Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Jefrianto Haris
Jurnal Jefrianto Haris
Jurnal Jefrianto Haris
JURNAL PENELITIAN
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
2
1
Jefrianto Haris, Drs. Raimon Kopa, M.T.1, Heri Prabowo, S.T,. M.T.2
S1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email : Jefriantoharis@gmail.com
ABSTRACT
The Unit of Ombilin Mine is one of PT. Bukit Asam (Persero) Tbk’s fronts unit that
manage on coal mining and asset in Sawahlunto, West Sumatera Province, PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk plans to convert the trace area become underground mine training area. There
are some spot in Sawahluwung underground mine that created for underground mine training
area. Those start from Adit Sawahluwung-J4-J3-J2-J5-J6-J8-J52-J46-J65-J23-J21-J7-J14-J37
and the last at circle tunnel. RMR-system analysis is one of methods to know rock mass class.
From result of measuring some RMR method parameter, the value of unconfined
compressive streight (UCS) is 8 Mpa, Rock Quality Designation (RQD) is 71,59%, average
of discontinuity lenght spacing is 190 mm, condition of discontinuity lenght spacing is
(persistence 1-3 meters) (Aperature 1-5 mm), (medium Roughness), (smooth infilling), (high
weatering), moisture is dump, and orientation of discontinuity lenght is unbenefitable. Base
on those data, we make the rating and gotten amaout of rating are 38. So, the rock mass class
is classified into poor rock category. Base on those data, we recommendate some kind of
tunnel support. If using 4 meters rock bolt, that needs 6 set of bolting per 1,2 meter toward,
100 mm tickness shotcrete plugging with the spacing each rock bolt is 1,5 meter and addition
of wiremess. If using steel set support (I-Beam), that needs steel with 25x25 cm dimentions,
the value of W is 720 cm3 with 1,2 meters span.
bagian tengah dari pantai barat pulau yang terdapat di sumatera barat tentang
terletak antara 00 54’ LU – 30 30’ LS dan merupakan salah satu lokasi yang akan
antara 980 36’ BT – 1010 53’ BT, dengan dijadikan sebagai tempat pelatihan tambang
menjadi latar belakang perlunya dibuat analisis yang mantap, baik mengenai
2
kondisi batuan dan juga kondisi dari lubang yang besarannya didasarkan pada
bidang lemah, jika analisis ini diabaikan mengerjakan proyek proyek terowongan
kemungkinan resiko ambrukan kapan saja dangkal. Metode ini telah dikenal luas dan
dapat terjadi. Oleh karena itu potensi banyak diaplikasikan pada keadaan dan
ketidak stabilan yang akan terjadi perlu lokasi yang berbeda-beda seperti tambang
supaya dapat meminimalkan resiko yang batubara, kestabilan lereng, dan kestabilan
uji point load, Point Load Test (PLI). UCS 1-5 Sangat lemah (very
weak)
<1 Sangat lemah sekali
menggunakan mesin tekan untuk menekan (extremely weak)
Sumber : Bieniawski, tahun 1990.
sampel batuan dari satu arah (uniaxial).
2) Rock Quality Design (RQD)
Sampel batuan yang diuji dalam bentuk Pada tahun 1967 D. U. Deere
silinder (tabung) balok atau prisma. memperkenalkan Rock Quality Design
Perbandingan antara tinggi dan diameter (RQD) sebagai sebuah petunjuk untuk
= 1, maka kondisi tegangan triaksial saling lebih dari 100mm (10 cm) terhadap total
bertemu. Sehingga akan memperbesar nilai kedalaman lubang bor (core run).
kuat tekan batuan. Untuk uji kuat tekan Palmstom (1982) mengusulkan
nilai RQD dengan jarak antar bidang Tabel 3. Identifikasi jarak bidang
diskontinyuitas
diskontinyu yang ada didalam massa Deskripsi Jarak
Sangan lebar >2 m
batuan atau joint spacing (Js) dengan Lebar 0,6 - 2 m
Kemenerusan (persistence/continuity)
5
tingkat pelapukan.
Tabel 5. Klasifikasi bukaan/rekahan pada
bidang diskontinyu Tabel 7. Pemberian tingkat pelapukan
Deskripsi Jarak Bukaan batuan (ISRM suggested methods)
Tidak ada 0 Istilah Keterangan Kel
Sangat rapat <0,1 mm as
Sedang 0,1 - 1 mm Segar Tidak ada perubahan warna I
pada permukaan bidang
Lebar 1 – 5 mm
diskontinyu.
Sangat lebar >20 mm Sedikit Terjadi perubahan warna pada II
Sumber : Bieniawski, tahun 1990. lapuk butiran batuan dan permukaan
diskontinyuitas. Batuan
Kekasaran permukaan bidang diskontinyu terdekomposisi dan atau
terintegrasi menjadi tanah.
Batuan segar atau yang hanya
(roughness). Parameter roughness bidang mengalami perubahan warna
masih tetap ada.
diskontinyuitas diidentifikasikan sebagai Pelapu Kurang dari setengah dari II
kan butiran batuan terdekomposisi
salah satu kondisi sebagai berikut : menen dan atau terintegrasi menjadi
gah tanah.
Pelapu Lebih dari setengah dari IV
Tabel 6. Penggolongan kekasaran bidang kan material batuan
diskontinyu tinggi terdekomposisi dan atau
Kekerasan Deskripsi terintegrasi menjadi tanah.
Permukaan
6
mengamati atap dan dinding terowongan Tabel 9. Efek orientasi diskontinuitas pada
terowongan
secara visual. Kemudian kondisi air tanah
dilakukan berdasarkan arah penggalian runtuh (ht) dan beban runtuh (Prmr) yang
diskontinyu yang ada pada lokasi tersebut. ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
( 100−RMR )
PRMR ¿ ����
100
B. Metode Penelitian
Keterangan
Penelitian ini menganalisis kelas
� = densitas batuan (ton/m )
3
Kondisi teoritis sebelum penguatan. dipasang rockbolt dan shotcrete yaitu 1,66
berikut :
Gambar 5. Model FK teoritis setelah tegangan yang timbul pada penyangga baja.
penguatan.
Berikut merupakan data properties baja
Kondisi teoritis setelah penguatan
yang digunakan pada lubang bukaan
(rockbolt) 9 set. FK setelah diberikan
Sawahluwung :
penguatan sebesar 1,66 (aman).
10
7.305 Kg/cm2, sedangkan tegangan dasar meter dengan waktu runtuh 15 jam.
4. Ground support yang tepat digunakan
(σ) adalah 2.200 Kg/cm2, berdasarkan fakta
di lokasi penelitian SL 01 setelah
tersebut kondisi penyangga berada pada
dilakuakan analisis menggunakan dua
kondisi tidak aman, oleh karena itu maka
metode (metode empirik dan analitik/
disarankan menggunakan penyangga
komputerisasi) adalah sebagai berikut.
dengan dimensi 0,25 m x 0,25 meter
Kg/cm2.