Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL

TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


(Studi di Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat)
Rendy Sukma Putra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
rendysukmaputra27@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine (1) the effectiveness of hotel tax receipts on the acceptance local
original revenue in West Kotawaringin in the period 2011-2015, (2) the contributions of hotel
tax receipts on the acceptance of local original revenue in West Kotawaringin Regency. This
research uses a quantitative descriptive method. Data obtained using interview and
documentation method. The data studied is the realization data of hotel tax receipts for 2011
to 2015, the data of target acceptance hotel tax over the period 2011-2015, and the realization
data of acceptance of local original revenue in 2011 until 2015. Based on the results indicate
that (1) the effectiveness of Hotel tax in the period 2011 to 2015 has decreased and has varied
increased. The highest effectiveness is in 2012 with the number of presentations 116.21% and
included in the very effective criteria, then the lowest effectiveness is in 2013 with the number
of presentations 53.34% and included in the not effective criteria, and the other years is less
effective criteria. (2) the hotel tax contribution in the years of 2011 to 2014 is included the very
less effective criteria because it addresses the number less than 0.9% and in 2015 it goes into
the less effective criteria as the result shows more than 1%.
Keywords: Effectiveness, Contribution, and Hotel Tax

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) efektivitas pendapatan Pajak Hotel
terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2011-
2015, (2) kontribusi pendapatan Pajak Hotel terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di
Kabupaten Kotawaringin Barat. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif kuantitatif. Data
yang diperoleh menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Data yang diteliti adalah
data realisasi penerimaan Pajak Hotel tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, data target
penerimaan Pajak Hotel tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dan data realiasasi penerimaan
Pendapatan Asli Daerah tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan hasil menujukan
bahwa (1) efektivitas Pajak Hotel pada tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami penurunan
dan kenaikan yang bervariasi. Efektivitas tertinggi berada pada tahun 2012 dengan jumlah
presentasi 116,21% dan termasuk di dalam kriteria sangat efektif, kemudian efektivitas
terendah berada pada tahun 2013 dengan jumlah presentasi 53,34% dan termasuk di dalam
kriteria tidak efektif, dan sisanya dalam kriteria kurang efektif. (2) Kontribusi Pajak Hotel pada
tahun 2011 sampai 2014 masuk kedalam kriteria sangat kurang karena menujukan angka
kurang dari 0,9 % dan pada tahun 2015 masuk kedalam kriteria kurang karena menunjukan
angka lebih dari 1%.
Kata Kunci : Efektivitas, Kontribusi, Pajak Hotel
Pendahuluan
Latar Belakang
Pemerintah daerah diberikan kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya
sendiri dengan sesedikit mungkin campur tangan pemerintah pusat. Hal ini selaras dengan UU
No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. UU No. 12 tahun 2008
menjelaskan pula bahwa pemberian otonomi luas kepada pemerintah daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, dengan kata lain, tujuan dari otonomi daerah adalah
untuk menciptakan kemandirian daerah dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
publik, pengembangan kehidupan berdemokrasi keadilan, pemerataan, dan pemeliharaan
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.
Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis pajak
yang dipungut oleh pemerintah kabupaten/kota ada 11 jenis pajak, yaitu: (1) Pajak Hotel, (2)
Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Tanah Air, (9) Pajak Sarang
Burung Walet, (10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan (11) Bea
Perolehan Atas Tanah Dan Bangunan.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 9 Tahun 2015 disebutan
bahwa: “Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa
terkaitnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata,
wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan
jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Tujuan Peneitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya efektivitas pajak hotel terhadap penerimaan pendapatan asli
daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat.
2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak hotel terhadap penerimaan pendapatan asli
daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Tinjauan Pustaka
Pendapatan Asli Daerah
UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pajak Daerah
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak
Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.

Pengertian Pajak Hotel


Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Pajak Hotel. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah
fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkaitnya dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih
dari 10 (sepuluh).

Efektivitas
Menurut Mahmudi (2010) mendefinisikan efektivitas sebagai hubungan antara keluaran
dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Semakin besar output yang dihasilkan terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran yang di tentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu
organisasi.
Klasifikasi Efektivitas Pajak Daerah

Kontribusi
Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak daerah memberikan
sumbangan dalam penerimaan PAD. Dalam mengetahui kontribusi dilakukan dengan
membandingkan penerimaan pajak daerah periode tertentu dengan penerimaan PAD periode
tertentu pula. Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan pajak daerah terhadap
PAD, begitu pula sebaliknya jika hasil perbandingannya terlalu kecil berarti peranan pajak
daerah terhadap PAD juga kecil (Mahmudi, 2010).

Klasifikasi Kriteria Kontribusi

Meteoligi Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2012)
mendefinisikan penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi
mengumpulkan data, mengungkapkan, memaparkan, dan menginterpretasikan data dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kotawaringin
Barat dengan pertimbangan bahwa baik data maupun informasi yang dibutuhkan akan mudah
didapatkan dan relevan dengan pokok permasalahan yang menjadi objek pokok penelitian.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek, data fisik, dan data
dokumenter. Data subjek diperoleh dengan cara mewawancarai salah satu staf Badan
Pendapatan Daerah Kotawaringin Barat. Data dan data dokumenter diperoleh dari artikel atau
jurnal yang dipublikasikan.
Menurut Sutopo (2006) sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan
metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun dokumen-dokumen. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui wawancara dengan pihak Badan Pendapatan Daerah Kotawaringin Barat mengenai
penelitian yang menyangkut pajak hotel. Sedangkan data sekunder di peroleh dari laporan-
laporan serta data mengenai pajak hotel. Data yang diperoleh antara lain :
1. Data realisasi pendapatan pajak hotel Kotawaringin Barat tahun 2011-2015.
2. Data target pendapatan pajak hotel Kotawaringin Barat tahun 2011-2015.
3. Data realisasi penerimanaan pendapatan asli daerah Kotawaringin Barat tahun 2011-2015.
4. Data terget penerimaan pendapatan asli daerah Kotawaringin Barat tahun 2011-2015.

Metode Pengumpulan Data


Analisis Deskriptif Kuantitatif
Menurut Arikunto (2006) metode deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran tentang objek yang akan diteliti, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum. Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif adalah teknik
penganalisaan data yang menggunakan angka untuk mendapat kesimpulan dari kejadian-
kejadian yang dapat diukur. Dalam hal ini adalah dengan melakukan perbandingan terhadap
hasil perhitungan penelitian. Penelitian deskriptif kuantitatif menyajikan data tentang realisasi
penerimaan pajak hotel, target penerimaan pajak hotel, dan total PAD dari tahun ke tahun.
Adapun langkah analisis data adalah sebagai berikut:
1. Mencari data target pajak hotel tahun 2011-2015.
2. Mencari data realisasi pajak hotel tahun 2011-2015.
3. Menghitung pertumbuhan pajak hotel.
4. Menghitung efektivitas pajak hotel tahun 2011-2015
Besarnya efektivitas pajak hotel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

5. Menghitung kontribusi pajak hotel tahunn 2011-2015


Besarnya kontribusi pajak hotel terhadap PAD dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tabel Perkembangan Wajib Pajak Hotel tahun 2011-2015
Dari tabel diatas, dapat dilihat dari tahun ke tahun perkembangan jumlah jasa penginapan
dan industri perhotelan di Kotawaringin Barat semakin meningkat. Hal tersebut menandakan
bahwa tingginya permintaan jasa penginapan dan perhotelan di Kotawaringin Barat.

Tabel Target dan Realisasi Pajak Hotel Tahun 2011-2015

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada 5 (lima) tahun terakhir pajak hotel di
Kotawaringin Barat hanya di tahun 2012 yang mencapai target yang telah di tetapkan. Namun,
pada tahun 2011, 2013, 2014 dan 2015 penerimaan pajak hotel tidak mencapai target yang telah
di tetapkan. Pada tahun 2011 penerimaan pajak hotel hanya sebesar 76,88%, pada tahun 2013
penerimaan pajak hotel hanya sebesar 53,34%, pada tahun 2014 penerimaan pajak hotel hanya
sebesar 66,00% dan pada tahun 2015 penerimaan pajak hotel sebesar 74,43%. Realisasi pajak
hotel terbesar terjadi di tahun 2012 sebesar 116,21% dan realisasi pajak hotel terkecil di tahun
2013 sebesar 53,34%.
Tabel Perhitungan Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2011-2015

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 5 tahun terakhir terdapat 3 kriteria efektivitas
yaitu kurang efektif, sangat efektif dan tidak efektif. Dengan presentasi diatas 100% termasuk
dalam kriteria sangat efektif. Sedangkan efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan
presentasi sebesar 116,21% dan efektivtas terendah terjadi pada tahun 2012 dengan presentasi
sebesar 53,34%.
Pada tahun 2011-2012 terjadi kenaikan yang sangat melunjak yaitu sebanyak 39,33% yang
disebabkan karena pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat saat itu telah membangun hotel
bintang 3 yang pada saat itu menjadi tempat untuk beberapa acara seperti rapat, acara
pernikahan dan beberapa acara kerajaan di Kotawaringin Barat.Pada tahun 2012-2013 terjadi
penurunan efektivitas pajak hotel yaitu sebesar 62,8%. Penurunan ini yaitu penurunan
efektivitas pajak hotel terbesar yang dikarenakan pada tahun tersebut ada wajib pajak hotel
yang menunggak dan tidak membayar pajak kemudian berdampak pada penerimaan pajak
hotel. Wajib pajak tersebut tidak bisa menerima target yang telah ditetapkan oleh Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah Kotawaringin Barat dan juga kurangnya sosialiasi dari pihak
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan tingkat
efektivitas pajak hotel.Sedangkan pada tahun 2013-2014 terjadi kenaikan tingkat efektivitas
pajak hotel sebesar 12,66% dikarenakan pada tahun ini pihak Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah Kotawaringin Barat mulai mengoptimalkan sosialisasi pajak hotel kepada wajib pajak
hotel dan juga mengoptimalkan pengawasan dilapangan untuk mendata wajib pajak hotel yang
belum terdaftar.Pada tahun 2014-2015 terjadi kenaikan tingkat efektivitas pajak hotel sebesar
8,43%. Kenaikan pada tahun ini juga masih berhubungan pada tahun sebelumnya tahun 2013-
2014 yaitu pihak dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah yang masih mengoptimalkan
pengawasan dilapangan dan juga upaya untuk terus melakukan sosialisasi kepada wajib pajak
hotel yang telah terdaftar dan terus melakukan upaya pendataan kepada wajib pajak hotel yang
belum terdata.

Tabel Perhitungan Kontribusi Pajah Hotel Tahun 2011-2015


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 memberikan angka kontribusi
terbesar yaitu sebesar 1,502% dan menjadikan tahun tersebut sebagai angka terbesar dari tahun-
tahun lainnya. Akan tetapi angka dengan jumlah terbesar ini juga masih dalam kriteria kurang
dikarenakan hanya bisa melebihi 1%.
Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa kontribusi pajak hotel terendah terjadi pada
tahun 2013 yaitu sebesar 0,472%. Jika dilihat menurut tabel klasifikasi kriteria kontribusi,
angka ini termasuk dalam kriteria sangat kurang karena berada dipresentasi 0% - 0,9%.
Jika dilihat dari setiap tahunnya, maka di tahun maka pada tahun 2011-2012 terjadi
kenaikan kontribusi sebesar 0,162%. Berikutnya ditahun 2012-2013 terjadi penurunan
kontribusi sebesar 0,249%. Berikutnya ditahun 2013-2014 terjadi kenaikan kontribusi sebesar
0,178%, dan ditahun 2014-2015 terjadi kenaikan kontribusi sebesar 0,835%. Penurunan yang
terjadi hanya pada tahun 2012-2013 yaitu dengan presentase sebesar 0,249% dan kenaikan
tertinggi terjadi pada tahun 2014-2015 yaitu dengan presentase sebesar 0,835%.
Kenaikan dan penurunan kontribusi pajak hotel terhadap penerimaan PAD ini sama halnya
juga dengan efektivitas pajak hotel yang dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor internal
maupun eksternal. Contohnya penurunan yang terjadi pada tahun 2012-2013, pada tahun
tersebut terjadi penunggakan dan tidak bisa membayarkan pajak hotelnya yang sebelumnya
telah dianggarkan untuk hotel tersebut. Ditahun tersebut juga pihak dari Dinas Pengelolaan
Keuangan Daerah kurang melakukan sosialisasi dan pengawasan dilapngan karena kurangnya
sumber daya manusia dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Efektivitas pajak hotel terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kotawaringin
Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami fluktuasi. Efektivitas atau
kenaikan tertinggi berada pada tahun 2012 dengan jumlah presentasi 116,21% dan
termasuk di dalam kriteria sangat efektif, kemudian penurunan terendah berada pada tahun
2013 dengan jumlah presentasi 53,34% dan termasuk di dalam kriteria tidak efektif.
2. Kontribusi pajak hotel terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kotawaringin
Barat dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir secara keseluruhan menunjukan angka di
bawah 0,9% pada tahun 2011-2014 dan menunjukan angka di atas 1% pada tahun 2015,
dengan demikian dalam kurun waktu 5 (lima) menagalami 2 kriteria kontribusi yaitu
sangat kurang dan kurang. Dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir kontribusi terbesar berada
pada tahun 2012 sebesar 0,721% dan kontribusi terendah berada pada tahun 2013 yaitu
sebesar 0, 472%.
3. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kotawaringin Barat melalui Badan Pendapatan Daerah
(BPD) dari sektor pajak hotel meliputi mengadakan sosialisasi terhadap pemilik hotel,
mingkatkan pelayanan masyarakat yang membayar pajak hotelnya untuk
menyederhanakan proses administrasi, dan melakukan survey langsung kelapangan guna
menjaring wajib pajak hotel yang baru.
4. Badan Pendapatan Daerah (BPD) selaku badan yang bertanggung jawab sebagai pengelola
pajak daerah juga mengalami berbagai hambatan. Hambatan tersebut berasal dari faktor
internal dan eksternal. Hambatan internal yaitu masih kurangnya sumber daya manusia.
Sedangkan hambatan dari faktor eksternal yaitu kurang sadarnya wajib pajak hotel dalam
membayar dan melaporkan kewajibannya, inilah yang menyebabkan penerimaan pajak
hotel tidak stabil dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Saran
Adapun saran dari penulis dalam rangka upaya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel, sebaiknya yang dilakukan antara lain:
1. Daerah menerbitkan peraturan perundang-undang yang baru sebagai dasar hukum
pelaksanaan penagihan pajak daerah.
2. Badan Pendapatan Daerah (BPD) sebagai badan yang bertanggung jawab mengelola pajak
daerah harus lebih meningkatkan sosialisasi pajak daerah terutama pada pajak hotel. Hal
tersebut dikarenakan pajak daerah adalah penyumbang terbesar dalam APBD.
3. Badan Pendapatan Daerah (BPD) Kotawaringin Barat diharapkan melakukan pengelolaan
pajak hotel dengan baik, serta terus menerus mengembangkan sistem yang sudah ada. Hal
tersebut dimaksud agar penerimaan pajak hotel dapat meningkat dan melebihi target di
setiap tahun.
4. Mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait baik itu
wajib pajak itu sendiri, supaya bisa berkerja sama dan keuntungan antar semua pihak dapat
terealisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka Cipta

Bawasir, Fuad. 1999. Tentang Kriteria Kontribusi

Depdahri, Kemendagri No. 690.900.327 Tentang Kriteria Efektivitas

Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

Yogyakarta

Moleong, L. J. 2012. Meteologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah

Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah


Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Sutopo, 2006 (Sutopo. 2006. Meteologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS

You might also like