Pedoman Surveilans PDF

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 24
No. 1116/MENKES/SK/VIII/2003 TENTANG PEDONAN PENYELENGGARAAN SISTEM SURUEILANS EPIDEMIOLOG! KESEHATAN lepartemen Kesehatan RI Direktorat Jer ve a pemberantaean iFeryare it Menular Penyel erate i paspgan Tahun KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1116/MENKES/SK/VIII/2003 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOG! KESEHATAN KATA PENGANTAR Surveilans Epidemiologi merupakan kegiatan y 1 penting dalam manajemen Kesehatan untuk memberikan dukungan data dan informasi epidemiology agar pengelolaan program keschatan dapat berdaya guna sceara optimal. Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan evidance atau bukti untuk digunakan dalam proses pengambilan kebjjakan yang tepat dalam pembangunan keschatan. Dalam rangka pelaksanaan surveilans epidemiologi, Dircktorat Jendral PPM & PL telah membuat beberapa produk hukum surveilans sebagai pedoman pelaksanaan surveilans yang perlu diketahui oleh semua jajaran kesehatan (Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten! Kota, Puskesmas dan Rumah Sakit) khususnya surveilans serta pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan surveilans, beberapa produk hukum surveilans tersebut adalah 1. Undang Undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, 2. Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabuh Penyakit Menu 3, Peraturan Menteri Keschatan No, 560 tahun 1989 tentang Jenis Penyakit yang dapat menimbulkan wabah, latacara penyampaian laporannya dan tatacara penanggutangan seperlunya 4. Surat Keputusasr Menteri Kesehatan No, 242 tahun 2003 teniang Penetapan Severs Acute Respiratory Syndrome ( SARS ) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan pedoman penanggulangunnya 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No, 531 tahun 2003 tentang Penetapan Severa Acute Respiratory Syndrome ( SARS ) sebagai peayakit yang dapat menimbutkan wahah dan pedoman penanggulangannya Perubahan alas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424 tahun 2003, 6. Surat keputuyan Menteri Kesehatan No. 912 tahun 2003 tentang Perubahan ketiga atas Keputussin Menteri Kesehatan tentang Penetapan Severa Acute Respiratory Syndrome ( SARS ) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan pedoman penanggulangannya se et telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 531 tahun 2003, 7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1116 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Keschatan. 8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1479 tahun 2003 tentang Surveilans Terpadu Penyakit 9. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kewaspadaan Dini KLB Nomor. 949 tahun 2004. Sejalan dengan perubahan pada era otonomi daerah penyelenggaraan pemerintahan, maka beberapa aerah mengalami pengembangan wilayah kabupaten maupun propinsi, seria banyak terjadi mutasi petugas surveilans kabupaten/kota, schingza pelugas-petugas baru kabupaten/koia dan propinsi perlu mendapatkan informasi tentang pelaksanaan surveilans epidemiologi Demikian pula dengan perubahan Struktur Organisasi UPT Depkes yang pembinaannya dibawah Direktorat Jenderal PPM&PL seperti BTKL PPM dan KKP serta RS. Pusat Infeksi Sulianti Saroso, perl memperoleh landasan kerja Khususnya dibidang Surveilans Epidemiologi dalam bentuk referensi perundang- undangan, Terimakasih disampaikan kepada Aus-Aid serta WHO yang tclah memberikan dukungan dana penggandaan produk hukum yang berkaitan dengan surveilans ini. Akhirnya saya berharap produk hukum surveilans ini dapat digunakan secara optimal oleh semua pihak terkait schingga memperkuat kembali peran surveilans dimasa yang akan datag. Jakarta, 13 Desember 2004 Direktur Jengersf PPM & PL, ® . "7 — NIP. 130 520 334

You might also like