Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

AMELIORASI TAPAK UNTUK PEMAPANAN CEMARA UDANG

(Casuarina equisetifolia Linn.) PADA GUMUK PASIR PANTAI


(Site Amelioration for Establishment of Casuarina equisetifolia Linn. at Coastal
Sand Dune)*
Oleh/By:
Agung Wahyu Nugroho1 dan/and Sumardi2
1
Balai Penelitian Kehutanan Palembang
Jl. Kol. H. Burlian Km. 6,5 Punti Kayu PO. BOX. 179 Telp./Fax. (0711) 414864 Palembang
e-mail: tembesu@telkom.net.
2
Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta, Jl. Agro Bulaksumur, Yogyakarta Telp. (0274) 584126
*Diterima : 02 November 2009; Disetujui : 14 Juli 2010

s
ABSTRACT
This research was part of large-scale project developing silvicultural techniques to improve afforestation
success at coastal dune-Kebumen coastal area. Natural plant establishment of the coastal dune, is hampered
by harsh environmental conditions particularly low nutrient, low water holding capacity, high temperature
and strong wind along the land surface area. The purpose of this research is to examine the addition of
ameliorant (soil surface and organic matter) to survival Casuarina equisetifolia Linn. in coastal sand dune at
dry season. This research was carried out at Kebumen beach area during dry season (April-October 2008).
There are two factors tested, 1) addition of soil surface (v:v) (0%, 20%, 40%) and 2) addition of organic
matter (v:v) (0%, 10%, 30%, 50%). There are 12 treatments and each treatment consisted of 20 seedlings.
Research design use was the RCBD by three blocks as replication. Variable of survival and water holding
capacity of medium was measured. The results showed that pre planting addition of ameliorant (40% soil
and 10% composted organic matter) into sand basic medium increased the survival rate up to 78.3% of two
months old C. equisetifolia seedling after planting. The addition of soil of both at 20% and 40% by volume
increased the survival seedlings significantly at average of 60.83% and 63.75% respectively. The addition of
organic matter at 10% by volume increased the survival seedlings significantly at average of 65.55%
respectively. No significant survival effect was found at the addition of 30% and 50% organic matter on the
basic sand medium.
Keywords: Silvicultural techniques, sand dune, survival, ameliorant

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan bagian dari program pengembangan teknik-teknik silvikultur untuk meningkatkan
keberhasilan aforestasi pada gumuk pasir pantai. Pemapanan vegetasi alami pada gumuk pasir pantai
menghadapi kendala kondisi lingkungan terutama suhu yang tinggi, kapasitas menahan air rendah, kadar
unsur hara tersedia rendah, dan angin yang kencang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi tentang besarnya pengaruh penambahan amelioran (tanah dan bahan organik) terhadap daya hidup
cemara udang (Casuarina equisetifolia Linn.) pada gumuk pasir pantai selama musim kemarau. Penelitian
dilaksanakan di gumuk pasir pantai Desa Sumberjati Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen mulai bulan
April-Oktober 2008. Ada dua faktor yang diuji yaitu: 1) penambahan tanah (0%, 20%, 40%), dan 2)
penambahan bahan organik (0%, 10%, 30%, 50%). Jumlah keseluruhan perlakuan ada 12 unit dan setiap unit
ada 20 tanaman. Rancangan percobaan menggunakan RCBD dengan 3 blok sebagai ulangan. Variabel yang
diukur meliputi persen hidup dan kapasitas menahan air media. Hasil penelitian menunjukkan penambahan
amelioran (40% tanah dan 10% bahan organik) ke dalam media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup
cemara udang sampai 78,3%. Penambahan tanah (20% dan 40%) ke dalam media dasar pasir mampu
meningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 60,83% dan 63,75%. Penambahan pupuk kandang 10% pada
media dasar pasir mampu meningkatkan daya hidup cemara udang sebesar 65,55%, tetapi tidak berbeda
pengaruhnya dengan penambahan pupuk kandang sebesar 30% dan 50%.
Kata kunci: Teknik silvikultur, gumuk pasir, daya hidup, amelioran

381
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

I. PENDAHULUAN degradasi sumberdaya alam yang sema-


kin meluas (Poedjirahajoe, 2008; Sumar-
Gumuk pasir merupakan salah satu
di, 2008).
formasi kawasan pantai yang bersifat
Rehabilitasi dalam arti memulihkan
unik dan mempunyai fungsi ekologis
dan meningkatkan fungsi ekologi dari ka-
yang besar dalam mendukung pengelo-
wasan yang kurang produktif ini perlu
laan wilayah pesisir secara terpadu (Ir-
dilaksanakan dan dikembangkan sehing-
wan, 1992; Dahuri, 2003; Indriyanto,
ga daya dukung, produktifitas, dan peran-
2006). Vegetasi yang hidup di kawasan
annya dalam mendukung sistem pe-
ini umumnya berupa jenis-jenis rumput,
nyangga kehidupan tetap terjaga (Per-
herba, dan semak di antaranya gelang pa-
aturan Menteri Kehutanan No. 21 Tahun
sir (Sesuvium portulacastrum) yang ber-
2007). Usaha rehabilitasi dapat dilakukan
daun kecil dan tebal; suket sadan (Spo-
melalui kegiatan penanaman berbagai ve-
robolus sp.) dan Remirea maritima yang
getasi. Spesies tanaman yang sesuai de-
berdaun keras dan berduri; lavender laut
ngan kondisi lahan pasir di antaranya
(Tournefartia sp.) yang daunnya berbulu;
adalah cemara udang (Casuarina equi-
semak (Ipomoea sp.) yang berakar dalam
setifolia Linn.) (Winarni, 2002; Winarni
untuk menyerap air di bawah lapisan pa-
sir (Ewusie, 1990). Pohon tumbuh secara dan Supriyo, 2003; Winarni, 2006).
Karakteristik lahan pasir kurang
sporadis, baik dalam kelompok kecil
mempunyai kemampuan daya dukung un-
maupun secara individu, dan banyak di
tuk tumbuhnya vegetasi (Suhardi, 2005;
antaranya yang tidak dapat mencapai
Sumardi, 2008). Kendala bagi tumbuhnya
bentuk habitus aslinya (Sumardi, 2008).
vegetasi di lahan tersebut di antaranya:
Kawasan pantai beserta sumberdaya
rendahnya kadar lengas tanah, mengan-
alamnya memiliki arti penting bagi pem-
dung garam cukup, angin yang cukup
bangunan ekonomi bangsa Indonesia. Ka-
kencang, rendahnya kadar unsur hara ter-
wasan ini mengandung banyak potensi di
sedia, rendahnya ketersediaan air tawar,
antaranya sebagai sumberdaya pendu-
buruknya iklim mikro, dan sifat tanah pa-
kung kehidupan penduduk sekitar, wisata
siran (Ewusie, 1990; Sumardi, 2008). Ta-
alam, dan di beberapa tempat mengan-
nah yang berupa pasiran mempunyai pro-
dung material tambang dengan nilai eko-
porsi pori makro yang jauh lebih tinggi
nomi yang relatif tinggi. Potensi-potensi
daripada pori mikro sehingga mudah me-
tersebut masih belum seluruhnya diman-
resapkan air dan mudah pula melolos-
faatkan secara optimal karena adanya
kannya. Kendala yang lain adalah kondisi
hambatan yang berkaitan dengan karak-
tanah yang tidak stabil dan selalu ber-
teristik lahan (Sumardi, 2008). Di lain pi-
ubah. Pantai berpasir secara alami terbu-
hak, pengelolaan dan pemanfaatan sum-
ka dan tidak stabil, berputar balik karena
berdaya alam pantai yang optimal dan
kombinasi pengaruh angin dan ombak
berkelanjutan harus memperhatikan di-
(Bradshaw dan Chadwick, 1980).
mensi ekologis, selain dimensi sosial-
Perbaikan tapak dapat dilakukan de-
ekonomi-budaya, sosial politik, serta hu-
ngan penambahan amelioran seperti ta-
kum dan kelembagaan. Artinya, dalam
nah dan bahan organik. Penambahan ta-
mengelola dan memanfaatkan sumber-
nah dapat memperbaiki struktur, tekstur,
daya tersebut, total dampaknya tidak me-
dan meningkatkan kadar unsur hara lahan
lebihi kapasitas fungsionalnya (Bengen,
pasir. Bahan organik dengan hasil akhir
2004). Pemanfaatan sumberdaya alam
dekomposisi berupa humus dapat me-
yang cenderung tidak terkontrol dan se-
ningkatkan kesuburan fisik dan kimia ta-
makin meluas dapat menimbulkan dam-
pak, tidak saja berupa konflik kepen- nah. Humus mempunyai sifat dapat me-
ningkatkan kemampuan mengikat air dan
tingan tetapi juga dapat menyebabkan
382
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)
meningkatkan granulasi (pembutiran) mampu menyerap air dan unsur hara pada
agregat sehingga agregat tanah lebih lokasi yang lebih jauh.
mantap. Agregasi tanah yang baik akan Tujuan penelitian ini untuk memper-
menjamin tata udara dan air yang baik oleh informasi tentang besarnya pengaruh
pula sehingga aktivitas mikroorganisme pemberian amelioran (tanah, bahan orga-
dapat berlangsung dengan baik dan me- nik) terhadap daya hidup cemara udang
ningkatkan ketersediaan unsur hara. Se- selama musim kemarau. Penelitian ini di-
lain itu, kemampuan menahan air yang arahkan untuk mempercepat stabilisasi
relatif lama akan mempengaruhi suhu dan gumuk pasir dengan menyediakan tapak
kelembaban di sekitar daerah perakaran awal yang mendukung (safe site) untuk
sehingga bagian akar terutama ujung akar kolonisasi vegetasi (Sumardi, 2008).
dan bulu akar akan mampu berkembang Tingkat kesuburan dan ketersediaan ka-
dengan baik dan berfungsi optimal. dar air merupakan elemen pembentuk ta-
Penambahan amelioran (tanah dan pak yang menentukan keberhasilan kolo-
bahan organik) dibuat dalam suatu media nisasi. Pemapanan vegetasi awal diharap-
cetak dan digunakan sebagai media ta- kan dapat meningkatkan karakter fisik la-
nam. Media cetak dapat menyediakan ta- han pasir dan selanjutnya terjadi penem-
pak awal yang mendukung perkembang- patan kembali jenis-jenis penyusun vege-
an perakaran tanaman dengan cepat (Su- tasi berikutnya melalui kompetisi atau
mardi, 2008). Teknik media cetak digu- antibiosis (Kimmins, 1987).
nakan untuk mengatasi rendahnya lengas
tanah dan unsur hara pada lahan pasir
pantai (Danarto et al., 2008). Penambah- II. BAHAN DAN METODE
an amelioran dalam media cetak mampu
memacu pembentukan sistem perakaran A. Lokasi dan Waktu
tanaman terutama selama periode awal Penelitian dilaksanakan di formasi
penanaman karena akar dapat memanfa- gumuk pasir pantai Desa Sumberjati, Ke-
atkan air dan unsur hara yang ada dalam camatan Ambal, Kabupaten Kebumen,
media. Setelah perakaran terbentuk dan Provinsi Jawa Tengah dengan posisi geo-
berfungsi optimal maka tanaman mampu grafis 07048.657’ lintang selatan dan
tumbuh dan berkembang dengan baik pa- 109045.388’ bujur timur (Gambar 1).
da periode berikutnya. Akar tanaman

Gambar (Figure) 1. Lokasi penelitian Desa Sumberjati Kecamatan Ambal, Kebumen (Research location in
coastal sand dune on Sumberjati village, Ambal District, Kebumen)

383
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

Penelitian dilaksanakan selama mu- Media terdiri dari campuran bahan or-
sim kemarau yaitu bulan April-Oktober ganik (pupuk kandang) dan tanah. Pupuk
2008. Penanaman dilaksanakan akhir Ap- kandang yang digunakan adalah pupuk
ril 2008 pada waktu akhir musim peng- kandang sapi yang telah terdekomposisi
hujan. Pengambilan data dilakukan setiap dengan ciri-ciri fisik berwarna coklat ke-
dua bulan (akhir Juni dan awal Septem- hitaman, cukup kering, tidak menggum-
ber) dan berikutnya setiap dua minggu pal, dan tidak berbau menyengat. Tanah
(awal September-Oktober) pada waktu diambil dari lapisan permukaan tanah pa-
puncak bulan kering dan berakhir sampai ling atas yang terdapat di sekitar lokasi
akhir musim kemarau yaitu sebelum hu- dengan ciri-ciri warna coklat kehitaman-
jan pertama jatuh (Oktober 2008). coklat tua dan mempunyai struktur yang
remah (sangat gembur).
B. Bahan dan Alat Bahan media dicampur dengan pasir
pantai (sebagai media dasar) dan sabut
Bahan yang digunakan adalah bibit ge-
kelapa secara merata sesuai dengan taraf
neratif cemara udang yang telah diberi
perlakuan yang diterapkan. Sabut kelapa
inokulan, relatif seragam, dan siap tanam
yang sudah kering dicacah dengan ukuran
(± umur 4 bulan), amelioran media (cam-
kecil-kecil untuk merekatkan bahan-ba-
puran tanah dan pupuk kandang sapi de-
han amelioran sehingga media cetak tetap
ngan berbagai komposisi yang telah di-
kompak dan tidak mudah pecah. Pencam-
tentukan) (Tabel 1), srumbung (anyaman
puran bahan berdasar pada perbandingan
bambu), ajir, label. Alat yang digunakan
volume (v:v) (Tabel 1). Bahan yang su-
adalah alat pembuatan media cetak, cang-
dah dicampur, kemudian dibuat media ce-
kul, kaliper digital, alat ukur tinggi, lux
tak dengan alat yang disediakan dan dipi-
meter, anemometer, hidrometer, GPS, al-
sahkan sesuai dengan perlakuan yang di-
timeter, termometer, dan meteran (50 m).
terapkan (Gambar 2).
Media cetak mempunyai ukuran tinggi
C. Metode
20 cm, diameter 8 cm, dan tebal 3 cm
Kegiatan penelitian meliputi pembu- (Gambar 3). Media yang telah siap ke-
atan media cetak sebagai media tanam, mudian dibawa ke lokasi penelitian untuk
pengeblokan gumuk pasir, pengajiran, dimasukkan ke dalam lahan pasir pantai.
pembuatan lubang tanam, penanaman, Media kontrol dibuat di lokasi penanam-
dan pemberian srumbung. an dengan cara yang sama untuk meng-
1. Pembuatan Media Cetak hindari media pecah sebelum ditanam.

Tabel (Table) 1. Kombinasi perlakuan media (Combination of medium treatment)


Komposisi (% volume) (composition (v/v))
Perlakuan
No Pupuk kandang Sabut kelapa
(Treatment) Tanah (Soil) Pasir (Sand)
(Organic manures) (Fibre coconut)
1 T0P0 (Kontrol) 0 0 100 20
2 T0P10 0 10 90 20
3 T0P30 0 30 70 20
4 T0P50 0 50 50 20
5 T20P0 20 0 80 20
6 T20P10 20 10 70 20
7 T20P30 20 30 50 20
8 T20P50 20 50 30 20
9 T40P0 40 0 60 20
10 T40P10 40 10 50 20
11 T40P30 40 30 30 20
12 T40P50 40 50 10 20
Keterangan (Remarks): T = Tanah (Soil), P = Pupuk kandang sapi (Organic manures/cattle slurry)
384
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)

a1 a2 a3

b c d
Gambar (Figure) 2. Bahan media: a1. pasir pantai, a2. pupuk kandang sapi, a3. tanah, b. sabut kelapa, c. alat
pembuat media cetak, d. proses pembuatan media cetak (Component of medium: a1.
coastal sand dune, a2. organic manures, a3. Soil, b. fibre coconut, c. tool of molded
medium, d. making molded medium)

Tebal dan diameter (Thick and diameter) Tinggi (Height)

Gambar (Figure) 3. Ukuran media cetak (Size of molded medium)

2. Pengeblokan Gumuk Pasir mungkinan persaingan dengan tanaman


cemara udang. Blok I terletak pada jarak
Gumuk pasir yang dipilih untuk pe-
315 m dari garis pantai, ketinggian gu-
nanaman cemara udang adalah gumuk
muk antara 1-2 m, tidak ada penghalang
pasir yang jaraknya >300 m dari garis
pantai dengan kerapatan tumbuhan bawah (barrier) sehingga angin laut langsung
menerpa tanaman. Blok II terletak pada
yang relatif jarang untuk menghindari ke-
385
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

jarak 370 m dari garis pantai, ketinggian lotropis gigantean Dryand), rumput gu-
gumuk antara 0-1 m, terletak pada daerah lung (Spinifex littoreus Merr.), leng-
cekungan yang dikelilingi gumuk yang lengan (Leucus javanica Bth.), tapak doro
lebih tinggi dan relatif stabil. Blok III (Catharanthus roseus G. Don.), rumput
terletak pada jarak 325 m dari garis merakan (Pogonatherum paniceum Hack),
pantai, ketinggian gumuk antara 2-3 m, pandan (Pandanus tectorius Park.) (Gam-
tidak ada penghalang (barrier) sehingga bar 6). Rumput teki, rumput merakan,
angin laut langsung menerpa tanaman. rumput gulung termasuk dalam famili
Vegetasi yang mendominasi gumuk Gramineae, widuri termasuk dalam fami-
pasir di lokasi penelitian di antaranya: li Asclepiadaceae, tapak doro termasuk
rumput teki (Cyperus sp.), widuri (Ca- dalam famili Apocynaceae, pandan

a b

Gambar (Figure) 4. Blok berdasarkan kondisi gu-


muk pasir: a. blok 1, b. blok
2, c. blok 3 (Blocking based
on sand dune condition: a.
block 1, b. block 2, c. block 3) c

Gambar (Figure) 5. Penampang melintang gumuk pasir di lokasi penelitian (Transverse line of sand dune)

386
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)

a b
c d

Gambar (Figure) 6. Vegetasi yang tumbuh di lahan pasir (Vegetation on coastal sand area): a. rumput teki
(Cyperus sp.), b. widuri (Calotropis gigantean Dryand), c. rumput gulung (Spinifex
littoreus Merr.), d. lenglengan (Leucus javanica Bth.)

termasuk dalam famili Pandanaceae, dan dia cetak, dan daya hidup tanaman. Daya
lenglengan termasuk dalam famili Labia- hidup diukur dengan persen hidup yaitu
tae (van Steenis et al., 2008). perbandingan antara jumlah tanaman
yang hidup dengan total tanaman yang di-
3. Penanaman
tanam. Pengamatan dan pengambilan da-
Sebelum penanaman, dilakukan peng- ta dilakukan setiap dua bulan (akhir Juni
ajiran dan pembuatan lubang tanam. Me- dan awal September) dan berikutnya se-
dia cetak dimasukkan ke dalam lubang ta- tiap dua minggu (awal September-Okto-
nam sedalam ketebalan media cetak yaitu ber) pada waktu puncak bulan kering.
20 cm. Cemara udang beserta media se- Pengamatan dan pengambilan data di-
mai tanpa kantong plastik selanjutnya di- akhiri sebelum hujan pertama jatuh.
masukkan ke dalam lubang di bagian te-
ngah media cetak. Jarak tanam yang di- 5. Rancangan dan Analisis Data
gunakan adalah 1,5 m x 1,5 m. Srumbung Dalam penelitian ini ada dua faktor
setinggi satu meter dipasang di setiap ta- yang akan diuji yaitu: 1) penambahan ta-
naman untuk mencegah gangguan fisik, nah yang terdiri tiga taraf yaitu 0%, 20%,
terutama dari hewan ternak dan angin. dan 40%, 2) penambahan bahan organik
(pupuk kandang sapi) yang terdiri empat
4. Variabel Pengamatan
taraf yaitu 0%, 10%, 30%, dan 50%. De-
Variabel yang diamati meliputi kondi- ngan demikian didapatkan 12 kombinasi
si umum gumuk pasir, penurunan suhu perlakuan yang akan diterapkan (Tabel
tanah akibat adanya amelioran dalam me- 1).

387
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

Gambar (Figure) 7. Penanaman cemara udang (Planting of C. equisetifolia)

Rancangan penelitian menggunakan pada siang hari berkisar 28-33,40C. Ke-


Randomized Complete Block Design cepatan angin berkisar 5,2-13,3 km/jam,
(RCBD) dengan tiga blok sebagai repli- kelembaban udara antara 59,5-66,3%,
kasi. Setiap blok ada 12 kombinasi per- dan intensitas cahaya 8.920-9.950 lux.
lakuan yang masing-masing perlakuan Kondisi cuaca di atas lahan pasir tersebut
ada 20 tanaman. Jumlah tanaman seluruh- akan berpengaruh terhadap kondisi cuaca
nya adalah 3 x 12 x 20 = 720 tanaman. (suhu) lingkungan di bawah lahan pasir.
Perlakuan ditempatkan secara random pa- Suhu tanah pada kedalaman 0-10 cm ber-
da plot (bentuk persegi panjang) dari ma- kisar 45-54,50C, sedangkan pada keda-
sing-masing replikasi (blok). Tata letak laman 10-20 cm antara 34-370C. Suhu
replikasi (blok) terpisah dari blok yang akan semakin menurun sebanding dengan
lain. penurunan kedalaman lahan pasir.
Analisis data dilaksanakan dengan Kondisi cuaca tersebut kurang meng-
analisis deskriptif dan analisis statistik. untungkan bagi pertumbuhan tanaman
Analisis statistik menggunakan prosedur pada umumnya. Suhu udara yang panas
GLM dengan SAS. Data kemudian diana- disertai angin yang kencang menyebab-
lisis varian (Anova) untuk membanding- kan penguapan menjadi lebih tinggi. Hal
kan efek perlakuan. Data dari masing- ini ditambah dengan kondisi lahan pasir
masing perlakuan kemudian dibanding- yang bersifat kurang mampu menyimpan
kan dengan kontrol menggunakan DMRT air dan miskin unsur hara tersedia meng-
dengan tingkat kepercayaan 95%. akibatkan stres untuk pertumbuhan ta-
naman.
Suhu mempengaruhi beberapa proses
III. HASIL DAN PEMBAHASAN fisiologis penting seperti aktivitas enzim
untuk mengatalisis reaksi biokimia khu-
A. Pengaruh Amelioran terhadap Pe- susnya fotosintesis dan respirasi, kelarut-
nurunan Suhu Sekitar Perakaran an CO2 dan O2 dalam sel tanaman, per-
Hasil pengukuran suhu udara di gu- meabilitas membran, laju transpirasi, per-
muk pasir pada bulan Juli dan Agustus tumbuhan dan perkembangan akar, per-
388
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)
kecambahan dan aktivitas mikroorganis- lioran mempunyai kapasitas menahan air
me tanah (Spurr dan Barnes, 1980; Fisher yang lebih tinggi dibanding dengan me-
dan Binkley, 2000; Sutanto, 2005). Pro- dia tanpa amelioran (T0P0). Media terse-
ses fisiologi optimum tanaman meng- but akan mampu menahan air relatif lebih
alami hambatan apabila terjadi kenaikan lama dibandingkan dengan media kontrol
suhu sampai maksimum disebabkan cair- (tanpa amelioran) dan berpotensi besar
an tanaman mengalami koagulasi yang untuk dapat diserap dan dimanfaatkan
tak balik (irreversible) (Sutanto, 2005). akar untuk pertumbuhan tanaman.
Batas minimum, optimum, dan maksi- Pupuk kandang mampu meningkatkan
mum suhu tanah untuk pertumbuhan ter- daya menahan air (water holding capa-
baik bagi tanaman sangat bervariasi, ter- city) sehingga bila air hujan turun tidak
gantung jenis tanaman dan kondisi ling- langsung mengalir ke tempat yang lebih
kungan (Fisher dan Binkley, 2000). Di rendah atau meresap ke dalam tanah (Sa-
wilayah yang beriklim sedang, suhu mi- rief, 1986). Dengan tertahannya air ini
nimum dapat mencapai 50C, optimum 20- pada media, maka suhu di dalam media
300C, dan maksimum antara 40-500C akan menurun karena adanya peningkatan
(McLaren dan Cameron, 1996; Sutanto, kelembaban. Pupuk kandang sapi mem-
2005). punyai kandungan bahan organik dan N
Penambahan amelioran mampu me- (bentuk NO3- maupun NH4+) cukup besar
nurunkan suhu tanah antara 1,23-3,370C. sehingga potensial apabila digunakan un-
Media dengan penambahan pupuk kan- tuk meningkatkan kesuburan tanah di la-
dang dan tanah atau campuran pupuk han pasir pantai (Syukur, 2005).
kandang dengan tanah mampu menurun- Media cetak tidak mudah pecah se-
kan suhu relatif lebih besar dibandingkan hingga dapat menjaga kelembaban suhu
dengan kontrol (tanpa amelioran) (Gam- relatif lama. Selain itu, media cetak tidak
bar 8). merusak sistem perakaran. Pengamatan
visual menunjukkan akar mampu mene-
B. Pengaruh Amelioran terhadap Ka- robos ke luar media pada umur tanaman
pasitas Menahan Air 2,5 bulan untuk mencari air dan unsur ha-
ra (Lampiran 2 dan Gambar 9).
Berdasarkan hasil analisis tanah (Lam- Pada umur tiga bulan di lapangan, ada
piran 1), media dengan penambahan ame- tanaman yang mampu membentuk nodul

4,5
4,0
Penurunan suhu (0C)

3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
1,23 2,20 3,17 2,60 2,63 3,00 3,37 3,13 2,17 2,27 1,73 1,90
0,0
T20P30
T20P10

T20P50

T40P10

T40P30

T40P50
T0P0

T0P10

T0P30

T0P50

T20P0

T40P0

Perlakuan

Gambar (Figure) 8. Kisaran penurunan suhu setiap perlakuan (Range of decreasing temperature)
389
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

Gambar (Figure) 9. Akar menembus media: a. menembus samping, b. menembus bawah lubang (Root
penetrating medium from: a. side, b. bottom)

Gambar (Figure) 10. Bintil akar/nodul cemara udang umur tiga bulan (C. equisetifolia nodule three months
after planting)

(frankia) (Gambar 10). Frankia dapat media yang telah diberi amelioran. Data
berasosiasi dengan akar non legume un- menunjukkan gejala kematian dimulai pa-
tuk menambat N dari udara. Frankia da- da waktu awal penanaman (April) sampai
pat meningkatkan pertumbuhan bibit umur dua bulan (Juni) setelah ditanam di
sampai umur enam bulan di persemaian, lapangan dan relatif stabil setelah mele-
tapi tidak secara nyata berpengaruh ter- wati periode tersebut (Gambar 11).
hadap pertumbuhan di lapangan (Suhardi Media dengan penambahan amelioran
et al., 2002). (tanah dan pupuk kandang sapi) menun-
jukkan angka kematian yang lebih rendah
C. Pengaruh Penambahan Amelioran dibandingkan dengan media kontrol
terhadap Survival Tanaman (T0P0). Sampai minggu ke-8 (umur dua
Daya hidup (survival) merupakan in- bulan), media T40P10 mempunyai angka
dikasi kemampuan tumbuh dan adaptasi kematian terendah sebesar 21,67%, se-
tanaman terhadap kondisi lingkungan dangkan media kontrol (T0P0) mempu-
tempat tumbuh. Daya hidup diukur de- nyai angka kematian tertinggi sebesar
ngan persen hidup yaitu perbandingan an- 55%. Kecenderungan kematian akan re-
tara jumlah tanaman yang hidup dengan latif stabil sampai akhir pengamatan
total tanaman yang ditanam. Persen hidup (akhir musim kemarau sebelum hujan
ditujukan untuk mengetahui kemampuan pertama jatuh).
tanaman dapat bertahan hidup dengan
390
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)

T0P0

100 T0P10

90 T0P30
Rerata persen hidup (%)
T0P50
80
T20P0
70
T20P10
60
T20P30
50
T20P50

40
T40P0

30 T40P10
4 6 9 9,5 10 10,5
Pengamatan bulan ke- T40P30

T40P50

Gambar (Figure) 11. Rerata daya hidup tanaman tiap periode pengamatan (Survival rate of seedling within
observation period)

60 T0P0
T0P10
50 T0P30
Jumlah tanaman mati (%)

T0P50
40
T20P0
T20P10
30
T20P30
T20P50
20
T40P0
T40P10
10
T40P30

0 T40P50
0 2 4 8
Pengamatan Minggu ke-

Gambar (Figure) 12. Jumlah kematian tanaman sampai umur dua bulan (Amount of dead seedling two months
after planting)

Secara visual, gejala kematian dapat perubahan warna daun dari hijau menjadi
disebabkan oleh faktor lingkungan tempat coklat kering, akar kering, dan apabila
tumbuh yang ekstrim dan gangguan he- tidak mampu bertahan maka tanaman
wan ternak (kambing). Kematian tanam- akan mati (Gambar 13).
an karena lingkungan ditandai dengan
391
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

Kematian cemara udang di lahan pa- Kematian tanaman yang disebabkan


sir pantai disebabkan oleh faktor keke- oleh gangguan hewan ternak ditandai de-
ringan dan hempasan angin laut yang sa- ngan patahnya batang, jaringan/organ ta-
ngat kuat (Winarni dan Supriyo, 2003). naman rusak, tanaman mulai mongering,
Kekeringan menyebabkan kehilangan dan bila tidak mampu bertahan akan mati
air dari tanaman dan tanah semakin besar. (Gambar 14).
Kehilangan air dalam bentuk uap/gas da- Media dengan penambahan pupuk
pat terjadi melalui proses intersepsi, eva- kandang (T0P10, T0P30, T0P50), tanah
porasi, transpirasi, dan evapotranspirasi (T20P0, T40P0) atau pupuk kandang dan ta-
(Sutanto, 2005). Cuaca yang kering, ke- nah (T20P10, T20P30, T20P50, T40P10,
lembaban yang rendah, dan kecepatan T40P30, T40P50) menunjukkan kemampuan
angin yang kuat semakin memperbesar bertahan hidup yang lebih tinggi diban-
proses evaporasi tanaman (McLaren dan dingkan media kontrol (T0P0). Media
Cameron, 1996), sedangkan di lain pihak, T40P10 menghasilkan persen hidup ter-
cadangan unsur hara dan simpanan air tinggi sebesar 78,3%, sedangkan media
mulai berkurang. kontrol menghasilkan persen hidup teren-
dah sebesar 45% (Gambar 15).

Gambar (Figure) 13. Perubahan warna daun, akar yang kering dan mati karena lingkungan ekstrim (Change
of leaf colour, root drying, and death)

Gambar (Figure) 14. Batang yang patah dan mulai mengering dimakan ternak (Damage seedling by cattle
browsing)

392
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)
100
90
80

Rerata persen hidup (%)


70
60
50
40
30
20
10
45,0 46,7 46,7 48,3 48,3 71,7 56,7 66,7 48,3 78,3 71,7 56,7
0
T0P10

T0P30

T0P50

T20P0

T40P0

T40P10
T20P10

T20P30

T20P50

T40P30

T40P50
T0P0

Perlakuan

Gambar (Figure) 15. Rerata daya hidup tanaman umur dua bulan (Survival rate of seedling two months after
planting)

Media dengan penambahan amelioran Penambahan tanah dan pupuk kandang


(tanah. pupuk kandang, tanah dan pupuk juga dapat memperbaiki kondisi ling-
kandang) memberikan kondisi yang kungan tanah (menurunkan suhu mikro
menguntungkan bagi perkembangan akar tanah) untuk kehidupan jasad-jasad sim-
tanaman. Media tersebut mampu mengu- biotik (Sumardi, 2008).
rangi suhu tanah yang panas, menahan air Untuk mengetahui pengaruh penam-
lebih lama, dan menyediakan unsur hara bahan tanah, pupuk kandang, dan blok,
yang cukup. Penambahan amelioran dilakukan uji lanjut (DMRT). Dari hasil
mampu memberikan kondisi yang dike- uji lanjut dapat diketahui bahwa penam-
hendaki bagi akar dalam beradaptasi de- bahan tanah sebesar 40% atau 20% mem-
ngan lingkungan yang ekstrim. Akar ta- berikan pengaruh yang paling baik terha-
naman dapat tumbuh dan berkembang dap daya hidup tanaman umur dua bulan
serta berfungsi optimal dalam menyerap sebesar 63,75% atau 60,83%, sedangkan
hara dan mencari air di sekitar media. Se- media cetak yang tidak ada penambahan
telah melewati periode ini (tanaman tanah hanya memberi pengaruh terhadap
mampu bertahan hidup), perakaran (akar daya hidup sebesar 46,66% (Tabel 3).
lateral) sudah terbentuk dengan baik se- Penambahan pupuk kandang sebesar
hingga mampu untuk menyerap air dan 10% (v:v) mempengaruhi persen hidup
unsur hara pada daerah yang lebih jauh tanaman tertinggi sebesar 65,55%, tetapi
dan dalam. tidak berbeda dengan penambahan pupuk
Tabel 2 menunjukkan penambahan kandang sebesar 30% (v:v) dan 50%
amelioran tanah, pupuk kandang, dan (v:v). Media tanpa penambahan pupuk
blok memberi pengaruh yang nyata terha- kandang menghasilkan persen hidup te-
dap daya hidup tanaman umur dua bulan rendah sebesar 47,22%.
di lapangan. Penambahan tanah dan pu- Tanah dan pupuk kandang mampu
puk kandang ke dalam lapisan permukaan menyediakan unsur hara yang diperlukan
pasir dapat meningkatkan daya hidup ta- untuk pertumbuhan tanaman. Penambah-
naman karena akan memperbaiki struk- an tanah dan pupuk kandang dapat berpe-
tur, tekstur, dan kadar unsur hara tanah. ran sebagai perekat media sehingga media
393
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

Tabel (Table) 2. Analisis varian terhadap daya hidup tanaman umur dua bulan (Analysis of variance on
survival rate seedling two months after planting)
Sumber variasi Jumlah kuadrat Db Kuadrat tengah F hit. Sig.
(Source of variance) (Sum of squares) (Degree of freedom) (Mean square) (F value) (Pr>F)
Perlakuan (Treatments):
Tanah (Soil) (A) 2004,16 2 1002,08 5,72* 0,01
Pupuk kandang 1535,41 3 511,80 2,92* 0,05
(Organic manures) (B)
AxB 1145,83 6 190,97 1,09 0,39
Blok 2929,16 2 1464,58 8,36* 0,00
Galat (Error) 3854,16 22 175,18
Total (Corrected total) 11468,75 35
Keterangan (Remark): *= berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% (Significantly different at level 95%)

Tabel (Table) 3. Hasil Uji Duncan pengaruh tanah terhadap daya hidup tanaman umur dua bulan (Duncan’s
test result on the effect of soil to survival seedling two months after planting)
Tanah (Soil) (v/v) Persen hidup (Survival rate) (%) Ranking (Duncan grouping)
Tanah 40% 63,75 a
Tanah 20% 60,83 a
Tanah 0% 46,66 b
Keterangan (Remark):
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (The numbers
followed by the same letter are not significantly different)

Tabel (Table) 4. Hasil Uji Duncan pengaruh pupuk kandang terhadap daya hidup tanaman umur dua bulan
(Duncan’s test result on the effect of organic manures to survival seedling two months after
planting)
Pupuk kandang (Organic manures) (v/v) Persen hidup (Survival rate) (%) Ranking (Duncan grouping)
Pupuk kandang 10% 65,55 a
Pupuk kandang 30% 58,33 ab
Pupuk kandang 50% 57,22 ab
Pupuk kandang 0% 47,22 b
Keterangan (Remark):
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (The numbers
followed by the same letter are not significantly different)

kompak dan mampu untuk menahan air nya tidak ada barrier, menghasilkan per-
lebih lama bila dibandingkan dengan me- sen hidup yang lebih rendah sebesar
dia pasir saja. Hal ini dibuktikan dengan 56,66% dan 46,25%.
hasil analisis kapasitas menahan air (wa- Untuk daya hidup tanaman sampai
ter holding capacity) pada Lampiran 1 di akhir musim kemarau, kecenderungannya
mana media cetak yang diberi amelioran tidak mengalami perubahan yang berarti
mempunyai kapasitas menahan air yang dibandingkan daya hidup tanaman sampai
lebih tinggi dibanding media kontrol (tan- umur dua bulan. Hal ini mengindikasikan
pa amelioran). sistem perakaran sudah terbentuk dengan
Blok juga mempengaruhi secara nyata baik dan mampu berfungsi optimal kare-
terhadap persen hidup tanaman. Blok 2 na adanya fasilitasi amelioran dalam me-
yang mempunyai ketinggian gumuk te- dia cetak selama periode tersebut. De-
rendah (0-1 m) dan lokasinya berada di ngan demikian tanaman mampu mencari
cekungan di antara gumuk yang tinggi lokasi sumber air dan unsur hara yang le-
dan relatif stabil (sebagai barrier) meng- taknya lebih jauh untuk pertumbuhan dan
hasilkan persen hidup tertinggi sebesar perkembangan tanaman selama periode-
68,33%. Blok-1 dan blok-3 yang lokasi- periode berikutnya.
394
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)
Tabel (Table) 5. Hasil Uji Duncan pengaruh blok terhadap daya hidup tanaman umur dua bulan (Duncan’s
test result on the effect of block to survival seedling two months after planting)
Blok (Block) Persen hidup (Survival rate) (%) Ranking (Duncan grouping)
Blok 2 68,33 a
Blok 1 56,66 b
Blok 3 46,25 b
Keterangan (Remark):
Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (The numbers
followed by the same letter are not significantly different)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Bengen, D.G. 2004. Pengelolaan Sum-
A. Kesimpulan berdaya Pesisir Terpadu Menuju
Penambahan amelioran (40% tanah Pembangunan Kelautan Berkelan-
dan 10% bahan organik) ke dalam media jutan. Coastal Resources Manage-
dasar pasir mampu meningkatkan daya ment Project (CRMP) II. Mitra Pe-
hidup cemara udang (Casuarina equiseti- sisir USAID-BAPPENAS.
folia Linn.) sampai 78,3%. Penambahan Bradshaw, A.D. dan M.J. Chadwick.
tanah (20% dan 40%) ke dalam media da- 1980. The Restoration of Land
sar pasir mampu meningkatkan daya hi- “The Ecological Reclamation of
dup cemara udang sebesar 60,83% dan Derelict and Degraded Land”.
63,75%. Penambahan pupuk kandang Blackwell. British.
10% pada media dasar pasir mampu me- Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati
ningkatkan daya hidup cemara udang se- Laut. Aset Pembangunan Berkelan-
besar 65,55%, tetapi tidak berbeda penga- jutan Indonesia. PT Gramedia Pus-
ruhnya dengan penambahan pupuk kan- taka Utama. Jakarta.
dang sebesar 30% dan 50%. Danarto, S., W.D. Atmanto, W.W. Wi-
narni, dan Sumardi. 2008. Introduk-
B. Saran si Jenis Cemara pada Program Kon-
servasi dan Perlindungan Pantai.
Dalam pemilihan bahan media cetak,
Seminar Nasional Silvikultur Reha-
dipertimbangkan juga mengenai berat
bilitasi: Pengembangan Strategi un-
media, kandungan unsur hara, dan bahan
tuk Mengendalikan Tingginya Laju
pembuat media sehingga media yang di-
Degradasi Hutan. Wanagama I, 24-
pakai dapat ekonomis dan efektif. Penam-
25 November 2008. Yogyakarta.
bahan tanah sebesar 20% (v:v), bahan or-
Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi
ganik sebesar 10% (v:v), aplikasi miko-
Tropika. Membicarakan Alam Tro-
riza dan bio starter ke dalam media dapat
pika Afrika, Asia, Pasifik, dan Du-
digunakan untuk memacu pertumbuhan
nia Baru. Penerbit ITB. Bandung.
akar tanaman. Pengawasan dan pemeliha-
Fisher, R. F. dan D. Binkley. 2000. Eco-
raan tanaman secara teratur perlu dilaku-
logy and Management of Forest
kan untuk mencegah serangan tanaman
Soils. Third edition. John Wiley &
dari berbagai gangguan seperti hewan ter-
Sons, Inc.
nak. Pemeliharaan lebih diintensifkan pa-
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Pener-
da periode awal penanaman karena dari
bit PT Bumi Aksara. Jakarta.
hasil penelitian diketahui kematian ta-
Irwan, Z.D. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi
naman dimulai antara awal penanaman
dan Organisasi: Ekosistem, Komu-
sampai umur dua bulan setelah penanam-
an (Lampiran 3). nitas, dan Lingkungan. Penerbit PT
Bumi Aksara. Jakarta.

395
Vol. VII No. 4 : 381-397, 2010

Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. Kebumen. Seminar Nasional Silvi-


Macmillan Publishing Company kultur Rehabilitasi: Pengembangan
New York. Collier Macmillan Pub- Strategi untuk Mengendalikan
lishers London. p 393. Tingginya Laju Degradasi Hutan.
McLaren, R.G. dan K.C. Cameron. 1996. Wanagama I, 24-25 Nopember
Soil Science. Sustainable Produc- 2008. Yogyakarta.
tion and Environmental Protection. Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Ta-
New Edition. Oxford University nah. Konsep dan Kenyataan. Pener-
Press. p 102, 209. bit Kanisius. Yogyakarta.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. Syukur, A. 2005. Pengaruh Pemberian
21/Menhut-V/2007. Penyelenggara- Bahan Organik terhadap Sifat-sifat
an Kegiatan Gerakan Nasional Re- Tanah dan Pertumbuhan Caisim di
habilitasi Hutan dan Lahan Tahun Tanah Pasir Pantai. Jurnal Ilmu Ta-
2007. nah dan Lingkungan 5 (1): 30-38.
Poedjirahajoe, E. 2008. Pengelolaan Ka- van Steenis, C.G.G.J., G. den Hoed, S.
wasan Pantai Terpadu. Program Bloembergen, dan P.J. Eyma. 2008.
Studi Ilmu Kehutanan. Sekolah Flora untuk Sekolah di Indonesia.
Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Cetakan 12. Penerjemah M. Surjo-
Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemu- winoto, dkk. PT Pradnya Paramita.
pukan Tanah Pertanian. Cetakan Jakarta.
Kedua. Pustaka Buana, Bandung. Winarni, W.W. 2002. Kesesuaian Jenis
Spurr, S.H. dan B.V. Barnes. 1980. Fo- Untuk Rehabilitasi Kawasan Pantai
rest Ecology. Third Edition. John Daerah Istimewa Yogyakarta. La-
Wiley & Sons. New York, Chiches- poran Penelitian. Fakultas Kehutan-
ter, Brisbane, Toronto. an UGM. Yogyakarta.
Suhardi. 2005. Cemara Udang Efektif Winarni, W.W. 2006. Pertumbuhan Se-
Cegah Empasan Tsunami. Kompas mai Cangkok Casuarina equiseti-
29 April 2005. Hal. 6 Kolom 2-5. folia Linn. di Lahan Pantai Berpasir
Suhardi, Sutikno, H.H. Nurjanto, dan dengan Beberapa Jenis Mulsa Or-
M.A. Widodo. 2002. Casuarina ganik. Laporan Penelitian. Fakultas
equisetifolia Planting for Rehabili- Kehutanan UGM. Yogyakarta.
tation of Coastal Sand Dune Area. Winarni, W.W. dan H. Supriyo. 2003.
Proceeding of Seoul Workshop. 8- Kesesuaian Cemara Udang pada
12 Oktober 2002. Bio-Refor. Seoul Lahan Pasir Putih Pantai dan Res-
National University. Korea. ponnya terhadap Bahan Organik
Sumardi. 2008. Prinsip Silvikultur Refo- dan Mulsa. Laporan Penelitian. Fa-
restasi dalam Rehabilitasi Formasi kultas Kehutanan UGM. Yogyakar-
Gumuk Pasir di Kawasan Pantai ta. 2003.

396
Ameliorasi Tapak untuk Pemapanan Cemara Udang…(A.W. Nugroho; Sumardi)

Lampiran (Appendix) 1. Kapasitas menahan air tiap perlakuan (Water holding


capacity of treatments)
Media (Medium) Kapasitas menahan air (Water holding capacity) (%)
T0P0 (kontrol) 27,42
T0P10 32,06
T0P30 39,18
T0P50 56,03
T20P0 41,75
T20P10 53,60
T20P30 84,92
T20P50 86,92
T40P0 49,86
T40P10 70,91
T40P30 72,87
T40P50 79,89
Keterangan (Remarks): T = Tanah (Soil), P = Pupuk kandang sapi (Organic
manures)

Lampiran (Appendix) 2. Jumlah akar menembus media pada umur bibit 2,5 bulan di lapangan (Amount of
roots penetrating medium 2.5 months after planting)
Jumlah akar yang menembus arah samping media
Media (Medium) Keterangan (Remark)
(Amount of roots penetrating medium from beside)
T0P0 (kontrol) 20 Akar menyebar
T0P10 18 Akar menyebar
T0P30 12
T0P50 8
T20P0 14 Ditemukan 2 bintil akar
T20P10 8
T20P30 4
T20P50 4
T40P0 14 Akar menembus bawah
T40P10 4 Akar menembus bawah
T40P30 10 Akar menembus bawah
T40P50 15 Akar menembus bawah
Keterangan (Remarks): T = Tanah (Soil), P = Pupuk kandang sapi (Organic manures)

Lampiran (Appendix) 3. Jumlah kematian tanaman dari awal penanaman sampai umur dua bulan (Amount of
dead seedling two months after planting)
Jumlah tanaman mati (%) minggu ke- (Amount of dead seedling at week-)
No Perlakuan (Treatment)
0 2 4 8
1 T0P0 (kontrol) 0 23,33 26,67 55,00
2 T0P10 0 10,00 31,67 53,33
3 T0P30 0 21,67 30,00 53,33
4 T0P50 0 13,33 23,33 51,67
5 T20P0 0 13,33 16,67 51,67
6 T20P10 0 5,00 13,33 28,33
7 T20P30 0 3,33 11,67 43,33
8 T20P50 0 6,67 18,33 33,33
9 T40P0 0 1,67 25,00 51,67
10 T40P10 0 0,00 8,33 21,67
11 T40P30 0 18,33 21,67 28,33
12 T40P50 0 10,00 36,67 43,33
Keterangan (Remarks): T = Tanah (Soil), P = Pupuk kandang sapi (Organic manures)

397

You might also like