Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP

PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE


DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA

Sudjana, Ni Luh Trya Aryaputri, Ns. Ni Komang Ari Sawitri, S.Kep, M.Sc , Ns.
I.G.A Triyani, S.Kep, M.Fis
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Menarche is an important event in puberty. Menarche is also a biological sign of


sexual maturity, and there will be many kind of reaction like biological and psychological
reactions. Lack of knowledge about menarche from adolescents will be make adolescents
feeling anxiety. It will be bad because frequency of anxiety always appear. The solution of
this problem, we need a health education about menarche to increase the level of knowledge
from adolescents about menarche. So, with increasing knowledge about menarche from
adolescent can be reduce of anxiety in the future if they feeling will menarche. The purpose of
this study is to tell adolescent about effect from health education about menarche to decrease
anxiety seventh grade student in the SMP Negeri 1 Semarapura. This study is a pre-
experimental one group pre-post test design. Sample consists of 87 person chosen by
purposive sampling. Writer take all of information with giving a questionnaire for students to
describe differences of anxiety before giving health education and after giving health
education about menarche. Based on the results of statistical with help from programs of
computer, writer get a value of significance p value = 0.000 (significance). P value <α (0.05)
it can be concluded that H0 is reject, it means giving health education very important because
can to decrease anxiety about menarche from students.

Key word : Health Education, Menarche, Anxiety

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa kemaluan (scrotum) atau biasa ditandai
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dengan mimpi basah. Sementara itu, pada
dewasa yang meliputi semua anak perempuan terjadi perubahan pada
perkembangan seperti perkembangan fisik, payudara dan alat kemaluan (vagina) atau
emosional, maupun sosial yang akan biasa ditandai dengan munculnya
dialami remaja putri sebagai proses menstruasi pertama kali atau menarche
persiapan memasuki masa dewasa (Rumini (Mar’at, 2005).
dan Sundari, 2004). Secara umum, di Remaja putri dan menstruasi
antara perubahan yang terjadi pada masa mempunyai kaitan yang sangat erat karena
ini, perubahan fisik cenderung lebih menstruasi merupakan salah satu
mendominasi karena merupakan salah satu permasalahan yang penting pada remaja
ciri yang penting dari perkembangan masa putri. Remaja putri dikatakan sudah
remaja. Perubahan fisik yang terjadi antara memasuki masa pubertas ketika ia telah
anak laki - laki dan perempuan sangatlah mengalami menstruasi. Di Amerika sekitar
berbeda, pada anak laki - laki perubahan 95% anak perempuan mempunyai tanda
fisik ditunjukkan dengan pertumbuhan pubertas pada usia 10 – 15 tahun, tetapi
batang kemaluan (penis) dan kantung sebagian besar anak perempuan
mempunyai tanda pubertas pada usia 12,5 Semarapura dari 10 responden yang
tahun. Namun, ada juga yang mengalami diwawancarai terdapat 8 responden yang
lebih cepat atau bahkan dibawah usia mengatakan sangat cemas dan takut
tersebut (Sarwono, 2007). Kedatangan menghadapi menarche. Sebagian besar
menarche ini sering kali dianggap sebagai alasan mereka mengatakan cemas dan
suatu penyakit, sehingga menarche takut menghadapi menarche dikarenakan
tersebut memicu timbulnya kecemasan kurangnya informasi mengenai menarche.
(Dariyo,2004). Jadi, berdasarkan data yang diperoleh
Kecemasan yang sering dialami maka peneliti tertarik untuk mengadakan
remaja putri adalah kecemasan ketika penelitian mengenai pengaruh pendidikan
mereka menghadapi menarche. Di kesehatan mengenai menarche terhadap
Amerika Serikat tahun 2003 prevalensi penurunan kecemasan siswi smp kelas VII
yang diperoleh dari penelitian mengenai menjelang menarche di SMP Negeri 1
masalah remaja dalam menghadapi Semarapura.
pubertas, diperoleh hasil 5-50% remaja
mengalami kecemasan premenarche METODE PENELITIAN
(Ghozally, 2007). Kecemasan premenarche
Rancangan Penelitian
bisa berpengaruh buruk jika frekuensi
Penelitian ini merupakan penelitian
timbulnya sering kali terjadi.
Pra-ekspremental dengan One-group pre-
Mengingat hal tersebut, diperlukan
post test design tanpa menggunakan
solusi lain untuk mengurangi kecemasan
kontrol group.
yang dialami oleh remaja putri. Pemberian
pendidikan kesehatan merupakan solusi
Populasi dan Sampel
yang sangat dianjurkan untuk mengatasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
hal tersebut. Pendidikan kesehatan adalah
semua siswi SMP kelas VII yang belum
suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
menstruasi di SMP Negeri 1 Semarapura
pesan kesehatan kepada kelompok atau
yakni 111 orang. Pengambilan sampel
individu. Pendidikan kesehatan yang
yang berjumlah 87 orang dipilih sesuai
diperoleh oleh responden berdampak pada
dengan kriteria sampel. Penelitian ini
peningkatan pengetahuan responden.
menggunakan metode non probability
Pengetahuan tentang menarche perlu
sampling jenis quota sampling.
dimiliki remaja putri sejak dini, karena
pengetahuan ini nantinya akan Instrumen Penelitian
berpengaruh terhadap kesiapan remaja Instrumen pengumpulan data yang
putri menghadapi menarche. Berdasarkan digunakan dalam penelitian ini berupa
penelitian Henny (2012) mengenai kuisioner tingkat kecemasan menurut
pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale).
peningkatan tingkat pengetahuan tentang
menarche mengungkapkan bahwa terdapat Prosedur Pengumpulan dan Analisis
pengaruh yang signifikan antara Data
penyuluhan kesehatan terhadap Pengumpulan data dimulai dari
peningkatan tingkat pengetahuan tentang penetapan sample yang telah sesuai dengan
menarche. Jadi, dengan meningkatnya kriteria inklusi yang telah ditetapkan
pengetahuan remaja putri diharapkan sebanyak 87 responden. Selanjutnya
nantinya dapat menurunkan kecemasan setelah responden bersedia, masing-masing
remaja putri dalam menghadapi menarche. responden diberikan kuisioner
Berdasarkan studi pendahuluan sebelum diberikannya pendidikan
yang dilakukan di SMP Negeri 1 kesehatan mengenai menarche. Setelah
memberikan kuisioner, selanjutnya Berdasarkan tabel di atas,
penyuluh memberikan pendidikan responden yang berumur 12 tahun
kesehatan mengenai menarche dengan sebanyak 56 orang (64,4 %) merupakan
metode ceramah dan diskusi yang karakteristik responden yang paling
dilakukan selama 60 menit (pendahuluan banyak belum mengalami menarche.
selama 15 menit, penyajian selama 25
menit, evaluasi selama 15 menit, dan Penilaian Kecemasan Siswi Sebelum
penutup selama 5 menit). Media yang Diberikan Pendidikan Kesehatan
dipergunakan dalam penyuluhan kesehatan Mengenai Menarche
ini adalah powerpoint dan leaflet. Setelah
selesai memberikan pendidikan kesehatan Tabel 2 Kecemasan Responden Pretest
mengenai menarche, selanjutnya peneliti
No Tingkat Frekuensi Presentase
memberikan kuisioner lagi kepada
Cemas (n) (%)
responden. Setelah selesai peneliti
1 Tidak ada 0 0
kemudian mengumpulkan data yang telah
kecemasan
didapat.
2 Kecemasan 4 4,6
Dalam menggambarkan pengaruh
Ringan
pendidikan kesehatan mengenai menarche
terhadap penurunan kecemasan siswi SMP 3 Kecemasan 11 12,6
kelas VII menjelang menarche, dilakukan Sedang
analisis data dengan uji statistik non 4 Kecemasan 61 70,1
parametrik yaitu uji wilcoxon. Berdasarkan Berat
hasil uji wilcoxon diperoleh hasil 5 Kecemasan 11 12,6
signifikasi p value = 0,000 (signifikan). Berat
Nilai p value < α (0,05) sehingga dapat Sekali
disimpulkan bahwa H0 ditolak , hal ini Jumlah 87 100,0 %
berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan Secara deskriptif pada tabel 2
mengenai menarche terhadap penurunan menunjukkan bahwa sebagian besar
kecemasan siswi SMP kelas VII menjelang responden yang belum diberikan
menarche di SMP Negeri 1 Semarapura. pendidikan kesehatan mengenai menarche
memiliki kecemasan berat, yaitu sebanyak
HASIL PENELITIAN 61 orang (70,1 %).
Hasil penelitian menunjukan,
deskriptif responden berdasarkan umur Penilaian Kecemasan Siswi Setelah
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tabel 1 Distribusi frekuensi subyek Mengenai Menarche
penelitian berdasarkan umur
Tabel 3 Kecemasan Responden Postest
Karakteristik
Responden No Tingkat Frekuensi Presentase
Cemas (n) (%)
Usia Jumlah Persen 1 Tidak ada 12 13,8
(Tahun) (n) (%) kecemasan
11 th 14 16,1 2 Kecemasan 64 73,6
56 64,4 Ringan
12 th 3 Kecemasan 11 12,6
13 th 17 19,5 Sedang
4 Kecemasan 0 0
Total 87 100
Berat
5 Kecemasan 0 0 timbul ketika seseorang terlalu
Berat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya
Sekali peristiwa yang menakutkan yang akan
Jumlah 87 100,0 % terjadi dimasa depan (Sivalitar, 2007).
Secara deskriptif pada tabel 3 Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa
menunjukkan bahwa sebagian besar faktor yakni potensi stressor, maturasi
responden yang sudah diberikan individu, pendidikan dan status ekonomi,
pendidikan kesehatan mengenai menarche keadaan fisik, tipe kepribadian,
memiliki kecemasan ringan, yaitu lingkungan, umur, budaya, aspek positif
sebanyak 64 orang (73,6 %). dan pengetahuan (Stuart ,2006).
Kecemasan yang sering dialami oleh
Perbedaan Kecemasan Siswi Sebelum remaja putri yaitu kecemasan ketika
Dan Setelah Diberikan Pendidikan mereka menghadapi menarche. Hal ini
Kesehatan Mengenai Menarche didukung oleh hasil survey di Amerika
Serikat tahun 2003 yaitu mengenai
Gambar 1 Kecemasan Responden Pretest prevalensi yang diperoleh dari penelitian
dan Posttest mengenai masalah remaja dalam
menghadapi pubertas, diperoleh hasil 5-
50% remaja mengalami kecemasan
premenarche (Ghozally, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara dari 10
responden terdapat 8 responden yang
mengatakan sangat cemas dan takut
menghadapi menarche. Sebagian besar
alasan mereka mengatakan cemas dan
takut menghadapi menarche dikarenakan
kurangnya informasi/pengetahuan
mengenai menarche.
Soewandi (1997) menjelaskan orang
yang mempunyai pengetahuan cukup akan
memberikan respon yang lebih rasional
dibandingkan mereka yang berpengetahuan
Gambar 3 menunjukkan bahwa
rendah. Berdasarkan uraian diatas, jelas
bahwa ada perbedaan kecemasan sebelum
bahwa banyaknya siswi yang mengalami
dan setelah diberikannnya pendidikan
kecemasan berat disebabkan karena
kesehatan mengenai menarche.
kurangnya pengetahuan tentang menarche
PEMBAHASAN yang masih rendah.

Gambaran Kecemasan Siswi Setelah


Gambaran Kecemasan Siswi Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan
Diberikan Pendidikan Kesehatan
Mengenai Menarche
Mengenai Menarche
Berdasarkan penelitian yang telah
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada responden, didapatkan
dilakukan pada responden, didapatkan
hasil bahwa terdapat 12 siswi (13,8%)
hasil bahwa responden memiliki
yang tidak mengalami kecemasan, 64 siswi
kecemasan berat, yaitu sebanyak 61 orang
(73,6%) yang mengalami kecemasan
(70,1 %). Kecemasan merupakan suatu hal
ringan, dan 11 sisiwi (12,6%) yang
yang wajar yang dialami oleh setiap orang.
mengalami kecemasan sedang. Adanya
Kecemasan adalah suatu perasaan yang
variasi tentang tingkat kecemasan yang pendidikan kesehatan dengan metode
dialami oleh responden disebabkan karena ceramah, media power point dan
reaksi penerimaan terhadap menstruasi pemberian leaflet dapat meningkatkan
yang berbeda antara individu yang satu pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh
dengan lainnya. Menurut Agoes Dariyo dari pendidikan kesehatan mempengaruhi
(2004) bahwa datangnya menstruasi persepsi responden. Pengetahuan
menimbulkan reaksi positif dan negatif responden merupakan domain terpenting
bagi setiap remaja putri. Reaksi positif untuk terbentuknya perilaku terbuka dan
yang dimiliki remaja putri terhadap perilaku yang didasari pengetahuan akan
menstruasi tidak akan menyebabkan bersifat langgeng (Sunaryo, 2004).
remaja putri mengalami kecemasan. Hal Menurut Suliha (2002) tujuan pendidikan
ini dikarenakan, remaja putri sudah kesehatan menurut WHO adalah
memahami, menghargai dan menerima perubahan perilaku, untuk mengubah
adanya menarche sebagai tanda perilaku diperlukan pengetahuan yang baik
kedewasaan seorang wanita. Namun pada individu. Pendidikan kesehatan
sebaliknya, pernyataan yang dikemukakan mengandung penyebaran pesan dan
oleh Rempel dan Baumgartner (2003) informasi yang diharapkan akan
bahwa anak perempuan yang berkembang meningkatkan pengetahuan individu dan
lebih cepat dari usia seharusnya mengalami memotivasi individu untuk berperilaku
menarche, terbukti mereka memiliki reaksi sehat.
negatif dan kecemasan yang lebih tinggi,
dibandingkan bila anak perempuan Perbedaan Kecemasan Siswi Sebelum
mengalami menarche sesuai dengan usia Dan Setelah Diberikan Pendidikan
yang semestinya. Kesehatan Mengenai Menarche.
Berdasarkan penelitian yang telah
Setelah diberikan pendidikan dilakukan pada responden, didapatkan
kesehatan mengenai menarche mayoritas hasil bahwa hampir sebagian besar
responden mengalami penurunan tingkat responden mengalami kecemasan berat
kecemasan, hal ini terjadi karena sebelum diberikan pendidikan kesehatan,
diberikannya stimulus atau informasi yaitu sebanyak 61 orang (70,1 %).
berupa pendidikan kesehatan dengan sedangkan setelah diberikan pendidikan
metode ceramah, media power point dan kesehatan hampir sebagian besar
pemberian leaflet serta diselingi tanya responden mengalami kecemasan ringan,
jawab. Metode ini memungkinkan siswi yaitu sebanyak 64 orang (73,6 %).
tidak hanya pasif menerima informasi Perbedaan kecemasan ini terjadi karena
tetapi dirangsang untuk berpikir kritis dan sebelum siswi mendapatkan pendidikan
diberi kesempatan untuk menanyakan hal- kesehatan mengenai menarche, tingkat
hal yang belum dimengerti sehingga pengetahuan mereka mengenai menarche
mudah memahami materi yang diberikan. masih sangat sedikit, sehingga
Hasilnya seperti yang dipaparkan terjadi menimbulkan reaksi negatif tentang
penurunan kecemasan setelah diberikan menstruasi dimana mereka tidak dapat
pendidikan kesehatan. Hal ini sesuai menerima menstruasi sebagai proses yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh alamiah dan wajar sehingga menimbulkan
Minarsih (2007) yang menyatakan bahwa kecemasan yang berlebihan. Banyaknya
pendidikan kesehatan menggunakan siswi yang mengalami kecemasan berat
booklet dan poster dapat meningkatkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan
pengetahuan dan sikap remaja. Hal serupa mengenai menarche sesuai dengan
juga dinyatakan Suliha (2002) bahwa pendapat Stuart (2006) tentang teorinya
yang mengatakan penyebab kecemasan mengalami penurunan. Selanjutnya,
menurut pandangan interpersonal ,dimana pembinaan perilaku, yaitu pembinaan yang
pandangan individu tersebut ditujukan kepada perilaku remaja putri
mempengaruhi penerimaan/penolakan dalam menghadapi menarche yang sudah
dalam menghadapi menarche. Sedangkan, sehat dan tidak mengalami kecemasan agar
setelah diberikan pendidikan kesehatan tetap dalam keadaan stabil dan dibina
mengenai menarche, siswi mengalami supaya lebih baik lagi.
penurunan tingkat kecemasan hal ini
terjadi karena mereka sudah memiliki Terbukti di sini bahwa pendidikan
reaksi positif tentang menstruasi. kesehatan tentang menarche efektif
Kecemasan ringan yang dialami siswi untuk menurunkan kecemasan dalam
setelah diberikan pendidikan kesehatan menghadapi menarche. Oleh karena itu
mengenai menarche membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang menarche
mereka telah mampu memahami, sebaiknya diberikan secara berkelanjutan,
menghargai, dan menerima adanya sehingga keberhasilan pendidikan
menstruasi pertama sebagai tanda kesehatan tidak hanya terbatas pada
kedewasaan seorang wanita (Dariyo,2004). perubahan dan pembinaan perilaku saja
tapi lebih luas ke arah pengembangan
Jika ditinjau kembali dari teori perilaku, yaitu perilaku remaja wanita yang
yang ada, pendidikan kesehatan menurut benar berkaitan dengan menstruasi dan
Machfoedz (2007) merupakan suatu proses kematangan organ-organ reproduksi
pengalaman belajar yang bertujuan untuk mereka.
mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan
perilaku yang ada hubungannya dengan KESIMPULAN DAN SARAN
kesehatan perorangan ataupun kelompok. Sebagian besar (70,1 %) siswi SMP
Dalam hal ini pendidikan kesehatan yang kelas VII memiliki kecemasan berat
diberikan, secara jangka pendek ditujukan sebelum diberikan pendidikan kesehatan
untuk merubah pengetahuan dan sikap mengenai menarche. Sebagian besar (73,6
yang salah tentang penerimaan terhadap %) siswi SMP kelas VII memiliki
menstruasi, dan secara jangka panjang kecemasan ringan setelah diberikan
ditujukan untuk merubah perilaku yang pendidikan kesehatan mengenai menarche.
salah berhubungan dengan kecemasan Ada perbedaan tingkat kecemasan pada
dalam menghadapi menarche. Tujuan responden sebelum dengan setelah
pendidikan kesehatan menurut diberikan pendidikan kesehatan mengenai
Notoatmodjo (2003) antara lain terjadinya menarche sehingga dapat dikatakan bahwa
perubahan perilaku, pembinaan perilaku, ada pengaruh pendidikan kesehatan
dan pengembangan perilaku. Perubahan mengenai menarche terhadap penurunan
perilaku yang dimaksudkan yaitu kecemasan siswi SMP kelas VII menjelang
perubahan perilaku remaja putri dalam menarche di SMP Negeri 1 Semarapura.
menghadapi menstruasi yang semula Pada penelitian ini diharapkan
memiliki kecemasan yang berlebihan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
tentang menstruasi menjadi perilaku yang penelitian lebih lanjut dengan
sesuai dengan nilai-nilai kesehatan tanpa menggunakan variable-variable lain dalam
disertai kecemasan yang berlebihan. penelitian ini misalnya mencari apa saja
Dalam hal ini, dengan adanya pendidikan faktor-faktor yang telah mempengaruhi
kesehatan tentang menarche diharapkan keberhasilan dari pemberian pendidikan
kecemasan yang dialami oleh para kesehatan.
responden dalam menghadapi menarche
DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, 2003. Ilmu Kebidanan.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Perkembangan Remaja . Bogor : Prawirohardjo. Jakarta.
Ghalia Indonesia.
Proverawati, A., Misaroh, S., 2009.
Fajri, Ayu. 2011. Hubungan Antara Menarche Pertama Penuh Makna.
Komunikasi Ibu-Anak Dengan Bandung: Nuha Medika
Kesiapan Menghadapi Menstruasi
Pertama (Menarche) Pada Siswi Sarwono, 2007. Psikologi Remaja. Jakarta
SMP Muhammadiyah Banda Aceh. : Raja Grafindo Persada.
Banda Aceh: Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Aceh. Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Fitri, Nur. 2012. Deskripsi Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kesiapan Sukawana. 2008. Pengantar Statistik
Anak Dalam Menghadapi Kesehatan untuk Perawat. Denpasar
Menarche Di SD Negeri 1 Kretek : Poltekes Kemenkes Denpasar.
Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes. Purwokerto: Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset
Akademi Kebidanan YLPP Keperawatan, Edisi 1: Yogyakarta: Graha
Purwokerto. Ilmu

Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku ajar Suliha Uha, dkk, 2002. Pendidikan
Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Kesehatan Dalam Keperawatan.
Jakarta. EGC Jakarta : EGC

Machfoedz, Ircham. 2007. Pendidikan Utami, Sri. 2008. Hubungan Antara


Kesehatan Bagian dari Promosi Dukungan Sosial (Ibu) Dengan
Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya. Kecemasan Menghadapi Menarche
Pada Remaja Putri Prapubertas.
Mar’at, S. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Dan
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Ilmu Sosial Budaya Universitas
Islam IndonesiaYogyakarta
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2006.
Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika.

Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta

You might also like