Professional Documents
Culture Documents
Arpal Tunnel Syndrome Disebabkan Oleh Terhimpitnya Saraf Median Pada Pergelangan Tangan
Arpal Tunnel Syndrome Disebabkan Oleh Terhimpitnya Saraf Median Pada Pergelangan Tangan
Terhimpitnya saraf median ini akan memengaruhi indera sentuhan dan juga gerakan tangan
Anda. Saraf median bisa terhimpit jika jaringan di dalam lorong karnal membengkak atau
lorong karnal menyempit.
Penyebab terhimpitnya saraf median pada sebagian besar kasus CTS tidak diketahui. Tapi
ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami CTS, yaitu:
Faktor keturunan. Menurut penelitian, CTS bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita CTS, risiko Anda mengalaminya
akan meningkat. Namun, hingga kini tidak diketahui bagaimana dan kenapa bisa
terpengaruh oleh faktor keturunan.
Cedera pada pergelangan tangan. Cedera pada tangan bisa menjadi penyebab
munculnya CTS, misalnya terkilir dan tulang retak bisa menyebabkan pembengkakan
dan akhirnya memberi tekanan pada saraf median. Cedera yang terjadi juga bisa
mengubah bentuk tulang dan ligamen pada tangan. Perubahan ini menyebabkan saraf
median terhimpit.
Kehamilan. Hampir setengah dari wanita hamil mengalami CTS pada masa
kehamilan, tapi tidak diketahui kenapa hal ini bisa terjadi. Kebanyakan kasus CTS
pada kehamilan pulih dengan sendirinya setelah bayi dilahirkan. Wanita yang
memasuki masa menopause juga cenderung mengalami CTS.
Pekerjaan atau aktivitas yang melibatkan tangan. Kegiatan yang melibatkan
genggaman kuat, gerakan pergelangan tangan berulang, dan getaran yang kuat bisa
memicu munculnya CTS. Aktivitas yang dimaksud seperti bermain musik, pekerjaan
bagian pengemasan, dan pemakaian gergaji mesin yang melibatkan banyak gerakan
memakai tangan. Sampai saat ini masih dilakukan penelitian yang lebih mendalam
apakah carpal tunnel syndrome terkait secara langsung dengan pekerjaan yang
melibatkan banyak gerakan tangan.
Kondisi medis lain. Risiko terkena CTS akan meningkat akibat beberapa kondisi
medis, seperti diabetes, hipotiroidisme, obesitas, dan jika mengonsumsi obat untuk
kanker seperti exemestane.
Jenis kelamin. Wanita memiliki lorong karpal lebih kecil daripada pria. Karena itu,
CTS cenderung lebih sering terjadi pada wanita.
Awalnya, carpal tunnel syndrome ditandai dengan kemunculan sensasi mati rasa di jari-jari
Anda pada malam hari. Gejala ini kemungkinan disebabkan karena tangan dan pergelangan
berada pada posisi rileks dan lentur saat tertidur. Selain itu, bisa juga disebabkan karena
penimbunan cairan yang mengakibatkan terhimpitnya persendian. Akhirnya, Anda akan
terbangun dengan tangan mengalami kesemutan dan mati rasa.
Gejala muncul pada area yang terhubung dengan saraf median, yaitu pada ibu jari atau
jempol, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah jari manis. Terkadang gejala juga bisa
menyebar Rasa sakit yang muncul bisa menyebar hingga ke lengan dan siku. Berikut ini
beberapa gejala lain yang mungkin muncul akibat CTS:
Penyebab terhimpitnya saraf median pada sebagian besar kasus CTS tidak diketahui. Tapi
ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami CTS, yaitu:
Faktor keturunan. Menurut penelitian, CTS bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita CTS, risiko Anda mengalaminya
akan meningkat. Namun, hingga kini tidak diketahui bagaimana dan kenapa bisa
terpengaruh oleh faktor keturunan.
Cedera pada pergelangan tangan. Cedera pada tangan bisa menjadi penyebab
munculnya CTS, misalnya terkilir dan tulang retak bisa menyebabkan pembengkakan
dan akhirnya memberi tekanan pada saraf median. Cedera yang terjadi juga bisa
mengubah bentuk tulang dan ligamen pada tangan. Perubahan ini menyebabkan saraf
median terhimpit.
Kehamilan. Hampir setengah dari wanita hamil mengalami CTS pada masa
kehamilan, tapi tidak diketahui kenapa hal ini bisa terjadi. Kebanyakan kasus CTS
pada kehamilan pulih dengan sendirinya setelah bayi dilahirkan. Wanita yang
memasuki masa menopause juga cenderung mengalami CTS.
Pekerjaan atau aktivitas yang melibatkan tangan. Kegiatan yang melibatkan
genggaman kuat, gerakan pergelangan tangan berulang, dan getaran yang kuat bisa
memicu munculnya CTS. Aktivitas yang dimaksud seperti bermain musik, pekerjaan
bagian pengemasan, dan pemakaian gergaji mesin yang melibatkan banyak gerakan
memakai tangan. Sampai saat ini masih dilakukan penelitian yang lebih mendalam
apakah carpal tunnel syndrome terkait secara langsung dengan pekerjaan yang
melibatkan banyak gerakan tangan.
Kondisi medis lain. Risiko terkena CTS akan meningkat akibat beberapa kondisi
medis, seperti diabetes, hipotiroidisme, obesitas, dan jika mengonsumsi obat untuk
kanker seperti exemestane.
Jenis kelamin. Wanita memiliki lorong karpal lebih kecil daripada pria. Karena itu,
CTS cenderung lebih sering terjadi pada wanita.