Pengaruh Penerapan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Di Bei

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No.

1 (2013)

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BEI

Maria Rofina WPPW


Mariarofina70@yahoo.com
Maswar Patuh Priyadi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
Good Corporate Governance (GCG) is a system which regulates the relation among various
interested parties (stakeholders) in order to achieve the company objectives. Good Corporate Governance
(GCG) is performed in order to keep the company under the control of strong and discipline management
as well as to prevent the occurrence of disorders which can be improved immediately. Therefore, this
research is meant to find out the implementation influence of Good Corporate Governance (GCG) to the
financial performance of companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. The purposive
sampling is applied in this research as the sample selection technique which is applied on the companies
which are listed in the Indonesia Stock Exchange which follows the survey of the Indonesian Institute for
Corporate Governance and achieving the best rank in 2006 – 2011. The hypothesis test is performed by
using the simple linear regression analysis with statistic analysis in the form of t statistic test. The result of
the research indicates that the partial implementation of good corporate governance has an influence to
the net profit margin, the implementation of good corporate governance has an influence to the return on
investment, and the implementation of good corporate governance has an influence to the return on
equity.

Keywords: Good Corporate Governance (GCG), Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM),
Return On Equity (ROE).

ABSTRAK
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang mengatur hubungan antara berbagai
pihak yang berkepentingan (stakeholders) demi tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance
dilaksanakan untuk menjaga perusahaan tetap berada dalam kendali manajemen yang kuat dan disiplin
serta mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk
memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang
dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance dan mendapatkan
peringkat terbaik pada tahun 2006-2011. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier
sederhana dengan analisis statistik yang berupa uji statistik t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
parsial penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net profit margin, penerapan good
corporate governance berpengaruh terhadap return on investment, dan penerapan good corporate governance
berpengaruh terhadap return on equity.

Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM),
Return On Equity (ROE).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

PENDAHULUAN
Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa salah satu tujuan penting dalam
pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau
pemegang saham, atau dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui
peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai jika perusahaan
mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh
tersebut perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham,
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai
kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong
kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar keseluruhan (Effendi, 2009).
Secara umum, good corporate governance (GCG) adalah sistem dan struktur yang baik
dalam mengelola perusahaan dengan meningkatkan nilai pemegang saham mengakomodasikan
berbagai pihak yang berkepentingan perusahaan (stakeholder), seperti: kreditor, pemasok,
asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas (Syakhroza, 2004).
FCGI (2001) merumuskan tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan
nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Good corporate governance
yang mengandung empat unsur penting yaitu keadilan, transparansi, pertanggungjawaban, dan
akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi satu jalan dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai
dengan baik oleh investor.
IICG (2002) menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan adalah kepatuhan
terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain
penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan
implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang
mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan nilai perusahaan.
Bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Zhuang pada tahun 2000 menunjukkan masih
lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam mengelola perusahaan dibanding
negara-negara Asia Tenggara, hal ini ditunjukkan oleh masih lemahnya standar-standar
akuntansi, pertanggungjawaban terhadap pemegang saham, standar-standar pengungkapan
dam transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam manajemen yang
baik dalam memuaskan stakeholder perusahaan.
Dalam upaya mengatasi kelemahan–kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis di
Indonesia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG), suatu sistem pengelolaan
perusahaan yang baik. Langkah ini dilakukan sesuai dengan perjanjian Letter of Intent ( LOI )
dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan
pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sulistyanto, 2003). Melalui penerapan good corporate
governance diharapkan : (1) perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya
proses pengambilan keputusan yang lebih baik, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana
pembiayaan yang lebih murah karena faktor kepercayaan, (3) dapat meningkatkan kepercayaan
investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (4) pemegang saham akan merasa puas
dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan deviden mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh penerapan good
corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu
pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara 2006-2011 dan perbedaan variabel
dependen dalam menguji kinerja keuangannya. Penambahan periode pengamatan dan
perbedaan variabel dependen dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak agar
dapat mempresentasikan semua perusahaan yang ada dan dapat merepresentasikan alat ukur
kinerja keuangan yang lainnya.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS


Definisi Good Corporate Governance
Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada
tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report). Menurut
Cadbury, Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar
tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan (Sutedi, 2011).
Corporate governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar
perusahaan itu menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholdernya. Untuk itu
ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak pemegang saham yang harus
dipenuhi perusahaan dan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan (Sulistyanto, 2008).
Setiap kata dari GCG yaitu baik (Good) adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil
upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional
perusahaan sesuai dengan konsep Corporate Governance (CGPI, 2009).
“Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai
kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong
kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar keseluruhan” (Effendi, 2009).

Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance


FCGI (2001) mengungkapan bahwa corporate governance memiliki banyak manfaat bagi
perusahaan antara lain : (1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada stakeholder, (2) Mempermudah dana pembiayaan yang lebih
murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan
corporate value. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia, (3) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus
akan meningkatkan shareholders’s value dan deviden. Khususnya bagi BUMN akan dapat
membantu penerimaan bagi APBN terutama dari hasil privatisasi.
Tujuan dari good corporate governance (GCG) adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders), secara teoritis pelaksanaan good corporate
governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan
mereka.

Prinsip – Prinsip Dasar Good Corporate Governance


Effendi (2009) dalam mewujudkan prinsip GCG disuatu perusahaan publik, maka prinsip
independensi (independency), transparansi dan pengungkapan (transparency and disclosure),
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility) serta kewajaran (fairness) harus
menjadi landasan utama bagi aktivitas komite audit. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam
aktivitas komite audit akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian berikut : Pertama, prinsip
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

independensi, yaitu komite audit diharapkan bersikap independen terhadap kepentingan


pemegang saham mayoritas maupun minoritas. Selain itu, anggota komite audit seharusnya
tidak memiliki hubungan bisnis apapun dengan perusahaan maupun hubungan kekeluargaan
dengan anggota direksi dan komisaris perusahaan, sehingga terhindar dari benturan
kepentingan. Oleh karena itu nama-nama anggota komite audit (terutama di perusahaan
publik) hendaknya diumumkan ke masyarakat atau publik sebagai wujud akuntabilitas
terhadap sikap independensi mereka.
Kedua, prinsip transparansi, hal ini ditunjukkan melalui piagam komite audit (audit
committee charter), program kerja tahunan, serta rapat komite audit secara periodik yang di
dokumentasikan dalam notulen rapat. Komite audit hendaknya membuat laporan secara
berkala kepada komisaris tentang pencapaian kinerjanya sebagai wujud pengungkapan
(disclosure). Diharapkan agar laporan tersebut dituangkan dalam laporan tahunan (annual report)
perusahaan yang dipublikasikan kepada publik.
Ketiga, Prinsip Akuntabilitas, hal ini ditunjukkan oleh frekuensi pertemuan dan tingkat
kehadiran anggota komite audit. Selain itu, komite audit seharusnya memiliki kapabilitas,
kompetensi dan pengalaman dibidang audit serta proses bisnis perusahaan agar dapat bekerja
secara profesional.
Keempat, Prinsip Pertanggungjawaban, prinsip ini ditunjukkan oleh aktivitas komite audit
yang dijalankan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku. Selain itu, kinerja komite
audit hendaknya dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada publik, selain pada
dewan komisaris.
Kelima, prinsip kewajaran, prinsip ini ditunjukkan oleh sikap komite audit dalam
pengambilan keputusan yang didasarkan atas sikap adil (fair) dan objektif terhadap semua
pihak.

Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance


Penilaian terhadap good corporate governance berdasarkan pada pemeringkatan CGPI. The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) adalah lembaga organisasi independen yang
didirikan untuk memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat corporate governance kepada
dunia usaha khususnya dan masyarakat luas umumnya (IICG, 2008).
GCG melalui penerapan prinsip dasar transparency, accountability, responsibility,
independency, and fairness, pada riset ini dicerminkan dan diukur dengan enam cakupan
penilaian riset dan pemeringkatan oleh CGPI (2009) adalah sebagai berikut :
Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan
adalah sistem CG yang mendorong anggota perusahaan untuk menyelenggarakan GCG dalam
rangka mewujudkan tujuan perusahaan.
Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci. Hak pemegang saham dan
fungsi kepemilikan kunci adalah sistem CG yang dapat melindungi dan memfasilitasi
pemenuhan hak-hak pemegang saham.
Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham. Perlakuan yang setara
terhadap seluruh pemegang saham adalah sistem CG yang dapat menjamin adanya perlakuan
yang setara terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan
pemegang saham asing. Semua pemegang saham harus diberikan kesempatan yang sama untuk
mendapatkan tanggapan yang efektif terhadap pelanggaran hak-hak pemegang saham.
Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan. Peran stakeholders dalam tata kelola
perusahaan adalah sistem CG yang dapat mengakui hak-hak para stakeholder yang telah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

ditetapkan oleh hukum atau melalui perjanjian kerjasama, dan mendorong kerja sama yang
aktif antara perusahaan dan para stakeholder dalam penciptaan kesejahteraan, lapangan kerja,
kondisi keuangan perusahaan yang sehat serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Pengungkapan dan Transparansi. Pengungkapan dan transparansi adalah sistem CG
yang dapat menjamin terlaksananya kelengkapan pengungkapan dengan tepat waktu dan
akurat atas semua informasi material yang berkaitan dengan perusahaan melalui berbagai
media.
Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dewan
komisaris dan dewan direksi adalah sistem CG yang dapat menjamin pelaksanaan tanggung
jawab dewan komisaris dan dewan direksi terhadap pengelolaan perusahaan. Bobot penilaian
diatas telah disajikan dalam tabel 1 berikut ini :

Tabel 1
Aspek dan Bobot Penilaian CGPI

No Aspek Bobot (%)

1 Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan 15 %


2 Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan 20 %
Kunci
3. Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang 15 %
Saham
4. Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan 15 %
5. Pengungkapan dan Transparansi 15 %
6. Tanggung Jawab Dewan komisaris dan Dewan 20 %
Direksi

Sumber : Laporan CGPI, 2009

IICG (2008) melakukan penahapan atau urutan proses riset dan pemeringkatan GCG
sebagai berikut :
Self Assessment. Sebuah proses penilaian objektif dari perusahaan atas dirinya sendiri
yang dikaitkan dengan penyelarasan sistem GCG dalam semua proses bisnis melalui
penetapan, pelaksanaan dan evaluasi strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan yang berkelanjutan (manajemen stratejik). Self assessment dilaksanakan melalui
pengisian kuesioner oleh seluruh stakeholder perusahaan.
Pengumpulan Dokumen Perusahaan. Pada tahap ini perusahaan diminta untuk
mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan corporate governance di
perusahaan, serta yang terkait dengan penyelarasan sistem GCG dalam proses bisnis
perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan
CGPI tahun sebelumnya, cukup memberikan pernyataan konfirmasi pada dokumen
sebelumnya yang masih berlaku, dan jika terjadi perubahan, dokumen yang direvisi harus
dilampirkan.
Pembuatan Makalah dan Presentasi. Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat
penjelasan kegiatan perusahaan dalam menyeleraskan sistem GCG pada proses bisnis melalui
manajemen stratejik selama tahun berjalan dalam bentuk makalah dengan sistematika
penyusunan yang telah ditentukan dan kemudian dilakukan diskusi serta tanya jawab.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Observasi ke Perusahaan. Pada tahap ini peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi
perusahaan peserta untuk menelaah kepastian dari penyelarasan sistem GCG di perusahaan.
Pelaksanaan observasi di setiap perusahaan peserta CGPI dilakukan maksimal selama ½
(setengah) hari kerja (3jam) setelah presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Pihak perusahaan yang
diminta untuk hadir pada saat observasi adalah perwakilan dari dewan komisaris, dewan
direksi serta manajemen. Bobot penilaian pemeringkatan CGPI disajikan dalam tabel 2 berikut
ini :

Tabel 2
Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI

No Tahapan Bobot (%)

1. Self Assessment 20 %
2. Kelengkapan Dokumen 20 %
3. Makalah yang merefleksikan Program 20 %
dan hasil penerapan Good corporate
governance sebagai sebuah sistem
perusahaan yang bersangkutan
4. Observasi 40 %

Sumber : Laporan CGPI, 2009

Nilai CGPI dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari tahapan diatas. Hasil
program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada peserta perusahaan dengan
memberikan skor sesuai dengan acuan yang telah dibuat.
Pemeringkatan CGPI dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat terpercaya yang
dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG yang disajikan pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3
Kategori Pemeringkatan CGPI

No Skor Penilaian Predikat

1. > 85 – 100 Sangat Terpercaya


2. > 70 – 85 Terpercaya
3. 55 – 70 Kurang Terpercaya

Sumber : Laporan CGPI, 2009

Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Good Corporate Governance


Daniri (2005) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat
tersendiri. Di sini, ada dua faktor yang memegang peranan yaitu faktor eksternal dan internal :
1. Faktor Eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan
yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG, di antaranya: (1) terdapatnya sistem
hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi hukum yang konsisten
dan efektif, (2) dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/lembaga pemerintahaan yang
diharapkan dapat pula melaksanakan good governance dan clean government menuju good
government governance yang sebenarnya, (3) terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

(best practices) yang dapat menjadi standar pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional.
Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan), (4) terbangunnya sistem tata nilai sosial yang
mendukung penerapan GCG di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan
timbul partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta
sosialisasi GCG secara sukarela, (5) hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat
keberhasilan implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi
yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan
masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa
perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam
implementasi GCG.
2. Faktor Internal
Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktik GCG yang
berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor yang dimaksud antara lain: (1) terdapatnya
budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme
serta sistem kerja manajemen di perusahaan, (2) berbagai peraturan dan kebijakan yang
dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG, (3) manajemen
pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG, (4)
terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk menghindari
setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi, (5) adanya keterbukaan informasi bagi publik
untuk mampu memahami setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga
kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan
dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.

Tantangan atau Hambatan dalam Penerapan Good Corporate Governance


IICG (2002) mengungkapkan bahwa tantangan atau hambatan dalam penerapan good
corporate governance (GCG) meliputi hal-hal sebagai berikut :
Faktor internal. Meliputi kurangnya komitmen dari pimpinan dan karyawan perusahaan
tentang prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), kurangnya panutan atau teladan yang
diberikan oleh pimpinan, belum adanya budaya perusahaann yang mendukung terwujudnya
prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), serta belum efektifnya sistem pengendalian
internal.
Faktor eksternal. Dalam pelaksanaan good corporate governance (GCG) terkait dengan
perangkat hukum, aturan dan penegakan hukum. Indonesia tidak kekurangan produk hukum.
Secara implisit ketentuan-ketentuan mengenai good corporate governance (GCG) telah ada tersebar
dalam UUPT, Undang-Undang dan Peraturan Perbankan, Undang-Undang Pasar Modal dan
lain-lain. Namun penegakannya oleh pemegang otoritas, seperti Bank Indonesia, Bapepam,
BPPN, Kementerian Keuangan, BUMN, bahkan pengadilan sangat lemah. Oleh karena itu
diperlukan test-case dalam menyelesaikan praktik-praktik pelanggaran hukum perusahaan.
Faktor stuktur kepemilikan. Berdasarkan prosentase kepemilikan dalam saham,
kepemilikan terhadap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepemilikan yang
terkonsentrasi dan kepemilikan yang menyebar. Kepemilikan yang terkonsentrasi terjadi pada
saat suatu perusahaan dimiliki secara dominan oleh seseorang atau sekelompok orang saja
(40,00% atau lebih). Kepemilikan yang menyebar terjadi pada saat suatu perusahaan dimiliki
oleh pemegang saham yang banyak dengan jumlah saham yang kecil-kecil (satu pemegang
saham hanya memiliki saham sebesar 5% atau kurang). Salah satu dampak negatif yang
ditimbulkan oleh struktur kepemilikan adalah perusahaan tidak dapat mewujudkan prinsip
keadilan dengan baik karena pemegang saham yang terkonsentrasi pada seseorang atau
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

sekelompok orang dapat menggunakan sumber daya perusahaan secara dominan sehingga
dapat mengurangi nilai perusahaan.

Perkembangan Good Corporate Governance di Indonesia


Good corporate governance menarik perhatian masyarakat Indonesia sejak pertengahan 1998-
an karena menurut penelitian Asian Development Bank (ADB), Political and Economic Risk
Consultancy (PERC), Booz-Allen & Hamilton, World Bank, dan Pricewaterhouse Coopers, salah satu
penyebab memburuknya perekonomian dan krisis finansial di negara ini adalah tidak
dipenuhinya syarat-syarat pengelolaan korporasi yang memadai. Selain sistem regulatory yang
lemah, standar akuntansi dan audit yang inkonsisten, dan pratek perbankan yang buruk, upaya
pengelola perusahaan untuk mencari loopholes (celah) dari berbagai aturan yang ada demi
keuntungan mereka sendiri juga ditengarai sebagai penyebab kegagalan korporasi dalam
menerapkan good corporate governance secara konsisten (Warta Ekonomi, 2002).
Maka untuk mendorong penerapan good corporate governance dan meningkatkan kualitas
keterbukaan informasi maka KNKG (2006) menyempurnakan pedoman CG yang telah di
terbitkan pada tahun 2001 agar sesuai dengan perkembangan. Pada Pedoman GCG tahun 2001
hal-hal yang dikedepankan adalah mengenai pengungkapan dan transparansi, sedangkan hal-
hal yang disempurnakan pada Pedoman Umum GCG tahun 2006 adalah : (1) memperjelas
peran tiga pilar pendukung (negara, dunia usaha, dan masyarakat) dalam rangka penciptaan
situasi kondusif untuk melaksanakan GCG, (2) pedoman pokok pelaksanaan etika bisnis dan
pedoman perilaku, (3) kelengkapan organ perusahaan seperti komite penunjang dewan
komisaris (komite audit, komite kebijakan resiko, komite nominasi dan remunerasi, komite
kebijakan corporate governance), (4) fungsi pengelolaan perusahaan oleh direksi yang mencakup
lima hal dalam kerangka penerapan GCG yaitu kepengurusan, manajemen resiko, pengendalian
internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial, (5) kewajiban perusahaan terhadap pemangku
kepentingan lain selain pemegang saham seperti karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat serta
pengguna produk dan jasa, (6) pernyataan tentang penerapan GCG, (7) pedoman praktis
penerapan GCG.

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang
menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain (Sawir, 2005).
Hal-hal yang diperhatikan oleh para investor dalam suatu perusahaan adalah
perkembangan perusahaan, dan kondisi keuangan yang ada di dalam perusahaan tersebut,
dimana jika perkembangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan itu
sendiri. Awalnya laporan keuangan hanya digunakan sebagai “alat penguji” dari pekerjaan
bagian akuntan namun laporan keuangan pada saat ini tidak hanya digunakan sebagai alat
penguji saja namun telah dijadikan sebagai alat ukur pertumbuhan perusahaan, dimana laporan
keuangan tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur perrtumbuhan perusahaan
dan menilai posisi keuangan perusahaan tersebut.

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan


IICG (2002) menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditentukan sejauh mana
keseriusan dalm menerapkan good corporate governance (GCG). Perusahaan yang terdaftar dalam
skor pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) telah menerapkan good corporate governance (GCG) dengan baik
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

secara tidak langsung menaikkan nilai saham. Semakin tinggi penerapan good corporate
governance yang diukur dengan Corporate Governance Perception Indeks (CGPI) semakin tinggi
pula dalam menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.
Penerapan good corporate governance yang baik akan memberikan dampak yang baik pula
bagi perusahaan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja keuangan, dan
dapat menaikkan citra suatu perusahaan dimata para investor dan pihak–pihak yang
meminjamkan uang pada perusahaan tersebut karena faktor kepercayaan sehingga perusahaan
tersebut dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman jika perusahaan tersebut membutuhkan
uang untuk menjalankan proses operasionalnya dan mengurangi resiko untuk para pemegang
saham dan mampu meningkatkan kemampuan bersaing di pasar global.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.


Darmawati et al (2005) mengungkapan bahwa semakin baik penerapan good corporate
governance disuatu perusahaan maka akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
tersebut. Karena hasil analisis menunjukkan bahwa, corporate governance secara statistik
signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Hastuti (2005) melakukan penelitian
mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja
keuangan, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan
laporan keuangan dengan kinerja perusahaan. Hal ini mendukung konsep good corporate
governance bahwa untuk dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang baik dalam pengelolaan
harus menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance salah satunya adalah transparansi.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on investment.
H2: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap net profit margin
H3: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on equity.

METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi ( Objek ) Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan format penelitian eksplanatif
asosiatif, dimana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian yang
akan diuji kebenarannya (Sugiyono, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan secara signifikan antara penerapan GCG dengan kinerja keuangan
perusahaan.
Populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan memperoleh skor pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2006-2011.

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
yaitu populasi yang telah memenuhi kriteria tertentu yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun
kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti adalah :
1. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance
(GCG) pada tahun 2006-2011.
2. Perusahaan yang disurvei The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2011.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

3. Kelompok perusahaan terbaik dalam penerapan good corporate governance (GCG) yang hasil
riset dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2006-2011.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memiliki dua variabel yaitu variabel
bebas dan terikat. Dimana variabel bebas dalam penelitian ini adalah skor penerapan GCG yang
dipublikasikan IICG. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel
yaitu return on investment (ROI), net profit margin (NPM), dan return on equity (ROE).

Variabel Independen (Bebas)


Sugiyono (2008) mengungkapkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan good corporate governance (GCG)
dengan melihat seberapa baik perusahaan dalam menerapkan good corporate governance (GCG).
Pengukuran penerapan good corporate governance (GCG) dengan cara menggunakan skor yang
dipublikasikan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).

Variabel Dependen (Terikat)


Sugiyono (2008) mendefinisikan bahwa variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah :
(1) Return on Investment (ROI)
Return on Investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan.
Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya return on investment adalah sebagai
berikut :

Laba bersih setelah pajak


ROI =
Total aktiva

(2) Net Profit Margin (NPM)


Rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur laba yang dihasilkan oleh
setiap penjualan. Rasio ini memberi gambaran laba untuk para pemegang saham sebagai
persentase dari penjualan.
Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya net profit margin adalah sebagai
berikut :
Laba bersih setelah pajak
NPM =
Penjualan Bersih

(3) Return on Equity (ROE)


Rasio Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal
yang dimiliki untuk memperoleh laba.
Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya return on equity adalah sebagai
berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Laba bersih setelah pajak


ROE =
Total ekuitas

Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
kuantitatif dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan bantuan program komputer
yang sesuai dengan penelitian untuk menguji antara variabel bebas dan variabel terikat. Tahap-
tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis variabel independen yaitu penerapan good corporate governance (GCG).
2. Melakukan perhitungan besarnya variabel dependen yang terdiri dari Return on
Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM) dan Return on equity (ROE).
3. Tidak mengolah data atau mengeluarkan data yang bernilai menyimpang dari data
lainnya (out lier).
4. Uji Asumsi Klasik
5. Melakukan Analisis Regresi Linier Sederhana
6. Pengujian Hipotesis

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tingkat Return On Investment tahun 2006-2011 :

Tabel 4
Tingkat return on investment
Tahun 2006-2011

No Tahun Nama Perusahaan ROI


1. 2006 PT Bank Niaga Tbk 1,39%
2. 2007 PT Bank Mandiri Tbk 1,36%
3. 2007 PT Bank Niaga Tbk 1,61%
4. 2008 PT Bank Mandiri Tbk 1,48%
5. 2008 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 11.64%
6. 2008 PT Bank CIMB Niaga Tbk 0,66%
7. 2008 PT Aneka Tambang Tbk 13,35%
8. 2008 PT United Tractor Tbk 11,65%
9. 2008 PT Bank Mandiri Tbk 1,48%
10. 2009 PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,46%
11. 2009 PT Telekomunikasi Tbk 11,62%
12. 2009 PT United Tractor Tbk 15,64%
13. 2009 PT Aneka Tambang Tbk 6,08%
14. 2009 PT Bank Mandiri Tbk 1,81%
15. 2010 PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,78%
16. 2010 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 15,82%
17. 2010 PT United Tractor Tbk 15,64%
18. 2010 PT Aneka Tambang Tbk 13,81%
19. 2010 PT Garuda Indonesia Tbk 1,63%
20. 2010 PT Bank Tabungan Negara Tbk 1,34%
21. 2010 PT Bank Negara Indonesia Tbk 1,65%
22. 2010 PT Krakatau Steel Tbk 6,03%
23. 2010 PT Bank Mandiri Tbk 2,08%
24. 2011 PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,90%
25. 2011 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 15,02%
26. 2011 PT United Tractor Tbk 12,63%
27. 2011 PT Aneka Tambang Tbk 12,66%
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

28. 2011 PT Garuda Indonesia Tbk 4,77%


29. 2011 PT Bank Tabungan Negara Tbk 1,26%
30. 2011 PT Bank Negara Indonesia Tbk 1,94%
31. 2011 PT Krakatau Steel Tbk 4,75%

Tingkat Net Profit Margin Tahun 2006-2011 :

Tabel 5
Tingkat Net Profit Margin
Tahun 2006-2011

No Tahun Nama Perusahaan NPM


1 2006 PT Bank Niaga Tbk 29,28%
2 2007 PT Bank Mandiri Tbk 33,99%
3 2007 PT Bank Niaga Tbk 35,00%
4 2008 PT Bank Mandiri Tbk 34,76%
5 2008 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 17,50%
6 2008 PT Bank CIMB Niaga Tbk 14,12%
7 2008 PT Aneka Tambang Tbk 14,26%
8 2008 PT United Tractor Tbk 9,54%
9 2008 PT Bank Mandiri Tbk 35,90%
10 2009 PT Bank CIMB Niaga Tbk 25,50%
11 2009 PT Telekomunikasi Tbk 17,54%
12 2009 PT United Tractor Tbk 13,06%
13 2009 PT Aneka Tambang Tbk 50,44%
14 2009 PT Bank Mandiri Tbk 42,65%
15 2010 PT Bank CIMB Niaga Tbk 34,98%
16 2010 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 23,17%
17 2010 PT United Tractor Tbk 10,23%
18 2010 PT Aneka Tambang Tbk 19,29%
19 2010 PT Garuda Indonesia Tbk 1,14%
20 2010 PT Bank Tabungan Negara Tbk 27,30%
21 2010 PT Bank Negara Indonesia Tbk 34,96%
22 2010 PT Krakatau Steel Tbk 6,71%
23 2010 PT Bank Mandiri Tbk 48,00%
24 2011 PT Bank CIMB Niaga Tbk 40,06%
25 2011 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 21,73%
26 2011 PT United Tractor Tbk 10,65%
27 2011 PT Aneka Tambang Tbk 18,60%
28 2011 PT Garuda Indonesia Tbk 3,16%
29 2011 PT Bank Tabungan Negara Tbk 29,55%
30 2011 PT Bank Negara Indonesia Tbk 44,02%
31 2011 PT Krakatau Steel Tbk 5,52%

Tingkat Return On Equity Tahun 2006-2011

Tabel 6
Tingkat Return On Equity
Tahun 2006-2011

No Tahun Nama Perusahaan ROE


1 2006 PT Bank Niaga Tbk 13,53%
2 2007 PT Bank Mandiri Tbk 14,86%
3 2007 PT Bank Niaga Tbk 16,61%
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

4 2008 PT Bank Mandiri Tbk 17,41%


5 2008 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 30,95%
6 2008 PT Bank CIMB Niaga Tbk 7,29%
7 2008 PT Aneka Tambang Tbk 16,97%
8 2008 PT United Tractor Tbk 23,90%
9 2008 PT Bank Mandiri Tbk 17,41%
10 2009 PT Bank CIMB Niaga Tbk 16,86%
11 2009 PT Telekomunikasi Tbk 29,06%
12 2009 PT United Tractor Tbk 27,58%
13 2009 PT Aneka Tambang Tbk 7,42%
14 2009 PT Bank Mandiri Tbk 20,38%
15 2010 PT Bank CIMB Niaga Tbk 18,51%
16 2010 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 28,19%
17 2010 PT United Tractor Tbk 23,62%
18 2010 PT Aneka Tambang Tbk 17,60%
19 2010 PT Garuda Indonesia Tbk 6,42%
20 2010 PT Bank Tabungan Negara Tbk 14,21%
21 2010 PT Bank Negara Indonesia Tbk 12,38%
22 2010 PT Krakatau Steel Tbk 11,26%
23 2010 PT Bank Mandiri Tbk 22,27%
24 2011 PT Bank CIMB Niaga Tbk 17,29%
25 2011 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 25,39%
26 2011 PT United Tractor Tbk 21,32%
27 2011 PT Aneka Tambang Tbk 17,87%
28 2011 PT Garuda Indonesia Tbk 11,38%
29 2011 PT Bank Tabungan Negara Tbk 15,28%
30 2011 PT Bank Negara Indonesia Tbk 15,35%
31 2011 PT Krakatau Steel Tbk 9,88%

Nilai Skor Perusahaan Terbaik dalam Penerapan GCG

Tabel 7
Tingkat Skor Penerapan GCG
Tahun 2006-2011

No Tahun Skor Keterangan Nama Perusahaan


1 2006 89,27 Sangat Terpercaya PT Bank Niaga Tbk
2 2007 88,66 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk
3 2007 87,90 Sangat Terpercaya PT Bank Niaga Tbk
4 2008 90,65 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk
5 2008 88,67 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
6 2008 88,37 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk
7 2008 85,87 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk
8 2008 85,44 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk
9 2008 91,67 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk
10 2009 91,42 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk
11 2009 89,04 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Tbk
12 2009 86,89 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk
13 2009 85,99 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk
14 2009 91,81 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk
15 2010 81,46 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk
16 2010 89,10 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
17 2010 87,36 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk
18 2010 86,15 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk
19 2010 85,82 Sangat Terpercaya PT Garuda Indonesia Tbk
20 2010 82,70 Sangat Terpercaya PT Bank Tabungan Negara Tbk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

21 2010 85,35 Sangat Terpercaya PT Bank Negara Indonesia Tbk


22 2010 85,19 Sangat Terpercaya PT Krakatau Steel Tbk
23 2010 91,81 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk
24 2011 91,46 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk
25 2011 89,10 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
26 2011 87,36 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk
27 2011 86,15 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk
28 2011 85,82 Sangat Terpercaya PT Garuda Indonesia Tbk
29 2011 85,70 Sangat Terpercaya PT Bank Tabungan Negara Tbk
30 2011 85,35 Sangat Terpercaya PT Bank Negara Indonesia Tbk
31 2011 85,19 Sangat Terpercaya PT Krakatau Steel Tbk

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode
Kolmogorov Smirnov. Pendekatan Kolmogorov Smirnov menurut Santoso (2006), dasar
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut : (a) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti
bahwa data tersebut berdistribusi normal, (b) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti
bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal.
Dari uji normalitas data didapat bahwa nilai asymp sig (2-tailed) untuk ROI adalah 0,238,
nilai asymp sig (2-tailed) untuk NPM adalah 0,928 dan nilai asymp sig (2-tailed) untuk ROE adalah
0,947 ini berarti lebih dari 0,05 yang berarti data semua variabel berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji multikolinieritas, karena variabel bebas yang
diteliti hanya satu yaitu variabel GCG.
3. Uji Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.571, nilai du = 1.482 karena nilai
DW lebih besar dari nilai du tabel maka regresi pertama bebas dari autokorelasi. Nilai Durbin-
Watson persamaan regresi kedua adalah 2.296, nilai du = 1.352 karena nilai DW lebih besar dari
nilai du maka regresi kedua bebas dari autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi
ketiga adalah 2.192, nilai du = 1.482 karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka regresi
ketiga bebas dari autokorelasi.
4. Uji Heterokedaktisitas
Dari gambar grafik scatterplot terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu
Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak
terjadi gangguan heterokedaktisitas.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu good corporate governance terhadap kinerja
keuangan yang diproksi dengan return on investment , net profit margin dan return on equity
secara linier.
Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0
dengan hasil sebagai berikut:
1. Persamaan GCG Terhadap ROI
Hasil pengujian regresi antara good corporate governance terhadap return on investment
adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Tabel 8
Pengujian Regresi GCG Terhadap ROI

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 22,06 28,438 ,775 ,445


GCG 13,182 6,360 1,34 2,073 ,047

Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap return on
investment sebagai berikut :
ROI = 22,026 + 13,182 GCG
Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang
menunjukkan bahwa nilai variabel return on investment yang digunakan dalam model
penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah 22,026
menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka
variabel return on invetment sebesar 22,026.
b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara
good corporate governance dengan return on investment, kondisi ini mengindikasikan tinggi
nilai skor penerapan good corporate governance yang ada pada perusahaan menunjukkan
laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan total asetnya yang
dimilikinya juga semakin tinggi.
2. Persamaan GCG Terhadap NPM
Hasil pengujian regresi antara yaitu good corporate governance terhadap net profit margin
adalah sebagai berikut :

Tabel 9
Pengujian Regresi GCG Terhadap NPM

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std.Error Beta t Sig.
1 (Constant) -37,521 22,103 -1,698 ,100
GCG 18,936 4,943 ,322 3,831 ,037

Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin
sebagai berikut :
NPM = -37,521 + 18,936 GCG
Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang
menunjukkan bahwa besarnya nilai variabel net profit margin yang digunakan dalam
model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah -
37,521 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka
variabel net profit margin sebesar -37,521.
b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara
good corporate governance dengan net profit margin, kondisi ini mengindikasikan semakin
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

tinggi nilai skor penerapan good corporate governance menunjukkan kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba bersih juga semakin meningkat.
3. Persamaan GCG Terhadap ROE
Hasil pengujian regresi antara yaitu good corporate governance terhadap ROE adalah
sebagai berikut :
Tabel 10
Persamaan Regresi GCG Terhadap ROE

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std.Error Beta t Sig.

1 (Constant) -15,346 10,480 -1,464 ,154


GCG 8,746 2,344 ,306 3,732 ,039

Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap return on equity
sebagai berikut :
ROE = -15,346 + 8,746 GCG
Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang
menunjukkan bahwa besarnya nilai variabel return on equity yang digunakan dalam
model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah -
15,346 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka
variabel return on equity sebesar -15,346.
b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara
good corporate governance dengan return on equity, kondisi ini mengindikasikan semakin
tinggi nilai skor penerapan good corporate governance kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal yang dimilikinya juga semakin
meningkat.
Uji Hipotesis t
Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen good corporate governance terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang
diproksi dengan return on investment, net profit margin dan return on equity secara linier.
Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Signifikansi

Variabel Dependen GCG (Predictor)


Signifikansi R2 Keterangan
Return On Investment 0,047 0,135 Signifikan
Net Profit Margin 0,037 0,156 Signifikan
Return On Equity 0,039 0,152 Signifikan

1. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Return On Investment
Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh
tingkat signifikan uji t = 0,047 <  = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1
terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap return on investment
secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 13,5%, menunjukkan besarnya nilai perubahan
yang terjadi pada return on investment perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 86,5% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor
lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap return on
investment secara parsial adalah signifikan dan positif. Hasil ini menunjukkan pelaksanaan
corporat governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan mendorong
perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satunya dengan seluruh kekayaan
yang dimilikinya untuk meningkatkan laba bersih yang diperoleh
2. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Net Profit Margin
Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh
tingkat signifikan uji t = 0,037 <  = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1
terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin
secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 15,6%, menunjukkan besarnya nilai perubahan
yang terjadi pada net profit margin perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan yang
terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 84,4% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain
yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin
secara parsial adalah signifikan dan positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik sistem yang
dipergunakan akan membuat pengelolaan kegiatan operasi perusahaan semakin baik, sehingga
laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan.
3. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Return On Equity
Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh
tingkat signifikan uji t = 0,039 <  = 0,050 (level of signifikan), maka H0 berhasil ditolak dan H1
terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap return on equity
secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 15,2%, menunjukkan besarnya nilai perubahan
yang terjadi pada return on equity perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan yang
terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 84,8% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain
yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap return on
equity secara parsial adalah signifikan dan positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik sistem
yang dipergunakan akan membuat pengelolaan modal yang dimiliki oleh perusahaan semakin
baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan uji parsial (uji t), pengaruh masing-masing variabel
pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) penerapan good corporate governance
terbukti berpengaruh signifikan terhadap return on investment, (2) penerapan good corporate
governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, (3) Penerapan good
corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap return on equity.
Keterbatasan
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : (1) sampel yang digunakan
dalam penelitian ini hanya menganalisis perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan
CGPI dengan jumlah sampel sebanyak 31 perusahaan selama tahun 2006-2011 sehingga tidak
dapat digeneralisasi dan belum dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada, (2)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap profitabilitas perusahaan hanya menggunakan
indikator ROI, NPM dan ROE sedangkan masih ada alat ukur lain seperti EPS dan ROA dan
sebagainya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Saran
Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang
dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah
jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat
digeneralisasi dan dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada, (2) penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menggunakan indikator lain selain ROI, NPM dan ROE
,misalnya: EPS, ROA, PBV untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.

Daftar Pustaka
Brigham, E. F. dan Gapenski. 1996. Intermediate Financial Management. Fifth Edition. Dryden.
Terjemahan J.F. Houston. 2001. Manajemen keuangan. Edisi Kedelapan. Salemba Empat.
Jakarta.
CGPI. 2009. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Manajemen Stratejik.
http://www.iicg.org. 20 Februari 2013 (20.50).
Daniri, M. A. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya di Indonesia. Ray
Indonesia. Jakarta
Darmawati et al,. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan.
Makalah Simposium Akuntansi VII.
Effendi, M. A. 2009. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Salemba
Empat. Jakarta.
FCGI. 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate
Governance. http//www.fcgi.org.id. 12 Februari 2013 (20.05).
Hastuti, T. D. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo :
238-247.
IICG. 2002. Penilaian Penerapan Prinsip GCG pada Perusahaan di Indonesia.
http//www.iicg.org/asset/doc/CGPI/CGPI2002-SWA.pdf. 12 Februari 2013 (20.20).
IICG. 2008. Corporate Governance Perception Index 2008.
http//www.iicg.org/asset/doc/profil CGPI 2008. 15 Februari 2013 (19.08).
KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia: Asas Good Coporate
Governance. http://www.iicg.org. 20 Februari 2013 (19.17).
Kusumawati, D. N. dan B. Riyanto. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh
Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi
VIII. Solo. 15-16 September
Pranata, Y. 2007. Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Sawir, A. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia
Pustaka. Jakarta.
Sri Sulistyanto. 2003. Good Coporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia. Jurnal
Widya Warta, No.2 Tahun XXVI. Juli.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. CV Alfabeta. Bandung.
Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba. Cetakan Pertama. PT Grasindo. Jakarta.
Sutedi, A. 2011. Good Corporate Governance . Sinar Grafika. Jakarta.
Warta Ekonomi, No. 21/XIV/2 September 2002.
Zhuang. 2000. Corporate Governance and Finance in East Asia: A Study of Indonesian, Republik of
Korea and Thailand. Asia Development Bank.

You might also like