Professional Documents
Culture Documents
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran UMY
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran UMY
ABSTRACT
Hypertension or elevated blood pressure above normal often does not show significant
signs and symptoms. Hypertention can also causes many complications. That is why it called
a silent killer disease. Based on data from Riskesdas in 2007 the result of prevalence incidence
of hypertension population with age 18 years and over in indonesia is equal to 31,7%. DIY
province itself is one of the provinces whose hypertension prevalence is 35.8% higher than the
national rate. Because of the prevalence of hypertension in adolescence and above are high, it
is necessary to promote preventive actions. One of the action is changes the wrong perception
among teenagers about hypertension.
The experimental method was performed on 96 respondents with the age of adolescents
in the age of 14 until 17 years. Research conducted with pre test and post test on 48 respondents
as control group and 48 others as intervension group that has been divided before, the research
would do each variable, perception of susceptibilityand seriousness through giving
questionnaire. Data analysis using descriptive method to know. Then the test of quantitative
analysis using Mann Whitney and Wilcoxon.
There is effect of health education through audiovisual media toward improvement of
adolescent susceptibility perception score on hypertension prevention behavior with p value =
0,018 (score p <0,05). However, there is no effect of health education through audiovisual
media on the perception of seriousness of hypertensive prevention behavior with p value =
0,201 (score p> 0.05), although there are increasing number of good score from pre test to post,
it still there is not influence of health education through audiovisual media to adolescence
seriousness perception score statistically.
ABSTRAK
Hipertensi atau peningkatan tekanan darah diatas normal sering tidak menunjukkan tanda
dan gejala yang cukup berarti, dan hipertensi juga menyebabkan banyak komplikasi. Sehingga
disebut sebagai penyakit silent killer. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2007 didapatkan
hasil bahwa prevalensi kejadian hipertensi penduduk dengan umur 18 tahun ke atas di
Indonesia adalah sebesar 31,7%. Provinsi DIY sendiri termasuk salah satu provinsi yang
prevalensi hipertensi nya sebesar 35,8% lebih tinggi dari angka nasional. Oleh karena masih
besarnya angka prevalensi hipertensi di usia remaja ke atas maka perlu adanya tindakan
preventif mulai dini. Diantaranya adalah dengan merubah persepsi yang salah pada kalangan
remaja mengenai hipertensi.
Uji eksperimental dilakukan pada 96 responden dengan usia remaja yaitu 14-17 tahun.
Penelitian dilakukan dengan uji pre test dan post test yang telah dibagi 48 responden kelompok
kontrol dan 48 responden kelompok intervensi pada masing-masing variable yaitu persepsi
kerenatanan dan keseriusan melalui pemberian kuesioner. Analisis data menggunakan metode
deskriptif untuk mengetahui gambaran responden. Kemudian uji analisis kuantitatif
menggunakan Mann Whitney dan Wilcoxon.
Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan melalui media audiovisual terhadap
peningkatan skor persepsi remaja mengenai kerentanan perilaku pencegahan hipertensi
didapatkan nilai p = 0,018 (p<0,05). Namun tidak terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
melalui media audiovisual terhadap persepsi keseriusan perilaku pencegahan hipertensi,
didapatkan nilai p = 0,201 (p>0.05), meskipun terdapat peningkatan jumlah skor tinggi persepsi
kerentanan dari pre test ke post test, tetap tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui
media audiovisual terhadap persepsi keseriusan secara statistik.
tekanan darah sistolik lebih dari sama pencegahannya. Pentingnya edukasi sejak
dengan 140 mmHg, dan atau peningkatan dini dapat mencegah terjadinya penyakit
tekanan dasrah diastolik lebih dari sama hipertensi melalui perubahan persepsi pada
dengan 90 mmHg sesuai dengan JNC 7 remaja. Remaja adalah kelompok usia 10-
penyakit yang awalnya tanpa tanda dan tersebut remaja masuk pada masa
gejala, namun apabila tidak ada terapi perkembangan kognitif dimana dapat
adekuat dan konsisten dapat menyebabkan berpikir secara abstrak sehingga diharapkan
komplikasi seperti serangan jantung, dan pada penelitian ini mampu menerima
menular yang bersifat kronik dan perlu Persepsi dalam individu dapat
adanya pengendalian tekanan darah pada bersifat positif maupun negatif, persepsi
hipertensi, preventif melakukan tindakan Belief Model ada empat variabel kunci
menghambat pasien jatuh pada keadaan persepsi keseriusan, persepsi hambatan dan
penelitian ini, kedua persepsi tersebut juga kelompok intervensi diberikan perlakuan
dinilai untuk mengetahui pengaruh dari berupa pendidikan kesehatan. Setelah itu,
edukasi yang diberikan, yang diharapkan kedua kelompok diberikan post test berupa
nantinya dapat mengubah perilaku kuesioner yang sama dengan pre test.
edukasi pada remaja ialah melalui media teknik sampling menggunakan purposive
video. Video adalah salah satu media yang sampling. Karena peneliti dan pihak
bergerak dan dapat berisi suara. Video kelas X. Jumlah sampel yang diambil
dinilai sebagai cara yang menarik dalam adalah 48 pada kelompok intervensi (yang
kelompok yang terdiri dari satu kelompok minat siswa, dan lingkungan sekitar.
intervensi dan satu kelompok kontrol. Alat yang digunakan penelitian ini
tahun 2015 yang diadaptasi dari kuisioner kelompok. Kelompok pertama sebagai
Nelwetis (2009) dan kusioner ini sudah kelompok kontrol dan kelompok kedua
diuji validitas dan realibilitasnya pada anak sebagai kelompok intervensi. Keduanya
kelamin, dan alamat setelah itu diikuti Setelah itu, pada kelompok intervensi
kerentanan perilaku pencegahan hipertensi kesehatan diberikan dua kali per minggu
berisi 10 pertanyaan dan persepsi dalam dua waktu minggu. Setelah masa
Pertanyaan perilaku berisi 10 pertanyaan, diberikan lagi kuesioner sebagai post test.
dengan nilai skor 1 : sangat tidak setuju, 2 : Data yang didapatkan dari hasil pre
tidak setuju, 3 : setuju, dan 4 : sangat setuju. test dan post test akan dikumpulkan datanya
Selain kuesioner, materi berupa video juga dan dianalisis hasilnya. Data yang
tentang hipertensi dan cara pencegahannya. program microsoft Exvel dan program data
mendapatkan jumlah populasi, dicari karena data bersifat kategorik dan memiliki
jumlah koresponden yang sesuai dengan dua kelompok data intervensi dan kontrol,
responden dengan skor tinggi dari 19 posttest intervensi dan post test kontrol
responden menjadi 29 responden setelah jumlah responden dengan skor tinggi, pada
diberikan edukasi kesehatan melalui media kelompok intervensi memiliki jumlah yang
video, berselisih 10 responden. begitu juga lebih banyak 29 responden namun tidak
pada kelompok kontrol terdapat terpaut jauh dengan kelompok kontrol yang
kelompok intervensi terdapat peningkatan jumlah responden dengan skor tinggi, pada
jumlah responden dengan skor tinggi dari kelompok intervensi memiliki jumlah yang
Hasil uji perbedaan tingkat persepsi dengan nilai p kurang dari 0,05. Sehingga
adalah, nilai p kelompok intervensi sebesar berupa edukasi menggunakan media video
0,018 dan nilai p kelompok kontrol sebesar terhadap tingkat persepsi kerentanan
Tabel 5. Hasil Uji Perbedaan Tingkat Persepsi Keseriusan Hipertensi masing Kelompok
Kelompok Mean ± SD *p
Pre test Intervensi 29,56 ± 3,05
0,201
Post test Intervensi 30,62 ± 3,24
Pre test Kontrol 30,62 ± 3,24
0,808
Post test Kontrol 32,04 ± 3.61
adalah, nilai p kelompok intervensi sebesar media video terhadap tingkat persepsi
0,201 dan nilai p kelompok kontrol sebesar keseriusan terhadap penyakit hipertensi.
signifikan antara kelompok intervensi nilai p = 0,836. Oleh karena nilai p>0,05
penelitian ini adalah kategorik dan ada dua antara kelompok intervensi dengan
Tabel 7. Hasil Uji Perbedaan Tingkat Persepsi Keseriusan Hipertensi antar Kelompok
Kelompok Mean ± SD *P
Pretest Intervensi
1,56 ± 0,50 0,682
Pretest Kontrol
Post test Intervensi
1,63 ± 0,48 0,527
Post test Kontrol
* Uji Mann-Whitney untuk uji perbedaan dua kelompok tidak berpasangan,
signifikasi p<0,05
Uji tidak berpasangan digunakan setelah dilakukan intervensi didapatkan
untuk mengetahui perbedaan yang nilai p = 0,682. Oleh karena nilai p>0,05
pre test dan post test pada kelompok media video dapat meningkatkan persepsi
yang signifikan sebelum dan sesudah faktor yaitu media video sebagai metode
diberikan edukasi melalui media video pada pembelajaran yang menarik bagi
jumlah responden yang memiliki skor Edukasi melalui media video dapat
diberikan edukasi dengan setelah diberikan pesan melalui penglihatan dan pendengaran
edukasi. Hasil uji analisis Mann-Whitney yang efektif dalam proses pembelajaran
yang membandingkan nilai post test antara (Munadi, 2008), Selain itu menurut Sanaky
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan melalui media video yaitu menyajikan
persepsi kerentanan hipertensi yang obyek belajar secara konkret atau pesan
post test intervensi dan kelompok post test sangat baik untuk menambah pengalaman
kontrol. Namun apabila dilihat dari jumlah belajar, memiliki daya tarik tersendiri dan
responden yang memiliki skor tinggi, pada dapat menjadi pemacu atau memotivasi
2011). sesuai dengan penelitian Rinik Eko menggunakan bentuk video animasi yang
yang menggunakan video edukasi di dua dibuat sendiri berdasarkan panduan dari
rumah sakit kota malang tentang AHA (American Hearth Assosiation) dan
tatalaksana balita dengan diare, terdapat video dari Youtube. Sedangkan Video
diare (Rinik Eko Kapti, 2013). Pemberian representasi visual, konten yang
media video sebagai edukasi mampu ditampilkan berisi tentang cara mengatasi
karena video memberikan contoh konkret hipertensi melalui aktivitas fisik remaja
selain itu video juga memiliki daya tarik modelling dinilai lebih efektif dalam
sendiri sebagai alternatif lain dari metode meningkatkan pengetahuan pasien, sesuai
edukasi responden berupa animasi dan perawatan diri pasien (Krouse, 2001). Jenis
video modelling. Animasi adalah suatu video modeling dan animasi dapat
gambar dalam setiap waktu setelah melalui menarik dan contoh konkret keseharian
responden penelitian menunjukkan rata- memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap
rata umur responden berusia 15 tahun. Data hal-hal baru, dan mencapai perkembangan
ini menunjukkan responden berada dalam kognitif menalar secara abstrak sehingga
masa remaja pertengahan yaitu pada mampu menerima materi video tentang
Kelompok usia remaja masuk dalam masa Pengaruh Media Edukasi terhadap
remaja mampu menalar secara abstrak, Hasil uji analisis Wilcoxon persepsi
mudah dipengaruhi (Berk, 2003). data pre test dan post test pada kelompok
mengembangkan cara berpikir abstrak dan sesudah diberikan edukasi melalui media
cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, video pada kelompok intervensi terhadap
coba. (Widyastuti, 2009). Sesuai dengan Namun apabila dilihat dari jumlah
penelitian fatimah 2015 umur 12 tahun ke responden yang memiliki skor tinggi pada
dalam pengaturan diri sendiri, kemandirian edukasi. Hasil uji analisis Mann-Whitney
berdasarkan pengalaman fisik dan logika. antara kelompok intervensi dan kontrol
Dalam penelitian ini kami memilih menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
persepsi keseriusan hipertensi yang ASSURE ini dimaksudkan untuk
yang memiliki skor tinggi, pada kelompok media, yaitu: 1. Identifikasi kebutuhan
edukasi melalui media video terhadap tidak dilakukan pelibatan siswa dalam hal
video yang belum melalui proses evaluasi, dan evaluasi video dalam proses
disebut model ASSURE sebelum dan sumber belajar pada suatu lingkungan
pemberian materi (Heinich, 1982). Model belajar, perlu adanya komunikasi dua arah
atau pemberian feedback untuk menilai 2. Faktor yang bersumber dari
mempengaruhi minat belajar siswa adalah penelitian ini adalah faktor dari siswa itu
1. Faktor dari siswa itu sendiri yaitu: bahwa edukasi yang disampaikan mengenai
atau tidak bagi responden, materi mempengaruhi nilai rapor sekolah mereka,
bahwa:
1. Terdapat pengaruh pendidikan Depdiknas. (2003). Undang-undang
RI No.20 tahun 2003.tentang sistem
kesehatan melalui media video terhadap pendidikan nasional. Indonesia:
Depdiknas.
peningkatan skor persepsi kerentanan
Depkes, B. (2007). Pedoman
perilaku pencegahan hipertensi pada Pengukuran Dan Pemeriksaan Riskesdas
2007. Jakarta: Tim Riskesdas.
murid SMA Muhammadiyah 1
Fatimah. (2015). Perkembangan
Yogyakarta Yogyakarta. Kognitif: Teori Jean Piaget. 1-12.
Heinich, R. M. (1982). Instructional
2. Tidak terdapat pengaruh pendidikan
Media: and the New Technology of
kesehatan melalui media video terhadap Instruction. New York: John Wily and Son.
Krouse, H. J. (2001). Video
peningkatan skor persepsi keseriusan modelling to educate patients. Adv Nurs,
33.
perilaku pencegahan pencegahan
Linggah, L. (2012). Sehat dan
hipertensi pada murid SMA Sembuh Dengan Lemak. Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo.
Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Munadi, Y. (2008). Media
Saran Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru.
Ciputat: Gaung Persada Press.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Notoatmodjo. (2007). Promosi
dilakukan, maka saran yang dapat diberikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
untuk peneliti selanjutnya adalah
Nurseto, T. (2011). Membuat Media
Pembelajaran yang Menarik. 1-17.
melakukan persiapan yang matang dalam
Prabawati. (2009). Pinnacle Studio
pembuatan video, meningkatkan interaksi 12 untuk Beragam Kebutuhan. Editing
Video. Yogyakarta: Andi Offset.
antara pemberi edukasi dan responden
Rinik Eko Kapti, Y. R. (2013).
sehingga, dan menggunakan alternatif Efektifitas Audiovisual sebagai Media
Penyuluhan Kesehatan terhadap
media lain yang lebih efektif Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu
dalam Tatalaksana Balita dengan Diare di
Dua Rumah Sakit Kota Malang. Jurnal
Daftar Pustaka Ilmu Keperawatan, 23-60.
Arief, M. (2007). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Sanaky. (2011). Media
Pembelajaran Buku Pegangan Wajib Guru
Berk, L. E. (2003). Child dan. Dosen. Yogyakarta: Kaukaba
Development. USA: Sixth Edition. Dipantara.
Soetjiningsih. (2007). Buku Ajar
Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
Sugihartono. (2007). Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suparman. (2008). Upaya Guru
dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Al-
Mas'udiyah Bandung. Jurnal. Ilmiah Pend.
Ekonomi Akuntansi, 69-84.
Widyastuti. (2009). Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.