Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

JENIS TIKUS DAN ENDOPARASIT CACING DALAM USUS TIKUS DI PASAR


RASAMALA KELURAHAN SRONDOL WETAN KECAMATAN BANYUMANIK
KOTA SEMARANG

Afifah Dita Setyaningrum


Bagian Entomologi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip
Email: afifahdsetya@gmail.com

Abstract
Rat is a family in Rodentia order which does harm human as an intermediary of
various disease caused by contagion agents including parasites worm. The rat
which notably habitates in human’s vicinity could be one of the ways for worm-
borne illness to transmit. It can be found with ease around a flea-market. The aim
of this research was to provide characterization of rats diversity and worm
endoparasites it contains in Pasar Rasamala, Kelurahan Srondol Wetan,
Kecamatan Banyumanik. This descriptive research is conducted with cross
sectional approach. The samples were trapped rats during four days of
experiment, using 100 live-traps. Over 24 trapped rats within 6% rate of trap
success, this disclosure revealed that there were Rattus tanezumi (58.3 %),
Rattus norvegicus (29.2 %), Rattus exulans (8.3 %), dan Bandicota indica (4.2
%). These rats were infected by worm-parasites at 91.67% rate. The
endoparasites found were comprised of Hymenolepis nana, nematoda,Trichuris
muris, dan Nippostrongylus brasiliensis. Based on its infection, most of rats in
Pasar Rasamala were having single infection rather than combined infection. For
the next study can study further on the possibility of worm infections in other
organs. In addition, it should be studied on the incidence of worm infection in the
human population around the Pasar Rasmala.

Keyword : market, infection, intestines-borne worm, rats

Pendahuluan

50
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tikus merupakan rodentia yang dengan iklim tropis yang masih


dapat merugikan kehidupan manusia banyak ditemukan parasit cacing
karena selain mengganggu secara yang menginfeksi manusia. Infeksi
langsung juga sebagai perantara kecacingan tergolong penyakit
penularan penyakit. Kelompok neglected disease yaitu infeksi yang
hewan ini juga merupakan obyek kurang diperhatikan dan penyakitnya
penelitian yang menarik bagi banyak bersifat kronis tanpa menimbulkan
peneliti karena memiliki arti penting gejala klinis yang jelas dan dampak
dalam berbagai bidang kehidupan yang ditimbulkannya baru terlihat
manusia.1,2 Di bidang kesehatan, dalam jangka panjang.9 Penyakit
tikus menjadi reservoir penyakit kecacingan dapat ditularkan melalui
parasit pada manusia dan hewan tikus. Hampir semua organ dalam
yang beberapa jenisnya berpotensi tubuh tikus telah terinfeksi cacing
zoonosis.1,3 parasit.10
Transmisi penyakit ke Tempat potensial
manusia dapat terjadi melalui kontak ditemukanya tikus dalam jumlah
langsung dengan urine atau feses banyak, salah satunya adalah pasar
tikus maupun tidak langsung melalui tradisional. Kondisi pasar yang
gigitan pinjal atau kutu yang ada di belum memenuhi persyaratan pasar
tubuh tikus.8,9,10 Jenis penyakit yang sehat, seperti sanitasi yang buruk,
dibawa oleh tikus antara lain pencahayaan kurang, terdapat
leptospirosis, pes, murine typhus, tumpukan barang yang tidak
dan penyakit cacing seperti terpakai di lingkungan pasar, dan
hymenolepiasis, schistosomiasis dan pengelolaan sampah yang tidak
angiostrongyliasis.4,5,6 tepat maka akan memperbesar
Hymenolepiasis dapat terjadi perkembangbiakan tikus.11,12 Hasil
karena infeksi Hymenolepis nana penelitian majalah Frontier yang
dan Hymenolepis diminuta. Kedua dilakukan pada tahun 2012,
cacing tersebut sering ditemukan menunjukkan bahwa persentase
dalam tubuh tikus, salah satunya penduduk yang berbelanja
jenis Rattus norvegicus. Rattus kebutuhan pokok di pasar modern
norvegicus dari Doha, Qatar telah seperti sayur mayur dan daging
dilaporkan terinfeksi Hymenolopis masih sangat kecil yaitu berkisar
diminuta yang memungkinkan untuk antara 12,2% hingga 15,5% dan
menimbulkan risiko potensial pada untuk produk sembako sebesar
kesehatan masyarakat.1,7 Lebih dari 44,5%. Dengan demikian, sekitar
21 juta orang dari seluruh dunia 85% penduduk Indonesia berbelanja
diperkirakan mengalami penyakit kebutuhan sayur mayur dan daging
kecacingan yaitu Hymenolepiasis.8 di pasar tradisional.13
Kecacingan menjadi masalah Pasar memiliki peran penting
kesehatan masyarakat yang penting, dalam menyediakan pangan yang
terutama di Negara berkembang dan aman. Kondisi pasar di Kota
Negara miskin di dunia. Indonesia Semarang belum menerapkan
merupakan Negara berkembang program pasar sehat seperti yang
51
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diatur dalam Keputusan Menteri dengan risiko transmisi cacing


Kesehatan Republik Indonesia tersebut ke manusia.
Nomor: 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang Pedoman Penyelenggaraan Metode
Pasar Sehat, yaitu tempat penjualan Penelitian ini merupakan
harus bebas vektor penular penyakit penelitian diskriptif. Penelitian ini
seperti lalat, kecoa, tikus, nyamuk tidak memiliki hipotesis, hanya
dan tempat perindukannya pada los memaparkan suatu objek apa
makanan siap saji dan bahan adanya secara sistematik dengan
pangan harus bebas dari lalat, kecoa menekankan pada data faktual.
dan tikus.12 Penelitian deskriptif bertujuan
Pasar Rasamala merupakan untuk menghitung trap success,
salah satu pusat pasar tradisional kejadian infeksi cacing pada tikus,
yang paling banyak dikunjungi oleh serta menggambarkan jenis tikus
masyarakat Banyumanik. Pasar dan cacing parasit pada usus
Rasamala memiliki Tempat tikus.72,73,74 Metode yang
Pembuangan Sampah Sementara digunakan adalah metode survey
(TPS), los, warung makan yang dengan pendekatan cross
ditempat tersebut menghasilkan sisa sectional, yaitu penelitian dengan
makanan dan sampah, serta lantai cara observasi atau pengumpulan
becek dan kotor terutama di tempat data pada waktu yang bersamaan
penjualan kelapa dan daging, (point time approach).15 Sampel
sehingga tikus sangat menyukai dalam penelitian ini adalah seluruh
tempat tersebut untuk tikus yang tertangkap di lokasi
mempertahankan hidup. Pada siang penelitian dengan menggunakan
hari juga dijumpai tikus dan 100 single live trap selama empat
terdengar cicitan suara tikus. hari. Besar sampel penelitian
Keberadaan tikus di siang hari tergantung pada banyaknya tikus
merupakan indikator tingginya yang tertangkap.
populasi tikus, sehingga
berdasarkan survey diperkirakan Hasil dan Pembahasan
kepadatan tikus di Pasar Rasamala A. Gambaran Umum Lokasi
cukup tinggi.14 Kepadatan tikus yang Pemelitian
tinggi akan berpengaruh pada Penelitian dilakukan di Pasar
endoparasit tikus. Rasamala. Pasar Rasamala
Potensi pasar sebagai tempat termasuk dalam wilayah UPTD
transmisi penyakit bersumber tikus Pasar Jatingaleh. Pasar
maka perlu dilakukan penelitian Rasamala adalah pasar terbesar
mengenai potensi tikus sebagai yang ada di Kecamatan
pembawa penyakit terutama Banyumanik, sehingga menjadi
kecacingan. Survei tentang pasar induk di wilayah Kecamatan
keanekaragaman fauna cacing Banyumanik yang terletak di
sebagai endoparasit pada rodensia Jalan Rasamala Banyumanik.
sangat penting dalam hubungannya Pasar ini telah beroperasi sejak
52
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tahun 1984 84 kemudian dilakukan (memiliki


memiliki lintasan yang sama
renovasi pada tahun 2013.
2013 ketika aktivitas harian,
hari mencari
Luas lahan Pasar Rasamala makan, dan sarang). Selain itu
1.816 m2 dengan luas bangunan telah dilakukan pengendalian
1.530 m2. Pasar Rasamala kimiawi sebelum dilakukan
beroprasi dari pukul 04.00-17.00
0 pemasangan perangkap.
perangkap.hal
WIB B setiap hari ini menjual tersebut dapat berpengaruh
berbagai macam kebutuhan pada rendahnya trap success.
masyarakat seperti sembako, Trap success yang baik adalah
daging, ikan, sayur,
sayur buah, hasil di dalam rumah sebesar 7 % dan
bumi, bumbu dapur, tempe, tahu, luar rumah sebesar 2 %.17,18
kelapa, jamu, jajanan pasar, C. Jenis Tikus yang Tertangkap di
pakaian, perhiasan,
perhiasan jasa jahit, dan Pasar Rasamala
lain-lain.
lain. Total pedagang yang
berjualan di Pasar ar Rasamala ada
261 pedagang. Tempat berjualan
di Pasar Rasamala terdapat 29
kios dan 541 los.
B. Keberhasilan Penangkapan (Trap
Success) Tikus
Trap Success di Pasar
Rasamala selama empat hari
adalah 6 %. Trap Success dalam Gambar 1.. Grafik Jenis Tikus
gedung pasar sebesar 4,5 % dan yang Tertangkap di Pasar
luar
ar gedung pasar sebesar 1,5 Rasamala Tahun 2016.
%. Hasil penangkapan tikus Pada
da penelitian ini diperoleh
yang lebih sedikit pada hari ke-1
ke 24 tikus dengan jenis yang
kemungkinan disebabkan oleh ditemukan adalah R. tanezumi,
jenis umpan yang kurang disukai R. norvegicus, R. exulans dan B.
tikus. Hal ini serupa dengan indica. R. tanezumi merupakan
penelitian yang dilakukan oleh jenis yang paling dominan
Tribowo (2012), yaitu ditemui (58.3%) daripada jenis
keberhasilan penangkapan tikus tikus lain.
pada hari ke dua lebih kecil Lokasi Pasar Rasamala
dibandingkan dengan hari terdapat di sekitar
sekit permukiman
16
pertama. Hal tersebut penduduk,, maka dimungkinkan
dimungkinkan tikus memiliki sifat R. tanezumi yang tertangkap
jera perangkap, sehingga memang bersarang atau hanya
mengakibatkan tikus tidak mau mencari makan di Pasar
masuk ke perangkap yang telah Rasamala. Sebagian besar R,
dipasang. Tikus juga memiliki tanezumi ditemukan pada
sifat neofobia (mampu komoditas tempe. Selain itu,
mengenali
engenali benda-benda
benda asing pada penelitian ini R. tanezumi
disekitarnya) dan thigmotaxis juga ditemukan pada los lo
53
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sembako, buah, dan di luar kebun yang habitatnya di


bangunan pasar. Hal tersebut kebun, tapi terkadang tinggal
sesuai dengan hasil penelitian sementara di rumah.20
Dwi (2013) mengenai pola Penangkapan tikus R. exulans
persebaran tikus di Pasar di Pasar Rasamala dilakukan
Banjarnegara yaitu R. tanezumi pada musim hujan. Menurut
lebih dominan ditemukan pengamatan Hermanto (2000),
dibanding spesies lainnya kepadatan R. exulans akan
dengan persentase los meningkat ketika musim hujan,
berdasarkan komoditasnya sehingga dapat ditemukan di
yang positif R. tanezumi wilayah permukiman. Pada
tertinggi adalah los sembako penelitian ini ditemukan R.
(35%), sedangkan terendah exulans di area dalam pasar
adalah los bumbu dapur, sayur pada komoditas sayur,
dan buah (4%).19 Berdasarkan dimungkinkan tikus ini terbawa
hasil observasi, di dalam los oleh angkutan jenis komoditas
tempe tidak terdapat tumpukan hasil kebun yang setiap hari
barang–barang untuk tikus beroperasi di Pasar Rasamala.
membuat sarang, maka tikus Jenis tikus yang
dimungkinkan hanya mencari tertangkap paling sedikit dalam
makan. Hal tersebut terbukti penelitian ini adalah Bandicota
bahwa banyak lubang tikus indica yang ditemukan dalam
sebagai jalan berpindah. gedung pasar. Hal tersebut
R. norvegicus juga sejalan dengan penelitian Desi
tertangkap di lokasi penelitian (2013) bahwa Bandicota indica
yaitu Pasar Rasamala yang ditemukan sebesar 4 % dari
ditemukan di dalam dan luar seluruh tikus tertangkap.21
gedung pasar. Pada area dalam D. Jenis Kelamin Tikus yang
pasar R. norvegicus ditemukan Tertangkap
di basement pasar. Kondisi Pada penelitian ini, dari 24
lingkungan basement sangat tikus tertangkap berjenis kelamin
kotor, banyak tumpukan betina yaitu 54.2 % dan jantan
sampah dan selokan air rusak. sebesar 45.8 %. Tikus betina
Keberadaan Rattus norvegicus lebih mudah ditangkap daripada
perlu diwaspadai mengingat tikus jantan. Hal tersebut
pasar merupakan tempat yang dimungkinkan dapat terjadi
penuh aktivitas masyarakat karena betina dapat berulangkali
untuk memenuhi kebutuhannya keluar sarangnya untuk
sehari-hari, karena berpotensi memperoleh makanan selama
menyebarkan berbagai penyakit kehamilan dan masa menyusui
parasit.1 anaknya, sehingga betina lebih
Spesies lain yang mudah tertangkap daripada
ditemukan adalah R. exulans. jantan.
R. exulans merupkan jenis tikus
54
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal tersebut sejalan dengan menimbulkan dugaan bahwa


pendapat Cockrum (1962) tikus dapat menularkan penyakit
bahwa tikus jantan sebagai infeksi Soil Transmitte
Transmitted
penjaga
enjaga sarang dan berkelahi, Helminths pada manusia melalui
serta tikus betina dipengaruhi feses.
hormon pituitary dan hormon Pada golongan Cestoda
kelamin yang dihasilkan oleh hanya ditemukan Hymenolepis
kelenjar
enjar endokrin pada nana. Cacing ini mempunyai
hipotalamus yang memicu nilai prevalensi paling tinggi
munculnya naluri merawat dan diantara parasit lainnya yaitu
tikus 22
mengasuh anak bagi tikus. 46%. Cestoda ini menginfeksi
E. Jenis Telur Cacing Parasit seluruh tikus yang tertangkap.
Ditemukan di Usus Tikus Hymenolepis nana dapat
menginfeksi
ksi manusia melalui
tanah yang terkontaminasi dan
tidak sengaja tertelan, sehingga
adanya kotoran tikus yang
mengandung telur Hymenolepis
nana dapat menjadi
menyebabkan penyakit
Hymenolepiasis. Pada tahun
2010, tiga puluh siswa sekolah
dasar di sub Kabupaten
Banjarnegara Provinsi Jawa
Tengah dilakukan penyaringan
Gambar 2.. Grafik Distribusi
infeksi cacing. Laporan
Telur Cacing Berdasarkan
mengungkapkan bahwa lima
Spesies Tikus di Pasara
siswa (17%) terinfeksi, salah
Rasamala Tahun 2016.
20
satunya terinfeksi oleh
Pada penelitian ini, 23
Hymenolepis nana.
nana
persentase kecacingan pada
tikus sebesar 91,67%.
91,67 Jenis
telur cacing parasit yang
ditemukan berjumlah dua jenis
nematoda yaitu Cacing Tambang
dan Trichuris muris.
muris Cacing
Tambang juga pernah dilaporkan A B C
menginfeksi R. tanezumi di
Gambar 3.. Hasil pemeriksaan
Kelurahan Sambiroto, Kelurahan
telur cacing pada
ada usus tikus di
Sendangmulyo dan Kelurahan
Pasar Rasamala (A. ( Cacing
Tandang Kota Semarang 16
Semarang.
Tambang, B. Trichuris muris,
muris C.
Adanya telur cacing Tambang
Hymenolepis nana)
nana
yang menginfeksi pada enam R.
F. Jenis Cacing Parasit Dewasa
tanezumi atau sebesar 46,15 %
Pada Usus Tikus
55
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pada penelitian ini,ini selain Gambar 5.. Grafik Jenis infeksi


adanya infeksi telur cacing, Cacing pada Tikus yang
ditemukan juga cacing parasit Tertangkap di Pasar Rasamala
dewasa. Cacing parasit dewasa
dewas Tahun 2016.
ditemukan yaitu Hymenolepis Berdasarkan lokasi
nana (37,5 %) dan penelitian, persentase tikus yang
Nippostrongylus brasiliensis tertangkap di Pasar Rasamala
(4,16%) pada R. tanezumi.
tanezumi N. lebih banyak yang mengalami
brasilliensis termasuk dalam infeksi tunggal yaitu sebesar
golongan nematode non zoonotik.
zoonotik 90,91% dari pada infeksi
Di Indonesia jenis cacing tersebut campuran.
pernah ditemukan di Pada penelitian ini
Banjarnegara Provinsi Jawa didapatkan semua tik
tikus
Tengah yang menginfeksi R. mengalami infeksi tunggal,
tanezumi.23 sedangkan infeksi campuran
hanya terjadi pada tikus jenis R.
tanezumi. Pada penelitian ini,
infeksi
nfeksi tunggal yang terjadi
pada semua tikus yang
ditemukan disebabkan oleh H.
nana. Pada penelitian ini
ditemukan H.. nana dalam
jumlahnya yang besar pada usus
A B
tikus yang tertangkap, sehingga
Gambar 4.. Hasil pemeriksaan diduga H. nana memiliki tingkat
cacing dewasa pada usus tikus di infeksi yang tinggi.
tinggi Jumlah H.
Pasar Rasamala (A. ( H. nana dan nana yang banyak akan
B. N. brasilliensis)) berpengaruh terhadap menyerap
sari-sari
sari makanan dalam usus
halus. H. nana menyerap seluruh
sari-sari makanan
akanan dengan
permukaan tubuhnya, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya
infeksi tunggal, dimana cacing
G. Jenis Infeksi Cacing pada Tikus spesies lain sulit menginfeksi
makanan 24
karena kekurangan makanan.

Kesimpulan
Trap success di Pasar Rasmala
Kelurahan adalah sebesar 6,0 %
dimana untuk area dalam gedung
sebesar 4,5 % dan luar gedung 1,5
%, sehingga trap success yang
56
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

didapat termasuk dalam kategori Sebaiknya masyarakat dihimbau


rendah. Sebanyak 24 ekor tikus untuk lebih waspada terhadap
yang tertangkap dengan jenis yaitu kebersihan bahan-bahan makanan
Rattus tanezumi 14 ekor (58,3 %), yang diperoleh dari pasar dan
Rattus norvegicus 7 ekor (29,2 %), memasak bahan dengn matang.
Rattus exulans 2 ekor (8,3 %) dan Peneliti selanjutnya dapat meneliti
Bandicota indica 1 ekor (4,2 %). kejadian kecacingan pada manusia
Tikus yang tertangkap mengalami di Pasar Rasamala. Peneliti
kecacingan 91,67 % dengan jenis selanjutnya dapat meneliti bakteri
infeksi tunggal sebesar 90,91 %. patogen yang ada dalam kotoran
Telur cacing parasit yang adalah tikus di area Pasar Rasmala.
Hymenolepis nana (46 %), Cacing Daftar Pustaka
Tambang (27 %), dan Trichuris
1. Waugh CA, Lindo JF, Foronda
muris (27 %). Sedangan cacing P, Santana MA, Morales JL,
Robinson RD. Population
parasit dewasa yang ditemukan distribution and zoonotic
adalah Hymenolepis nana dan potential of gastrointestinal
helminths of wild rats Rattus
Nippostrongylus brasiliensis. rattus and R. norvegicus from
Saran Jamaica. Journal of Parasitology.
Memberikan pemahaman kepada 2006.
masyarakat akan bahaya tikus 2. Coomansingh, Pinckney, MI
sebagai penular penyakit Bhaiyat, A Chikweto, S Bitner, A
Bafa, Sharma. Prevalence of
kecacingan dengan penyuluhan. endoparasites in wild rats in
Bekerjasama dengan dinas pasar Grenada West Indian Veterinary
Journal 9 (1) 17-21.
untuk memberikan pemahaman Pathobiology Academic
kepada pedagang agar Program, School of Veterinary
Medicine, St. George’s
memperhatikan sanitasi pasar University, Grenada, West
sehingga tidak menjadi habitat tikus, Indies, 2009.
mencegah penularan penyakit 3. Soeharsono. Zoonosis Penyakit
bersumber rodensia dengan Menular dari Hewan ke Manusia.
Kasinus, Yogyakarta, 2002.
meningkatkan sanitasi pasar,
pengelolaan sampah, mengatur 4. Pramestuti Novi, Dyah
Widiastuti. Infection Of Helminth
saluran air, tempat pembuangan Eggs On House Rats (Rattus
limbah, dan melakukan Tanezumi) In Human Residential
Area Vol. 5, No. 3, hal: 121 –
pengendalian tikus secara terpadu. 125. Jurnal Buski, 2015.
57
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

519/MENKES/SK/VI/2008
5. Khairiyah. Zoonosis Dan Upaya Tentang Pedoman
Pencegahannya (Kasus Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Sumatera Utara). Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatera Utara, Jurnal Litbang 13. Apipudin, Brand Switching
Pertanian, 30(3), 2011. Analys dalam Industri Ritel
Modern (Online)
6. Dntje T Sembel. Entomologi http://www.frontier.co.id/brand-
Kedokteran. Andi Offset, switching-analysis-dalam-
Yogyakarta, 2009. industri-ritel-modern.html,
diakses pada 12 Februari 2016.
7. Abu Madi, Lewis, Mikhail, El
Nagger, Behnke. Monospesific
helminthd and arthropod 14. Priyambodo. Tikus dalam Hama
infection in an urban population Pemukiman Indonesia.
of brown rats from Doha, Qatar. Pengenalan Biologi dan
Journal of Helminthology, 75: Pengendalian Hama
313. 2001. Pemukiman. In Sigit SH (Ed).
Fakultas Kedokteran Hewan
8. Soedarto. Pengobatan Penyakit Institut Pertanian Bogor, Bogor,
Parasit. Sagung Seto, Jakarta, 2006.
2009. 15. Notoatmodjo N. Metode
Penelitian Kesehatan. Rhienka
9. Sudomo. Penyakit Parasitik yang Cipta, Jakarta, 2010.
kurang diperhatikan di Indonesia.
Orasi Pengukuhan Profesor riset 16. Dadang Tribowo. Identifikasi
Bidang Entomologi dan Moluska. Telur Cacing Parasit yang
2008. Diambil dari Usus Tikus-Studi di
10. Mafiana CF, Osho M B, Sam Kelurahan Sambiroto, Kelurahan
Wobo. Gastrointestinal Helminth Sendangmulyo dan Kelurahan
Parasites Of The Black Rat ( Tandang, Kota Semarang.
Rattus Rattus) In Abeokuta, Semarang: Fakultas Kesehatan
Journal of Helminthology. Masyarakat Universitas
Southwest Nigeria, 1997. Diponegoro; 2012.

17. Hadi BS, Basuki N,


11. Nareisywari Yudha Kartika. Studi Setyalastuti, & Setiawan YD,
Gambaran Infeksi Telur Cacing 2007, Monitoring Faktor Risiko
Usus Pada Tikus Di Wilayah Lingkungan Leptospirosis di
Pasar Tradisional Dan Kota Semarang Propinsi Jawa
Permukiman Sekitarnya Tengah, Tahun 2007, Buletin
(Penelitian Di Pasar Mranggen Epidemiologi Lingkungan
Dan Kelurahan Batursari). BBTKL PPM Yogyakarta,
[Skripsi]. Fakultas Kesehatan Volume 1, No.2, Tahun 2007,
Masyarakat Universitas hlm. 51-67.
Diponegoro, Semarang, 2014.
18. Maulana, Rahma, Paramita.
12. Menteri Kesehatan Republik Identifikasi Ektoparasit Pada
Indonesia Nomor Tikus dan Cecurut di Daerah
Fokus Pes Desa Suroteleng
58
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kecamatan Selo Kabupaten


Boyolali (Hasil Survei bulan
Agustus 2011). 2012;8(01);17-
20.

19. Dwi Ernawati, Dwi Priyanto. Pola


Sebaran Spesies Tikus Habitat
Pasar Berdasarkan Jenis
Komoditas Di Pasar Kota
Banjarnegara. 2013: 9 (2): 58-
62.

20. Ristiyanto, Farida Dwi


Handayani, Damar Tri Boewono,
Bambang Heriyanto. Penyakit
Tular Rodensia. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta,
2014.

21. Desi Rini Astuti, Keefektifan


Rodentisida Racun Kronis
Generasi Ii Terhadap
Keberhasilan Penangkapan
Tikus, KESMAS 8 (2) 183-189
ISSN 1858-1196. Universitas
Negeri Semarang, 2013.

22. Cockrum, E.L. Introduction to


Mamma-logy. The Ronald Press
Comp. New York; 1962.

23. Dwi Priyanto, Rahmawati, Dewi


Puspita NingsihIdentification of
endoparasites in rats of various
habitats Vol. 5, No. 1. Vector
Borne Disease Control Research
and Development Unit,
Banjarnegara, Central Java,
2013.

24. Soulsby, E.J.L. 1982.


Helminth, Anthrophods and
Protozoa of Domesticated
Animals. (7th Ed). Williams and
Wilkins, Bailliere Tindall London.

59

You might also like