Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 43

TALK

Kategori: Mineral Silikat


Rumus Kimia: Mg3Si4O10(OH)2
Komposisi: Hydrated Magnesium Silicate
Sistem Kristal: Monoklin
Warna: Putih, abu keputihan, kuning keputihan, coklat kekuningan,
hijau pucat
Kristal Habit: Foliated, fibrous
Kilap: Non Logam ( Vitreous, greasy, waxy, pearly )
Cerat: Putih
Belahan: 1 arah
Kekerasan: 1 skala mohs
Tenacity: Sectile
Transparansi: Transparan, opaque
Pecahan: Uneven
Density: 2,78
Genesis: Ditemukan di batuan metamorf jenis ultrabasa. Banyak pula
ditemukan pada alterasi hidrothermal.
GYPSUM

Kategori: Mineral Sulfat


Rumus Kimia: CaSO4 · 2H2O
Komposisi: Calcium Sulfate Dihydrate
Sistem Kristal: Monoklin
Warna: Putih, Bening, Transparan
Kristal Habit: Tabular, Masif
Kilap: Non Logam ( Vitreous, silky, waxy, pearly )
Cerat: Putih
Belahan: 2 arah
Kekerasan: 2 skala mohs
Tenacity: Sectile, flexible
Transparansi: Transparan, opaque, Translucent
Pecahan: Uneven, Splintery, Choncoidal
Density: 2,3
Genesis: Deposit sedimen hasil evaporasi
KALSIT

Kategori: Mineral Carbonate


Rumus Kimia: CaCO3
Komposisi: Calcium Carbonate
Sistem Kristal: Hexagonal
Warna: Putih, Bening, Transparan
Kristal Habit: Granular
Kilap: Non Logam ( Vitreous, pearly )
Cerat: Putih
Belahan: 3 arah
Kekerasan: 3 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, opaque, Translucent
Pecahan: Choncoidal
Density: 2,7
Genesis: Dapat ditemukan baik di batuan beku, batuan sedimen
maupun batuan metamorf.
FLUORITE

Kategori: Mineral Halide


Rumus Kimia: CaF2
Komposisi: Calcium Fluoride
Sistem Kristal: Isometric
Warna: Putih, pink, ungu, merah, biru.
Kristal Habit: Granular
Kilap: Non Logam ( Vitreous )
Cerat: Putih
Belahan: 4 arah
Kekerasan: 4 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Choncoidal
Density: 3,3
Genesis: Dapat ditemukan baik di batuan beku, batuan sedimen
maupun batuan metamorf.
APATITE

Kategori: Mineral Phospate


Rumus Kimia: Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)
Komposisi: Calcium Fluoro-chloro-hydroxyl Phospate
Sistem Kristal: Hexagonal
Warna: Putih, merah, biru, kuning, bening, coklat
Kristal Habit: Tabular
Kilap: Non Logam ( Vitreous )
Cerat: Putih
Belahan:
Kekerasan: 5 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Choncoidal
Density: 3,2
Genesis: ditemukan dalam asosiasi dengan pegmatite
ORTHOKLAS

Kategori: Mineral Silikat


Rumus Kimia: KAlSi3O8
Komposisi: Potassium Alumunium Silicate
Sistem Kristal: Monoklin
Warna: Putih, merah, biru, kuning, bening, coklat, pink, orange, abu-
abu
Kristal Habit: Tabular
Kilap: Non Logam ( Vitreous )
Cerat: Putih
Belahan: 2 arah
Kekerasan: 6 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Choncoidal, uneven
Density: 2,6
Genesis: banyak ditemukan pada granit dan batuan beku asam
lainnya.
KUARSA

Kategori: Mineral Silikat


Rumus Kimia: SiO2
Komposisi: Silicon Dioxide
Sistem Kristal: Hexagonal
Warna: Putih, merah, biru, kuning, bening, coklat, pink, orange, abu-
abu
Kristal Habit: Tabular
Kilap: Non Logam ( Vitreous )
Cerat: Putih
Belahan: tidak ada
Kekerasan: 7 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Choncoidal
Density: 2,6
Genesis: banyak ditemukan pada granit dan batuan beku asam
lainnya, batuan metamorf dan pada batuan sedimen.
TOPAZ
Kategori: Mineral Silikat
Rumus Kimia: Al2SiO4(F,OH)2
Komposisi: Alumunium Fluoro-hydroxyl Silicate
Sistem Kristal: Orthorhombic
Warna: Putih, merah, biru, kuning, bening, coklat, pink, orange, abu-
abu
Kristal Habit: Tabular
Kilap: Non Logam ( Vitreous )
Cerat: Tidak berwarna
Belahan:
Kekerasan: 8 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Subchoncoidal
Density: 3,5
Genesis: Topaz berasosiasi dengan batuan beku asam seperti granit
dan rhyolit
KORUNDUM

Kategori: Mineral Oksida


Rumus Kimia: Al O
2 3

Komposisi: Alumunium Oxide


Sistem Kristal: Hexagonal
Warna: Putih, merah, biru, kuning, bening, coklat, pink, orange, abu-
abu
Kristal Habit: Tabular
Kilap: Non Logam ( Vitreous )
Cerat: Putih
Belahan: Tidak ada
Kekerasan: 9 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Uneven
Density: 4,0
Genesis: Corundum berasosiasi dengan batuan miskin silika
(felspatoid).
INTAN
Kategori: Mineral Native
Rumus Kimia: C
Komposisi: Carbon
Sistem Kristal: Isometric
Warna: Bening
Kristal Habit: Octahedral
Kilap: Adamantine
Cerat: Tidak berwarna
Belahan:
Kekerasan: 10 skala mohs
Tenacity: Brittle
Transparansi: Transparan, Translucent
Pecahan: Chonchoidal
Density: 3,5
Genesis: Kimberlite rocks
Pendeskripsian Mineral
BAB III

CARA PENDESKRISIAN
Pada mineral, terdapat sifat-sifat fisik mineral yang ada pada masing-masing mineral. Sifat fisik tersebut kemudian

dibagi lagi menjadi dua bagian, sifat fisik secara teori dan sifat fisik secara determinasi atau laboratorium. Sifat fisik

secara teori tidak dapat dijadikan pedoman untuk menentukan sifat-sifat mineral, karena sifat-sifat yang dijelaskan

tmasih kurang spesifik dan ada juga yang hanya dimiliki oleh sebagian mineral saja, seperti yang telah dijelaskan

pada bagian sebelumnya.

Pada praktikum Mineralogi, praktikan diwajibkan untuk dapat mengetahui sifat-sifat fisik mineral pada saat

pendeskripsian mineral. Pendeskripsian mineral dilakukan dengan mengamati sifat-sifat fisik mineral secara

determinasi. Sifat-sifat tersebut adalah : warna, cerat atau gores, kilap, perawakan, belahan, kekerasan, sifat dalam,

berat jenis dan kemagnetan. Semua sifat-sifat tersebut memiliki nilai atau patokan tertentu sesuai dengan jenisnya.

Dalam pendeskripsian mineral, juga ditentukan system kristal, komposisi atau rumus kimia, kelas dan grup

mineral serta asosiasi dan kegunaan mineral tersebut.

1. Warna (Colour)

Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang gelombang , beberapa menyerap panjang

gelombang spesifik dari spectrum yang dapat dilihat. Spectrum yang dapat dilihat terdiri dari warna merah, oranye,

kuning, hijau, biru, nila, dan violet.

Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan mempengaruhi energi dan akan terjadi perubahan warna dan

jika permata itu mengandung besi biasanya akan terlihat berwarna kelam, sedangkan yang mengandung

alumunium biasanya terlihat berwarna cerah, tetapi juga ada mineral yang berwarna tetap seperti air (berkristal)

dan dinamakan Idhiochromatic.

Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada sesuatu zat dalam permata sebagai biang warna

(pigment agent) yang merupakan mineral-mineral yaitu : belerang warnanya kuning; malakit warnanya hijau;

azurite warnanya biru; pirit warnanya kuning; magatit warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya

kuning hingga coklat; hematite warnanya merah dan sebagainya.


Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan diistilahkan allokhromatik, hal ini disebabkan

kehadiran zat warna (pigmen), terkurungnya sesuatu benda (inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities).

Impurities adalah unsur-unsur yang antara lain terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir

dalam campuran murni, unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah.

Aneka warna batu permata ini sangat mempersona manusia sehingga manusia memberi gelar “mulia” pada batu-

batu itu, contoh intan yang hanya terdiri dari satu unsur mineral yakni zat arang merupakan benda yang padat yang

bersisi delapan karena adanya zat campuran yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda : tidak

berwarna, kuning, kuning muda, agak kebiru-biruan, merah, biru agak hijau, merah jambu, merah muda, agak

kuning coklat, hitam yang dinamakan carbonado, hijau daun. Banyak mineral hanya memperlihatkam warna

yang terang pada bagian-bagian yang tipis sekali. Mineral yang lebih besar dan tebal selalu memberi kesan yang

hitam, tanda demikian antara lain diperlihatkan oleh banyak mineral.

Warna hijau muda, jika warna tersebut makin tua berarti makin bertambah Kadar Fe didalam molekulnya.

2. Cerat atau Gores (Streak)

Cerat atau gores adalah warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk (dihancurkan) sampai halus.

Goers ini penting untuk membedakan dua kristal yang warnanya sama namun goresnya berbeda.

Mineral yang mempunyai kekerasan <>

 Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.

 Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam–logaman atau memberi garis merah darah.

 Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis putih).

3. Kilap (Luster)

Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu

kilap logam dan kilap bukan logam. Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini

biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit,
kalkopirit. Kilap bukan logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat

dibedakan menjadi :

 Kilap kaca (vitreous luster). Kilap ini memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya. Misalnya : kalsit,

kuarsa,dan halite.

 Kilap intan (adamantine luster). Kilap ini memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contohnya

intan(diamond).

 Kilap sutera (silky luster). Kilapn ini memberikan kesan seperti suterayang mempunyai struktur serat

seperti asbes, aktinolit dan gypsum.

 Kilap damar (resinous luster). Kilap ini memberikan kesan seperti dammar. Contohnya, Sfalerite dan

Resin.

 Kilap mutiara (pearly luster). Kilap ini memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit

kerang. Misalnya, talc, dolomite, muscovite, dan tremolite.

 Kilap lemak (greasy luster). Kilap ini memberikan kesan seperti lemak atau sabun. Contohnya, talc dan

serpentine.

 Kilap tanah (earthy luster). Kenampakannya buram seperti tanah. Misalnya kaolin, limonit dan bentonit.

 Kilap lilin (waxy luster). Kenampakkan kilap mineral seperti lilin yang khas. Contohnya adalah serpentine

dan cerargyrite.

Selain itu, ada juga mineral yang memiliki kilap yang khas dengan indeks bias 2,6 sampai dengan 3.

kenampakkan mineral ini diantara kilap logam dan kilap bukan logam. Contoh mineralnya adalah, cuprite,

hematrite dan cinnabar.

4. Perawakan Kristal (Habit)

Perawakan ditentukan dari karakteristik kristal. Bentuk yang sempurna jarang dijumpai dialam, karena

pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan
kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun

yang dalam kelompok-kelompok.

Bentuk khas mineral dialam ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relative

bidang-bidang tersebut. Meskipun perawakankristal bukan ciri mineral yang tetap (karena factor-faktor tersebut),

namun ada beberapa perawakan kristal masih dapat juga sebagai suatu ciri yang dapat dipergunakan dalam

penentuan jenis mineral.

Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan pada umumnya, yaitu meniang atau berserabut, lembaran tipis

dan membutir.

A. Meniang atau Berserabut (Elangated habit)

 Meniang (Columnar)

 Menyerat (Fibrous)

 Menjarum (Acicular)

 Menjaring (Recticulate)

 Membenang (Filiform)

 Merambut (Capillary)

 Mondok (Stout)

 Membintang (Stellated)

 Menjari (Radiated)

B. Lembaran tipis (Flattened habit)

 Membilah (Bladed)

 Memapan (Tabular)

 Membata (Blocky)

 Mendaun (Foliated)
 Memencar (Divergent)

 Membulu (Plumose)

C. Membutir (Rounded habit)

 Mendada (Mamillary)

 Membulat (Colloform)

 Membulat jari (Colloform radial)

 Membutir (Granular)

 Memisolit (Pisolitic)

 Stalaktit (Stalactitic)

 Mengginjal (Reniform)

5. Belahan (Cleavage)

Belah adalah kecenderungan batu permata untuk membelah kearah tertentu menyusur permukaan bidang rata,

lebih spesifik lagi ia menunjukkan kearah mana ikatan-ikatan diantara atom relative lemah dan biasanya reta-retak

menunjukan arah belah.Belahan ialah sifat untuk menjadi belah menurut bidang yang agak sama licinnya.

Pembagian jenis-jenis belahan pada mineral adalah :

 Sangat Sempurna

 Sempurna

 Sedang

 Buruk

 Tidak ada belahan sama sekali

6. Pecahan (Fracture)
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral

tersebut akan pecah. Bila cara pecahnya tidak teratur, disebut dengan nama pecahan. Pecahan pada mineral dapat

dibedakan menjadi enam jenis.

A. Choncoidal

Apabila pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.

B. Hackly

Apabila pecahan mineral seperti besi, runcing-runcing tajam serta kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.

C. Even

Apabila pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati

bidang datar.

D. Uneven

Apabila pecahan mineral menunjukkan permukaan bidang pecahnya kasar dan tidak teratur

E. Splintery

Apabila pecahan mineralnya hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut.

F. Earthy

Apabila pecahan mineral hancur seperti tanah.

7. Kekerasan

Kekerasan adalah sebuah sifat fisik lain, yang dipengaruhi oleh tata letak intern dari atom. Untuk mengukur

kekerasan mineral dipakai Skala Kekerasan MOHS (1773-1839).

1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari

2. GIPS, mudah digores dengan kuku ibu jari

3. Kalsit, mudah digores dengan pisau

4. Fluorit, mudah digores dengan pisau


5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar)

6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir

7. Kwarsa, dapat menggores kaca

8. Topaz, dapat menggores kaca

9. Korundum, dapat mengores topaz

10. Intan, dapat menggores korundum

Bentuk Kristal Intan ialah benda padat besisi delapan (OKTAHEDRON)

1. K = 1 : Talk/Silikat magnesia yang mengandung air.

2. K = 2 : Gips (CaSO4), batu tahu

3. K = 3 : Kalsit (CaCo3)

4. K = 4 : Vluispat (CaF2)

5. K = 5 : Apatit mengandung chloor

6. K = 6 : Veldspat, kaca tingkap

7. K = 7 : Kwarsa, pisau dari baja

8. K = 8 : Topas; Silikat alumunium yang mengandung borium, batu permata

9. K = 9 : Korsum (Al2O3 dalam corak merah, batu permata delima, corak

Biru batu nilam/safir)

10. K = 10 : intan batu permata

Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih kecil dan dapat digores

oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. Dengan lain perkataan SKALA MOHS adalah Skala relative. Dari

segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 9, artinya no. 9 kira-kira 9 kali sekeras no. 1,

tetapi bagi no. 10 adalah 42 kali sekeras no. 1.


K.E. Kinge (1860) dalam Han Sam Kay mengelompokkan batu permata yang dijadikan perhiasan

dalam lima belas kelas sebagai berikut :

1. Batu permata Kelas I, Nilai Keras antara 8 s/d 10

2. Batu Permata kelas II, Nilai Keras antara 7 s/d 8

3. Batu permata Kelas III Batu permata kelas ini tergolong jenis batu

mulia dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya kira-kira 7, sebagian

besar terdiri dari asam

kersik (kiezelzuur), keculai pirus (tuquois)

4. Batu-Batu mulia Tanggung yaitu batu kelas IV, nilai keras antara 4 – 7

5. Batu kelas V. Batu kelas V nilai kerasnya dan kadar berat jenisnya

Sangat berbeda-beda. Warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak

keruh, tidak tembus cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan

harganyapun amat murah bila dibandingkan dengan harga batu mulia.

Dalam kelas ini termasuk batu marmer dan batu kelas V tidak tergolong

batu mulia.

8. Sifat Dalam / Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)

Sifat dalam adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan

pemotongan. Berikut ini adalah jenis-jenis sifat dalam pada kristal.

A. Brittle yaitu apabila mineral mudah menjadi tepung halus.

B. Sectile yaitu mineral mudah terpotong dengan pisau dan tidak ada yang berkurang atau menjadi tepung

(hancur).

C. Malleable yaitu yaitu apabila mineral ditempa dengan menggunakan palu akan menjadi pipih.
D. Ductile yaitu apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila dilepaskan maka tidak akan

kembali seperti semula.

E. Flexible yaitu apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.

F. Elastic yaitu apabila mineral dapat merenggang (bertambah panjang) bila ditarik dan akan kembali

seperti semula jika dilepaskan.

9. Berat Jenis (Specific Gravity)

Berat jenis adalah angka perbandingan antara massa jenis (density) suatu mineral dibandingkan massa jenis

(density) air. Untuk mengukur berat jenis suatu mineral adalah dengan mengukur berat (massa) dan volume

mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk analisa mineral baik

secara fisik maupun secara kimia.

10. Kemagnetan

Sifat kemagnetan adalah sifat aksi-reaksi mineral terhadapmedan magnet yang berada disekitarnya. Dialam, ada

beberapa mineral yang memiliki daya magnet yang kuat, ada yang hanya akan timbul bila ada medan magnet lain

disekitarnya, dan ada pula yang sama sekali tidak memiliki sifat kemagnetan.

Pada mineral, sifat kemagnetan dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan kekuatan atau daya magnet yang

dikandungnya.

A. Feromagnetik

Mineral yang memiliki daya magnet kuat, umunya mengandung unsur

logam yang tinggi.

B. Paramagnetik

Mineral yang memiliki daya magnet lemah, umumnya memiliki kandungan

Logam namun tidak cukup tinggi.

C. Diamagnetik
Mineral yang sama sekali tidak memiliki daya magnet. Bahkan bila

didekatkan dengan medan magnet yang kuat sekalipun. Umumnya adalah yang

tidak mengandung unsur logam.

Dalam pendeskripsian mineral juga ditentukan sistem kristal, komposisi kimia, kelas kristal, kegunaan serta

asosiasi keterdapatan mineral tersebut dialam. Hal-hal tersebut adalah hal pokok yang telah ditetapkan pada suatu

mineral dan tidak dapat berubah-ubah. Dan dalam lembar deskripsi mineral juga digambarkan bentuk sistem

kristal, gambar sketsa kenampakkan mineral dan juga dilampirkan foto dari mineral tersebut.
Bahan campuran logam

Ø Belerang/Sulfur (S)

1. Warna (Colour) : kuning

2. Cerat (Sreak) : Kuning

3. Kilap (Luster) : lilin


4. Perawakan (Habit) : Granular

5. Belahan (Cleavage) : Buruk

6. Pecahan (Fructure) : uneven

7. Kekerasan (Hardness) : 1,5-2,5

8. Sifat Dalam (Tenacity) : Brittle

9. Berat Jenis (Specivic Gravity) : 2,7


Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : S

– Klas : Native Element

– Group : Sulfur Group

11. Asosiasi dan Kegunaan : – Pyrite,tembaga, perak

– obat-obatan, pupuk, kosmetik

Ø Grafit (G)
1. Warna (Colour) : Hitam

2. Cerat (Streak) : Hitam

3. Kilap (Luster) : Kilap lemak

4. Perawakan (Habit) : Glanular

5. Belahan (Cleavage) : Sempurna

6. Pecahan (Fructure) : Even


7. Kekerasan (Hardness) : 2,5

8. Sifat Dalam (Tenacity) : Britle

9. Berat Jenis (Specific Gravity) : 2,09 – 2,23

10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : C

– Klas : Native element

– Group : Carbon group


11. Asosiasi dan Kegunaan : Batu beku pegmatik

Untuk pembuatan alat tulis.

Cinnabar
Cinnabar, merkuri sulfida (HgS), adalah bijih utama merkuri. (lebih lanjut di bawah)
 KARAKTERISTIK FISIK:

Warna merah adalah terang atau kayu manis merah merah bata.

 Luster adalah adamantine untuk submetallic dalam spesimen gelap.

 Transparansi kristal yang tembus ke transparan.

 Sistem Crystal adalah trigonal; 32


 Crystal Kebiasaan: individu, terbentuk dengan baik, kristal besar yang langka, remahdan kompleks kristal yang lebih

umum, mungkin masif, atau jarum capilary. Kristal yangditemukan cenderung enam scalahedrons trigonal sisi yan

g tampaknya telahmenentang tiga piramida sisi. Hal ini juga membentuk rhombohedrons dimodifikasi,prisma dan

kristal kembar seperti yang dijelaskan di atas.

 Pembelahan sempurna dalam tiga arah, membentuk prisma.

 Fraktur tidak merata ke splintery.


 Kekerasan adalah 2 - 2,5.

 Berat Jenis adalah sekitar 8,1 + (sangat berat untuk mineral non-logam)

 Streak merah

 Associated Mineral adalah realgar, pirit, dolomit, kuarsa, stibnit dan merkuri.

 Lain Karakteristik: sectile silghtly dan kristal dapat lurik.


 Occurances terkenal termasuk Almaden, Spanyol, Idria, Serbia, Hunan Amsal, Cina

dan California, Oregon, Texas, dan Arkansas, Amerika Serikat..

 Indikator Lapangan Terbaik adalah kristal kebiasaan, kepadatan, belahan dada,kelembutan dan warna.
DESKRIPSI MINERAL 1. Nama Mineral :
Topas Rumus kimia : Al2(SiO4)(F2OH)2
Berat Jenis (BD) : 19,3 Sistim
Kristal : ortorombik
Belahan : sempurna
Warna : bening,kuning, merah
mudakebiruan, kehijauan Goresan :-
Kekerasan : 8 2. Nama
Mineral : perak Rumus kimia :
Ag Berat Jenis (BD) : 10,5 Sistim
Kristal : Isomerik
Belahan : Tidak ada
Warna : Putih
Goresan : putih
Kekerasan : 2,5-3 . 3. Nama
Mineral : Tembaga Rumus
kimia : Cu Berat Jenis (BD) : 8,9
Sistim Kristal : Isomerik
Belahan : Tidak ada
Warna : Coklat
Goresan : hitam logam
Kekerasan : 2,5-3 4. Nama
Mineral : Platina Rumus
kimia : Pt Berat Jenis (BD) : 21,4
Sistim Kristal : Isomerik
Belahan : Tidak ada
Warna : Putih abu-abu
Goresan : abu-abu
Kekerasan : 4-4,5 5. Nama
Mineral : Besi Rumus kimia :
Fe Berat Jenis (BD) : 7,3-7,8 Sistim
Kristal : Isometrik
Belahan : Tidak ada (010)
Warna : Abu-abu besi-hitam
Goresan : abu-abu
Kekerasan : 4 6. Nama
Mineral : Arsen Rumus kimia :
As Berat Jenis (BD) : 5,75 Sistim
Kristal : Heksagonal
Belahan : Sempurna
Warna : Putih timah sampai abu-
abu gelap Goresan : abu-abu
Kekerasan : 3,5 7. Nama
Mineral : Animon Rumus
kimia : Sb Berat Jenis (BD) :
6,68 Sistim Kristal : Heksagonal
Belahan : Sempurna
Warna : logam
Goresan : abu-abu
Kekerasan : 3-3,5 8. Nama
Mineral : Bismut Rumus
kimia : Bi Berat Jenis (BD) : 9,8
Sistim Kristal : Trigonal
Belahan : sempurna, baik
Warna : putih timah dengan warna
merah mudah pucat Goresan : putih
Kekerasan : 2-2,5 9. Nama
Mineral : Belerang Rumus
kimia : S Berat Jenis (BD) : 2,1
Sistim Kristal : ortorombik
Belahan : tidak sempurna
Warna : kuning belerang sampai
coklat kekuningan Goresan : putih
Kekerasan : 1,5-2,5 10. Nama
Mineral : Intan Rumus kimia :
C Berat Jenis (BD) : 3,5 Sistim
Kristal : isometrik
Belahan : sempurna
Warna : bening, putih sampai putih
kebiruan, abu-abu, kuning, coklat, oranye, merah, biru,
hijau, hitam Goresan :
Kekerasan : 10 11. Nama
Mineral : Grafit Rumus kimia :
G Berat Jenis (BD) : 2,2 Sistim
Kristal : heksagonal
Belahan :
Warna : tanah sampai logam
Goresan : hitam
Kekerasan : 1-2 12. Nama
Mineral : Argentit Rumus
kimia : Ag2S Berat Jenis (BD) :
7,04 Sistim Kristal : isometrik
Belahan : tidak jelas
Warna : hitam sampai abu-abu
gelap Goresan : hitam
Kekerasan : 2-2,5 13. Nama
Mineral : Kalkosit Rumus
kimia : Cu2S Berat Jenis (BD) :
5,77 Sistim Kristal : ortorombik
Belahan : tidak jelas
Warna : abu-abu kehitaman sampai
hitam Goresan : abu-abu kehitaman
Kekerasan : 2,5-3 14. Nama
Mineral : Bornit Rumus kimia :
Cu5FeS4 Berat Jenis (BD) : 5,0 Sistim
Kristal :tetragonal
Belahan : dalam jejak
Warna : merah tembaga atau
perunggu Goresan : hitam keabu-
abuan yang terang Kekerasan :3
15. Nama Mineral : Gelena Rumus
kimia : PbS Berat Jenis (BD) :
7,58 Sistim Kristal : isometrik
Belahan : sempurna
Warna : abu-abu timah
Goresan : abu-abu timah
Kekerasan : 2,5 16. Nama
Mineral : Spalerit Rumus
kimia : ZnS Berat Jenis (BD) :
3,9-4,1 Sistim Kristal : kubik
Belahan : sempurna
Warna : merah jingga sampai
mendekati hitam Goresan : coklat
sampai kuning Kekerasan : 3,5-4
17. Nama Mineral : Kalkopirit Rumus
kimia : CuFeS2 Berat Jenis (BD) :
4,28 Sistim Kristal : tetragonal
Belahan : tidak jelas
Warna : kuning terang sering
dengan coklat Goresan : hitam
kehijauan Kekerasan : 3,5-4 18. Nama
Mineral : Pirit Rumus kimia :
FeS2 Berat Jenis (BD) : 4,7 Sistim
Kristal : kubik Belahan :
tidak ada Warna : kuning terang
muda Goresan : hitam kehijauan
Kekerasan : 6-6,5 19. Nama
Mineral : Manganit Rumus
kimia : MnO(OH) Berat Jenis
(BD) : 2,71 Sistim Kristal :
monoklin Belahan : sempurna
Warna : abu-abu gelap sampai
hitam Goresan : coklet kemerahan
sampai hitam Kekerasan : 4 20. Nama
Mineral : Kalsit Rumus kimia :
CaCO3 Berat Jenis (BD) : 2,85 Sistim
Kristal : heksagonal
Belahan : sempurna
Warna : bening atau putih
Goresan : putih
Kekerasan : 3 21. Nama
Mineral : Dolomit Rumus
kimia : CaMg(CO3)2 Berat Jenis
(BD) : 4,50 Sistim Kristal :
heksagonal Belahan : sempurna
Warna : bening atau putih
sempurna krem Goresan : putih
Kekerasan : 2,85 22. Nama
Mineral : Olivin Rumus kimia :
(Mg,Fe)2(SiO4) Berat Jenis (BD) : 3,5-4,3
Sistim Kristal : ortorombik
Belahan : tidak ada
Warna : hijau kekuningan sampai
keabu-abuan Goresan :
Kekerasan : 6,5-7 23. Nama
Mineral : Serpentin Rumus
kimia : Mg6(Si4O10)(OH)8 Berat Jenis
(BD) : 2,7-2,8 Sistim Kristal :
monoklin Belahan : idak ada
Warna : sering bervariasi
memperlihatkan penggantian dalam lebih terang dan
lebih gelap Goresan :-
Kekerasan : 3-5, selalu 4 24. Nama
Mineral : Biotit Rumus kimia :
K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 Berat Jenis (BD) :
K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2 Sistim Kristal :
monoklin Belahan : sempurna
Warna : hijau,coklat, hitam
Goresan :-
Kekerasan : 2,5-3 25. Nama
Mineral : Kuarsa Rumus kimia :
SiO2 Berat Jenis (BD) : 2,65 Sistim
Kristal : heksagonal
Belahan : tidak ada
Warna : bening atau putih
Goresan :-
Kekerasan :7

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ


THE MINERAL
CINNABAR
Cinnabar is the chief mineral composed of
the element mercury, and is a very
important oremineral. Though most Cinnabar
is massive and uninteresting in habit, several
localities produce phenomenal and strikingly
colored red crystals that stand out with beautiful
contrast on top of a white matrix.

Cinnabar is occasionally associated with


Native Mercury, in the form of small metallic blobs
perched on top or within cavities of the Cinnabar.
Since Cinnabar is composed from mercury which
has various health hazards, it is recommended to
wash hands after handling Cinnabar specimens.

Chemical
HgS
Formula

Composition Mercury sulfide


Color Bright red, violet-red, scarlet-
red, brownish-red, and dark
metallic-red.

Streak Red

Hardness 2 - 2.5

Crystal System Hexagonal

3D Crystal Atlas
(Click for animated model)

Crystal Forms Crystals are usually in


and Aggregates thick tabular form with
modified faces. Crystals are
often integrown
or twinnedin penetration
twins. Also as
elongated rhombohedrons,
in six-pointed star-shaped
twins, and in complex crystal
forms.
Also massive, granular,
in veins, in small ball-shaped
aggregates, encrusting,
and globular. Crystals are
often striated.
Transparency Transparent to opaque

Specific Gravity 8.0 - 8.1

Luster Adamantine, submetallic, dul


l

Cleavage 1,3

Fracture Uneven

Tenacity Brittle to slightly sectile

Other ID Marks Cinnabar crystals


are birefringent, though
transparent crystals are often
too small or embedded in
amatrix for this property to
be properly observed.

In Group Sulfides; Simple Sulfides

Striking Color, heaviness, and


Features low hardness.

Environment In volcanic, mercury-rich


deposits usually associated
with hot springs. Also
in epithermal veins.
Rock Type Igneous, Metamorphic

Popularity (1-4) 2

Prevalence (1-
3
3)

Demand (1-3) 1

You might also like