Khutbah Idul Fitri

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

‫×) هللاُ ا َ ْك َب ْر ُكلَّ َما َه َّل ِهالَ ٌل َوا َ ْبد ََر هللاُ ا َ ْك َب ْر‬3( ‫×) هللاُ اَك َب ْر‬3(

‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫هللاُ ا َ ْك َب ْر‬


ٌ‫اب َوا َ ْم َط ْر َو ُكلَّما َ نَبَتَ نَبَات‬ ٌ ‫س َح‬ َ ‫صائِ ٌم َوا َ ْف َط ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر ُكلَّما َ ت َ َرا َك َم‬ َ ‫صا َم‬ َ َ ‫ُكلَّما‬
ُ‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ ا َ ْكبَ ْر هللا‬.‫َوا َ ْز َه ْر َو ُكلَّ َما ا َ ْطعَ َم قَانِ ُع اْل ُم ْعت َ ْر‬
‫ان َوعْي َد‬ َ ‫ض‬ َ ‫س ِل ِم ْي َن ِع ْي َد اْل ِف ْط ِر بَ ْع َد ِصيا َ ِم َر َم‬
ْ ‫ ا َ ْل َح ْم ُد هللِ الَّذِى َجعَ َل ِل ْل ُم‬.ُ‫ا َ ْكبَ ْر َو هللِ اْل َح ْمد‬
ُ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لَهُ لَه‬ ْ َ ‫×) ا‬3( ‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.َ‫ض َحى بَ ْع َد يَ ْو ِم ع ََرفَة‬ ْ َ‫اْال‬
‫ش ْر نَبِ َّي‬ َ ‫س ْولُهُ الشَّا ِف ُع ِفى اْل َم ْح‬ ُ ‫ع ْب ُد ُه َو َر‬َ ‫س ِيدَنا َ ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ش َه ٌد ا َ َّن‬ ْ َ ‫اْل َم ِلكُ اْل َع ِظ ْي ُم اْالَ ْك َب ْر َوا‬
‫علَى ا َ ِل ِه‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َ ‫َلى‬َ ‫ص ِل ع‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫غفَ َر هللاُ لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن ذَ ْن ِب ِه َو َما تَأ َ َّخ َر‬ َ ‫قَ ْد‬
َ‫ فَيَا ِعبَا َدهللاِ اِت َّقُوهللا‬.ُ‫ ا َ َّما بَ ْعد‬.‫ هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬.‫ط َّه ْر‬ َ ‫س َو‬ َ ‫الر ْج‬ ِ ‫ع ْن ُه ُم‬ َ ‫ب‬ َ ‫ص َحابِ ِه الَّ ِذ ْي َن ا َ ْذ َه‬ ْ َ ‫َوا‬
ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم ُم‬
‫س ِل ُم ْو َن‬ َّ ‫َح‬
Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai
bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh
setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman
Allah SWT:

ْ َ ‫علَى َما َهدَا ُك ْم ولَعَلَّ ُك ْم ت‬


‫شك ُُر ْو َن‬ َ َ‫َو ِلتُك ِْملُوااْل ِع َّدةَ َو ِلتُك َِب ُرهللا‬
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Rasulullah SAW bersabda:

‫َز ِينُ ْوا ا َ ْعيَا َد ُك ْم ِبالت َّ ْك ِب ْير‬

“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”

Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan
Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita
tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.

Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih
kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan
kita bahwa Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan
patuh kepada perintah-Nya.

‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬


Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita
dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira,
merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan
maghfiroh-Nya sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi:
َ‫ يَا ا ُ َّمة‬:ٌ‫غفَ ْرتُ لَ ُه ْم فَيُنَادِى ُمنَاد‬ َ ‫جْرهُ اَنِى قَ ْد‬ َ ُ‫ب ا‬ُ ُ‫ يَا َمالَئِ َكتِى ُك ُّل عَامِ ٍل يَ ْطل‬:‫الى‬
َ َ‫ِلى ِع ْي ِد ُك ْم يَقُ ْو ُل هللاُ تَع‬
َ ‫شه َْر َر َمضَانَ َو َخ َر ُج ْوا ا‬ َ ‫اِذَا صَا ُم ْوا‬
‫ط ْرت ُ ْم لِى فَقُ ْو ُم ْوا َم ْغفُ ْو ًرا لَ ُك ْم‬ ْ ُ ‫ يَا ِعبَادِى‬:‫ت فَيَقُ ْو ُل هللاُ تَعَالَى‬
َ ‫ص ْمت ُ ْم لِى َواَف‬ ٍ ‫سنَا‬ َ ُ‫ُم َح َّم ٍد ا ِْر ِجعُ ْوااِلَى َمنَ ِاز ِل ُك ْم قَ ْد بَ َد ْلت‬
َ ‫س ِيئ َاتِ ُك ْم َح‬
Artinya: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari
raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku, setiap orang yang
mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni
mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal
kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata:
'Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai
orang yang telah mendapatkan ampunan.”

‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬

Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah
dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan
datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yang halal menjadi haram. Makan
dan minum yang semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi
haram.

Sementara dari aspek sosial, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah
merasakan lapar. Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan yang sudah semestinya
kita pegang teguh bersama.

Pesan pertama Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi

Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu
sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling besar
adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di
dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri
pengetahuan dan naluri syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan
dibersihkan adsalah naluri Syahwat.

Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat,
tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia
menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (‫ ;)بَ ِه ْي َم ْة‬tanda-tandanya menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (‫سبُ ِع َّي ْة‬
َ ) ; tanda-tandanya
banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah
selalu kalah meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa
nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.

Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa
niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat mengkhawatirkan. Dimana
keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa
dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan
tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh
keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh
kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.

Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (‫;)ربُ ْوبِيَّ ْة‬
ُ ditandai
dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan
Ramadhan. Orang yang dapat dengan baik mengoptimalkan sifat rububiyah di dalam jiwanya
niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur
(akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang
menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai
pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama
manusia sebagaimana firman Allah:
ِ ْ‫ب اْل ُمح‬
َ‫سنِ ْين‬ ُّ ِ‫اس َوهللاُ يُح‬ َ ‫َواْل َكاظِ مِ ْينَ اْلغَ ْي‬
ِ َّ‫ظ َواْلعَافِ ْينَ ع َِن الن‬
"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)

Jama`ah Idul Fithri yang berbahagia

Pesan kedua adalah pesan sosial

Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah indah justru pada detik-detik akhir
Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan
zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak
menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat
untuk berbagi demikian nyata terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih
sayang yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam
tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun)
antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya
berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya
ِ ‫ ُكلُّ ُك ْم ِعيَا ُل‬, kalian semua adalah ummat Allah.
sebab ‫للا‬

Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya
sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT; sebagaimana yang
terkandung dalam hadis Qurthubi:
‫ستْ ًرا مِ نَ ال َّن ِار‬ َ ‫ص َدقَتُهُ فَص‬
ِ ْ‫َارت‬ َ ْ‫ار َوش َِر َرهَا بِيَ ِد ِه ع َْن َو ْج ِه ِه فَجَائ َت‬ َ َ‫اِن ِى َرأَيْتُ اْلبَ ِارحَة‬
َ َّ‫ع َجا ً َرأَيْتُ ِم ْن ا ُ َّمتِى يَتَّقِى َو َه َج الن‬
Artinya: "Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat sebagian
dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api neraka. Kemudian
datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api neraka."

Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Pesan ketiga adalah pesan jihad

Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni berperang di
jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh, yaitu:
ْ ‫بَ ْذ ُل َما ِع ْن َدهُ َو َما فِى ُو‬
ِ ‫س ِع ِه ِلنَ ْي ِل َما ِع ْن َد َربِ ِه مِ ْن ج َِز ْي ِل ث َ َوا‬
‫ب َوالنَّجَا ِة ِم ْن ا َ ِلي ِْم ِعقَابِ ِه‬
"Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhaannya,
mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya."

Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan segala yang
kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah;
terutama jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling
besar. Dengan demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi
peperangan maupun dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah jihad
mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sebuah
sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan atas nilai-nilai agama
dan ketaatan kepada Allah.

Mengingat adanya aliran Islam yang mengkampanyekan jihad dengan senjata di negara damai
Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya dilandasi niat
yang baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran tertentu.
Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi
bagi kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan
masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah
mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya
adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, kedamaian.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya mendukung
terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilan dan sehatera yang bersendikan
pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat
merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain.

Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah


َ ‫َب اِلَى هللاِ فَنَتَج َُّر فِ ْيهَا فَنُ ِزلَتْ (يآاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َه ْل ا َ ُدلُّ ُك ْم ع‬
‫َلى‬ ُّ ‫َار ِة اَح‬
َ ‫ي التِج‬ َّ َ ‫صحَابَ ِة قَالُ ْوا يَا نَبِ َّي هللاِ لَ َو َد ْدنَا ا َ ْن نَ ْعلَ َم ا‬ َّ ‫ض ال‬ َ ‫ى ا َنَّ بَ ْع‬ َ ‫ُر ِو‬
‫ يَ ْغف ِْر لَ ُك ْم‬. َ‫س ُك ْم ذَا ِل ُك ْم َخي ٌْر لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬ ِ ُ‫س ِب ْي ِل هللاِ ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنف‬
َ ‫ ت ُؤْ مِ نُ ْونَ ِباهللِ َو َرسُ ْو ِل ِه َوتُجَا ِهد ُْونَ فِى‬.‫ب ا َ ِلي ٍْم‬ ٍ ‫عذَا‬ َ ‫َار ٍة ت ُ ْن ِج ْي ُك ْم مِ ْن‬
َ ‫تِج‬
‫عد ٍْن ذَ ِلكَ اْلفَ ْوزُ اْلعَظِ ْي ُم‬ َ ‫ت‬ ً
ِ ‫طيِبَة فِى َجنَّا‬ َ َ‫سا ِكن‬ َ ‫ت تَجْ ِرى مِ ْن ت َ ْحتِهَا اْالَ ْنهَا ُر َو َم‬ ٍ ‫)ذُنُ ْوبَ ُك ْم َويُ ْدخِ ْل ُك ْم َجنَّا‬
"Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa, salah seorang
dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali mengetahui bisnis apa yang paling
dicintai oleh Allah agar kami bisa menjadikannya sebagai bisnis kami". Kemudian diturunkan
ayat:
‫س ُك ْم ذَا ِل ُك ْم َخي ٌْر‬ ِ ُ‫س ِب ْي ِل هللاِ ِبا َ ْم َوا ِل ُك ْم َوا َ ْنف‬ ٍ ‫عذَا‬
َ ‫ ت ُؤْ مِ نُ ْونَ ِباهللِ َو َرسُ ْو ِل ِه َوتُجَا ِهد ُْونَ فِى‬.‫ب ا َ ِلي ٍْم‬ َ ‫َار ٍة ت ُ ْن ِج ْي ُك ْم مِ ْن‬
َ ‫َلى تِج‬ َ ‫يآاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا َه ْل ا َ ُد ُّل ُك ْم ع‬
‫عد ٍْن ذَ ِلكَ اْلفَ ْوزُ اْلعَظِ ْي ُم‬ َ ‫ت‬ ِ ‫ط ِي َبةً فِى َجنَّا‬
َ َ‫سا ِكن‬ ‫م‬‫و‬
َ َ َ ُ ‫َار‬ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ال‬ْ ‫ا‬ ‫َا‬
‫ه‬ ِ ‫ت‬ ْ‫ح‬َ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ى‬ ‫ْر‬
ِ ‫ج‬َ ‫ت‬ ‫ت‬
ٍ ‫ا‬َّ ‫ن‬‫ج‬َ ‫م‬
ْ ‫ك‬
ُ ْ
‫ل‬ ِ‫خ‬ ْ
‫د‬ ُ َ ْ َ ْ ُ‫ َي ْغف ِْر لَ ُك ْم ذ‬. َ‫لَ ُك ْم ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬
‫ي‬ ‫و‬ ‫م‬‫ك‬
ُ ‫ب‬ ‫و‬ُ ‫ن‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu beriman kepada Allah dan
RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat
tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS Ash-Shaff:10-
12)

Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sektor sosial yang perlu
pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada pengentasan masalah-masalah
sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian
yang baru akan tetapi gagasan-gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan
masalah-masalah sosial yang selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada
khususnya dan bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.

‫×) َو هللِ اْل َح ْم ُد‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬

Jama'ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah

Demikianlah tiga pesan yang disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-
sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini ke dalam bingkai
kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa nafsu kita sendiri, untuk tidak
terpancing pada hal-hal yang terlarang dan merugikan orang lain; menjalin hubungan
silaturrahim serta kerjasama sesama muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta
menyandang semangat jihad untuk membangun sebuah sistem sosial yang bermartabat,
berkeadilan dan sejahtera.
َ‫ َجعَ َل َنا هللاُ َواِيَّا ُك ْم مِ نَ اْل َعائِ ِد ْين‬.‫ِي اْل َمأ ْ َوى‬ َ ‫هوى فَاِنَّ ا ْل َج َّن َة ه‬ َ ‫َي ال َّن ْف‬
َ َ‫س ع َِن اْل‬ ِ ‫اف َمقَا َم‬
َ ‫رب ِه ونَه‬ َ ‫ َوا َ َّما َم ْن َخ‬.‫الر ِجي ِْم‬ َّ ‫ان‬ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬ َّ ‫اَع ُْوذُ ِباهللِ مِ نَ ال‬
َ‫س ِلمِ ْين‬ ْ
ْ ‫سائ ِِر ال ُم‬َ ‫َي َو ِل‬ َ
َّ ‫ستغف ُِر لِى َول ُك ْم َول َِوا ِلد‬ ْ َ َ َ َ ُ
ْ ‫َواْلفَائ ِِز ْينَ َواْل َم ْقبُ ْو ِل ْينَ َوا ْدخلنا َواِيَّاكُ ْم فِى ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه الصَّالِحِ ْينَ َواق ْو ُل ق ْولِى هذا َوا‬
َ ُ‫ز‬ َ َ َ َ
‫الرحِ ْي ُم‬ ْ ‫ت فَا‬
َّ ‫ست َ ْغف ِْرهُ اِنَّهُ ه َُواْلغَفُ ْو ُر‬ ْ ‫َواْل ُم‬
ِ ‫س ِل َما‬

KHUTBAH KEDUA
.ُ‫ص ْيالً الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوالللهُ ا َ ْكبَ ْر هللاُ ا َ ْكبَ ْر َوهللِ اْل َح ْمد‬ ْ َ ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر كبيرا َواْل َح ْم ُد هللِ َكثِي ًْرا َوسُ ْب َحانَ هللا بُك َْرةً َو أ‬4( ‫×) هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬3( ‫هللاُ ا َ ْكبَ ْر‬
‫سيِ َدنَا‬ َ َّ‫ش َه ُد ا َن‬ ْ
ْ َ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِر ْيكَ لهُ لهُ تَعْظِ ْي ًما ِلشَأنِ ِه َوا‬
َ َ ْ َ ‫ َوا‬.ِ‫َلى ت َْوفِ ْي ِق ِه َواِ ْمتِنَانِه‬ َ ‫شك ُْر لَهُ ع‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ْ‫َلى اِح‬ َ ‫اْل َح ْم ُد هللِ ع‬
‫اس‬ َ
ُ َّ‫ ا َ َّما بَ ْع ُد فيا َ اَيُّهَا الن‬.‫س ِل ْي ًما كِ ََ ثي ًْرا‬ ْ َ ‫س ِل ْم ت‬
َ ‫صحَابِ ِه َو‬ ْ َ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا‬ َ ََ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ض َوانِ ِه الل ُه َّم ص َِل‬ ْ ‫ِلى ِر‬ َ ‫ا‬ ‫ِى‬ ‫ع‬ ‫َّا‬
‫د‬ ‫ال‬ ُ ‫ه‬ ُ ‫ل‬ ‫و‬ْ ‫س‬
ُ ‫ر‬َ ‫و‬
َ ُ‫ع ْب ُده‬
َ ‫ُم َح َّمدًا‬
ُ‫س ِه َوقَا َل ت َعا َلَى اِنَّ هللاَ َو َمآل ئِ َكتَه‬ ِ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد‬ ِ ‫وا ْعلَ ُم ْوا ا َنَّ هللا ا َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف‬. َ ‫ع َّما نَهَى َو َزج ََر‬ َ ‫اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما ا َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬
‫سيِدِنا َ ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫علَى آ ِل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫س ِل ْم َو‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬َ ‫علَى‬ َ ‫ الل ُه َّم ص َِل‬.‫س ِل ْي ًما‬ ْ َ ‫س ِل ُم ْوا ت‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلُّ ْوا‬
َ ‫َلى النَّ ِبى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫صلُّ ْونَ ع‬ َ ُ‫ي‬
َ‫صحَا َب ِة َوالت َّا ِب ِع ْين‬ ‫ال‬ ‫ة‬
َّ ِ َّ ِ َ ‫ي‬ ‫ق‬ ‫ب‬ ْ
‫َن‬‫ع‬ ‫و‬َ ‫ِى‬ ‫ل‬‫ع‬َ ‫و‬ ‫ان‬ ‫م‬ ْ ‫ث‬ ‫ع‬
ُ ‫رو‬ ‫م‬ ‫ع‬
ُ
َ َ َ َ َ ٍ َ ِ ْ ِ َّ ِ‫اء‬‫و‬ ‫ْر‬‫ك‬ ‫ب‬ ‫ى‬ ‫ب‬َ ‫ا‬ َ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ‫ش‬ ‫ا‬‫الر‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ ُ
‫خ‬ ‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫َن‬‫ع‬
ِ َّ ُ ‫م‬ ‫ه‬ ‫الل‬ ‫ض‬ ‫ار‬ ‫و‬ َ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ر‬ َ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ل‬
َ ْ َ ْ ِ َّ ُ ِ ِ َ َ ِ ُ ُ َ ِ ِ ْ ‫ا‬ ‫ة‬ َ
‫ك‬ ‫ئ‬ ‫آل‬ ‫م‬ ‫و‬ َ‫ك‬ ‫ل‬‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ َ‫ك‬ ‫ئ‬‫يآ‬ ‫ب‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ا‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫َو‬
َ‫س ِل ِم ْين‬ ْ
ْ ‫ت َوال ُم‬ َ ْ‫ؤ‬ ْ ْ‫ؤ‬ ْ ْ
ِ ‫ الل ُه َّم اغف ِْر ِلل ُم مِ نِ ْينَ َوال ُم مِ نا‬. َ‫الراحِ مِ ْين‬ َ
َّ ‫عنا َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا ا ْر َح َم‬ َّ َ ‫ض‬ َ ‫ار‬ ْ ‫الدي ِْن َو‬ ِ ‫ان اِلىيَ ْو ِم‬ َ ٍ ‫س‬ َ
َ ‫َوت َابِعِي الت َّابِ ِع ْينَ ل ُه ْم بِ ِا ْح‬
ْ‫سلِمِ ْينَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَ َوا‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ُ َ َ ْ ِ ْ ‫ا‬‫و‬ ‫م‬ َ ‫ال‬ ‫س‬ ‫ال‬ْ ‫ا‬ ‫ِز‬ َّ ‫ع‬ َ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬
َّ ُ ‫الل‬ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ال‬ ْ ‫ا‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ْ
َ ْ َ ْ ُ ُ ‫ت ا َ َْالَحْ يآ‬
َ ‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ء‬ ِ ‫س ِل َما‬ ْ ‫& َواْل ُم‬#

You might also like