Professional Documents
Culture Documents
Paper Pajak PPH Pasal 21
Paper Pajak PPH Pasal 21
PAPER
Tahun 2017
ABSTRAK
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Dalam pengenaannya, Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 21 dapat dibagi ke dalam beberapa subjek pajak yang berbeda-beda dan
dengan cara perhitungan yang berbeda-beda pula. Tujuan penelitian ini adalah selain
untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Perpajakan I dengan tema Pajak
Penghasilan Pasal 21 atas pegawai tidak tetap dan bukan pegawai tetapi juga sebagai
sarana menambah ilmu pengetahuan dalam bidang perpajakan. Pada paper ini akan
dibahas mengenai pengertian pegawai tidak tetap dan bukan pegawai, tarif dan cara
penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap dalam berbagai contoh, serta
penerapan dan masalah terkait PPh Pasal 21 yang dikenakan kepada subjek pajak
pegawai tidak tetap dan bukan pegawai. Dalam melakukan perhitungan PPh Pasal 21
terutama untuk pegawai tidak tetap dan bukan pegawai terdapat beberapa perbedaan
pada batas penghasilan dan PTKP dengan PPh Pasal 21 yang dikenakan kepada
pegawai tetap. Di Indonesia pajak merupakan penyumbang penerimaan negara terbesar
dalam APBN. Dengan melihat betapa pentingnya manfaat pajak bagi negara, maka kita
sebagai warga negara sudah seharusnya memiliki pengetahuan tentang perpajakan di
Indonesia khususnya terkait Pajak Pengahasilan (PPh) Pasal 21.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan I.
Didalam karya tulis ini akan dibahas tentang PPh Pasal 21 bagi Pegawai Tidak
Tetap dan Bukan Pegawai. Penyusunan karya tulis ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
penyusunan karya tulis ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan karya tulis
ini.
Kami mengharapkan
Kelompok 4
*Nama mahasiswa*
iii
DAFTAR ISI
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pegawai tidak tetap dan bukan pegawai ?
2. Bagaimana cara membedakan antara pegawai tidak tetap dengan bukan
pegawai ?
3. Berapa Tarif PPh Pasal 21 bagi pegawai tidak tetap dan bukan pegawai ?
4. Bagaimana cara menghitung PPh Pasal 21 atas pegawai tidak tetap dan
bukan pegawai ?
5. Kendala apa yang ditemui dalam penerapan PPh Pasal 21 bagi Pegawai
tidak tetap dan bukan pegawai ?
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan paper
ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaskud dengan Pegawai tidak tetap
dan bukan pegawai
2. Pembaca dapat membedakan antara Pegawai tidak tetap dengan Bukan
Pegawai.
3. Menambah wawasan pembaca tentang tarif dan cara perhitungan PPh Pasal
21 untuk Pegawai tidak tetap dan bukan Pegawai.
4. Pembaca dapat mengetahui permasalahan dan kendala dalam perhitungan
PPh Pasal 21 bagi Pegawai tidak tetap dan bukan Pegawai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sebelum membahas tentang pengertian pegawai tidak tetap dan bukan pegawai,
mari kita bahas mengenai pengertian pegawai. Pegawai adalah orang pribadi yang
bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau
kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode
tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja,
termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri. Dalam suatu
perusahaan istilah pegawai bisa juga diartikan juga sebagai karyawan atau istilah lain.
Penentuan status sebagai pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan bukan
pegawai oleh pemberi kerja menjadi dasar penentuan hak, kewajiban, dan fasilitas
pajak yang akan diterima pegawai. Setiap badan mempunyai cara yang berbeda dalam
mendefinisikan pengertian pegawai tetap dan pegawai tidak tetap. Seperti tercantum
pada UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 100 tahun 2004 serta Peraturan Dirjen Pajak
nomor 16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak nomor 16/PJ/2016 yang dimaksud dengan
Pegawai Tidak Tetap dan Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah sebagai berikut
:
a. Pegawai Tidak Tetap
Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya
menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan
jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau
penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
b. Bukan Pegawai
3
4
Tarif PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas atas penghasilan
berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang
saku harian, sepanjang penghasilan tidak dibayarkan secara bulanan, tarif
lapisan pertama Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan
diterapkan atas:
2. Bukan Pegawai
a. Tarif PPh 21 Bukan Pegawai berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Pajak Penghasilan diterapkan atas jumlah kumulatif
dari:
6
C. Contoh Perhitungan
Sampai dengan hari ke-10, karena jumlah kumulatif upah yang diterima
belum melebihi Rp 4.500.000, maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong.
Misalkan Arifin bekerja selama 11 hari, maka pada hari ke-11, setelah
jumlah kumulatif upah yang diterima melebihi Rp 4.500.000, maka PPh
Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang
sebenarnya.
Sehingga pada hari ke-11, upah bersih yang diterima sebesar : Rp 450.000
– Rp 165.000 = Rp 285.000
8
dibayar atau terutang hanya satu kali dalam satu tahun kalender sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Contoh :
Mulyadi Santoso melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Komputer
Canggih dengan fee sebesar Rp 5.000,000,00.
Seperti yang sudah dicontohkan pada kasus di atas sejauh ini perhitungan
dan penerapan atas pemotongan PPh pasal 21 terhadap pegawai tidak tetap dan
bukan pegawai telah dilaksanakan dengan baik oleh pemberi kerja. Hal ini selaras
dengan kampanye yang gencar dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang
membuat para penerima kerja semakin sadar akan kewajiban pajaknya.
Tetapi dalam hal ini tetap saja ada kendala yang terjadi dalam penerapan
aturan pemotongan PPh 21 dalam lingkup subyek pajak yang merupakan pegawai
tidak tetap dan bukan pegawai, yaitu sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan para penerima kerja tentang cara perhitungan PPh 21 yang akan
menjadi dasar pemotongan pajak dari penghasilan mereka, dalam hal ini maka
para pemberi kerja dapat memberi transparansi pada kontrak kerja.
2. Masih banyaknya pemberi kerja selaku pemotong PPh Pasal 21 mengalami
kesulitan dalam membedakan pegawai tidak tetap dengan upah borongan dan
bukan pegawai ketika ingin melakukan pemotongan pajak atas penghasilan
yang dibayarkan. Untuk dapat membedakan antara kedua penerima kerja
tersebut maka pemahaman terhadap kriteria bukan pegawai yang menerima
14
penghasilan harus dilimitasi pada jenis jasa yang tercantum dalam Pasal 3 huruf
c Peraturan Direktur Jernderal Pajak nomor PER-16/PJ/2016.
15
BAB III
A. Simpulan
Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya
menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah
hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan, atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Perbedaan antara bukan pegawai dengan pegawai tidak tetap adalah mengacu
pada kriteria yang diatur dalam Pasal 3 huruf c Peraturan Dirjen Pajak Nomor
16/PJ/2016 dilimitasi hanya pada jenis jasa yang disebutkan saja. Bagi penerima
penghasilan yang jasanya tersebut dalam Pasal 3 huruf c Peraturan Dirjen Pajak Nomor
16/PJ/2016 dirinya merupakan kelompok bukan pegawai yang menerima penghasilan
sedangkan apabila jasanya tidak termasuk dalam kriteria yang disebutkan maka dirinya
adalah pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari kendala yang telah dijabarkan dalam makalah ini,
kami menyarankan agar diberikan regulasi dan pemahaman yg lebih detail mengenai
16
perbedaan pemotongan pajak penghasilan PPh Pasal 21 antara pegawai tetap maupun
tidak tetap agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan kesalahan dalam
pemotongan.
Diberikan edukasi intens kepada pemotong dan wajib pajak mengenai hak dan
kewajiban Pajak Penghasilan yg mereka lakukan sehingga pengetahuan wajib pajak dan
pemotong pajak dapat memahami setiap pemotongan atas penghasilan yang mereka
miliki.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008. (2008, September 23). Perubahan
Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan No. 101/PMK.010/2016. (2016, Juni 22). tentang Penyesuaian
Peraturan Menteri Keuangan No. 102/PMK.010/2016. (2016, Juni 22). tentang Penetapan
Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan.
Jakarta.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016. (2016, September 29). tentang
Puspa, Dian. 2016 Berita Satu, “PPh Pasal 21 : PPh 21 Pegawai Tidak Tetap”,
17 September 2017)
Puspa, Dian. 2016 Berita Satu, “PPh Pasal 21 : PPh 21 Bukan Pegawai”, https://www.online-
17