Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No.

4
November 2017

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA, PERSEPSI, KETAKUTAN AKAN PEMASANGAN DENGAN PILIHAN IBU
DALAM MENGGUNAKAN KONTRASEPSI AKDR DI DESA TELAGA SARI
KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2017

YETTI ATIYAH, ZULFENDRI, EVARINA SEMBIRING

ABSTRACT

AKDR (Contraceptive device in the womb) is one of the contraceptive devices which have many advantages.
However, not many WUS (productive-aged couples) use it. The target to be achieved by the government is still
less 5,32 percent of the expected target of 10,74 percent. The research used analytic correlation method with
cross sectional design which was aimed to explain some factors which were correlated with women’s choice in
using AKDR contraception at Telaga Sari Village, Tanjung Morawa Subdistrict, Deli Serdag Regency, in 2017.
The population was all active KB (Family Planning) acceptors as much 603 person and the samples were active
KB acceptors who used and did not use AKDR contraceptive devices as much 241 person, taken by using
proportional random sampling technique. The data were analyzed by using univariate analysis, bivariate
analysis by using chi square test. The result of statistic test showed that socio-culture (p-value=0.343>0.05,
perception (p-value=0.039<0.05); OR=2.869), OR=2.604), and apprehensiveness about AKDR installment (p-
value=0.017<0.05; OR=3.044) which indicated that there was the correlation of perception and
apprehensiveness about AKDR installment with women’s choice in using AKDR contraception. The conclusion
was that the variable of apprehensiveness about AKDR installment was the most dominant factor which caused
women not to use AKDR contraception. It is recommended that health care providers, especially midwives,
increase counseling completely and incessantly so that women will understand AKDR completely so as to
change the negative perception into a good perception so that mother is not afraid to use AKDR contraception.

Keywords: Social culture, perception, apprehensiveness about AKDR, Women’s Choice in Using AKDR
(Contraceptive Device in the Womb)

PENDAHULUAN
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu kontrasepsi yang mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya, namun, tidak semua ibu Pasangan Usia Subur (PUS)
berminat untuk menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dikarenakan berbagai alasan yang
berbeda-beda sehingga pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) tidak banyak.Sasaran Millenium
Development Goals (MDGS) adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
dengan tujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dalam mengatur kehamilan dan jumlah kelahiran dengan
tujuan mewujudkan keluarga yang berkualitas. Target nasional dalam MDGs pada tahun 2015 diharapkan
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar 65%, Age Specific Fertility Rate (ASFR) usia 15-19 tahun
sebesar 30/1000 perempuan usia 15-19 tahun dan unmet need sebesar 5% (Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI, 2013).Saat ini, kurang dari 85 juta wanita di seluruh dunia yang menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR), dimana kira-kira 70% daripadanya (59 juta) ada di Republik Rakyat China. Di negara
Amerika Serikat, tercatat 2,2 juta jiwa wanita akseptor AKDR, 13 % di negara Eropa, dan sekitar 6,7% di
negara-negara berkembang. Ini membuktikan bahwa penggunaan alat kontrasepsi AKDR di negara

83
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

berkembang lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara lainnya (Anggraini, 2016). Di negara Indonesia,
jumlah pasangan usia subur (PUS) adalah sebanyak 8.500.247 jiwa. Dari jumlah tersebut, pengguna metode
kontrasepsi paling banyak adalah kontrasepsi suntik sebanyak 4.128.115 (48,56%), sedangkan pengguna Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah sebanyak 658.632 (7,75%). Dari data ini terlihat bahwa pengguna
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) tidak mencapai 50 % dari jumlah pasangan usia subur (PUS) (Pusat
Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013).Berdasarkan data SDKI 2012, pengguna Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) pada tahun 2007 adalah sebanyak 5 % dan pada tahun 2012 pemakai Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) turun menjadi 4 % saja. Ini membuktikan bahwa pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) selama 5 tahun terhitung dari tahun 2007 hingga 2012 menurun sebanyak 1 % (Agus, 2013).
Menurunnya jumlah pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ini karena masyarakat
mendengar banyaknya masalah dari penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Data Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2013, mencatat bahwa dari 3.287 kegagalan
pada program keluarga berencana, ternyata jumlah terbesar terjadi pada Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) dengan angka kegagalan 1.513 (46,03%) (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013). Di Propinsi
Sumatera Utara, jumlah pasangan usia subur (PUS) tahun 2011 sebanyak 2.317.450 jiwa. Jumlah pasangan
usia subur (PUS) pengguna metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sebanyak 140.480 (10,74%).
Target yang ingin dicapai pemerintah adalah sebanyak 372.401 (16,06%) peserta. Dalam hal ini, terlihat bahwa
jumlah Ibu pengguna kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) masih kurang 5,32% dari target yang
ingin dicapai pemerintah (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utara, 2011).
Berdasarkan data Bidang Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera Badan Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) tahun 2015 menyebutkan sasaran
strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2015-2019 adalah
meningkatkan persentase pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Data tahun 2015
pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sekitar 20,5% dan diharapkan pada tahun 2019 pemakaian
metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) menjadi 23,5%. Ini membuktikan bahwa target
yang diharapkan untuk penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) selama 5 tahun kedepan adalah
meningkat sebanyak 3 % selama (BPMPDPKB, 2015). Menurut hasil penelitian Hidayati tahun 2016,
Rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) disebabkan oleh faktor lingkungan. Dari 76
Ibu, lingkungan internal yaitu keluarga sebanyak 8 (14%) Ibu dan lingkungan eksternal yaitu teman sebanyak 49
(86%) Ibu yang tidak mendukung Ibu menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).Berdasarkan
penelitian Irnawati tahun 2015, dari 63 ibu terdapat 44 (30,2%) suami tidak mendukung pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dikarenakan adanya tuntutan bahwa isteri harus mengikuti apa yang
diperintahkan suami. Jika ibu tidak mengikuti keinginan suami, suami tidak akan bersedia memberi bantuan
tenaga atau biaya serta tidak bersedia menandatangani surat persetujuan tindakan pemasangan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Dari jumlah 63 Ibu tersebut juga terdapat 57 orang (90,5) tidak minat
menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) disebabkan karena adanya persepsi bahwa Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) kurang efektif sehingga resiko untuk terjadinya kehamilan sangat tinggi,
waktu pemakaiannya sangat lama sehingga berpengaruh terhadap keinginan untuk menambah anak lagi dan
mengganggu hubungan seksual. Selain itu, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) juga dapat menimbulkan
masalah seperti mual, pusing dan tekanan darah naik (Irnawati, 2015). Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
168 Ibu terdapat 88 % Ibu mengatakan bahwa Ibu tidak menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
sehubungan karena ketakutan Ibu dalam proses pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang
dilakukan melalui vagina yang menimbulkan rasa sakit dan terjadinya infeksi pada rahim. Kemudian 12%
diantaranya tidak bersedia menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) karena trauma akibat
menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yaitu perdarahan dan status kesehatan yang tidak
mendukung seperti adanya infeksi pada alat genitalia dan rahim dan ibu mengatakan bahwa sudah nyaman
dengan kontrasepsi yang saat ini digunakan (Putriningrum, 2014).

84
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Sosial budaya juga mempengaruhi rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Hal tersebut berhubungan dengan adanya sosial budaya yang tidak memperbolehkan seseorang Ibu
menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Hal ini didukung oleh adanya hasil penelitian di
Kabupaten Karawang, dari 30 responden terdapat 21 responden (21,6%) yang memiliki larangan menggunakan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) karena faktor kepercayaan dan belum adanya kebiasaan masyarakat
setempat dalam penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (Antini, 2015).Hasil penelitian di
Puskesmas Jailolo tahun 2013, dari 96 responden, sebanyak 35 orang (36,5%) yang mempunyai sosial budaya
yang melarang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) karena berhubungan dengan aspek
religius bahwa ada isu beredar ditengah masyarakat bahwa penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) yang menyebabkan perdarahan lebih lama sehingga dapat mengganggu ibadah seseorang (Bernadus,
2013)Dari sebanyak 100 responden, terdapat 54 % responden yang mengatakan bahwa responden malu
terhadap cara pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sehingga ibu tidak memilih Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR). Selain itu, Ketidaktahuan akseptor tentang kelebihan kontrasepsi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) juga menjadi penyebab rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Hal ini disebabkan karena informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kurang baik sehingga Ibu tidak ingin menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (Djauharoh, 2015).
Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2015 jumlah akseptor keluarga berencana
sebanyak 25.502 peserta. Dari jumlah akseptor tersebut pengguna AKDR sebanyak 1602 peserta, MOW/MOP
sebanyak 1665 peserta, implant sebanyak 1938 peserta, suntik sebanyak 8605 peserta, pil sebanyak 8784
peserta dan kondom sebanyak 2641 peserta dan metode KB alamiah sebanyak 267 peserta. Data di desa
Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016, jumlah pasangan usia subur
sebanyak 1294 orang, dengan jumlah aksepor 974 peserta. Dari jumlah tersebut, akseptor AKDR sebanyak
139 peserta, MOW/MOP sebanyak 28 peserta, implant sebanyak 24 peserta, suntik sebanyak 311 peserta, pil
sebanyak 198 peserta dan kondom sebanyak 125 peserta dan metode KB alamiah sebanyak 149 peserta
(PPLKB Kecamatan Tanjung Morawa, 2016). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 akseptor di
Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 bahwa sebanyak 1 orang
(10%) takut menggunakan kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), 4 orang (40%) mengatakan
malu pada saat proses pemasangan kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), 2 orang (20%)
mengatakan tidak mendapat persetujuan dari suami menggunakan kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) dan 3 orang (30%) mengatakan mengganggu hubungan seksual jika menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR). Berdasarkan masalah diatas, peneliti ingin mengetahui tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Telaga Sari
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017. Adanya hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan solusi dan pemecahan masalah terkait dengan rendahnya penggunaan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) tersebut.
Tinjauan Pustaka
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Setyaningrum, 2014).
Jenis-Jenis Kontrasepsi
Adapun jenis-jenis kontrasepsi adalah pil, suntik, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), implant,
Metode Operatif Pria (MOP) dan Metode Operatif Wanita (MOW) (Setyaningrum, 2014)
Tujuan Pelayanan Kontrasepsi
Adapun tujuan dari pelayanan kontrasepsi adalah :
1. Pemberian dukungan dalam keluarga berencana
2. Penurunan angka kelahiran dengan menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan
mengehentikan atau mengakhiri kehamilan (Pinem, 2009).

85
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Manfaat Kontrasepsi
Adapun manfaat dari penggunaan kontrasepsi adalah :
1. Menghambat terjadinya ovulasi
2. Mengurangi aktivitas rahim sehingga dapat mengurangi resiko pembentukan kista dalam rahim dan
payudara.
3. Mencegah masuknya kuman penyebab infeksi kelamin (Istantri, 2013).
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang lebih
efektif dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom (Setyaningrum, 2014).
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu benda kecil plastik yang lentur,yang kebanyakan
mempunyai lilitan tembaga yang diamsukkan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang
(Anggraeni, 2016).
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu alat yang dimasukkan kedalam rahim yang
sangat efektif, reversible dan jangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif untuk
tujuan kontrasepsi (Handayani, 2016).
Jenis-Jenis AKDR
AKDR Non-hormonal
Pada saat ini Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) telah memasuki generasi ke-4, karena itu
berpuluh-puluh macam Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) telah dikembangkan. Mulai dari generasi
pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat
maupun tidak.
a. Menurut bentuknya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dibagi menjadi 2:
1. Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring, Coil, Multiload, Nova-T.
2. Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
1. Medicated Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3
tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3
tahun)
2. Un Medicated Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
Lippes Loop dapat dibiarkan intra-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak
ada keluhan dan atau persoalan bagi aksepornya (Handayani, 2016).
2.) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang mengandung hormonal
a. Progesteron-T= Alza T
b. LNG-20 (Handayani, 2016)
Mekanisme Kerja AKDR
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
4. Mencegah implantasi telur dalam uterus.
5. Kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur.
6. Untuk Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang mengandung Cu:

86
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

a. Antagonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim carbonic
anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalis wanita, dimana Cu menghambat reaksi
carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi.
7. Untuk Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang mengandung hormon progesteron:
a. Gangguan proses pematangan proliferatif-sekretoir sehingga timtbul penekanan terhadap
endometrium dan terganggunya proses implantasi.
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental/tebal karena pengaruh progestin (Anggraeni, 2016).

Keuntungan dan Kerugian


1. Keuntungan
a. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam keadaan reproduksi yaitu usia 20-35 tahun.
b. Sangat efektif. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah metode kontrasepsi jangka panjang
yang efektif dan aman serta resiko terjadinya kehamilan sangat kecil. Angka kejadian kehamilan
0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama atau kegagalan dalam 125-170
kehamilan.
c. Reversibel, berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun didak perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan dapat meningkatkan hubungan seksual karena tidak
perlu takut untuk hamil
e. Dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) CuT-380 A, tidak ada efek samping hormonal
f. Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus bila tidak ada infeksi
h. Membantu mencegah kehamilan ektopik
i. Dapat digunakan sampai menopause
j. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan (Anggraeni, 2016)
2. Kerugian/Keterbatasan
a. Efek samping yang umum terjadi perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan
setelah itu akan berkurang), haid lebih banyak dan lebih lama, perdarahan antara menstruasi, saat
haid lebih sakit.
b. Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS.
c. Tidak baik digunakan oleh perempuan yang sering berganti-ganti pasangan atau yang menderita
Infeksi Menular Seksual (IMS).
d. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR).
e. Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik dalam pemasangan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR).
f. Ada sedikit nyeri dan spotting terjadi segera setelah pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), tetapi biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
g. Klien tidak dapat melepas sendiri Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (harus dilepaskan oleh
petugas kesehatan terlatih)(Anggraeni, 2016).
Indikasi dan Kontraindikasi
1. Indikasi
a. Usia reproduksi.
Metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat dipakai oleh semua perempuan
dalam usia reproduksi. Usia reproduksi yang dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah usia antara 20-35 tahun. Dimana usia tersebut adalah
usia yang aman untuk terhindar dari resiko komplikasi kehamilan dan persalinan.
b. Keadaan nullipara.

87
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Nullipara adalah keadaan dimana seorang perempuan belum pernah melahirkan anak hidup.
Setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) sehubungan dengan Ibu yang baru melahirkan anak pertama tergolong
kedalam keadaan yang aman dari resiko maka kontrasepsi yang paling efektif adalah Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
Pasangan usia subur (PUS) yang masih menginginkan anak dianjurkan untuk menggunakan
metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dan aman serta resiko
terjadinya kehamilan sangat kecil. Angka kejadian kehamilan 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama atau kegagalan dalam 125-170 kehamilan. Efektif segera setelah
pemasangan.
d. Perempuan menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi.
Perempuan menyusui efektif menggunakan kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) sehubungan dengan kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) tidak
mengganggu produksi ASI dan kualitas ASI sehingga kebutuhan anak akan ASI terpenuhi dan dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
e. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
Metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat dipasang setelah abortus bila
tidak adanya infeksi.
f. Perempuan dengan resiko rendah dari Infeksi Menular Seksual (IMS)
Metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) tidak dapat mencegah Infeksi Menular
Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS dan tidak baik digunakan oleh perempuan yang sering berganti-
ganti pasangan atau yang menderita penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS).
g. Tidak menghendaki metode hormonal
h. Metode kontrasespi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah metode kontrasepsi yang
tidak mengandung hormonal. Sehingga tidak banyak efek samping yang ditimbulkan selama
penggunaan metode kontrasepsi tersebut.
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari.
Bagi perempuan yang sudah menikah dan yang sudah pernah melahirkan anak yang mempunyai
kebiasaan lupa lebih efektif untuk menggunakan metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR), sehubungan dengan pemakaian jangka panjang dan ibu tidak perlu setiap hari
mengkonsumsi seperti kontrasepsi pil yang dikonsumsi setiap harinya.
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama
Metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah kontrasepsi yang aman dan
efektif untuk menjarangkan kehamilan karena merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka
panjang bagi pasangan usia subur yang menginginkan anak lagi (Anggraeni, 2016).
k. Setelah melahirkan.
Kontrasepsi yang paling efektif untuk ibu pasca melahirkan adalah kontrasepsi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR). kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) efektif segera setelah
pemasangan dilakukan (Sibagariang, 2010).
2. Kontraindikasi
a. Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
b. Sedang menderita infeksi alat genital seperti vaginitis, servisitis.
c. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit radang panggul
(PRP) atau abortus septic.

88
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

d. Penyakit radang panggul (PRP) terjadi sesudah perempuan dengan Infeksi menular seksual
menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). penyakit radang panggul(PRP) dapat
menyebabkan infertilitas.
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
kavum uteri.
f. Kanker alat genital.
g. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Handayani, 2016).
Waktu Pemasangan
Adapun waktu pemasangan metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah :
a. Setiap waktu dalam siklus haid, hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
b. Segera setelah melahirkan. Dalam 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan. Setelah
enam bulan bila menggunakan metode amenore laktasi (MAL)
c. Setelah mengalami abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) bila tidak ditemukan gejala infeksi.
d. Bersamaan dengan seksio sesarea.
e. Segera setelah bersih mentruasi (Anggraeni, 2016).
Pemasangan dan Pencabutan AKDR
Menurut Setyaningrum, 2014, proses pemasangan dan pencabutan kontrasepsi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan cara
menanggulanginya.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan umum melipui timbang badan, mengukur tensimeter.
4. Mempersilahkan calon peserta untuk mengosongkan kandung kemih.
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecology dengan posisi litotomi.
7. Petugas cuci tangan.
8. Pakai sarung tangan kanan dan kiri.
9. Bersihkan vagina.
10. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan posisi uterus.
11. Pasang speculum.
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit serviks.
13. Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk rahim.
14. Inserter yang telah berisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dimasukkan perlahan-lahan
kedalam rongga rahim, kemudian plugger didorong sehingga Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15. Gunting Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) sehingga panjang benang ±5 cm.
16. Speculum dilepas dan benang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) didorong ke samping
mulut rahim.
17. Pasien dirapikan dan dipersilahkan berbaring ±5 menit.
18. Alat-alat dibersihkan.
19. Petugas cuci tangan.
20. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi setelah pemasangan
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan kapan harus kontrol.
2. Pencabuatan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan cara
menanggulangi efek samping.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.

89
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur tensimeter.


4. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
5. Mempersilahkan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecology dengan posisi litotomi.
6. Bersihkan vagina dengan lysol.
7. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus.
8. Pasang speculum sym.
9. Mencari benang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) kemudian dilepas dengan tampon tang.
10. Setelah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) berhasil dilepas, alat-alat dibereskan.

Hasil Dan Pembahasan


Desa Telaga Sari terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang mempunyai luas
wilayah 200 Ha dengan jumlah dusun sebanyak 5 dusun, jumlah penduduk sebanyak 6913 jiwa dan jumlah KK
1711 jiwa. Adapun batasan wilayah yang berbatasan dengan desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang adalah :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Dalu X A
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan desa Buntu Bedimbar
Sebelah Barat : Berbatasan dengan desa Bangun Sari
Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Sei Blumei
Sarana kesehatan yang terdapat di desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang adalah terdiri dari 1 (satu) unit Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) yang berada di dusun III, rumah
bersalin, dan 5 (lima) unit Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) yang terdapat di setiap dusun. Sarana
kesehatan ini berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk kedalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Adapun nama-nama Posyandu tersebut adalah :

Tabel 4.1
Daftar Nama Posyandu Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaen Deli Serdang

No. Dusun Nama Posyandu Tanggal Kegiatan


1. I FLAMBOYAN I Tanggal 14 setiap bulan
2. II FLAMBOYAN II Tanggal 12 setiap bulan
3. III FLAMBOYAN III Tanggal 21 setiap bulan
4. IV FLAMBOYAN IV Tanggal 16 setiap bulan
5. V FLAMBOYAN V Tanggal 18 setiap bulan
Adapun jenis pelayanan yang diberikan pada fasilitas pelayanan tersebut adalah pelayanan terhadap
ibu hamil, ibu nifas, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi baru
Pasangan usia subur di desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
mayoritas menggunakan kontrasepsi suntik dibandingkan dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
seperti Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Hal ini dikarenakan adanya larangan dari pasangan untuk
menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan ketakutan akan proses pemasangan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang dilakukan melalui organ intim ibu.
Tenaga kesehatan melakukan upaya agar setiap pasangan usia subur dapat memilih kontrasepsi yang
tepat dan tidak menimbulkan efek yang dapat mengganggu kesehatan ibu. Upaya tenaga kesehatan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang kelebihan dari
penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) secara kontinue dan menyediakan program gratis untuk
meningkatkan penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

90
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

4.2. Karakteristik Responden

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tentang Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Berdasarkan Umur Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2017.
No. Umur F %
1. 20-35 tahun 173 71,8
2. > 35 tahun 68 28,2
Total 241 100
Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden mempunyai umur 20-35 tahun sebanyak 173 orang
(71,8%).
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tentang Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Berdasarkan Paritas Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2017.
No. Paritas F %
1. ≥2 orang 160 66,4
2. < 2 orang 81 33,6
Total
Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden mempunyai paritas lebih besar sama dengan 2 orang
sebanyak 160 orang (66,4%).

4.3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Berdasarkan Sosial Budaya Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2017.

No. Sosial Budaya F %


1. Tidak Menerima 92 38,2
2. Menerima 149 61,8
Total 241 100
Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden mempunyai sosial budaya menerima sebanyak 149
orang (61,8%).
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Berdasarkan Persepsi Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2017.

No. Persepsi F %
1. Kurang Baik 109 45,2
2. Baik 132 54,8
Total 241 100

91
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden mempunyai persepsi baik sebanyak 132 orang (54,8%).
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Berdasarkan Ketakutan Akan Pemasangan AKDR Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

No. Ketakutan Akan Pemasangan F %


AKDR
1. Tidak Takut 45 18,7
2. Takut 196 81,3
Total 241 100
Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden mempunyai ketakutan akan pemasangan AKDR
sebanyak 196 orang (81,3%).

Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Berdasarkan Pilihan Ibu Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2017.
No. Pilihan Ibu F %
1. Tidak Menggunakan AKDR 220 91,3
2. Menggunakan AKDR 21 8,7
Total 241 100
Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden mempunyai pilihan tidak menggunakan AKDR
sebanyak 220 orang (91,3%).
Tabel 7.
Hubungan Sosial Budaya Dengan Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di
Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

Pilihan Ibu P
Total Value
Sosial Budaya Tidak Menggunakan
Menggunakan AKDR
AKDR
f % f % f %
Tidak Menerima 86 35,7 6 2,5 92 38,2 0,343

Menerima 134 55,6 15 6,2 149 61,8


Total 220 91,3 21 8,7 241 100

Berdasarkan tabel diatas, responden yang mempunyai sosial budaya tidak menerima sebanyak 92
orang (38,2%), yaitu sebanyak 86 orang (35,7%) tidak menggunakan AKDR dan sebanyak 6 orang (2,5%)
menggunakan AKDR. Responden yang mempunyai sosial budaya menerima sebanyak 149 orang (61,8%),
yaitu sebanyak 134 orang (55,6%) tidak menggunakan AKDR dan sebanyak 15 orang (6,2%) menggunakan
AKDR.Hasil uji statistik dengan uji korelasi diperoleh Pvalue 0,343 > 0,05, hubungan sosial budaya dengan
pilihan ibu menggunakan kontrasepsi AKDR menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sosial
budaya dengan pilihan ibu menggunakan kontrasepsi AKDR di desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

92
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Tabel 8.
Hubungan Persepsi Dengan Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Desa
Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

Pilihan Ibu P
Total value
Persepsi Tidak Menggunakan
MenggunakanAK AKDR
DR
f % f % f %
Kurang Baik 104 43,2 5 2,1 109 45,2 0,039

Baik 116 48,1 16 6,6 132 54,8


Total 220 91,3 21 8,7 241 100

Berdasarkan tabel diatas, responden yang mempunyai persepsi kurang baik sebanyak 109 orang
(45,2%), yaitu sebanyak 104 orang (43,2%) tidak menggunakan AKDR dan sebanyak 5 orang (2,1%)
menggunakan AKDR. Responden yang mempunyai persepsi baik sebanyak 132 orang (54,8%), yaitu sebanyak
116 orang (87,9%) tidak menggunakan AKDR dan sebanyak 16 orang (6,6%) menggunakan AKDR.Dari tabel
diatas, Hasil uji statistik dengan uji korelasi diperoleh Pvalue 0,039 < 0,05, hubungan persepsi dengan pilihan
ibu menggunakan kontrasepsi AKDR menunjukkan hubungan yang kuat artinya terdapat hubungan yang
bermakna (signifikan) antara persepsi dengan pilihan ibu menggunakan kontrasepsi AKDR di desa Telaga Sari
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.
Tabel 9.
Hubungan Ketakutan Akan Pemasangan AKDR Dengan Pilihan Ibu Menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun
2017.

Pilihan Ibu P
Total value
Ketakutan Tidak Menggunakan
Akan Menggunakan AKDR
Pemasangan AKDR
AKDR f % f % f %
Tidak Takut 183 75,9 13 5,4 196 81,3 0,017

Takut 37 15,4 8 3,3 45 18,7


Total 220 91,3 21 8,7 241 100

Berdasarkan tabel diatas, responden yang tidak takut akan pemasangan AKDR sebanyak 196 orang
(81,3%), yaitu sebanyak 183 orang (75,9%) tidak menggunakan AKDR dan sebanyak 13 orang (5,4%)
menggunakan AKDR. Responden yang takut akan pemasangan AKDR sebanyak 45 orang (18,7%), yaitu
sebanyak 37 orang (15,4%) tidak menggunakan AKDR dan sebanyak 8 orang (3,3%) menggunakan
AKDR.Hasil uji statistik dengan uji korelasi diperoleh Pvalue 0,017 < 0,05, menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara ketakutan akan pemasangan AKDR dengan pilihan ibu menggunakan kontrasepsi AKDR di
desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

93
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan

1. Mayoritas responden mempunyai umur 20-35 tahun dan tidak menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR).

2. Mayoritas responden mempunyai jumlah anak lebih dari 2 (dua) orang dan tidak menggunakan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

3. Tidak ada hubungan sosial budaya dengan pilihan ibu menggunakan Alat kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017
dengan P value = 0,343 > 0,05 (OR 2,604)

4. Ada hubungan persepsi dengan pilihan ibu menggunakan Alat kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017
dengan P value = 0,039 < 0,05 (OR 2,869).

5. Ada hubungan ketakutan akan pemasangan Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan pilihan ibu
menggunakan Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 dengan P value = 0,017 < 0,05 (OR 3,044).

Saran

Saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Puskesmas
Diharapkan bagi bidan dan dokter perempuan untuk meningkatkan penyuluhan tentang alat
kontrasepsi khususnya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) terhadap pasangan usia subur (PUS) secara
menyeluruh dan berkelanjutan tentang efek samping dari penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
sehingga pasangan usia subur (PUS) dapat termotivasi untuk menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) serta dapat merubah persepsi negatif masyarakat tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
menjadi baik.
2. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
Diharapkan pasangan usia subur (PUS) meningkatkan pemahaman tentang keuntungan dan kerugian
penggunaan Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan cara lebih sering berkomunikasi dengan tenaga
kesehatan tentang pilihan kontrasepsi apa yang paling tepat digunakan. Diharapkan pasangan usia subur untuk
aktif dalam mengikuti penyuluhan-penyuluhan sehingga ibu dapat memahami bahwa Alat kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) adalah kontrasepsi yang sedikit menimbulkan masalah dibandingkan dengan kontrasepsi
lainnya supaya pasangan usia subur tidak takut lagi untuk menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR).

3. Bagi Petugas KB
Diharapkan kepada petugas KB di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa dapat
mengidentifikasi penyebab rendahnya penggunaan metode Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada
pasangan usia subur (PUS) dengan cara lebih meningkatkan kerjasama dengan tenaga kesehatan khususnya
bidan dan dokter perempuan dengan cara lebih memfokuskan kegiatan KB untuk mengatasi masalah persepsi
negatif yang ada dimasyarakat dan ketakutan pasangan usia subur untuk menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR). Hal ini dapat dilakukan dengan cara seperti pada saat penyuluhan petugas KB
memperlihatkan cara pemasangan dan pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

94
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2013, Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, Jakarta.


Anggraeni, 2016, Pelayanan Keluarga Berencana, Cetakan II, Jakarta : Rohima Press

Antini, 2015, Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Sosial budaya Akseptor KB Terhadap Pemilihan
Metode AKDR Di Wilayah Kerja Puskesmas Anggadita Kabupaten Karawang, Poltekkes Kemenkes
Bandung, Prodi Kebidanan Karawang

Astuti, 2012, Persepsi isteri terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di Kabupaten Klaten Tahun
2012. Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.ac.id.10/12/2012.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utara, 2011, BKKBN Rangkul
50,88% Peserta Keluarga Berencana. Http://beritasore.com/2011/07/22

Bernadus, 2013, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Bagi Aksepor KB di Puskesmas Jailolo Tahun 2013, Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakulas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-NERS (eNS),
Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-10

Blackstone, 2015, Factors Influencing Contraceptive Use in Sub-Saharan Africa : A Systematic


Review, Sage Journals, Volume 37, Edisi 2, First published January 2017.

BPMPDPKB, 2015, Data Bidang Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera Badan Pemberdayaan
Masyarakat Pemerintah Desa Dan Perempuan.

Dhedhelia, 2011, Ketakutan dan Kecemasan. Http://Dheadhelia.Wordpress.Com. Ketakutan dan


kecemasan.15/04/2011

Djauharoh, 2015, Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (Studi Pada Akseptor KB) di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur,
Akademi Kebidanan Siti Khodijah Muhammadiyah Sepanjang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang, Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia,Volume 03. No.1

Handayani, 2016, Buku Ajar Pelayanan KB, Cetakan II, Yogyakarta : Pustaka Rahima
Hidayati, 2016, Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Akseptor Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di
BPM Suci Paimin Bendosari Sukoharjo, Skripsi, Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta, Jurnal
Kebidanan dan Ilmu Kesehatan, volume 3/Nomor 1/April 2016: ISSN 2407-2656.

Hofmey, 2016, Effects of the copper Intrauterine device versus injectable progestin contrception on
pregnancy rates and method discontinuation among women attending termination of pregnancy
service in South Africa : a pragmatic randomize controlled trial, Journal of Universities of the
Witwatersrand, Walter Sisulu and Fort Hare, Mthathe, Esern Cape South Africa, Reproductive Health
and Research. Received 2016 Feb 12 ; Accepted 2016 Mar 23.

Irnawati, 2015, Hubungan Motivasi dan Dukungan Suami Dengan Peminatan Akseptor KB IUD
Di Desa Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Tahun 2014, Akademi Kebidanan Bakti
Utama, Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan, Volume 6, No. 2, Juli 2015 (64-70)

95
Jurnal Ilmiah Simantek Vol. 1 No. 4
November 2017

Istantri, 2013, Manfaat Alat Kontrasepsi Untuk Kesehatan, Http://es.scribd.com/ document/artikel


tentang kesehatan

Kamisa, 2011, Kamus Lengkap Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Surabaya : Kartika

Maula, 2014, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Akseptor
KB Wanita di Tuwel Tahun 2014, Http:/portalgaruda.org/article

Meiliani, 2010, Pelayanan Keluarga Berencana, Cetakan I, Yogyakarta ; Fitramaya

Natalia, 2014, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2014,
Skripsi. http:/publikasi ilmiah.Universitas Muhammadiyah Surakarta.ac.id/2014

96

You might also like