Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember2016

Gambaran kemampuan mastikasi pada pasien pengguna gigi tiruan


penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi
Manado

1
Yuniar P. Panjaitan
2
Shane H. R. Ticoalu
3
Krista V. Siagian

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: pratiwypanjaitan@yahoo.co.id

Abstract: Full dentures are made for people with missing teeth entirely. One of the objectives
of full denture usage is to improve and enhance the function of mastication. Mastication is a
process of pulverizing food to be swallowed and digested. This study aimed to assess the
mastication ability of patients with full denture made at Dental Hospital of the University of
Sam Ratulangi Manado. This was a descriptive observational study with a cross sectional
design. There were 56 respondents in this study obtained by using total sampling method.
Respondents were patients with full dentures made at the Dental Hospital University of Sam
Ratulangi during January 2014 - December 2015. The instrument consisted of questionnaires
about mastication ability. Data were processed and analyzed descriptively then were presented
in tables. The results showed that 60.71% of respondents had good ability of mastication.
Conclusion: The mastication ability of patients with full denture at the Dental Hospital of the
University of Sam Ratulangi was in good category
Keywords: full denture, mastication, the ability of mastication

Abstrak: Gigi tiruan penuh dibuat untuk penderita kehilangan gigi seluruhnya yang bertujuan
antara lain untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi mastikasi. Mastikasi merupakan
proses melumatkan makanan untuk ditelan dan dicerna. Penelitian ini bertujuan untuk menilai
kemampuan mastikasi pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan
desain potong lintang. Terdapat 56 responden yang diperoleh dengan metode total sampling
yaitu pasien yang membuat gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Sam Ratulangi periode Januari 2014-Desember 2015. Instrumen penelitian berupa kuesioner
mengenai kemampuan mastikasi. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif
kemudian disajikan berdasarkan distribusi dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 60,71% responden memiliki kemampuan mastikasi yang baik. Simpulan: Kemampuan
mastikasi pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam
Ratulangi dalam kategori baik.
Kata kunci: gigi tiruan penuh, mastikasi, kemampuan mastikasi

Kehilangan gigi merupakan salah satu merupakan hal yang sering menyebabkan
masalah yang sering dijumpai dalam hilangnya gigi. Hal ini akan sangat
praktek dokter sehari-hari. Penyakit memengaruhi kualitas hidup seseorang
periodontal, karies gigi, dan trauma karena gigi memiliki fungsi yang sangat
70
Panjaitan, Ticoalu, Siagian: Gambaran kemampuan mastikasi ...

penting untuk pengunyahan.1 dan rasa sakit. Selain itu, makanan yang
Hilangnya gigi pada rahang atas dan mudah melengket menyebabkan instabilitas
rahang bawah memiliki dampak terhadap pemakaian gigi tiruan.7 Idealnya suatu gigi
emosional, sistemik, dan fungsional. Dampak tiruan dapat menggantikan fungsi gigi yang
fungsional dapat berupa gangguan bicara dan hilang secara maksimal.
gangguan kemampuan mastikasi. Mastikasi Penelitian ini bertujuan untuk menge-
adalah suatu kompleksitas neuromuskular tahui gambaran kemampuan mastikasi pasien
dengan bantuan seluruh rahang atas, rahang pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit
bawah, bersama-sama dengan sendi temporo- Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi.
mandibular, lidah, otot sirkumoral, otot-otot
mastikasi, dan gigi. Kehilangan seluruh gigi BAHAN DAN METODE PENELITIAN
pada rahang atas dan rahang bawah yang Jenis penelitian ini ialah deskriptif
tidak segera digantikan dapat mengakibatkan observasional dengan desain potong
terjadinya gangguan pada kemampuan lintang. Penelitian dilaksanakan di Rumah
mastikasi.2 Oleh karena itu dibutuhkan gigi Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam
tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang. Ratulangi pada bulan Februari-Juni 2016.
Ada beberapa jenis gigi tiruan, salah Responden yaitu pasien pengguna gigi
satunya yaitu gigi tiruan penuh. Gigi tiruan tiruan penuh yang dibuat di Rumah Sakit
penuh (GTP) merupakan perawatan pada Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi.
kasus kehilangan semua gigi asli beserta Penilaian kemampuan mastikasi dilakukan
jaringan penyanggah gigi yang telah hilang. dengan menggunakan kuesioner. Data diolah
Penelitian Felton et al.3 di Amerika tahun dan disajikan berdasarkan distribusi dalam
2011 menyatakan bahwa penggunaan gigi bentuk Tabel.
tiruan penuh pada lansia dapat memper-
baiki fungsi mastikasi.3 Fungsi mastikasi HASIL PENELITIAN
merupakan tahap awal dari proses panjang Karakteristik respoden penelitian dapat
pencernaan dan penyerapan nutrisi, dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
sehingga kualitas hidup dapat meningkat.
Data Hasil Riset Kesehatan Dasar Tabel 1. Karakteristik responden penelitian
(RISKESDAS) 2007 memperlihatkan berdasarkan usia
bahwa sebagian besar masyarakat di
Indonesia yang berumur 45-65 tahun keatas Usia n %
Usia 45-59 tahun 24 42,86
(25,3%) mengalami kehilangan gigi, namun Lansia ≥60 tahun 32 57,14
sayangnya hanya 7,1% yang melakukan Jumlah 56 100
penggantian terhadap giginya yang hilang.4
Terdapat beberapa efek yang menyebabkan Tabel 2. Karakteristik responden penelitian
seorang pasien yang mengalami kehilangan berdasarkan jenis kelamin
gigi-geligi untuk tidak menggunakan gigi
tiruan. Rasa tidak nyaman saat mengunyah Jenis Kelamin n %
Laki-laki 20 35,71
merupakan salah satu keluhan yang paling
Perempuan 36 64,29
sering dari pasien kehilangan gigi.5 Jumlah 56 100
Penelitian yang dilakukan oleh
McMillan6 menemukan bahwa pemakai Tabel 3. Distribusi penilaian kemampuan
gigi tiruan lebih sulit mengunyah makanan mastikasi berdasarkan kemampuan mengunyah
yang keras. Hal ini dapat menyebabkan makanan
pasien mengalami penurunan asupan nutrisi
karena kesulitan dalam mengunyah Buruk Kurang Baik
Pernyataan
makanan dengan kekerasan tertentu n % n % n %
Kemampuan
misalnya daging, apel, wortel mentah, buah mengunyah 2 3,57 33 58,93 21 37,50
dengan biji yang dapat terselip di bawah makanan
gigi palsu menyebabkan ketidaknyamanan
71
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember2016

Tabel 4. Distribusi penilaian kemampuan Tabel 8. Distribusi penilaian kemampuan


mastikasi berdasarkan jenis makanan yang mastikasi berdasarkan kenyamanan terhadap
dapat dikunyah gigi tiruan pada waktu mengunyah

Makanan Makanan Semua Tidak Biasa saja Nyaman


yang yang lunak jenis Pernyataan nyaman
Pernyataan
dihaluskan makanan n % n % n %
n % n % n % Kenyamanan
Jenis terhadap gigi
makanan tiruan pada 24 42,86 27 48,21 5 8,93
2 3,57 33 58,93 21 37,50
yang dapat waktu
dikunyah mengunyah

Tabel 5. Distribusi penilaian kemampuan Tabel 9. Distribusi penilaian kemampuan


mastikasi berdasarkan keluhan rasa sakit saat mastikasi berdasarkan waktu yang diperlukan
mengunyah untuk menghabiskan makanan lebih lama
dibandingkan dengan orang lain
Tidak
Sering Jarang
pernah Tidak
Pernyataan sakit sakit Sering Terkadang
sakit Pernyataan pernah
n % n % n % n % n % n %
Keluhan Waktu yang
rasa sakit diperlukan
11 19,64 30 53,57 15 26,79
saat untuk
mengunyah menghabiskan
18 32,14 32 57,14 6 10,72
makanan lebih
lama
Tabel 6. Distribusi penilaian kemampuan dibandingkan
mastikasi berdasarkan alasan yang menyebab- orang lain
kan kesulitan pada waktu mengunyah

GT Makanan Tabel 10. Distribusi penilaian kemampuan


Tidak ada mastikasi berdasarkan mengunyah disalah satu
goyang masuk
kesulitan sisi bagian mulut
Pernyataan hingga disela-sela
mengunyah
terlepas GT
n % n % n % Sering Jarang Tidak
Alasan yang Pernyataan pernh
menyebabkan n % n % n %
kesulitan 6 10,72 30 53,57 20 35,71 Mengunyah
pada waktu disalah satu
15 26,79 27 48,21 14 25
mengunyah sisi bagian
mulut

Tabel 7. Distribusi penilaian kemampuan


mastikasi berdasarkan jenis makanan yang Tabel 11. Kemampuan mastikasi pasien
dihindari untuk dimakan pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi
Tidak
Ada Tidak
Pernyataan tahu Kemampuan mastikasi n %
n % n % n %
Baik 34 60,71
Jenis
makanan Buruk 22 39,29
yang Jumlah 56 100
0 0 36 64,29 20 35,71
dihindari
untuk
dimakan

72
Panjaitan, Ticoalu, Siagian: Gambaran kemampuan mastikasi ...

BAHASAN Penilaian kemampuan mastikasi


Penelitian ini dilakukan pada 56 pasien berdasarkan jenis makanan yang dapat
di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas dikunyah ditunjukkan pada Tabel 4.
Sam Ratulangi dengan menggunakan Terdapat sebanyak 2 responden (3,57%)
kuesioner mengenai kemampuan mastikasi. makan makanan yang halus, 33 responden
Tabel 1 memperlihatkan karakteristik (58,93%) dapat memakan makanan yang
responden berdasarkan usia dimana jumlah lunak, dan 21 responden (37,50%) lainnya
pengguna gigi tiruan penuh yang termasuk dapat memakan semua jenis makanan.
dalam kelompok usia lanjut (≥60 tahun) Alasan para pengguna gigi tiruan tidak
sebanyak 32 responden (57,14%) berani untuk makan makanan yang keras
sedangkan 24 responden (42,86%) lainnya yaitu adanya rasa sakit saat mengunyah
termasuk dalam kelompok usia 45-59 makanan keras, lelah saat mengunyah
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa paling karena waktu yang diperlukan untuk
banyak subyek penelitian merupakan menghaluskan makanan lebih lama, dan
kelompok usia ≥60 tahun (lansia) yang sampai takut gigi tiruan yang digunakan
sesuai dengan teori bahwa pada usia lanjut terlepas.11
terjadi suatu proses fisiologik yang dikenal Penilaian kemampuan mastikasi
dengan aging. Hal ini menyebabkan selanjutnya berdasarkan keluhan rasa sakit
timbulnya banyak kelainan pada rongga saat mengunyah yang ditunjukkan pada
mulut seperti tanggalnya gigi sebagian Tabel 5 diperoleh sebanyak 11 responden
ataupun keseluruhan, atrofi otot orofasial, (19,64%) masih sering merasakan sakit saat
meningkatnya prevalensi karies dan mengunyah, 30 responden (53,57%) jarang
penurunan fungsi sensorik (bau, rasa, merasakan sakit, dan 15 responden
berbicara).8 (26,79%) tidak pernah merasakan sakit saat
Tabel 2 memperlihatkan karakteristik mengunyah. Banyak responden yang
responden berdasarkan jenis kelamin menyatakan bahwa mereka terkadang
dengan jumlah pengguna gigi tiruan penuh merasa nyeri pada saat mengunyah
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 makanan yang keras dan sulit untuk
responden (35,71%) dan 36 responden dikunyah seperti daging sapi. Hal ini
(64,29%) lainnya berjenis kelamin disebabkan karena adanya tekanan di
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa bawah gigi tiruan yang merupakan
responden dengan jenis kelamin perempuan penyebab awal terjadinya iritasi kemudian
lebih banyak dibandingkan yang berjenis menyebabkan rasa nyeri. Jaringan
kelamin laki-laki yang sejalan dengan hasil pendukung yang rusak akan mengeluarkan
penelitian yang dilakukan oleh Agniti9 pada substansi histamin dan prostaglandin dan
tahun 2010 tentang persentase pemakai gigi saraf terakhir mengeluarkan substansi P,
tiruan di Indonesia yang mendapatkan mendukung terjadinya inflamasi dan
bahwa pemakai gigi tiruan berjenis kelamin meningkatkan sensitivitas sehingga
perempuan lebih banyak dibandingkan menyebabkan rasa nyeri.12
dengan laki-laki.9 Tabel 6 memperlihatkan kemampuan
Hasil penelitian pada Tabel 3 tentang mastikasi berdasarkan alasan yang
penilaian kemampuan mastikasi berdasar- menyebabkan kesulitan saat mengunyah.
kan kemampuan mengunyah makanan Terdapat sebanyak 6 responden (10,72%)
mendapatkan sebanyak 2 responden mengalami kesulitan mengunyah karena
(3,57%) dengan kemampuan mengunyah gigi tiruan goyang hingga lepas, 30
yang buruk, 33 responden (58,93%) responden (53,57%) mengalami kesulitan
kurang, dan 21 responden (37,50%) lainnya mengunyah karena makanan sering masuk
sudah baik. Salah satu fungsi gigi tiruan di sela-sela gigi tiruan, dan 20 responden
ialah untuk memperbaiki dan meningkatkan (35,71%) lagi tidak mempunyai masalah
fungsi pengunyahan agar dapat meningkat- dalam mengunyah. Alasan diatas seharus-
kan kualitas hidup penggunanya.10 nya tidak dialami oleh pengguna gigi tiruan
73
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember2016

penuh. Kurang rapat yang membuat longgarnya gigi tiruan penuh.


longgarnya gigi tiruan membuat tujuan Penilaian kemampuan mastikasi
pemakaian gigi tiruan penuh gagal tercapai berdasarkan waktu yang diperlukan untuk
yaitu untuk memperbaiki dan meningkat- menghabiskan makanan lebih lama
kan kemampuan mastikasi penderita dibandingkan dengan orang lain ditunjuk-
kehilangan gigi seluruhnya.13 kan pada Tabel 9. Hasil yang diperoleh
Kemampuan mastikasi berdasarkan yaitu sebanyak 18 responden (32,14%)
jenis makanan yang dihindari ditunjukkan sering memerlukan waktu lebih lama untuk
pada Tabel 7 mendapatkan sebanyak 36 menghabiskan makanan dibandingkan
responden (64,29%) memilih jenis makan orang lain; 32 responden (57,14%)
untuk dihindari sedangkan 20 responden terkadang memerlukan waktu yang lebih
(35,71%) lainnya tidak memilih jenis lama; dan 6 responden (10,72%) lainnya
makanan untuk dihindari. Jenis makanan tidak memerlukan waktu lama untuk
yang sering dihindari yaitu makanan keras menghabiskan makanan. Waktu yang
dan yang lengket. Hal yang menyebabkan diperlukan oleh pengguna gigi tiruan penuh
para pengguna gigi tiruan penuh menghin- untuk menghaluskan makanan saat
dari jenis makanan yang keras dan lengket dikunyah dipengaruhi oleh beberapa faktor
karena sering timbul rasa nyeri, sisa-sisa yaitu usia, retensi, dan stabilitas gigi tiruan.
makanan terselip di sela-sela gigi tiruan, Tabel 10 menunjukkan kemampuan
sampai goyang hingga lepasnya gigi tiruan. mastikasi berdasarkan mengunyah di salah
Penyebab munculnya keluhan–keluhan satu sisi bagian mulut. Sebanyak 15
diatas karena retensi dan stabilitas gigi responden (26,79%) sering mengunyah di
tiruan penuh tidak maksimal. Retensi salah satu bagian sisi mulutnya, 27
adalah kemampuan gigi tiruan penuh untuk responden (48,21%) terkadang masih
menahan pergeseran yang terjadi ketika mengunyah disalah satu sisi mulutnya, dan
gigi tiruan dipasang dalam rongga mulut, 14 responden (25%) tidak pernah
sedangkan stabilitas yaitu sifat gigi tiruan mengunyah makanan di salah satu sisi
untuk tetap bertahan ditempatnya melawan mulutnya. Yang menyebabkan responden
tekanan fungsional yang menggerakkannya megunyah di salah satu sisi bagian mulut
dan tidak mudah berubah posisi bila diberi yaitu karena kebiasaan sebelum mengguna-
tekanan.13 kan gigi tiruan, rasa nyeri yang timbul pada
Hasil penelitian pada Tabel 8 tentang salah satu sisi mulut, dan ketidak stabilan
kemampuan mastikasi berdasarkan gigi tiruan pada salah satu sisi mulut.15
kenyamanan terhadap gigi tiruan saat Hasil penelitian pada Tabel 11 tentang
mengunyah didapatkan sebanyak 24 kemampuan mastikasi pasien pengguna
responden (42,86%) merasa tidak nyaman gigi tiruan penuh yang dibuat di Rumah
saat menggunakan gigi tiruan, 27 responden Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam
(48,21%) merasa biasa saja dengan gigi Ratulangi mendapatkan bahwa 34
tiruan yang digunakan, dan 5 responden responden (60,71%) memiliki kemampuan
(8,93%) merasa nyaman dengan gigi mastikasi baik dan 22 responden (39,29%)
tiruannya. Banyak responden merasa tidak lainnya memiliki kemampuan mastikasi
nyaman karena gigi tiruan yang digunakan buruk. Hal ini menunjukkan bahwa
longgar sehingga saat digunakan untuk sebagian besar responden memiliki
mengunyah seringkali makan terselip kemampuan mastikasi yang baik. Gigi
disela-sela gigi tiruannya, bahkan sampai tiruan penuh yang dibuat dengan baik
gigi tiruan tersebut terlepas. Hal ini sejalan berdasarkan prosedur dan kriteria dari
dengan penelitian Zainab et al.14 pada tahun masing-masing pasien akan membuat
2008 yang menunjukkan bahwa lansia yang penggunanya merasa nyaman saat memakai
memakai gigi tiruan penuh merasa tidak gigi tiruannya terlebih khusus saat
nyaman karena ada makanan terselip di digunakan untuk mengunyah makanan.
sela-sela gigi tiruan yang disebabkan oleh
74
Panjaitan, Ticoalu, Siagian: Gambaran kemampuan mastikasi ...

SIMPULAN kesehatan, Republik Indonesia.


Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta: Laporan Nasional, 2007; p.
bahasan mengenai gambaran kemampuan 130-7.
mastikasi pasien pengguna gigi tiruan 5. Sobaleva U, Laurina L, Slaidina A. The
penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut masticatory system an overview,
stomatologija. Baltic Dental and
dapat disimpulkan bahwa kemampuan Maxillofacial Journal. 2005;7:77-80.
mastikasi sebagian besar pasien pengguna 6. McMillan A. Attitudes of Saudi male
gigi tiruan penuh dalam kategori baik. patients toward the replacement of
teeth. Prosthet Dent. 2003;90:571-7.
SARAN 7. Hanin I, Kusdhany ML, Gita F. Pengaruh
1. Bagi pihak Rumah Sakit Gigi dan kemampuan mastikasi terhadap
Mulut Universitas Sam Ratulangi, kualitas hidup pria lanjut usia dan
disarankan mengadakan penyuluhan wanita lanjut uUsia di wilayah Bekasi
dan promosi kepada masyarakat untuk [Tesis]. Bekasi: Universitas
melakukan perawatan pembuatan gigi Indonesia; 2012.
8. Petersen PE, Yamamoto T. Imroving the
tiruan khususnya pembuatan gigi tiruan
oral health of older people: the
penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut approach of the WHO global oral
karena pelayanan yang diberikan bukan health programme. Community Dent
hanya dikerjakan oleh mahasiswa coass Oral Epidemiol; 2005:33:81.
secara mandiri namun selalu dibimbing 9. Agniti MD. Presentase pengguna gigi tiruan
oleh instruktur dosen yang di Indonesia. Media Litbang
berpengalaman dibidangnya. Kesehatan. 2010;20.
2. Kepada pengembangan ilmu dan 10. Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC,
pelayanan di bidang Prostodonsia, Carlsson GE. Buku Ajar Prostodonti
disarankan semakin meningkatkan untuk Pasien Tak Bergigi menurut
pelayanan perawatan pembuatan gigi Boucher (10th ed). Mardjono D, alih
bahasa. Jakarta: EGC, 2002; p. 2.
tiruan penuh kepada masyarakat dengan
11. Soelarko RM, Wachijati H. Diktat
cara mengikuti setiap prosedur Prostodonsia Full Denture. Bandung:
pembuatan gigi tiruan secara teliti, FKG Unpad,1980.
sehingga gigi tiruan yang dibuat dapat 12. Hickey JC, Zarb GA, Bolender CC.
menggantikan fungsi gigi yang telah Boucher Prosthodontic Treatment for
hilang secara maksimal terlebih khusus Edentulous Patient (9th ed).
pada gangguan fungsi mastikasi. Philadelphia: Mosby Company, 1985;
p. 30-9.
DAFTAR PUSTAKA 13. Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC,
1. Titjo OC. Perilaku masyarakat pengguna Carlsson GE. Buku Ajar Prostodonti
gigi tiruan lepas di Kelurahan Bahu. untuk Pasien Tak Bergigi menurut
e-Gigi. 2013;1(2):1-8 Boucher (10th ed). Jakarta:
2. Itjiningsih WH. Geligi Tiruan Lengkap EGC;1994
Lepas. Jakarta: EGC,1993; p. 62-3. 14. Shamdol Z, Ismail NM, Tengku Hamzah
3. Felton D, Cooper L, Duqum I, Minsley G, N, Ismail AR. Prevalence and
Guckes A, Haug S, et al. Evidence- associated factors of edentulism
based guidelines for the care and among elderly muslims in Kota
maintence of complete denture: a Bharu, Kelantan, Malaysia. JIMA.
publication of the American College 2008;40:143-8.
of Prosthodontists. J Prosthodont. 15. Darita S. Hubungan status gizi Ddngan
2011;Supl 1:S1-S12. kehilangan gigi [Skripsi]. Medan:
4. Riset Kesehatan Dasar. Badan penelitian dan Universitas Sumatera Utara; 2011.
pengembangan kesehatan departemen

75

You might also like