Download as rtf, pdf, or txt
Download as rtf, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Serial Khutbah Jum'at: Ujian Iman

Ujian Iman
‫م‬ ‫شفرونرل أ من ن ف‬
‫ن‬
‫م ن‬ ‫ م‬،‫مال لمنا‬ ‫ت أع ن م‬ ‫سي يمئا ل‬‫ن م‬ ‫م ن‬‫سمنا وم ل‬ ‫ف ل‬ ‫ن ف‬ ‫ففره ن ومن مفعوذ ف لباللهل ل‬
‫م ن‬ ‫ست مغن ل‬ ‫ه ومن م ن‬ ‫ست معلي نن ف ف‬ ‫مد فه ف ومن م ن‬ ‫ح م‬‫مد م ل لل لهل ن م ن‬ ‫ا مل ن م‬
‫ح ن‬
‫م‬ ‫ه إ لل ل الله ومأ م ن‬ ‫م‬ ‫ أ م ن‬.‫ه‬
‫دا‬
‫م د‬ ‫ح ل‬‫م م‬ ‫سييدمنا ف‬ ‫ن م‬ ‫شهمد ف أ ل‬ ‫ن ل م إ لل م م‬‫شهمد ف أ ن‬ ‫هاد ليم ل م ف‬
‫ل فمل م م‬ ‫ضل ل ن‬ ‫ن يف ن‬ ‫م ن‬ ‫ه وم م‬ ‫ل لم ف‬‫ض ل‬ ‫م ل‬ ‫ه فمل م ف‬ ‫ي مهند لهل الل ف‬
‫م‬ ‫م‬ ‫م‬
‫د؛ فمميا‬ ‫ما ب معن ف‬‫ أ ل‬.‫ن‬ ‫معلي ن م‬‫ج م‬‫حاب لهل أ ن‬ ‫ص م‬ ‫مد د ومع مملى آل لهل ومأ ن‬ ‫ح ل‬
‫م م‬ ‫سي يد لمنا ف‬‫م ع مملى م‬ ‫سل ي ن‬ ‫ل وم م‬ ‫ص ي‬ ‫م م‬ ‫ مالل لهف ل‬.‫ه‬ ‫سونل ف ف‬‫ع مب ند فه ف وممر ف‬
‫م‬ ‫ف‬
‫ن‬
‫مو ن م‬ ‫سل ل ف‬‫م ن‬ ‫م م‬ ‫ن إ لل ل ومأنت ف ن‬ ‫مونت ف ل‬ ‫قات لهل ومل م ت م ف‬ ‫حق ل ت ف م‬ ‫ه م‬ ‫قوا الل م‬ ‫ ات ل ف‬،‫ه‬ ‫وى الل ل‬ ‫ق م‬‫ي ب لت م ن‬‫س ن‬ ‫ف ل‬
‫م ومن م ن‬ ‫صي نك ف ن‬‫ أون ل‬،‫ه‬ ‫عمباد م الل ل‬ ‫ ل‬.

Ma’asyirol muslimin, Jama’ah shalat Jum’ah rahimakumullah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kaum muslimin, khususnya diri saya
pribadi untuk menambah ketaqwaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala, yaitu dengan
memperbanyak amal ibadah kita sebagai bekal untuk menghadap Allah SWT. Serta
melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Ma’asyirol muslimin, Jama’ah shalat Jum’ah rahimakumullah.

Kita sebagai ummat Islam sudah sepatutnya senantiasa bermuhasabah (meneliti) atas diri kita
masing-masing. Apakah sebagai orang mukmin kita selama ini telah melakukan ketundukan dan
kepatuhan secara total kepada Allah?

Sebagai orang yang telah menyatakan beriman kepada Allah tentu kita harus siap untuk tunduk
dan patuh terhadap aturan main yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Kita harus selalu siap
sedia dan berusaha tabah menerima segala macam ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah
SWT. Ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah itu bentuknya bermacam-macam, tapi setidak-
tidaknya ada tiga macam bentuk, yaitu:

Pertama: Ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan, seperti perintah Allah kepada Nabi
Ibrahim AS. untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai. Ini adalah satu perintah yang
betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana seorang bapak harus menyembelih
anaknya yang sangat dicintai, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan apapun. Sungguh
ini ujian yang sangat berat sehingga Allah sendiri mengatakan:

‫إن هذا لهو البلء المبين‬

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat 106).

Di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim AS. yang benar-benar tahan uji,
sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya perintah yang sangat berat itu pun
dijalankan.

Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran yang sangat berharga bagi
kita yang harus diteladani, karena sebagaimana kita rasakan dalam kehidupan kita, banyak sekali
perintah Allah yang kita anggap berat, tapi dengan berbagai alasan kita berusaha untuk tidak
melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah telah memerintahkan kepada para wanita Muslimah
untuk mengenakan jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat) untuk membedakan antara
wanita Muslimah dan wanita musyrikah, namun yang kita lihat sekarang ternyata masih banyak
wanita Muslimah yang tidak mau memakai jilbab atau sudah mengenakannya tapi tidak sesuai
tatacara syariat. Padahal Rasulullah SAW. memberikan ancaman kepada para wanita yang tidak
mau memakai jilbab dalam sabdanya:

‫ب ال نب م م‬ ‫فان من أ مهل النار ل مم أ مرهما؛ قموم معهم سيا ء م‬


‫ساءء‬ ‫ ومن ل م‬،‫س‬ ‫ن ب لمها اللنا م‬ ‫ضرلب فون م‬ ‫قرل ي م ن‬ ‫ط ك مأذ نمنا ل‬ ‫ن ء م م ف ن ل م‬ ‫صن ن م ل ل ن ن ل ل ل ن م ف م‬ ‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫جد ن م‬‫ة ومل م ي م ل‬ ‫ن ال ن م‬
‫جن ل م‬ ‫خل ن م‬ ‫مائ لل مةل ل م ي مد ن ف‬‫ت ال ن م‬ ‫خ ل‬‫مةل ال نب ف ن‬ ‫ن ك مأ ن‬
‫سن ل م‬ ‫سهف ل‬ ‫مائ لل م ء‬
‫ت فرؤ فون ف‬ ‫مي نل م ء‬
‫ت م‬ ‫م ل‬
‫ت ف‬
‫عارلميا ء‬
‫ت م‬
‫سميا ء‬ ‫م‬
‫كا ل‬
(‫ )رواه مسلم‬.‫حمها‬ ‫رلي ن م‬.

“Dua golongan dari ahli Neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang membawa cambuk seperti
ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul manusia, dan wanita yang memakai baju
tetapi telanjang berlenggak-lenggok menarik perhatian, kepala-kepala mereka seperti punuk
unta, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium wanginya”. (HR. Muslim, Shahih
Muslim).

Kedua: Ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan seperti halnya yang terjadi pada Nabi
Yusuf Alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar di Mesir
yang mengajaknya berzina, dan pada saat kesempatan itu sudah sangat terbuka, ketika keduanya
sudah tinggal berdua di rumah dan si perempuan itu telah mengunci seluruh pintu rumahnya.
Namun Nabi Yusuf Alaihissalam membuktikan kualitas imannya, ia berhasil meloloskan diri dari
godaan perempuan itu, padahal sebagaimana pemuda pada umumnya ia mempunyai syahwat
dan hasrat kepada wanita. Ini artinya ia telah lulus dari ujian atas imannya.

Sikap Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu kita teladani, terutama oleh para pemuda Muslim di
zaman sekarang. Di saat pintu-pintu kemaksiatan semakin terbuka lebar, pelacuran merebak di
mana-mana, minuman keras dan obat-obat terlarang sudah merambah berbagai lapisan
masyarakat, maka pada saat seperti inilah mental ala Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu
ditanamkan dalam dada para pemuda Muslim. Mereka harus selalu siap siaga menghadapi
godaan demi godaan yang akan menjerumuskan dirinya ke jurang kemaksiatan. Rasulullah SAW.
sendiri telah menjanjikan kepada siapa saja yang menolak ajakan untuk berbuat maksiat, ia akan
diberi perlindungan di hari Kiamat nanti.

Ketiga: Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit, kehilangan harta benda,
ditinggalkan orang yang dicintai dan lain sebagainya. Sebagai contoh, Nabi Ayyub AS. yang diuji
oleh Allah SWT. dengan penyakit yang diderita selama kurang lebih delapan belas tahun, namun
di sini Nabi Ayub AS. membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia merasa menderita
dan tidak pernah terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman seperti ini jelas tidak
banyak dimiliki oleh saudara-saudara kita yang tega menjual iman dan menukar aqidahnya
dengan imbalan secuil harta benda, karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup yang
mungkin tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayyub AS. ini.
Ma’asyirol muslimin, Jama’ah shalat Jum’ah rahimakumullah.

Bagaimana mungkin kita mengaku sebagai orang beriman, tapi kita tidak siap diuji oleh Allah
SWT. Hal ini telah disindir oleh Allah SWT. dalam surah Al-‘Ankabut ayat 2 dan 3:

‫ن‬ ‫س أن فيتمر م‬
‫ ولقد فتننا الذين من قبلهم فليعلم ن‬،‫كوا أن يقولوا ءامننا وهم ليفتنون‬ ‫ب اللنا ف‬
‫س م‬
‫ح ل‬
‫أ م‬
‫ن الكاذبين‬
‫الله الذين صدقوا وليعلم ن‬،
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”,
sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu akibat dari pernyataan iman kita, adalah kita
harus siap menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita sebagai bukti sejauh
mana kebenaran dan kesungguhan kita dalam menyatakan iman. Apakah iman kita itu betul-
betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekadar ikut-ikutan yang tidak tahu
arah dan tujuannya? Dalam ayat lain dijelaskan:

‫م البأسافء والضنراء‬
‫ست نهف ف‬ ‫خل م ن‬
‫ م ن‬،‫وا من قبلكم‬ ‫ة ولما ن يأتكم مثل الذين م‬
‫م أن تدخلوا الجن م‬‫أم حسبت ف ن‬
‫ن نصمر اللهل قريب‬
‫ أل إ ن‬،‫ل والذين ءامنوا معه متى نصفر الله‬ ‫ل الرسو ف‬ ‫ن‬
‫وفزلزلوا حتى يقو م‬.

Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah
Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (Al-Baqarah 214).

Rasulullah SAW. juga telah mengisahkan betapa beratnya perjuangan orang-orang dulu dalam
perjuangan mereka mempertahankan iman, sebagaimana dituturkan kepada shahabat Khabbab
Ibnul Arats Radhiallaahu anhu.

‫م‬
‫ه ذ مل ل م‬
‫ك‬ ‫صرلفف ف‬
‫ما ي م ن‬
‫ب م‬‫ص د‬ ‫حم د أو ن ع م م‬ ‫ن لم ن‬‫م ن‬‫مهل ل‬ ‫ظا ل‬‫ع م‬
‫ن ل‬ ‫ما د فون م‬ ‫ط ال ن م‬
‫حد لي ند ل م‬ ‫م م‬
‫شا ل‬ ‫ط بل ل‬‫ش ف‬ ‫م م‬ ‫م ل مي ف ن‬
‫ن قمب نل مك ف ن‬
‫م ن‬ ‫ن م‬‫كا م‬ ‫لم م‬
‫قد ن م‬
‫ن‬
‫ )رواه‬.‫ن د لي نن لهل‬‫ك عم ن‬‫ه ذ مل ل م‬
‫صرلفف ف‬‫ما ي م ن‬‫ن م‬ ‫شقم لباث نن مي ن ل‬‫سهل فمي م ف‬‫ق مرأ ل‬ ‫فمر ل‬ ‫م ن‬‫شافر ع مملى ل‬ ‫ض ع ف ال ن ل‬
‫من ن م‬ ‫ن د لي نن لهل ومي فون م‬
‫عم ن‬
(‫البخاري‬.

... Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang disisir dengan sisir besi
(sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu tidak memalingkannya dari
agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun
itu tidak memalingkannya dari agamanya... (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul
Bari, cet. Dar Ar-Royyan, Juz 7 hal. 202).
Ma’asyirol muslimin, Jama’ah shalat Jum’ah rahimakumullah.

Di akhir khutbah ini marilah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan
keimanan kita selama ini? Ujian dan cobaan apa saja yang telah kita alami dalam rangka
mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan
iman kita? Sebaliknya, bila kita memperhatikan perjuangan Rasulullah SAW, Nabi Ibrahim AS,
Nabi Isma’il AS dan umat Islam terdahulu lainnya, betapa mereka rela mengorbankan harta,
tenaga, pikiran, bahkan nyawa sekalipun demi untuk mempertahankan iman dalam dada.
Rasanya iman kita ini belum seberapa bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita tidak
malu meminta balasan yang besar dari Allah SWT. sementara pengorbanan kita hanya seberapa
atau jangan-jangan sedikit pun belum ada?

‫خل م ن‬
‫وا من‬ ‫ة ولما ن يأتكم مثل الذين م‬
‫م أن تدخلوا الجن م‬
‫ أم حسبت ف ن‬، ‫أعوذ بالله من الشيطان الرجيم‬
‫ل والذين ءامنوا معه متى نصفر‬ ‫ل الرسو ف‬ ‫م البأسافء والضنراء وفزنلزلوا حتى يقو م‬
‫ست نهف ف‬
‫ م ن‬،‫قبلكم‬
‫ن نصمر اللهل قريب‬‫ أل إ ن‬،‫الله‬.

‫ ونفعني وإياكم باليات والذكر الحكيم وتقبل مني‬،‫بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم‬
‫ومنكم تلوته انه هو السميع العليم وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين‬.

You might also like