Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN

MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 2 PONTIANAK

Muzdalifah, Halini, Dian Ahmad BS


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak
Email: eda.long95@gmail.com

Abstract
This research aims to describe the ability of student’s creative thinking in solving open start
problems at SMPN 2 Pontianak. Method used was descriptive in form survey. The subject in
this research was 36 students of the VIII F class of SMPN 2 Pontianak. Tools of data collection
are written test to discover the ability of students’ creative thinking in solving open start
problems; and interview to verify the test results. The results of creative thinking ability test
show that most students are only able to solve problems using one way correctly, and the way
is that teachers teach in the classroom. The ability of students creative thinking is included in
the medium category with an average score of 4,16 or 41,67 %. The ability of students to think
fluency included in the middle category with an average score is 0,86 or 43,05%. The ability
of students to think flexibel included in the middle category with an average score 1,78 or
44,44%. The ability of students to think novelty included in the low category wwith an average
score 1,47 or 36,80%.
Keywords: Creative Thinking Ability, Open Start Problem

PENDAHULUAN (novelty) dengan indikator menyelesaikan


Departemen Pendidikan Nasional masalah menggunakan cara yang berbeda atau
(Depdiknas) tahun 2006 menyatakan bahwa tidak lazim.
matematika merupakan pelajaran yang paling Masalah yang digunakan untuk mengukur
potensial untuk menghantarkan siswa menjadi kemampuan berpikir kreatif dapat berupa masalah
lebih kreatif. Melalui pembelajaran matematika, terbuka (open problem). Monaghany (2009: 43)
siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir membagi masalah terbuka (open problem)
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta menjadi masalah berbentuk open ended dan open
memiliki kemampuan bekerja sama (Depdiknas, start. Masalah berbentuk open start
2006: 345). memungkinkan siswa untuk menyelesaikannya
Siswa yang memiliki kemampuan berpikir menggunakan lebih dari satu cara penyelesaian,
kreatif mampu menyelesaikan masalah dengan sehingga dapat digunakan untuk melihat
mudah dan dapat mencari berbagai alternatif cara kemampuan berpikir kreatif siswa.
penyelesaian, karena siswa tersebut cenderung Beberapa hasil penelitian menunjukkan
memiliki rasa ingin tahu yang lebih, ingin bahwa tingkat berpikir kreatif siswa tergolong
mencoba hal-hal baru, memiliki banyak ide dan rendah. Penelitian Sugilar (2013) menemukan
intuitif (Siswono, 2008: 2). bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
Munandar (2012: 21) mendefinisikan pembelajaran generatif di Madrasah Tsanawiyah
berpikir kreatif sebagai suatu proses untuk (MTs) Negeri Cikembar Kabupaten Sukabumi
membentuk kombinasi baru, cara baru, dan ide tergolong rendah. Studi lainnya yang dilakukan
baru dalam menyelesaikan masalah. Menurut oleh Widiani (2015) menemukan bahwa
Silver (1997: 78) berpikir kreatif memuat tiga kemampuan berpikir kreatif siswa yang
komponen, yaitu (1) berpikir lancar (fluency) menggunakan pendekatan saintifik di Madrasah
dengan indikator mencetuskan banyak Aliyah Negeri (MAN) 1 Pontianak juga tergolong
pertanyaan, banyak cara penyelesaian, atau rendah.
jawaban masalah, (2) berpikir luwes (flexibility) Berdasarkan pernyataan Ibu Heri guru
dengan indikator mencari banyak alternatif, matematika di SMP Negeri 2 Pontianak pada
mampu menyelesaikan masalah menggunakan tanggal 28 Februari 2017, bahwa kemampuan
banyak cara penyelesaian, dan (3) berpikir baru berpikir kreatif siswa belum diperhatikan. Siswa

1
belum terbiasa menyelesaikan masalah yang METODE PENELITIAN
memancing berpikir kreatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Peneliti kemudian melakukan pra riset pada adalah penelitian deskriptif. Menurut Muliawan
tanggal 01 Maret 2017 pukul 07.30 WIB di SMP (2014: 84) metode deskriptif adalah metode
Negeri 2 Pontianak. Subjek pra riset sebanyak penelitian yang berisi pemaparan atau
lima orang siswa. Siswa tersebut diberikan tiga penggambaran sesuatu. Sedangkan bentuk
masalah matematis yang memancing kreativitas penelitian dalam penelitian ini adalah survei.
berpikir dalam menyelesaikannya. Salah satu Menurut Nazir (2009: 56) penelitian survei adalah
masalah yang diberikan yaitu: Suatu pekerjaan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
mengecat tembok jika dikerjakan oleh 2 orang fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan
akan selesai dalam waktu 12 hari. Jika pekerjaan mencari keterangan-keterangan secara faktual,
itu ingin diselesaikan dalam waktu 4 hari maka baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik
berapa banyak pekerja tambahan yang dari suatu kelompok atau suatu daerah. Subjek
diperlukan? (Selesaikan minimal 2 cara). dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F
Dalam masalah tersebut siswa diminta SMP Negeri 2 Pontianak. Objek dalam penelitian
menentukan banyaknya pekerja tambahan agar ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa
pekerjaan selesai dalam waktu empat hari. Siswa dalam menyelesaikan masalah berbentuk open
juga diminta menyelesaikan masalah tersebut start.
minimal menggunakan dua cara. Siswa yang Teknik pengumpulan data pada penelitian
berpikir kreatif akan mencari berbagai cara dalam ini adalah teknik tes dan teknik komunikasi
menyelesaikan masalah, karena siswa tersebut langsung. Adapun alat pengumpul data yang
cenderung memiliki rasa ingin tahu yang lebih, digunakan yaitu tes kemampuan berpikir kreatif
ingin mencoba hal-hal baru, memiliki banyak ide berupa masalah berbentuk open start, dan
dan intuitif (Siswono, 2008: 2). pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan
Berdasarkan hasil jawaban siswa diperoleh bertujuan untuk memverifikasi data hasil tes
informasi sebagai berikut, dari lima orang siswa kemampuan berpikir kreatif dan mendapat
hanya satu siswa yang mampu menyelesaikan informasi lebih jelas tentang kemampuan berpikir
dengan dua cara, sisanya menyelesaikan dengan kreatif siswa yang tidak dapat diungkap dengan
satu cara. Peneliti kemudian mewawancarai siswa tulisan. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari
tersebut. Hasil wawancara menunjukkan bahwa 3 tahap, yaitu : (1) Tahap persiapan, (2) Tahap
cara penyelesaian yang tidak diajarkan oleh guru pelaksanaan, dan (3) Tahap akhir.
itu ia dapatkan dari guru les di luar sekolah.
Berdasarkan hasil pra riset, terlihat bahwa Tahap Persiapan
sebagian besar siswa belum berpikir kreatif dalam Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
menyelesaikan masalah yang diberikan. persiapan antara lain: (1) menyusun desain
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik penelitian, (2) membuat instrumen penelitian
untuk mengungkap kemampuan berpikir kreatif kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
siswa dalam menyelesaikan masalah berbentuk menyelesaikan masalah berbentuk open start
open start khususnya pada materi perbandingan di berupa kisi-kisi soal, soal tes, kunci jawaban,
SMP Negeri 2 Pontianak. Kemampuan berpikir pedoman penskoran, dan pedoman wawancara,
kreatif dalam penelitian ini adalah kesanggupan (3) seminar desain penelitian, (4) Melakukan
siswa memberikan banyak cara dalam revisi desain penelitian berdasarkan hasil seminar,
menyelesaikan masalah. Untuk mengkategorikan (5) melakukan validasi terhadap instrumen
kemampuan dalam penelitian ini dilihat hasil tes penelitian bersama tiga orang validator, (6)
berpikir kreatif dengan kriteria: (1) sangat tinggi, melakukan revisi instrumen penelitian
jika siswa menjawab soal dengan benar dalam berdasarkan hasil validasi, (7) melakukan uji coba
persentase 81% sampai 100%. (2) tinggi, jika instrumen penelitian, (8) menganalisis data hasil
siswa menjawab soal dengan benar dalam uji coba tes, (9) menentukan waktu pelaksanaan
persentase 61% sampai 80%. (3) sedang, jika penelitian dengan berkonsultasi dengan guru
siswa menjawab soal dengan benar dalam matematika yang mengajar di kelas VIII SMP
persentase 41% sampai 60%. (4) rendah, jika Negeri 2 Pontianak.
siswa menjawab soal dengan benar dalam
persentase 21% sampai 40%. (5) sangat rendah, Tahap Pelaksanaan
jika siswa menjawab soal dengan benar dalam Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
persentase kurang dari 20%. (Arikunto, 2010: 35). pelaksanaan antara lain : (1) memberikan tes

2
kemampuan berpikir kreatif berupa masalah terdiri atas tiga soal. Soal nomor 1 untuk
berbentuk open start kepada siswa kelas VIII F mengukur kemampuan berpikir lancar dengan
SMP Negeri 2 Pontianak, (2) mengumpulkan indikator dapat menuliskan lebih dari satu cara
hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang siswa penyelesaian dengan benar (indikator 1), soal
kerjakan, (3) Melakukan wawancara kepada nomor 2 untuk mengukur kemampuan berpikir
subjek penelitian, (4) melakukan analisis data luwes dengan indikator dapat menyelesaikan
terhadap hasil tes, (5) melakukan analisis data masalah menggunakan banyak cara dengan benar
terhadap hasil wawancara, (6) mendeskripsikan (indikator 2), dan soal nomor 3 untuk mengukur
dan menyimpulkan hasil pengolahan data sebagai kemampuan berpikir baru siswa dengan indikator
jawaban dari masalah penelitian ini. dapat menyelesaikan masalah menggunakan cara
lain selain yang diajarkan guru di kelas
Tahap Akhir (indikator 3). Untuk mengungkap lebih lanjut
Pada tahap akhir ialah menyusun laporan mengenai indikator berpikir kreatif yang tidak
penelitian. terlihat pada hasil tes tertulis peneliti melakukan
wawancara dengan subjek penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Data Hasil Tes Tertulis
Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari hasil tes berupa
Instrumen pengumpulan data yang skor. Pemberian skor tes berdasarkan pedoman
digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes penskoran pada masing-masing indikator.
kemampuan berpikir kreatif dan pedoman Adapun skor dan pengkategorian kemampuan
wawancara. Soal tes kemampuan berpikir kreatif berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Skor Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kode Skor Skor Skor Persentase


No Total Skor
Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 (%)
1 AK 1 2 2 5 50
2 EME 1 2 1 4 40
3 DR 0 0 0 0 0
4 RPR 0 4 2 6 60
5 HF 1 2 2 5 50
6 JNA 1 2 2 5 50
7 LY 1 2 0 3 30
8 PP 1 2 2 5 50
9 YA 1 2 2 5 50
10 MFH 1 2 2 5 50
11 RAA 0 0 0 0 0
12 RAT 1 2 2 5 50
13 VSP 1 2 2 5 50
14 FM 1 2 2 5 50
15 BP 1 0 2 3 30
16 MPS 1 2 2 5 50
17 DEP 1 2 2 5 50
18 MLF 1 2 2 5 50
19 CH 0 2 2 4 40

3
20 FMK 1 0 2 3 30
21 AUR 1 2 2 5 50
22 PM 1 2 2 5 50
23 KS 1 0 1 2 20
24 GFK 1 2 1 4 40
25 ADI 1 2 2 5 50
26 MPD 1 2 2 5 50
27 NUF 1 2 1 4 40
28 EF 1 2 1 4 40
29 DWA 1 2 0 3 30
30 SS 1 2 1 4 40
31 AAA 1 2 1 4 40
32 MWW 1 2 2 5 50
33 IBM 1 2 2 5 50
34 FA 1 2 1 4 40
35 VPC 1 2 0 3 30
36 DFA 0 2 1 3 30
Jumlah Skor 31 64 53 150
Rata-rata Skor 0,86 1,78 1,47 4,16
Persentase Rata-
43,05 44,44 36,80 41,67
rata (%)
Kategori Sedang Sedang Rendah Sedang

Tabel 1 memperlihatkan bahwa hanya mampu memberikan satu cara


kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong penyelesaian yang benar.
sedang dengan perolehan rata-rata skor 4,16 Soal nomor 2 mengukur kemampuan
dari skor tertinggi 10 atau 41,67%. Selain itu, berpikir luwes siswa dengan indikator dapat
kemampuan siswa pada masing-masing menyelesaikan masalah menggunakan banyak
indikator berbeda. cara (indikator 2). Terdapat satu siswa yang
Soal nomor 1 mengukur kemampuan memperoleh skor 4, artinya siswa tersebut
berpikir lancar siswa dengan indikator dapat mampu menyelesaikan masalah menggunakan
menuliskan lebih dari satu cara penyelesaian dua cara dengan benar. Sebanyak 30 siswa
(indikator 1). Sebanyak 31 siswa yang siswa memperoleh skor 2, artinya siswa-siswa
memperoleh skor 1, artinya siswa-siswa ini ini hanya menyelesaikan masalah
hanya menuliskan satu cara penyelesaian yang menggunakan satu cara dengan benar. 30 siswa
benar. 31 siswa tersebut termasuk dalam tersebut termasuk dalam kategori sedang.
kategori sedang. Sisanya sebanyak lima orang Terdapat lima siswa yang memperoleh skor 0,
siswa termasuk dalam kategori sangat rendah artinya siswa tersebut menyelesaikan masalah
dengan skor yang diperoleh 0. Pada kategori menggunakan cara yang salah. Kelima siswa
sangat rendah ini siswa menuliskan cara tersebut termasuk dalam kategori sangat
penyelesaian yang salah. Secara keseluruhan rendah. Secara keseluruhan kemampuan
kemampuan berpikir lancar siswa termasuk berpikir luwes siswa termasuk dalam kategori
dalam kategori sedang. Perolehan rata-rata skor sedang. Perolehan rata-rata skor siswa 1,78 dari
siswa 0,86 dari skor tertinggi 2 atau 43,05%. skor tertinggi 4 atau 44,44%. Hal ini
Hal ini menunjukkan secara keseluruhan siswa menunjukkan secara keseluruhan siswa hanya

4
mampu menyelesaikan masalah menggunakan berbentuk open start yang terdiri dari 3 soal
satu cara dengan benar. essay.
Soal nomor 3 mengukur kemampuan Berdasarkan analisis data, diperoleh
berpikir baru siswa dengan indikator dapat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan masalah menggunakan cara lain menyelesaikan masalah berbentuk open start
selain yang diajarkan guru di kelas pada komponen berpikir lancar (fluency)
(indikator 3). Terdapat 22 siswa yang termasuk dalam kategori sedang dengan rata-
memperoleh skor 2 dengan kategori sedang. rata skor 0,86 dari skor tertinggi 2 atau 43,05%.
Artinya siswa-siswa tersebut menyelesaikan Hal ini berarti siswa hanya mampu menuliskan
masalah menggunakan cara dan perhitungan satu cara penyelesaian dengan benar.
dengan benar, namun cara tersebut yang Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh
diajarkan oleh guru di kelas. Sebanyak informasi bahwa siswa tidak menuliskan
sembilan siswa termasuk dalam kategori rendah macam-macam cara penyelesaian dikarenakan
dengan perolehan skor 1, artinya siswa-siswa kurangnya pengetahuan siswa mengenai
tersebut menyelesaikan masalah menggunakan macam-macam cara penyelesaian masalah.
cara yang diajarkan guru dengan benar, namun Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
perhitungannya salah. Sisanya sebanyak lima menyelesaikan masalah berbentuk open start
siswa yang memperoleh skor 0, mereka pada komponen berpikir luwes (flexibility)
termasuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini termasuk dalam kategori sedang dengan rata-
menunjukkan kelima siswa tersebut tidak dapat rata skor 1,78 dari skor tertinggi 4 atau 44,44%.
menyelesaikan masalah yang diberikan atau Ini menunjukkan bahwa siswa hanya mampu
tidak menjawab soal sama sekali. Sehingga, menyelesaikan masalah menggunakan satu cara
secara keseluruhan kemampuan berpikir baru dengan benar. Berdasarkan hasil wawancara,
termasuk dalam kategori rendah. Perolehan diperoleh informasi bahwa siswa belum mampu
rata-rata skor siswa 1,47 dari skor tertinggi 4 menyelesaikan masalah menggunakan banyak
atau 36,80%. Secara keseluruhan siswa hanya cara dikarenakan kurangnya pengetahuan
menyelesaikan masalah menggunakan cara siswa.
penyelesaian yang diajarkan oleh guru di kelas. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan masalah berbentuk open start
2. Hasil Wawancara pada komponen berpikir baru (novelty)
Setelah dilakukan wawancara dengan termasuk dalam kategori rendah dengan rata-
subjek penelitian, diperoleh tambahan rata skor 1,47 dari skor tertinggi 4 atau 36,80%.
informasi mengenai jawaban siswa pada tes Ini artinya siswa belum mampu menyelesaikan
kemampuan berpikir kreatif yaitu: sebagian masalah menggunakan cara lain selain yang
besar siswa hanya menuliskan satu cara diajarkan oleh guru di kelas, hal ini dikarenakan
penyelesaian dengan benar, siswa hanya kurangnya pengetahuan siswa mengenai cara
mampu menyelesaikan masalah menggunakan penyelesaian lain.
satu cara dengan benar, dan cara yang Data di atas menunjukkan bahwa
digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah kemampuan berpikir kreatif siswa pada
adalah cara yang diajarkan guru di kelas. Hal ini komponen berpikir baru (novelty) memiliki
dikarenakan kurangnya pengetahuan siswa rata-rata skor terendah. Kemampuan berpikir
mengenai cara penyelesaian lain, siswa juga baru (novelty) siswa rendah karena dalam
tidak dibiasakan menyelesaikan masalah proses pembelajaran siswa tidak terbiasa
terbuka. mencari sumber belajar lain, sehingga dalam
menyelesaikan masalah siswa hanya mampu
Pembahasan menyelesaikannya menggunakan cara yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diajarkan guru di kelas. Siswa juga tidak
dan mendeskripsikan kemampuan berpikir terbiasa menyelesaikan masalah terbuka.
kreatif siswa pada komponen berpikir lancar
(fluency), berpikir luwes (flexibility), dan SIMPULAN DAN SARAN
berpikir baru (novelty) dalam menyelesaikan
masalah berbentuk open start pada materi Simpulan
perbandingan di SMP Negeri 2 Pontianak. Berdasarkan hasil analisis data,
Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam wawancara serta pembahasan, kemampuan
penelitian ini diukur menggunakan masalah berpikir kreatif siswa kelas VIII F SMP Negeri

5
2 Pontianak tergolong rendah dengan perolehan Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
rata-rata skor 4,16 dari skor tertinggi 10 atau Pendidikan. Jakarta: Departemen
41,67%. Kemampuan berpikir kreatif siswa Pendidikan Nasional.
pada komponen berpikir lancar (fluency), luwes Monaghany, John. 2009. Open Start
(flexibility), dan baru (novelty) termasuk dalam Mathematics Problems: An Approach to
kategori yang berbeda-beda. Assessing Problem Solving. England:
Secara khusus berdasarkan sub-sub University of Leeds.
masalah yang dirumuskan, maka didapat Munandar, Utami. 2012. Pengembangan
kesimpulan sebagai berikut: (1) Kemampuan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
berpikir lancar (fluency) siswa dalam Rineka Cipta.
menyelesaikan masalah berbentuk open start Silver, Edward A. (1997). Fostering Creativity
termasuk dalam kategori sedang dengan through Instruction Rich in Mathematical
persentase yang diperoleh sebesar 43,05%. Problem Solving and Thinking in Problem
Siswa hanya mampu menuliskan satu cara Posing.
penyelesaian. (2) Kemampuan berpikir luwes http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publicatio
(flexibility) siswa dalam menyelesaikan ns/zdm ZDM Volum 29 (June 1997)
masalah berbentuk open start termasuk dalam Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-
kategori sedang dengan persentase yang 679X. diakses pada tanggal 6 April 2017.
diperoleh sebesar 44,44%. Siswa hanya mampu Siswono, T. 2008. Developing Teacher
menyelesaikan masalah menggunakan satu Performances To Improving Students
cara. (3) Kemampuan berpikir baru (novelty) Creative Thinking Capabilities In
siswa dalam menyelesaikan masalah berbentuk Mathematics.
open start termasuk dalam kategori rendah https://tatagyes.files.wordpress.com/2009/
dengan persentase yang diperoleh sebesar 11/paper07. diakses pada tanggal 3 Maret
36,80%. Siswa belum mampu menyelesaikan 2017.
masalah menggunakan cara lain selain yang Sugilar. 2013. Meningkatkan Kemampuan
diajarkan oleh guru di kelas. Berpikir Kreatif dan Disposisi Matematis
Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui
Saran Pembelajaran Generatif. Bandung:
Saran yang diajukan peneliti yaitu STKIP Siliwangi.
sebaiknya siswa dibiasakan menyelesaikan Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodelogi
masalah terbuka (open problem) agar dapat Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Gava
meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Media.
Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Jakarta:
DAFTAR RUJUKAN Ghalia Indonesia.
Widiani, Teresia. 2016. Penerapan Pendekatan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Pengantar Saintifik dan Pengaruhnya Terhadap
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
Jakarta: Rineka Cipta. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

You might also like