Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ISSN : 1907-7556

Persepsi Masyarakat terhadap Potensi


objek daya tarik wisata Pantai di kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara

Yosevita Th. Latupapua


Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura - Ambon

ABSTRACT

The aim of this research was to ascertain the potential tourist attractions, community
perception and development strategy for ecotourism in the Kei Kecil district, Maluku
Tenggara Regency. The research was carried out at coastal tourist attractions in Kei
Kecil (Ngurbloat, Ngursamadan, Ohoidertawun, and Elomel coast). The method applied
in this research was descriptive survey with a qualitative and quantitative approach.
Data was gathered using observation and interview. The result of this research indicates
that, based on a fauna and flora stocktake in the areas of the attractions along the Kei
Kecil coast, 25 flora types and 25 fauna types were found. According to the criteria for
quality of flora and fauna variety for tourism, the amount present in the research area
was a good tourist asset. The landscape potential in this area has a high value (19-25),
so it is a good area to be developed as a tourism destination. Other potential factors
for development include the forest, water, caves and culinary delights. Community
perception about tourism development is heavily focused on five aspects so it is
important to have community involvement in the process from planning to development.
Improvement of facilities for recreation and tourism needs to be supported by the
private sector. Development needs to be focused on empowerment and improvement of
local communities. Based on SWOT analysis, development strategies need to be based
on: a) maximizing the potential of the area to empower and improve local community
prosperity; b) Expansion focused on sustainability of the area’s environment; c) Intensive
promotion to attract both local and international visitors; d) governmental support for
community-based development of an excellent tourist destination.
K e y w o rd : E c o t o u r i s m , t o u r i s t a t t r a c t i o n , c o m m u n i t y p e rc e p t i o n ,
development strategy
PENDAHULUAN pariwisata yang dikelola dengan pendekatan
Pergeseran paradigma dari pariwisata lama konservasi. Pemanfaatan sumberdya alam
(mass tourism) ke pariwisata baru (Alternative dan lingkungannya serta kepedulian pada
Tourism) telah mendorong pelaku pariwisata masyarakat sekitar pada kawasan-kawasan
semakin menyadari eksistensi ekosistem sebagai konservasi sejalan dengan visi pengembangan
bagian dari kegiatan wisatanya. Mereka menyadari ekowisata yaitu konservasi keanekaragaman
betapa pentingnya keseimbangan lingkungan dan hayati dan ekosistemnya serta pemberdayaan
kelestarian sumberdaya alam bagi kehidupan masyarakat lokal. Visi ini merupakan acuan
generasi mendatang. Pola hidup kembali ke alam dalam menerapkan kegiatan ekowisata yang
(back to nature) telah mendorong masyarakat semuanya bermuara untuk mengkonservasi
untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah alam dan meningkatkan kesejahtraan masyarakat
alami, serta memiliki sejumlah besar potensi (Fandeli, 2000)
sumberdaya yang bernilai. Pola perjalanan ini Ekowisata pertama kali diperkenalkan
telah mendorong berkembangnya paradigm baru oleh The Ecoutourism Society (1990), sebagai
dalam pariwisata berbasis alam atau dikenal suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami
dengan ekowisata yang merupakan bentuk yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011 93
lingkungan serta mensejahterakan masyarakat Sesuai dengan kondisi wilayah dan
setempat. Kehadiran ekowisata dalam era keindahan alamnya, kawasan pantai di kecamatan
pembangunan berwawasan lingkungan merupakan kei kecil ini mempunyi peluang yang baik untuk
suatu misi pengembangan kepariwisataan dikembangkan, karena masih banyak potensi
alternative yang tidak menimbulkan dampak alam yang belum dimanfaatkan secara serius dan
negative, baik terhadap lingkungan maupun profesional, keindahan alam dan potensi wisata
social budaya masyarakat. Kegiatannya lebih yang terkandung di dalam kawasan wisata pantai
berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya alami, ini belum semuanya tergali. Informasi tentang
asli dan belum tercemar (Boo,1990). pesona alam dan kekayaan yang terkandung
Dalam pengembangan suatu daerah di dalamnya akan berpotensi menambah daya
atau kawasan untuk ekowisata perlu dilakukan tarik objek wisata alam ini, serta berpeluang
inventarisasi untuk mengetahui potensi atraksi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
wisatanya. Pada umumnya atraksi wisata alam Selain itu Pemerintah daerah berupaya menjadikan
yang ditemukan di suatu daerah atau kawasan wisata pantai sebagai salah satu sektor unggulan
pengembangan ekowisata adalah sungai, danau, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan
waduk, pantai , hutan, goa, air terjun (Fandeli, masyarakat.
2002). Kegiatan atraksi wisata yang dilakukan Tujuan penelitian adalah mengkaji (1)
perlu dipilih dengan tepat. Hal ini dilakukan untuk Potensi wisata yang dimiliki dalam kawasan
memudahkan pengelola mengevaluasi atraksi wisata pantai di kecamatan kei kecil, (2)
wisata secara menyeluruh dan memperkirakan Persepsi masyarakat dan wisatawan tentang daya
kegiatan yang masih mungkin dikembangkan tarik objek, (3) Strategi pengembangan yang
dalam menarik pasar wisata. sesuai dengan karakteristik dan sumberdaya
Damanik  dan Helmut (2006), menjelaskan yang dimiliki. Penelitian ini diharapkan dapat
bahwa ada beberapa hal yang dijadikan memberikan sumbangan pemikiran kepada
pedoman dalam menentukan pilihan atraksi pemerintah daerah, pengelola dan masyarakat
yaitu :1). Apakah atraksi dapat dikelola dan tentang potensi sumberdaya alam lainnya yang
menguntungkan, 2). Apakah atraksi menarik masih dapat dikembangkan untuk menjadi objek
dan sesuai dengan kecenderungan pasar, 3). daya tarik wisata (ODTW).
Apakah ada konflik pemanfaatan kawasan antara
pemanfaatan kawasan dengan pengembangan METODE PENELITIAN
atraksi. Selanjutnya Fandeli (2002), menjelaskan Pelaksanaan Penelitian
bahwa untuk memilih atraksi wisata alam perlu
Penelitian yang dilakukan adalah
dilakukan penilaian terhadap lanskapenya yang
penelitian survey deskriptif, yakni penelitian
meliputi bentuk lahan, jenis dan jumlah vegetasi,
yang diadakan untuk mendeskripsikan atau
warna lanskape, dan pemandangan. Aqla (2002),
melukiskan realitas social yang ada dalam
menyebutkan bahwa ada beberapa syarat yang
masyarakat, untuk memperoleh fakta-fakta dari
harus dipenuhi oleh atraksi wisata alam agar bisa
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-
di katakan sebagai ekowisata yaitu :
keterangan secara factual, baik tentang kondisi
• Memperhatikan daya dukung alam dan wilayah, kondisi sosial dan ekonomi (Mantra
budaya lokal dan Kasto, 2008 dalam Singarimbun 1989).
• Membantu pelestarian alam dan ekonomi Objek penelitian adalah kawasan wisata pantai
masyarakat lokal yang ada di kecamatan Kei kecil kabupaten
• Dilaksanakan pada skala terbatas sesuai Maluku Tenggara. Pengamatan dan observasi
berbagai tuntutan mutu dan perilaku terhadap tentang kondisi wilayah objek untuk mengetahui
penyelenggaraan maupun pengunjung. potensi wisata yang belum dimanfaatkan secara
optimal oleh masyarakat sekitar dalam menunjang
• Meningkatkan pemahaman pengunjung
pengembangan dan meningkatkan kesejahtraan.
terhadap ekologi, budaya lokal, dan
pengamatan yang dilakukan menyangkut potensi
development problem
atraksi wisata alam, flora dan fauna, serta lanskape
Yosevita Th. Latupapua
94 Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011
kawasan. Pengamatan terhadap pengunjung lokal. (Alikodra, 1999) Potensi objek
objek dan masyarakat lokal dimaksudkan untuk ekowisata yang tinggi mempunyai nilai
mengetahui persepsi dan partisipasi masyarakat keanekaragaman jenis fauna yang tinggi.
terhadap pengembangan ODTW dan keinginan 3. Inventarisasi potensi atraksi alam
wisatawan tentang model pengembangan objek.
Atraksi wisata adalah suatu perwujudan
Lokasi penelitian adalah kawasan wisata dari ciptaan manusia, tata hidup seni
pantai di Kecamatan Kei Kecil . pada lokasi budaya, serta sejarah bangsa, dan tempat
objek wisata Pantai Ngurbloat, dan Pantai atau fenomena alam yang mempunyai
Ngursamadan. daya tarik. Atraksi wisata dapat berupa
Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, sumberdaya alam, budaya, etnisitas, ataupun
data yang dikumpulkan terbagi menjadi data hiburan. Pengembangan atraksi alam harus
primer dan data sekunder. Data primer antara didasarkan pada seluruh potensi alam hasil
lain : Data potensi objek wisata, data persepsi inventarisasi di lapangan.
masyarakat, dan strategi pengembangan. Untuk 4. Inventarisasi Potensi Lanscape
memperkaya data hasil lapangan, dikumpulkan
Untuk mengetahui potensi Lanscape
juga data sekunder yang berasal dari berbagai
dilakukan pengamatan potensial visual
literature yang berhubungan dengan lokasi
dengan mengacu pada metode Leopold
penelitian, tema penelitian, melalui studi pustaka
yang dikembangkan oleh Bureau of Land
dan Profil wilayah, serta Renstra Maluku
Management (1986). Titik amatan dipilih
Tenggara.
pada tempat-tempat yang mempunyai
Prosedur Pengambilan Data potensi untuk dikembangkan. Unsur
1. Inventarisasi Potensi landscape, skor, dan kriteria yang diamati,
disajikan dalam tabel1.
Untuk mengetahui potensi flora dilakukan
inventarisasi terhadap jenis dan jumlah 5. Inventarisasi komponen produk
individu dari flora yang ada di kawasan Inventarisasi komponen produk wisata
objek wisata pantai. inventarisasi dilakukan adalah kegiatan untuk mengetahui berbagai
dengan membuat beberapa plot pada jalur hal yang berhubungan dengan keberadaan
pengamatan dengan pertimbangan faktor- objek wisata meliputi ODTW, amenitas,
faktor kemudahan pencapaian dari jalur utilitas, aksesibiltas. Setiap komponen yang
yang diambil sebagai sampel. Pengambilan diinventarisasi selanjutnya di catat jenis
data flora dilakukan dengan metode komponennya, deskripsi, jumlah, kualitas
purposive sampling yaitu memperhatikan dan keterangan lain yang terkait dengan
kondisi estetika geofisik lokasi setempat. wisatawan.
Potensi flora yang berupa jumlah dan 6. Penelitian pengunjung
keanekaragaman jenis merupakan salah
Penelitian terhadap pengunjung dimaksudkan
satu asset wisata potensial dan merupakan
untuk mengetahui karakteristik pengunjung
salah satu daya tarik bagi wisatawan.
dan persepsi pengunjung tentang ODTW
Potensi keanekaragaman jenis flora yang
yang dikunjungi. Pemilihan sampel
tinggi memberikan indikasi bahwa potensi
pengunjung melalui teknik accidental
ekowisata masih tinggi dan belum terjadi
sampling, yaitu pemilihan responden
kerusakan.
dengan cara memilih secara langsung
2. Inventarisasi Fauna para pengunjung yang di temui di lokasi
Metode yang digunakan dalam inventarisai penelitian yang kemudian diberi kuisioner
fauna dilakukan melalui penjelajahan dan juga diwawancarai. Penetapan jumlah
(renaissance Survei) pencatatan terhadap wisatawan sebagai responden dihitung
seluruh fauna yang ditemukan dilokasi dengan memperhatikan tingkat ketelitian
objek wisata berdasarkan jejak kaki, suara, dan jumlah populasi wisatawan yang
kotoran, maupun informasi masyarakat ada dalam kawasan kemudian dihitung
Persepsi Masyarakat Terhadap Potensi Objek Daya Tarik Wisata Pantai di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara
Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011 95
menggunakan rumus Sevilla (Fandeli, adalah perkampungan dimana objek wisata
2002). Informasi yang ingin diperoleh dari pantai tersebut berada. Penggunaan sampel
pengunjung meliputi pola kunjungan, asal masyarakat menggunakan metode purposive
pengunjung, motivasi, lama kunjungan, sampling, dengan pertimbangan yang
cara berkunjung, dan persepsi pengunjung menjadi sampel adalah masyarakat yang
terhadap pengembangan terlibat langsung dengan objek wisata.
7. Penelitian Masyarakat Lokal Menurut Arikunto (2003), besarnya sampel
tergantung dari jumlah populasi yang
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
ada, jika populasinya kurang dari seratus
persepsi masyarakat sekitar tentang
maka sampel yg digunakan adalah selluruh
keberadaan objek dan kondisi potensi
populasi yang ada. Jika populasi lebih dari
alam lainnya yang belun dimanfaatkan
seratus maka sampel yang diambil antara
secara maksimal. Lingkup wilayahnya

Tabel 1. Penilaian Lanscape untuk wisata alam


Unsur Lanscape Skor Kriteria
• Bentuk Lahan
Bukit yang rendah dan berombak, bukit di kaki gunung atau
1 dasar lembah yang datar atau bahkan merupakan cirri-ciri
landscape yang menarik.
Ngarai/lereng yang curam;kerucut gunung api atau pola-pola
3 erosi/ abrasi oleh angin yang menarik atau variasi ukuran
dan bentuk lahan;atau cirri-ciri detail yang dominan
Relief vertical yang tinggi yang ditunjukkan adanya puncak
5 yang ditunjukkan adanya singkapan batuan raksasa atau
variasi permukaan yang menakjubkan.
• vegetasi 1 Sedikit atau tidak ada perbedaan
3 Beberapa jenis tapi hanya 1-2 yang dominan
Banyak tipe dan vegetasi yang menarik, yang ditunjukkan
5
dalam pola dan tekstur, dan bentuk
• Warna Variasi warna yang halus dan kontras, umumnya bersifat
1
mati.
Terdapat berbagai jenis warna, ada pertentangan warna dari
3 tanah, batu dan vegetasi, tetapi bukan unsure keindahan
yang domminan.
Kombinasi jenis warna yang beragam atau warna yang hidup
5 atau pertentangan yang indah dari warna tanah, vegetasi dan
air.
• Pemandangan Pemandangan di dekatnya sedikit atau tidak berpengaruh
0
terhadap kualitas pemandangan keseluruhan.
Pemandangan di dekatnya cukup berpengaruh terhadap
3
kualitas pemandangan keseluruhan.
Pemandangan di dekatnya sangat berpenagruh terhadap
5
pemandangan keseluruhan.
Sumber : Fandeli, 2002

Yosevita Th. Latupapua


96 Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011
10-20 %. Teknik dalam memperoleh data objek wisata, persepsi masyarakat tentang objek
primer mengenai masyarakat dilakukan wisata. Data kemudian disajikan dalam bentuk
dengan cara participant Observation dan tabel, uraian, atau grafik serta dianalisis secara
wawancara terbuka mendalam . deskriptif. Data yang dianalisis secara kuantitatif
adalah potensi flora fauna, dan kesesuaian atraksi
Analisis Data
wisata.
Data dan informasi yang dikumpulkan,
baik berdasarkan hasil penelitian lapangan, Hasil dan Pembahasan
maupun dari instansi terkait akan diklasifikasikan,
dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasikan Atraksi dan Objek wisata
secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang Hasil penelitian berupa Objek Daya Tarik
dianalisis secara kualitatif meliputi kondisi Wisata pantai (ODTW) di Kecamatan Kei Kecil
wilayah, letak, luas, kondisi lahan, kondisi sosial Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada
ekonomi, budaya, hubungan masyarakat dengan tabel di bawah ini :
Tabel 2. Hasil Observasi Pantai Ngurbloat
Nama objek Pantai Ngurbloat
Lokasi/kecamatan Desa Ngilngof/ Kei Kecil
Jenis Objek alam
Daya Tarik Sand, sea
Keunikan/kelangkaan Pasir pantai yang halus yang jarang ditemui di pantai lainnya
Atraksi Budaya Tarian khas kei, berlakunya adat sasi
Aksisibilitas Sngat mudah untuk mencapai objek
Amenitas Café/ warung makan, took cindramata, homestay
aspek pasar
- Jumlah wisatawan - 100-200 orang
- skala jangkauan pasar - skala lokal
investasi Rumah makan dalam skala kecil
Stake holder yg berperan dalam
Local community
investasi
Kelembagaan
-pengelolaan objek saat ini - Dikelola oleh masyarakat lokal
Permasalahan
- permasalahan mendasar yang - penataan pengelolaan objek
perlu diperhatikan saat ini
- permasalahan jangka panjang
yang mungkin muncul - kerusakan lingkungan fisik jika daya dukung melampaui
Sumber: data primer
Tabel 3. Hasil Observasi Pantai Ngursamadan
Nama objek Pantai Ngursamadan
Lokasi/kecamatan Desa Ohoililir/ Kei Kecil
Daya Tarik Sand, sea, coral
Pasir pantai yang halus berwarna sedikit kehitaman yang
Keunikan/kelangkaan
jarang ditemui di pantai lainnya
Atraksi Budaya Tarian khas kei, berlakunya adat sasi
Aksisibilitas Sngat mudah untuk mencapai objek

Persepsi Masyarakat Terhadap Potensi Objek Daya Tarik Wisata Pantai di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara
Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011 97

Amenitas warung makan, homestay


aspek pasar
- Jumlah wisatawan - 100-200 orang
- skala jangkauan pasar - skala lokal
investasi Rumah makan dalam skala kecil
Stake holder yg berperan dalam
Local community
investasi
Kelembagaan
-pengelolaan objek saat ini - Dikelola oleh masyarakat lokal
Permasalahan
- permasalahan mendasar yang - penataan pengelolaan objek
perlu diperhatikan saat ini
- permasalahan jangka panjang
yang mungkin muncul - kerusakan lingkungan fisik jika daya dukung melampaui

Sumber : RIPDDA Malra


Hasil inventarisasi flora ditemukan sekitar
25 jenis pohon. Temuan ini dapat dikatakan
sangat baik sebagai asset ekowisata, jika mengacu
pada kriteria penilaian flora menurut Fandeli
(2002), bahwa potensi flora dengan jumlah jenis
yang lebih dari 20 jenis mempunyai penilaian
yang sangat baik sebagai asset ekowisata.
Vegetasi merupakan unsur alami dan potensi
keragamannya harus dimiliki oleh suatu kawasan
ekowisata (Fandeli, 2002), sehingga dapat
Gambar 1. Pantai Ngurbloat dikatakan bahwa lokasi ini merupakan asset
ekowisata yang potensial untuk dikembangkan
dan dimanfaatkan seoptimal mungkin sebagai
pendukung ekowisata. Keragaman flora yang
dimiliki tentu saja akan memberikan nilai
potensial yang tinggi. Keragaman jenis dan
estetika habitusnya merupakan daya tarik
tersendiri yang mampu memberikan kontribusi
bagi pengembangan objek tersebut sebagai
destinasi tujuan ekowisata. Masih menurut
Fandeli (2002), semakin tinggi jumlah jenis
Gambar 2. Pantai Ngursamadan pada suatu kawasan wisata, maka akan semakin
baik kualitas keanekaragamannya. Pengamatan
Potensi Objek Daya Tarik Wisata
vegetasi pada setiap jalur merupakan hal yang
Objek wisata yang ada di Kecamatan menarik bagi wisatawan untuk mengetahui
Kei Kecil jika ditinjau dari akivitas rekreasinya lebih jauh tipe vegetasi yang ada didalamnya,
merupakan rekreasi alam terbuka, kawasan ini proses ekologi, atau perbedaan iklim mikro yang
memiliki potensi alam yang indah, dan unik tercipta. Adanya keanekaragaman akan menarik
dengan pasir pantai yang halus, panorama laut minat wisatawan untuk mendapat pengalaman
yang indah, dengan ribuan pohon mangrove yang baru yang langsung berkontak dengan alam.
membentang sepanjang pantai. memiliki peluang
Komposisi jenis flora serta kondisi yang
yang besar untuk dikembangkan dalam menarik
khas pada lokasi wisata pantai menghasilkan
minat kunjungan wisatawan.
karakter lahan yang berbeda-beda. Karakteristik

Yosevita Th. Latupapua


98 Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011
yang berbeda ini menciptakan suatu kondisi namun juga kondisi dan persepsi masyarakat
habitat satwa yang beragam. Alikodra (1999), lokal (masyarakat di sekitar objek wisata) dalam
menjelaskan bahwa setiap jenis satwa liar menyikapi potensi sumberdaya yang dimiliki
menghendaki habitat tertentu untuk mendukung untuk menunjang pengembangan kawasan objek
kehidupannya. Kondisi habitat yang berbeda wisata di sekitar mereka. Pemahaman yang kuat
ini akan memberikan tatanan yang berbeda pada tentang kepariwisataan alam (ekowisata) perlu
kondisi satwanya dan dapat menarik beberapa diketahui secara mendalam oleh masyarakat dan
satwa untuk bermigrasi maupun melakukan pengelola kawasan objek wisata. Disamping itu
aktifitas. hasil penelitian di kawasan objek wisata masyarakat harus memiliki keyakinan bahwa
Kei Kecil ini menunjukkan bahwa terdapat 13 pengembangan ekowisata mampu meningkatkan
jenis Aves, 8 jenis reptil, 8 jenis moluska. Fandeli kesejahteraan hidup mereka, dan pada akhirnya
2002, menjelaskan untuk mengetahui kualitas juga akan meningkatkan pendapatan daerah
keanekaragaman fauna bahwa semakin tinggi (PAD) Kabupaten Maluku Tenggara. Peningkatan
jumlah jenisnya, maka akan semakin baik untuk kesejahteraan masyarakat akan memotivasi
asset wisata. Jenis fauna yang ditemukan dari partisipasi mereka dalam menjaga dan
hasil penelitian menunjukkan bahwa fauna di melestarikan sumberdaya alam yang ada, yang
lokasi wisata pantai ini baik, dan potensial untuk menjadi daya tarik kegiatan ekowisata.
dikembangkan. Persepsi masyarakat tentang keberadaan potensi
Nilai potensi landscape di kawasan objek sebenarnya mencerminkan pendapat,
objek wisata Pantai Kei Kecil adalah 19-25, keinginan, harapan, dan tanggapan masyarakat
ini berarti kondisi bentang alamnya berpotensi atas kegiatan pengembangan di wilayah mereka.
untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata Informasi tentang persepsi masyarakat yang
alam, atraksi yang mungkin dikembangkan berinteraksi langsung dengan objek wisata pantai
adalah wisata pantai, wisata hutan, wisata tirta, ini dapat dilihat pada tabel 4.
wisata goa dan wisata kuliner makanan laut (sea Berdasarkan hasil penelitian diketahui
food). Tidak salah kalau memang objek wisata bahwa 76 persen masyarakat setuju atas
Pantai Kei Kecil ini ditetapkan oleh pemerintah pengembangan ekowisata yang akan dilakukan,
daerah sebagai kawasan unggulan pengembangan karena dengan adanya pengembangan akan
wisata. memberikan peluang yang lebih besar bagi
Komponen produk wisata adalah sesuatu masyarakat untuk berusaha dalam bisnis wisata,
yang berkaitan dan berhubungan dengan kegiatan dan mengurangi angka pengangguran dalam desa,
wisata dalam suatu daerah, seperti hotel, losmen, dan 24 persen lainnya menyatakan tidak setuju
rumah makan, toko cinderamata, prasarana dengan alasan khawatir akan kerusakan objek
komunikasi, sarana air bersih, komponen karena tercemar dan kotor (vandalism). Saran
aksesibilitas. Komponen produk pendukung dan kekuatiran masyarakat perlu dipertimbangkan
wisata pada kawasan objek wisata Pantai Kei Kecil dalam pengelolaan objek ke depan.
ini masih didominasi oleh produk yang didesain Atraksi masih berorientasi pada wisata
sendiri oleh masyarakat lokal (kepemilikian alam, pantai dan atraksi budaya, dalam
pribadi), sehingga kondisi produk pendukung pengembangannya 60 persen responden
masih sangat sederhana namun memiliki kekhasan menginginkan adanya penambahan atraksi seperti
yang unik dan menarik, sehingga menambah tracking, wisata hutan, lintas alam dan atraksi
kenyamanan wisatawan yang menikmatinya. budaya khas Kei. Selain itu adanya keinginan dari
Aksesibilitas untuk menuju ke lokasi wisata, sekitar 40 persen responden untuk penambahan
masih dapat dijangkau dengan mudah dan harga area bermain bagi anak dalam kawasan objek
angkutan yang cukup memadai. wisata. Terkait dengan keterlibatan pihak swasta,
80 persen responden berpendapat perlu adanya
Persepsi dan Kondisi Masyarakat
keterlibatan pihak swasta dalam pengembangan,
Untuk pengembangan suatu objek wisata, namun keterlibatan pihak swasta bukanlah
bukan hanya faktor atraksi wisata yang dimiliki, mengambil alih peran masyarakat lokal.

Persepsi Masyarakat Terhadap Potensi Objek Daya Tarik Wisata Pantai di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara
Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011 99
Tabel 4. Persepsi Masyarakat sekitar Objek wisata pantai Kei Kecil
No Kriteria Parameter persentase
1 Pendapat mengenai pengembangan objek wisata pantai menjadi objek ekowista:
a. Sangat setuju
b. Setuju,namun melibatkan masyarakat lokal 38 76%
c. Tidak setuju 12 24%
2. Bentuk pengembangan yang diinginkan
a. Pengetahuan/penelitian
b. Penambahan atraksi 30 60%
c. Penambahan sarana bermain anak 20 40%
3. Pengetahuan tentang ekowisata
a. Sudah tahu 40 80%
b. Baru pernah dengar 10 20%
4. Perlu  adanya keterlibatan swasta  dalam pengembangan ekowisata
a. Perlu
b. Tidak perlu 50 100%
5. Keterlibatan PEMDA selama ini
a. Pemberian bantuan dana
b. Izin usaha 50 100%
Sumber : Data Primer diolah
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa suatu masalah yang meliputi kekuatan (Strengths),
sebagian besar masyarakat, sekitar 80 persen kelemahan (weakness), peluang (opportunity),
responden pernah mendengar tentang istilah dan ancaman (Threat). Analisis lingkungan
ekowisata, namun mereka sendiri belum paham internal dapat menggambarkan kekuatan dan
apa sebenarnya ekowisata. Hasil ini menunjukkan kelemahan yang dihadapi oleh pengelola kawasan
bahwa dalam pengembangan masih dibutuhkan objek wisata Pantai di Kei Kecil ini.
pelatihan dan penyuluhan yang mendalam bagi
masyarakat local, khusus yang menjadi pelaku Kesimpulan dan saran
wisata di kawasan objek wisata agar dapat
Kesimpulan
mengembangkan kawasan sesuai dengan visi
ekowisata yaitu menjaga kelestarian sumberdaya 1. Kawasan objek wisata pantai di Kecamatan
alam dan budaya serta mampu mensejahtrakan Kei Kecil berpotensi untuk dikembangkan
kehidupan masyarakat. sebagai destinasi ekowisata. Potensi
yang dimungkinkan untuk dikembangkan,
Keinginan dan harapan masyarakat lokal
meliputi potensi flora fauna, landscape,
adalah berkembangnya objek-objek wisata pantai
dan atraksi wisata. Hasil inventarisasi
di Kecamatan Kei Kecil ini menjadi destinasi
flora fauna ditemukan 25 jenis flora, dan
yang banyak diminati oleh wisatawan baik
25 jenis fauna, menurut criteria kualitas
lokal maupun mancanegara. Masyarakat juga
keanekaragaman sangat baik dan potensial
menginginkan keterlibatan mereka dalam proses
untuk asset wisata. Potensi lancape termasuk
perencanaan dan pengembangan objek baik
berkualitas tinggi (19-25), secara bentang
dalam hal penyedia jasa bagi wisatawan maupun
lahannya berpotensi untuk dikembangkan
sebagai pengawas dalam menjaga kelestarian
sebagai destinasi kepariwisataan alam.
objek wisata. Disamping itu masyarakat berharap
Potensi atraksi wisata yang masih dapat
agar diberikan penyuluhan dan pelatihan bagi
dikembangkan adalah wisata hutan, wisata
mereka agar dapat menjadi host yang baik dan
tirta, wisata goa, wisata bahari.
professional dalam memberikan pelayanan bagi
wisatawan sehingga kepuasaan wisatawan selalu 2. Persepsi pengunjung terhadap pengembangan
di prioritaskan. ODTW pantai di titik beratkan pada 5 aspek
yakni perlu adanya pengembangan kawasan
Strategi pengembangan kawasan objek dimana keterlibatan masyarakat lokal di
Sesuai dengan kondisi potensi yang harapkan mulai dari perencanaan hingga
ada serta persepsi dari masyarakat lokal, maka pengembangan. Pengembangan dalam
dilakukan suatu bentuk analisis SWOT yang kawasan terhadap penambahan sarana
merupakan suatu teknik dalam mengidentifikasi bermain dan penyediaan fasilitas atraksi

Yosevita Th. Latupapua


100 Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011
wisata dibutuhkan keterlibatan swasta. d). Perlunya dukungan pemerintah dalam
Pengembangan yang dilakukan di fokuskan rangka pengembangan destinasi unggulan
pada pemberdayaan dan peningkatan yang berbasis masyarakat lokal.
masyarakat lokal. Saran
3. Strategi pengembangan yang diharapkan 1. Pemanfaatan potensi yang ada hendaknya tetap
berdasarkan hasil analisis SWOT adalah : memperhatikan kaidah-kaidah konservasi
a). Memanfaatkan potensi kawasan secara dan perlu keterlibatan seluruh masyarakat
maksimal dalam upaya pemberdayaan lokal sebagai bagian penting dalam proses
dan peningkatan kesejahtraan masyarakat perencanaan dan pengembangan.
lokal. 2. Pengelolaan secara terpadu antar seluruh
b). Pengembangan yang dilakukan lebih stakeholder terutama yang berkaitan dengan
dititikberatkan pada upaya kelestarian dana dan daya agar pengembangan dapat
lingkungan. terwujud dengan tetap memperhatikan
c). Perlu dilakukan promosi yang lebih kepentingan masyarakat lokal.
intensif dalam menarik kunjungan
3. Perlu peningkatan promosi terhadap
wisatawan nusantara dan wisatawan
atraksi dan ODTW yang ada di kecamatan
mancanegara.
kei kecil agar lebih di kenal dalam skala
internasional.

Persepsi Masyarakat Terhadap Potensi Objek Daya Tarik Wisata Pantai di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara
Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011 101
Tabel 5. Analisis SWOT Community Based
Strenght (kekuatan) Weakness (Kelemahan)
o Keterbukaan masyakat lokal o Kurangnya pengetahuan tentang
dalam menerima wisata. kepariwisataan alam
o Potensi atraksi yang beragam o Rendahnya tingkat pendidikan
o Potensi bahari yang menonjol masyarakat
untuk pengembangan wisata. o Kurangnya sarana hiburan
o Potensi budaya kei yang unik dan o Terbatas jaringan air bersih
masih tetap terpelihara saat ini. o Pengembangan di beberapa
o Karakteristik wilayah yang sangat objek masih perlu di tata dan
unik sebagai pulau-pulau kecil. dikembangkan
o Sudah adanya usaha masyarakat o Pasar wisata masih bersifat lokal
dalam pengembangan seperti o Promosi belum dikembangkan
shelter tempat santai, warung o Tidak semua potensi alam yang
makan, home stay. menarik dikunjungi dapat diakses
o Kemudahan aksesibilitas angkutan darat/laut.
o Atraksi yang dikembangkan
mengedepankan pemberdayaan
masyarakat
Opportunity (peluang) Strategi S-O Strategi W-O
 Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara menetapkan pariwisata  Adaya dukungan pemerintah baik  Penyuluhan dan pembinaan
sebagai salah satu prioritas modal maupun pembinaan di masyarakat tentang pemanfaatan
pembangunan. manfaatkan untuk pengembangan alam untuk kegiatan wisata.
 Maluku tenggara memiliki atraksi yang melibatkan  Pelatihan tentang potensi yang
beragam potensi antaralain: masyarakat setempat. dimiliki
bahari, goa, budaya serta  Memanfaatkan potensi untuk  Penyuluhan tentang pemandu
keunikan alam. pegembangan atraksi yang wisata/quide
 Adanya dukungan pemerintah berkualitas  Meningkatkan kapasitas
dalam upaya pemberdayaan  Bantuan Dana PNPM Mandiri di pemerintah tentang program
masyarakat lokal melalui berbagai manfaatkan untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat.
pengembangan sarana penunjang kualitas amenitas (warung makan,  Pelatihan bagi seluruh
wisata (aksesibilitas) home stay, dll) stakeholders dalam meningkatkan
 Perubahan trend wisata dari  Kemudahan pinjaman modal bagi pemahaman tentang
mass tourism ke special interest masyarakat dalam peningkatan kepariwisataan dan dampaknya
tourism UKM
 Adanya potensi wilayah untuk  Menfasilitasi organisasi
memperluas areal wisata masyarakat dan kebudayaan
 Pengembangan wisata budaya dan daerah sebagai salah satu pelaku
even pariwisata daerah atraksi wisata
 Pengembangan lebih difakuskan
pada kegiatan
Threats (ancaman) Strategi S-T Strategi W-T
 Persaingan produk wisata
 Lemahnya kebijakan tentang  Pengembangan atraksi dan  Meningkatkan kapasitas
pengelolaan lingkungan peningkatan sarana fisik objek pemerintah dalam kebijakan
 Kurangnya media promosi yang tidak melewati daya dukung pengelolaan dan pengawasan
 Lemahnya lingkungan. lingkungan.
 Pingkaterubahan keadaan politik  Direct marketing dengan  Peningkatan produk wisata
dan ekonomi pemanfaatan tehnologi informasi sesuai dengan keinginan pasar
dan even pariwisata alam. (wisatawan)
 Diversifikasi komponen produk  Peningkatan promosi dan
wisata. pemasaran melalui familiarization
trip dan memberdayakan Biro
Perjalanan Wisata

Sumber : data Primer

Yosevita Th. Latupapua


102 Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 2 Juni 2011
Daftar Pustaka

Alikodra, H.S., 1999. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I dan II. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Ilmu Hayat
IPB.
Arikunto. 2003. Manajement Penelitian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Aqla, M. 2002. Studi Pengembangan Ekowisata pada kawasan Hutan Konservasi di Lokasi Loksado
Kalimantan Selatan. Thesis Program Pasca Sarja Program Studi Ilmu Kehutanan
Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).
Boo, E. 1990. Potential and Interpreting. Vol I dan II Word Wildlife Fun, Washington DC.
Burau of Land Management, 1986, Visual Resource Management, Departement of Interior USA,
US Government Printing Office, Washington DC
Damanik, J dan Helmut F.W. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Diterbitkan atas
kerjasama Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) Universitas Gadjah Mada dan Penerbit Andi.
Yogjakarta.
Djuantoko. 1997 Potensi dan alternatif satwa Liar sebagai objek ekowisata. Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada Yogjakarta.
Fandeli, dan Mukhlison, 2000. Pengusahaan Ekowisata. Diterbitkan atas kerjasama Fakultas
Kehutanan UGM. Pustaka Pelajar, Unit Konservasi Sumberdaya Alam Daerah
Istimewa. Yogjakarta.
Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. PT. (persero) Perhutani dan Fakultas
Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogjakarta.
Singarimbun Masri, 1989. Metode dan Proses Penelitian Survei. LP3S

Persepsi Masyarakat Terhadap Potensi Objek Daya Tarik Wisata Pantai di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara

You might also like