WEPUBLIS INDONE 514
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2003
TENTANG
ESAHAN PERSETUIUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONLSLS
INTAH KERAJAAN BELANDA UNTUK PENGHINDARAN PAAR
BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK YANG BPRKENAAN
DENGAN PAIAK ATAS PENGILASILAN BESERTA PROTOKOL
PENG
DAN PEME!
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang - a bahwa di Jakarta, pada tanggal 29 Januari 2002 Pemerintah Republik
Indonesia telah menanel Pemerintal
ni Persetyjuan ant
Republik Indonesia dan Pemerinah Kerajaan Belanda untek
Pe
indaran Pajak Be
ida dan Pencegahan Pengelakan Pauiath yt
Berker
an dengan Pajak alas Penghasilan beserta Protokol, sehagst
hasil perundingun antara” Delegasi-del
i Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemermtah Ke
an Belanda;
b. bahwa_sehubu:
perlu untuk
Persetujuan 4 Protokol tersehut dengan Keputusan Preside
Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945
Nomor 24 ‘Tahun 2000 tent Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 185, Tambuiiin:
Lembaran Negara Nomor 4012};
MEMUTUSKAN,Menetapkan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONFSIA
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN PERSL-
TUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN
PEMERINTAH KERAJAAN BELANDA UNTUK PENGHINDARAN
PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK
YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN
BESERTA PROTOKOL.
Pasal 1
Mengesahkan Persetujum antara Peierintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Kerajaan Belanda untuk Penghindaran Pajak Berganda dan
Pencegahan Pengelakan Pajak yang Berkenaan dengan Pajak ats
Penghasilan beserta Prowkol,
y telah ditandatangani Pemerintah
Republik Indonesia di Jakarta, pada ta
al 29 Januari 2002, sebagai hasil
perundingan ania Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia cn
Pemerintah Kerajaan Belanda yang salinan naskah aslinya datum bahasa
Indonesia, Belanda dan Inggris sebagaimana terlampir pada Keputusan
Presiden ini,
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diteta
AwarPRESIDEN
REPUBLIN INDONESIA
3
sel
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Keputusan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Nesar
Republik Indonesia
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Nopember 2003
PRESIDEN REPURLIK INDONESIA.
td.
AWATI SOEKARNOPUTRI
Diuilangkan di Jakarta
padi t
SEKI
14 Nopember 2003
TARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESI/
ud.
BAMBANG KESOWO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAUUN 2003 NOMOR 130.
Salinan sesuai dengan aslinyaPFRSETUJUAN i
ANTARA
PFMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH KERAJAAN BELANDA
UNTUK
PENGHINDARAN PAJAK BERGANUA,
DAN PENCEGAHAN PENGELAKAN PAJAK
YANG BERKENAAN DENGAN
PAJAK ATAS PENGHASILAN
Pemerintah Republik indonesia dan Pemerintah Kerajaan Belanda,
BERHASRAT untuk mengadakan sualu Persetujuan uniuk penghindaran pajak
Berganda dan pencegatian pengelakan pajak yang berkenaan dengan pajak atas
penghasilan
Tela menyetujul sebagai berikut
BAB |
RUANG LINGKUP PERSETUJUAN
Pasal 1 :
Orang dan Badan yang Dicakup dalam Persetujuan :
Persetujuan ini berlaku terhadap orang dan badan yang menjadi penduduk
salah satu atau kedua NegaraPasal 2
Pajak-Pajak yang Dicakup dalam Persetujuan
1. Persetujuan ini berlaku untuk pajak-pajak alas penghasilan yang dikenakan
oleh masing-masing Negara atau bagian ketataneyalaannya atau pemerintah
daerahnya tanpa melihat bagaimana cara pajak-pajak tersebut dikenakan
2. _Yang dianggap sebagai pajak atas penghasilan adalah semua pajak yang
dikenakan atas total penghasilan atau atas unsur-unsur penghasilan, termasuk
Pajak-pajak atas keuntungan dari pengalihan harta bergerak atau tidak bergerak,
Pajak atas upeh atau gaji yary dibayarkan olen perusahaan, serta pajak atas
apresiasi modal
3.__Persetujuan ini, secara khusus, diterapkan terhadap pajakpajak yang
berlaku sekarang ini, yaitu
(a) dala hal Indonesia
- pajak penghasilan
(selanjutnya discbut “pajak Indonesia")
(b) dalam nat Belanda
- de inkomstenbelasting (pajak penghasilan);
de loonbelasting (pajak upah)
~ de vennootschapsbelasting (pajak perusahaan) termasuk hagian
pemerintah atas keuntungan bersih dari eksplorasi sumber-
sumber alam yang dipungut sesuai dengan Undang-lIndang
Perlambangan Tahun 1810 (Mijnwet 1810) sehubungan dengan
Konsesi yang dikeluarkan sejak 1967, atau sesuai dengan
Undang-Undang Pertambangan Belanda Tahun 1965 (Mijnwet
Continentaal Plat 1965);
de dividendbelasting (pajak dividen),
(sclanjutnya disebut "pajak Belanda’)
4. Persetujuan ini berlaku pula terhadap pajak-pajak yang serupa atau yang
Pada dasamya sama yang diberlakukan kemudian sebagai tambahan terhadap,
atau sebagai pengganti dari, pajak-pajak yang sekarang ini berlaku. Para pejabat
yang berwenang dari kedua Negara akan saling memberitahukan setiap
Perubahan substansial yang terjadi dalam undang-undang perpajakan negara
mereka.BAB II
DEFINIS! DEFINISI
Pasal 3
Pengeriian-Pengertian Umum
Dalam Persetujuan ini, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus
diartikan lain.
(a) istilah “salah satu Negara" dan "Negara lainnya,” sesual dengan
maksud kalimatnya, berarti Indonesia atau Belanda;
istilah "kedua Negiia" adalah Indonesia dan Belanda;
{b) istilah “Indonesia” berarti wilayah Republik Indonesia sebagaimana
dilegaskan dalam perundang-undangannya, dan daratan dan lautan di
sekitarnya di mana Republik indonesia memiliki kedaulatan, hak-hak
kedaulatan, atau yurisdiksi (kewenangan untuk mengatur} sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum intemasional;
(c) Istlan “Belanda” berarti bagian dari Kerajaan Belanda yang terletak di
tropa dan sebagian dari dasar laut serta isi bumi dibawahnya yang
terletak di bawah Laut Utara, di mana Kerajaan Belanda memiliki hak
kedaulatan sesuai dengan hukum internasional;
(d)_Istilah "orang/badan” metiputi orang pribadi, perusahaan, dan setiap
kumpulan dari orang-orang dan/atau badan-badan;
(e)__Istlah “perusahaan” berarti setiap badan hukum atau lembaga lainnya
yang untuk kepentingan perpajakan diperlakukan sebagai badan
hukum:
(f)istilah "perusahaan dari salah satu Negara" berarti suatu perusahaan
yang dijalankan oleh penduduk salah satu Negara dan "perusahaan
dari Negara lainnya" berarti suatu perusahaan yang dijalankan oleh
penduduk Negara lainnya:
(9) (stilah “alu lintas internasional" berarti setiap pengangkutan dengan
kapal laut atau pesawat udara yang dioperasikan oleh perusahaandari salah satu. Negara, kecuali jika kapal laut atau pesawat udara
tersebut semata-mata dioperasikan di antara tempat-tempat di Negara
lainnya:
(bh) istilah "‘warganegara" berarti
1. setiap orang pribadi yang memiliki kewarganegaraan pada salah
satu Negara;
2 setiap badan hukum, persekutuan, dan perkumpulan yang
mendapatkan status kewarganegaraannya —_berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku di salah satu Negara;
()) Istilah “pejabat yang berwenang" berarti
1. di Indonesia, Meriter Keuangan atau wakilnya yang sah;
2. di Belanda, Menteri Keuangan atau wakilnya yang sah.
2. Untuk kepentingan pencrapan Persetujuan setiap saat oleh salah satu
Negara pihak pada Persetujuan, setiap istilah yang tidak didefinisikan dalam
Persetujuan ini, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus diartikan lain,
mempuriyal attl yang sesuai dengan perundang-undangan Negara tersebut yang
berkenaan dengan pajak-pajak di mana Persetujuan ini berlaku, dengan ketontuan
balwa setlap arti yang didasarkan pada undang-undang perpajakan Negara
‘ersebut mengalahkan arti yang didasarkan pada perundang-undangan lainnya
vari Negara tersebut
Pasal 4
Domisili Fiskal
1 Untuk kepentingan Persetyjuan ini, istilah "penduduk salah satu Negara"
berartt setiap orang/badan yang, menurut perundang-undangan Negara tersebut,
Gapat dikenakan pajak di Negara tersebut berdasarkan domisilinya, tempat
Keolamannya, tempat kedudukan manajemennya, atau atas kriteria lainnya yang
sifatnya serupa
2, Untuk kepentingan Persetujuan ini, seorang pribadi. yang menjadi anggota
dari mist diplomatik atau konsuler salah satu Negara yang ditempatkan di Negara
lannya ataupun di suatu Negara ketiga dan yang memiliki kewarganegaraan dari
Negara yang mengirimkannya, telap akan dianggap sebagai penduduk Negara
yang mengirimkan itu apabila ia ditempatkan di Negara Iain dengan tunduk