan 14,6 kg. Penambahan tinggi badan 7,5 cm per tahun.
Rata-rata berat badan 18,7 kg. Rata-rata badan 110 cm. Erupsi gigi
kidal).
23,6 kg. Tinggi badan 106,6-123,5 cm. Gigi seri dibagian tengah
mandibularis muncul.
15
1) Motorik Kasar
secara bergantian
tertutup.
16
2) Motorik Halus
bahasa pada usia anak prasekolah lebih canggih dan lebih kompleks
sangat dramasis dari 300 kata menjadi lebih dari 2100 kata.
adalah pria.”
logam”.
19
kekalahan.
Tahap ini dialami pada anak usia 4-5 tahun. Antara usia 3 dan 6
versus guilt). Pada usia ini, anak secara normal telah menguasai rasa
lama.
simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus pada
Dewi, dkk tahun (2015) anak prasekolah berada pada tahap pre
sebagai hakim dari perilaku baik atau buruk. Berdoa kepada Tuhan
(Wong, 2009).
teman sebaya dan bisa menjadi sadar bahwa mereka tinggi atau
semua darah dan bagian “dalam tubuh” mereka dapat bocor ke luar.
25
mutilasi. Terjadi peran seks, dan “berdandan seperti ibu atau ayah”
(Wong, 2009).
26
berikut :
bola.
masak-masakan.
4) Permainan prestasi, seperti sepak bola, bola voli tenis meja dan
bola basket.
penerangan kepadanya.
28
pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang
dilarang itu berati buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
lingkungan.
Menurut Riyadi dan Intarti tahun (2012) Setiap orang tua akan
tersebut dimana ada sebagian anak yang tidak selamanya tahapan tumbuh
a. Faktor Herediter
intruksi genetic yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi
dalam factor genetik ini adalah jenis kelamin dan suku bangsa atau ras.
Misalnya, anak keturunan bangsa Eropa akan lebih tinggi dan lebih
b. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Internal
perkembangan seks.
seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya, guru dan sebagainya akan
2) Lingkungan Eksternal
Haryani, (2014) Ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja untuk
Jadi, dapat disimpulakan bahwa Ibu yang bekerja adalah dimana seorang
wanita yang telah menikah dan mempunyai anak yang berperan serta
Tujuan ibu bekerja, salah satunya adalah suatu bentuk aktualisasi diri
guna menerapkan ilmu yang telah dimiliki ibu dan menjalin hubungan
(Santrock, 2007 dalam Imaniah, 2013). Semakin puas seorang ibu dengan
tergantung kepada seberapa banyak waktu dan energi yang dia sia-siakan
untuk anak mereka dan model peran apa yang di hadirkan untuk anak
bekerja akan lebih memiliki akses dan kuasa dari pendapatan yang
Dwi Imaniah, 2013). Anak dari ibu yang bekerja sebagian diawasi oleh
sosial yang baik, kemampuan kognitif yang baik, dan lebih aktif di
diri lebih baik (Papilia, 2010). Anak dengan Ibu yang bekerja
kebanyakan mereka lebih percaya diri dan akan menunjukan efek yang
sangat kecil terhadap adanya perpisahan, ini berarti anak dengan ibu
yang bekerja lebih jauh mandiri dibandingkan dengan anak yang ibunya
Akibat ibu bekerja maka waktu kebersamaan antara ibu dan anak
kebersamaan ibu dan anak juga disebabkan oleh tipe kerja ibu. Ibu yang
kelelahan fisik.
terlebih dahulu. Ibu yang bekerja juga tidak dapat mengatur pola makan
luar rumah. Hal ini berakibat status gizi anak menjadi lebih atau
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak yang telah dibuat. Metode skrining juga telah dibuat
perkembangan anak, dan tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. DDST
Tes ini juga mudah dan cepat (15-20 menit), dan menunjukkan validitas
(Soetjiningsih, 2012).
c. Bahasa (language)
tubuh.
3. Prosedur DDST
berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5
tahun.
4. Penilaian
a. Abnormal
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
b. Meragukan
didapatkan dua keterlambatan atau lebih. Bila pada satu sektor atau
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
d. Normal
bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Bila
oleh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau
Yang Bekerja
keterlibatan ibu dalam kegiatannya. Peran ibu dalam mengasuh dan mendidik
hubungan yang baik bersama anak daripada kuantitasnya. lbu yang bekerja
mengarahkan pola pikir anak agar lebih memahami situasi yang dihadapi