Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
JURNAL
Sudjana, Ni Luh Trya Aryaputri, Ns. Ni Komang Ari Sawitri, S.Kep, M.Sc , Ns.
I.G.A Triyani, S.Kep, M.Fis
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa kemaluan (scrotum) atau biasa ditandai
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dengan mimpi basah. Sementara itu, pada
dewasa yang meliputi semua anak perempuan terjadi perubahan pada
perkembangan seperti perkembangan fisik, payudara dan alat kemaluan (vagina) atau
emosional, maupun sosial yang akan biasa ditandai dengan munculnya
dialami remaja putri sebagai proses menstruasi pertama kali atau menarche
persiapan memasuki masa dewasa (Rumini (Mar’at, 2005).
dan Sundari, 2004). Secara umum, di Remaja putri dan menstruasi
antara perubahan yang terjadi pada masa mempunyai kaitan yang sangat erat karena
ini, perubahan fisik cenderung lebih menstruasi merupakan salah satu
mendominasi karena merupakan salah satu permasalahan yang penting pada remaja
ciri yang penting dari perkembangan masa putri. Remaja putri dikatakan sudah
remaja. Perubahan fisik yang terjadi antara memasuki masa pubertas ketika ia telah
anak laki - laki dan perempuan sangatlah mengalami menstruasi. Di Amerika sekitar
berbeda, pada anak laki - laki perubahan 95% anak perempuan mempunyai tanda
fisik ditunjukkan dengan pertumbuhan pubertas pada usia 10 – 15 tahun, tetapi
batang kemaluan (penis) dan kantung sebagian besar anak perempuan
mempunyai tanda pubertas pada usia 12,5 Semarapura dari 10 responden yang
tahun. Namun, ada juga yang mengalami diwawancarai terdapat 8 responden yang
lebih cepat atau bahkan dibawah usia mengatakan sangat cemas dan takut
tersebut (Sarwono, 2007). Kedatangan menghadapi menarche. Sebagian besar
menarche ini sering kali dianggap sebagai alasan mereka mengatakan cemas dan
suatu penyakit, sehingga menarche takut menghadapi menarche dikarenakan
tersebut memicu timbulnya kecemasan kurangnya informasi mengenai menarche.
(Dariyo,2004). Jadi, berdasarkan data yang diperoleh
Kecemasan yang sering dialami maka peneliti tertarik untuk mengadakan
remaja putri adalah kecemasan ketika penelitian mengenai pengaruh pendidikan
mereka menghadapi menarche. Di kesehatan mengenai menarche terhadap
Amerika Serikat tahun 2003 prevalensi penurunan kecemasan siswi smp kelas VII
yang diperoleh dari penelitian mengenai menjelang menarche di SMP Negeri 1
masalah remaja dalam menghadapi Semarapura.
pubertas, diperoleh hasil 5-50% remaja
mengalami kecemasan premenarche METODE PENELITIAN
(Ghozally, 2007). Kecemasan premenarche
Rancangan Penelitian
bisa berpengaruh buruk jika frekuensi
Penelitian ini merupakan penelitian
timbulnya sering kali terjadi.
Pra-ekspremental dengan One-group pre-
Mengingat hal tersebut, diperlukan
post test design tanpa menggunakan
solusi lain untuk mengurangi kecemasan
kontrol group.
yang dialami oleh remaja putri. Pemberian
pendidikan kesehatan merupakan solusi
Populasi dan Sampel
yang sangat dianjurkan untuk mengatasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
hal tersebut. Pendidikan kesehatan adalah
semua siswi SMP kelas VII yang belum
suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
menstruasi di SMP Negeri 1 Semarapura
pesan kesehatan kepada kelompok atau
yakni 111 orang. Pengambilan sampel
individu. Pendidikan kesehatan yang
yang berjumlah 87 orang dipilih sesuai
diperoleh oleh responden berdampak pada
dengan kriteria sampel. Penelitian ini
peningkatan pengetahuan responden.
menggunakan metode non probability
Pengetahuan tentang menarche perlu
sampling jenis quota sampling.
dimiliki remaja putri sejak dini, karena
pengetahuan ini nantinya akan Instrumen Penelitian
berpengaruh terhadap kesiapan remaja Instrumen pengumpulan data yang
putri menghadapi menarche. Berdasarkan digunakan dalam penelitian ini berupa
penelitian Henny (2012) mengenai kuisioner tingkat kecemasan menurut
pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap HARS ( Hamilton Anxiety Rating Scale).
peningkatan tingkat pengetahuan tentang
menarche mengungkapkan bahwa terdapat Prosedur Pengumpulan dan Analisis
pengaruh yang signifikan antara Data
penyuluhan kesehatan terhadap Pengumpulan data dimulai dari
peningkatan tingkat pengetahuan tentang penetapan sample yang telah sesuai dengan
menarche. Jadi, dengan meningkatnya kriteria inklusi yang telah ditetapkan
pengetahuan remaja putri diharapkan sebanyak 87 responden. Selanjutnya
nantinya dapat menurunkan kecemasan setelah responden bersedia, masing-masing
remaja putri dalam menghadapi menarche. responden diberikan kuisioner
Berdasarkan studi pendahuluan sebelum diberikannya pendidikan
yang dilakukan di SMP Negeri 1 kesehatan mengenai menarche. Setelah
memberikan kuisioner, selanjutnya Berdasarkan tabel di atas,
penyuluh memberikan pendidikan responden yang berumur 12 tahun
kesehatan mengenai menarche dengan sebanyak 56 orang (64,4 %) merupakan
metode ceramah dan diskusi yang karakteristik responden yang paling
dilakukan selama 60 menit (pendahuluan banyak belum mengalami menarche.
selama 15 menit, penyajian selama 25
menit, evaluasi selama 15 menit, dan Penilaian Kecemasan Siswi Sebelum
penutup selama 5 menit). Media yang Diberikan Pendidikan Kesehatan
dipergunakan dalam penyuluhan kesehatan Mengenai Menarche
ini adalah powerpoint dan leaflet. Setelah
selesai memberikan pendidikan kesehatan Tabel 2 Kecemasan Responden Pretest
mengenai menarche, selanjutnya peneliti
No Tingkat Frekuensi Presentase
memberikan kuisioner lagi kepada
Cemas (n) (%)
responden. Setelah selesai peneliti
1 Tidak ada 0 0
kemudian mengumpulkan data yang telah
kecemasan
didapat.
2 Kecemasan 4 4,6
Dalam menggambarkan pengaruh
Ringan
pendidikan kesehatan mengenai menarche
terhadap penurunan kecemasan siswi SMP 3 Kecemasan 11 12,6
kelas VII menjelang menarche, dilakukan Sedang
analisis data dengan uji statistik non 4 Kecemasan 61 70,1
parametrik yaitu uji wilcoxon. Berdasarkan Berat
hasil uji wilcoxon diperoleh hasil 5 Kecemasan 11 12,6
signifikasi p value = 0,000 (signifikan). Berat
Nilai p value < α (0,05) sehingga dapat Sekali
disimpulkan bahwa H0 ditolak , hal ini Jumlah 87 100,0 %
berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan Secara deskriptif pada tabel 2
mengenai menarche terhadap penurunan menunjukkan bahwa sebagian besar
kecemasan siswi SMP kelas VII menjelang responden yang belum diberikan
menarche di SMP Negeri 1 Semarapura. pendidikan kesehatan mengenai menarche
memiliki kecemasan berat, yaitu sebanyak
HASIL PENELITIAN 61 orang (70,1 %).
Hasil penelitian menunjukan,
deskriptif responden berdasarkan umur Penilaian Kecemasan Siswi Setelah
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Diberikan Pendidikan Kesehatan
Tabel 1 Distribusi frekuensi subyek Mengenai Menarche
penelitian berdasarkan umur
Tabel 3 Kecemasan Responden Postest
Karakteristik
Responden No Tingkat Frekuensi Presentase
Cemas (n) (%)
Usia Jumlah Persen 1 Tidak ada 12 13,8
(Tahun) (n) (%) kecemasan
11 th 14 16,1 2 Kecemasan 64 73,6
56 64,4 Ringan
12 th 3 Kecemasan 11 12,6
13 th 17 19,5 Sedang
4 Kecemasan 0 0
Total 87 100
Berat
5 Kecemasan 0 0 timbul ketika seseorang terlalu
Berat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya
Sekali peristiwa yang menakutkan yang akan
Jumlah 87 100,0 % terjadi dimasa depan (Sivalitar, 2007).
Secara deskriptif pada tabel 3 Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa
menunjukkan bahwa sebagian besar faktor yakni potensi stressor, maturasi
responden yang sudah diberikan individu, pendidikan dan status ekonomi,
pendidikan kesehatan mengenai menarche keadaan fisik, tipe kepribadian,
memiliki kecemasan ringan, yaitu lingkungan, umur, budaya, aspek positif
sebanyak 64 orang (73,6 %). dan pengetahuan (Stuart ,2006).
Kecemasan yang sering dialami oleh
Perbedaan Kecemasan Siswi Sebelum remaja putri yaitu kecemasan ketika
Dan Setelah Diberikan Pendidikan mereka menghadapi menarche. Hal ini
Kesehatan Mengenai Menarche didukung oleh hasil survey di Amerika
Serikat tahun 2003 yaitu mengenai
Gambar 1 Kecemasan Responden Pretest prevalensi yang diperoleh dari penelitian
dan Posttest mengenai masalah remaja dalam
menghadapi pubertas, diperoleh hasil 5-
50% remaja mengalami kecemasan
premenarche (Ghozally, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara dari 10
responden terdapat 8 responden yang
mengatakan sangat cemas dan takut
menghadapi menarche. Sebagian besar
alasan mereka mengatakan cemas dan
takut menghadapi menarche dikarenakan
kurangnya informasi/pengetahuan
mengenai menarche.
Soewandi (1997) menjelaskan orang
yang mempunyai pengetahuan cukup akan
memberikan respon yang lebih rasional
dibandingkan mereka yang berpengetahuan
Gambar 3 menunjukkan bahwa
rendah. Berdasarkan uraian diatas, jelas
bahwa ada perbedaan kecemasan sebelum
bahwa banyaknya siswi yang mengalami
dan setelah diberikannnya pendidikan
kecemasan berat disebabkan karena
kesehatan mengenai menarche.
kurangnya pengetahuan tentang menarche
PEMBAHASAN yang masih rendah.
Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku ajar Suliha Uha, dkk, 2002. Pendidikan
Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Kesehatan Dalam Keperawatan.
Jakarta. EGC Jakarta : EGC