Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXIX Nomor 1 April 2014 (79 - 86) P: ISSN 0215-2525

E: ISSN 2549-7960

ANALISIS PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP SAYURAN ORGANIK


DI PASAR MODERN KOTA PEKANBARU

Analysis of Konsumen Demand for Organic Vegetable in Modern Market


Pekanbaru City

Junipranto Silitonga dan Salman


Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No.113 Pekanbaru 28284
Telp: 0761-72126 ext. 123, Fax: 0761-674681

ABSTRACT
In modern community, the healthy llife pattern has become one of quality standards. The
healthy life pattern can be begun to consumer organic vegetables. The organic vegetable is produced
by utilizing organic matters without using synthetic chemicals. The purpose of research was to
examine factors affecting consumer demand on organic vegetables and to analyze the relationship
between social economic factors (age, education level, family member and consumer income) and
purchasing decision of organic vegetables. The survey sites was chosen in Pekanbaru City, namely
Mall SKA, Mall Ciputra, and Fruit Market and conducted on December 2014. The results showed
that factors affecting significantly on consumer demand of organic vegetables was price, while price
of inorganics vegetable, income, family member, and dummy had not significantly influence on
consumer demand of organic vegetable. Factors, like age, education, income, and family member,
had no relationship with consumer decision in consuming organic vegetables.
Keywords: Consumer demand, Organic Vegetables, Modern market

ABSTRAK
Pada masyarakat modern pola hidup sehat menjadi salah satu ukuran standar kualitas. Pola
hidup sehat bisa dimulai dengan mengkonsumsi sayuran organik. Sayuran organik adalah sayuran
yang dihasilkan dari bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
sayuran organik dan menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan konsumen) dengan keputusan membeli
sayuran organik. Penelitian ini menggunakan metode survei. Daerah penelitian ditetapkan di Kota
Pekanbaru, yaitu: di Mall SKA, Mall Ciputra, dan Pasar Buah. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap
permintaan sayuran organik adalah harga sayuran organik, sedangkan harga sayuran non organik,
pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan dummy waktu beli hari libur tidak berpengaruh nyata
terhadap permintaan sayuran organik. Faktor umur, pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah
anggota keluarga tidak mempunyai hubungan dengan keputusan konsumen mengkonsumsi sayuran
organik.
Kata Kunci: Permintaan Konsumen, Sayuran Organik, Pasar Modern

PENDAHULUAN beralih ke bahan makanan nabati yang disebut


Di masyarakat modern ini pola hidup vegetarian (Brilliantono, 2004).
sehat menjadi salah satu ukuran standar kualitas. Belakangan muncullah suatu sistem
Pola hidup sehat bisa dimulai dari konsumsi pertanian yang lebih ramah lingkungan tanpa
makanan. Semakin jauh makanan itu dari menggunakan pupuk buatan dan pestisida, aman
kandungan obat-obatan kimia atau pestisida, untuk dikonsumsi, tetap mengandung nutrisi
kemungkinan untuk meningkatkan standar yang cukup serta masih dapat memenuhi
hidup sehat kian terbuka lebar. Bahkan akhir- kebutuhan pangan yang kini dikenal dengan
akhir ini ada kecenderungan di masyarakat sistem pertanian organik. Pertanian organik

79
Dinamika Pertanian April 2014

adalah teknik budidaya pertanian yang mengan- mendorong peningkatan permintaan sayuran
dalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan organik di kota Pekanbaru (Dinas Pertanian
bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama Provinsi Riau, 2002).Produk tanaman organik
pertanian organik adalah menyediakan produk- masih terbatas dikonsumsi oleh orang-orang
produk pertanian, terutama bahan pangan yang yang sadar akan kesehatan. Namun, dengan
aman bagi kesehatan produsen dan konsumen- demikian munculnya produk pertanian organik
nya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup di setiap pameran dan ditunjang oleh promosi
sehat demikian telah melembaga secara mengenai petingnya kesehatan, tidak menutup
internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa kemungkinan di tahun mendatang banyak orang
produk pertanian harus beratribut aman beralih ke produk tanaman organik (Pracaya,
dikonsumsi (food safety attributes), kandungan 2002).
nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah Prospek usaha sayuran organik untuk 10
lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi tahun ke depan, diperhitungkan sangat prospek-
konsumen seperti ini menyebabkan permintaan tif. Namun potensi pasar produk pertanian
produk pertanian organik dunia meningkat pesat organik di dalam negeri sangat kecil, hanya
(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, terbatas pada lapisan masyarakat tertentu.
2005). Berbagai kendala yang dihadapi antara lain: (1)
Pertanian organik yang diusahakan mem- belum ada insentif harga yang memadai untuk
beri keuntungan yang cukup besar kepada produsen produk pertanian organik, (2) perlu
pembangunan pertanian rakyat. Hal ini disebab- investasi mahal pada awal pengembangan kare-
kan karena harga jual dari produk pertanian na harus memilih lahan yang benar-benar steril
organik lebih tinggi dan juga dalam hal dari bahan agrokimia, (3) belum ada kepastian
konservasi sumber daya lahan dan lingkungan. pasar, sehingga petani enggan memproduksi
Namun penerapan dari pertanian organik tidak komoditas tersebut. (Badan Penelitian dan
mudah dan akan menghadapi banyak kendala. Pengembangan Pertanian, 2005).
Meskipun beberapa petani sudah mulai Oleh karena itu, untuk memenuhi kebu-
mengembangkan dan bertani secara organik tuhan pasar akan sayuran terutama sayuran
sejak lama, sebagai contoh kebun pertanian organik perlu dilakukan survei pasar. Berdasar-
organik Agatho di Cisarua sudah lebih 10 tahun kan data kebutuhan pasar itu, dapat dihitung
eksis dalam pertanian organik, namun perkem- berapa besar produksi yang harus dicapai atau
bangan pertanian organik di Indonesia baru yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan
dimulai sejak 4-5 tahun yang lalu. Jauh terting- demikian maka penulis tertarik untuk melaku-
gal dibandingkan dengan Jepang, Belanda, kan penelitian yang berjudul “Analisis Permin-
Perancis, Italia, Amerika, dan lain-lain (Husnain taan Konsumen Terhadap Sayuran Organik di
dan Haris, 2006). Pasar Modern di Kota Pekanbaru”.
Kondisi pertanian organik dikota Berdasarkan uraian pada latar belakang
Pekanbaru secara umum dalam pembangunan maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
pertanian tanaman pangan diarahkan dan dise- sebagai berikut faktor-faktor apa saja yang
suaikan dengan agroekosistem. Kota Pekanbaru mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
melalui proyek peningkatan produksi tanaman sayuran organik dan bagaimana hubungan
pangan diutamakan kepada tanaman pangan karakteristik sosial dan ekonomi konsumen
khususnya tanaman hortikultura, karena komo- (umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
ditas tersebut yang sesuai dengan kondisi keluarga dan jumlah tanggungan keluarga)
agroekosistem dan ketersediaan tanah di kota dengan keputusan konsumen dalam membeli
Pekanbaru (Dinas Pertanian Provinsi Riau, sayuran organik. Penelitian ini bertujuan untuk
2002). menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Permintaan produk pertanian organik di permintaan konsumen terhadap sayuran organik,
kota Pekanbaru untuk peningkatan produksi dan menganalisis hubungan karakteristik sosial
komoditas sayuran organik masih terus dilaku- ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pendapatan
kan seoptimal mungkin. Hal ini disebabkan keluarga dan jumlah tanggungan keluarga)
karena kesadaran masyarakat akan pentingnya dengan keputusan dalam membeli sayuran
mengkonsumsi sayuran organik dan pentingnya organik.
gizi pada tiap jenis sayuran organik akan

80
Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Sayuran Organik di Pasar Modern Kota Pekanbaru

METODA PENELITIAN Menganalisis pengaruh faktor karakteris-


Metode yang digunakan dalam penelitian tik sosial ekonomi terhadap keputusan pembe-
ini menggunakan metode survei yang dilak- lian sayuran organik dan kemampuan menaksir
sanakan di Kota Pekanbaru. Swalayan-swalayan probabilitas individu untuk membeli sayuran
atau supermarket yang dipilih adalah Mall SKA, organik digunakan rumus regresi logistik ganda
Mall Ciputra, dan Pasar Buah, dengan alasan di (multiple regression logistic) menurut Sugiarto
tempat tempat tersebut yang menjual sayuran dan Harijono (2000) adalah:
organik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan …....(2)
Desember 2013. Kegiatan ini meliputi penyu-
sunan proposal, turun ke lapangan, pengum- Model regresi ganda logistik:
pulan data, membuat daftar pertanyaan, ( ) b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 ...(3)
pengolahan data, penulisan dan perbayakan
Dimana:
laporan hasil penenelitian.
P = Probabilitas untuk terjadinya pembelian
Populasi dalam penelitian ini merupakan sayuran organik
semua konsumen yang mengkonsumsi sayuran X1 = Umur (Tahun)
organik. Penentuan sampel konsumen dilakukan X2 = Pendidikan (Tahun)
secara accidental sampling. Besar sampel X3 = Anggota Keluarga (orang)
konsumen 30 orang dianggap telah mewakili X4 = Pendapatan (Rp/bulan)
populasi, yaitu 10 orang di Mall SKA, 10 orang b0 = Konstanta (Intercept)
b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi variabel prediktor
di Mall Ciputra dan 10 orang di Pasar Buah
Ln (p/(1-p)=Logit (logaritma natural rasio
Pekanbaru. probabilitas suatu peristiwa untuk
Data yang dikumpulkan terdiri dari data terjadi dan probabilitas suatu peristiwa
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh untuk tidak terjadi).
melalui wawancara langsung pada konsumen
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan HASIL DAN PEMBAHASAN
(kuesioner), yakni meliputi identitas: umur, Trend Konsumen Sayuran Organik
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,
Sayur-sayuran yang dijual di Supermarket
pendapatan keluarga, harga sayuran organik,
yang ada di Pekanbaru bermacam macam
harga sayuran non organik selera dan waktu
seperti sawi manis, patchoi, khailan, kangkung,
beli. Data sekunder diperoleh dari lembaga
bayam hijau, bayam merah, sawi pahit, dan lain-
instansi terkait serta buku-buku pendukung
lain. Supermarket tersebut tidak hanya menjual
seperti, BPS, Dinas Pertanian, internet, dan
sayur-sayuran tetapi juga menjual barang-
jurnal.
barang lain seperti buah-buahan dan menjual
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
barang-barang lain yang dijual pada swalayan
mempengaruhi permintaan sayuran organik
pada umumnya. Sedangkan sayuran organik
dianalisis dengan menggunakan analisis regresi
yang dijual supermarket tersebut didatangkan
berganda (Multiple Regresion). Rumus yang di
langsung daru Sumatera Barat, dimana Super-
gunakan sebagai berikut:
market yang ada di pekanbaru telah mendapat
Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + D + e ...(1) pasokan tetap dari daerah tersebut.
Dimana: Banyak alasan yang membuat konsu-
Y = Permintaan sayuran organik (Kg/Bulan) men memilih pasar swalayan sebagai tempat
X1= Harga sayuran organik tingkat konsumen berbelanja sayuran organik. Hal ini dikarenakan
(Rp/Kg) pihak pasar swalayan memberikan fasilitas
X2= Harga sayuran non organik (Rp/Kg) kenyamanan bagi konsumen seperti adanya
X3= Pendapatan konsumen (Rp/Bulan)
X4= Jumlah tanggungan keluarga (orang)
fasilitas AC sehingga tidak menimbulkan rasa
D = Waktu gerah, selain itu dengan adanya fasilitas display
D= 1 (hari libur/sabtu,minggu) atau penataan produk yang tertata rapi di rak
D= 0 (selain hari libur/hari kerja) sehingga memudahkan konsumen untuk memi-
b0 = Intercept lih produk yang sesuai dengan selera dan
e = error (galat) kebutuhan. Alasan sebagian besar konsumen
melakukan pembelian sayuran organik di pasar
swalayan adalah karena kenyamanan, kebersi-

81
Dinamika Pertanian April 2014

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Model Linier Berganda Permintaan Sayuran Organik di Kota
Pekanbaru, 2013
Variabel Koefisien P-value VIF Elastisitas
Konstanta 55,957 0,000 - -
Harga sayuran Organik (X1) -1,089 0,000** 2,438 -0,606
Harga Sayuran Non Organik (X2) 0,222 0,628 1,150 0,043
Pendapatan Rumah Tangga (X3) 0,328 0,765 1,290 0,026
Jumlah Anggota Keluarga (X4) 0,710 0,632 1,353 0,042
Waktu Beli (D2) -2,226 0,339 1,071 -0,085
R2 (adj) = 0,778
F hitung = 17,977
Keterangan: * * Signifikan pada taraf 0,01

han terjamin, sekalian refreshing dan karena X4 (Jumlahtanggungan keluarga) dan D variabel
lebih lengkap dan bermutu. Untuk menarik lebih dummy (hari libur) dan 22,20% dijelaskan oleh
banyak konsumen, supermarket berupaya variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
meningkatkan fasilitas dan pelayanan, seperti model. R-Square (adj) merupakan nilai R2 yang
lokasi yang lebih strategis, desain ruangan yang disesuaikan sehingga gambarannya lebih men-
lebih nyaman, waktu belanja yang lebih lama, dekati mutu penjajakan model populasi atau
jumlah kasir yang memadai, dan pengiriman yang mendekati model sesungguhnya. Nilai
barang (Machfoedz, 2005). probabilitas F sebesar 0,001 lebih kecil dari
Pembelian terhadap suatu produk akan taraf nyata 0,05. Ini menunjukkan bahwa secara
dilakukan apabila konsumen telah melakukan keseluruhan peubah-peubah bebas dalam model
pertimbangan tertentu. Adapun alasan konsu- berpengaruh nyata terhadap permintaan sayuran
men melakukan pembelian sayuran organik organik.
karena manfaat sayuran organik yang begitu Hasil analisis parsial, diperoleh bahwa
banyak seperti sayuran organik baik bagi variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap
kesehatan. Disamping itu juga sayuran organik permintaan sayuran organik adalah Harga
lebih enak karena sayuran organik dibudidaya Sayuran Organik (X1). Variabel X1 memliki
secara organik sehingga rasanya lebih enak nilai P-value lebih kecil dari taraf nyata 0,05.
dibanding dengan sayuran non-organik. Sedangkan harga sayuran non organik (X2),
pendapatan (X3), jumlah anggota keluarga (X4),
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permin- dan dummy waktu beli hari libur dan non hari
taan libur (D1) tidak berpengaruh nyata terhadap
Permintaan (demand) adalah jumlah permintaan sayuran organik, nilai P-value lebih
barang-barang yang pembeli bersedia membeli- besar dari taraf nyata 0,05. Hasil analisis regresi
nya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu model linier berganda permintaan sayuran
pasar tertentu dan dalam waktu tertentu pula organik dapat dilihat pada Tabel 1.
(Rosyidi, 1996). Besarnya permintaan suatu Berdasarkan hasil analisis regresi dike-
barang atau produk ditentukan oleh banyak tahui bahwa nilai koefisien regresi harga
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi per- sayuran organik bernilai negatif yaitu sebesar -
mintaan antara lain adalah: Harga barang itu 1,089, artinya jika harga sayuran organik
sendiri, pertambahan jumlah penduduk, tingkat meningkat sebesar Rp 1.000, maka akan
pendapatan, harga barang-barang lain, musim menurunkan jumlah permintaan sayuran organik
dan selera, harapan/pandangan tentang masa sebesar 1,089 kg. Dari uji kesesuain tanda
yang akan datang dan elastisitas barang koefisien regresi dengan hipotesis diketahui
(Rahardja dan Manurung, 2006). bahwa tanda koefisien regresi variabel harga
Hasil analisis regresi linear berganda sayuran organik sesuai dengan hipotesis awal
hubungan antara faktor-faktor dengan permin- semakin tinggi harga, maka akan semakin
taan sayuran organik diperoleh R-Square (adj) sedikit jumlah sayuran organik yang akan
sebesar 0,778 berarti 77,80% keragaman diminta. Hal ini dikarenakan relatif tingginya
permintaan sayuran organik ditentukan oleh kualitas sayuran organik yang dijual menga-
variabel X1 (Harga sayuran organik, X2 (Harga kibatkan harga sayuran organik mahal. Kondisi
sayuran non organik, X3 (Pendapatankonsumen), tersebut terjadi karena tingginya faktor risiko

82
Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Sayuran Organik di Pasar Modern Kota Pekanbaru

dalam produksi (usahatani) yang dihadapi oleh berpengaruh positif terhadap permintaan sayur-
petani dengan tidak menggunakan pestisida dan an organik, dimana semakin besar pendapatan
pupuk kimia, sehingga menyebabkan harga rumah tangga, maka akan meningkatkan jumlah
sayuran organik mahal. permintaan sayuran organik. Tingkat pendapa-
Berdasarkan nilai elastisitas, diketahui tan per kapita dapat mencerminkan daya beli.
bahwa variabel harga sayuran organik (X1) Semakin tinggi tingkat pendapatan, daya beli
memiliki nilai elastistas terbesar yaitu -0,606, semakin meningkat, sehingga permintaan ter-
dimana bila terjadi peningkatan harga sayuran hadap suatu barang meningkat (Gultom,
organik sebesar 10%, maka permintaan sayuran 1996). Variabel pendapatan rumah tangga tidak
organik akan menurun sebesar 6,06% (ceteris berpengaruh nyata terhadap permintaan sayuran
paribus). Hal ini sesuai dengan pendapat organik. Ini ditunjukkan oleh nilai P-value pada
Rahardja dan Manurung (2006). Selain itu, dari analisis regresi 0,765 yang lebih besar dari taraf
tingginya risiko produksi, tingginya harga nyata 0,05. Hal ini dipengaruhi karena mayo-
sayuran organik juga dipengaruhi oleh keter- ritas responden memiliki daya beli yang cukup
sediaan sayuran organik tersebut di penjual tinggi, ini bisa dilihat dari tingkat pendapatan
masih terbatas, sehingga dengan semakin mayoritas responden di atas Rp 2.000.000,
sedikitnya suplai yang ada di penjual-penjual sehingga konsumen bisa melakukan pembelian
sayuran organik menyebabkan harga sayuran terhadap sayuran organik. Apalagi mengingat
organik tersebut tinggi. Meskipun harga sayuran harga sayuran organik lebih mahal dibanding
organik yang dijual mahal, namun konsumen dengan harga sayuran biasa.
tetap melakukan permintaan terhadap sayuran Koefisien regresi jumlah anggota kelu-
organik tersebut, ini disebabkan karena arga bernilai positif yaitu sebesar 0,710, artinya
konsumen sudah menyadari akan pentingnya jika jumlah anggota keluarga bertambah satu
mengkonsumsi sayuran yang aman dan bergizi orang, maka jumlah permintaan sayuran organik
untuk dikonsumsi. akan naik sebesar 0,710 kg. Hal ini sesuai
Koefisien regresi harga sayuran non dengan hipotesis yaitu jumlah anggota keluarga
organik sebesar 0,222,artinya jika harga sayuran berpengaruh positif terhadap permintaan sayur-
non organik naik Rp 1.000, maka jumlah an organik, dimana semakin banyak jumlah
permintaan sayuran organik akan naik sebesar anggota keluarga maka jumlah permintaan sayur
0,222 kg. Hal ini sesuai dengan hipotesis yaitu organik juga akan semakin meningkat. Variabel
harga sayuran non organik mempunyai jumlah anggota keluarga secara statistik tidak
pengaruh positif terhadap jumlah permintaan berpengaruh nyata terhadap permintaan sayuran
sayuran organik, dimana semakin meningkat organik. Ini ditunjukkan oleh nilai P-value 0,632
harga sayuran non organik, maka jumlah lebih besar dari taraf nyata 0,05.
sayuran organik yang diminta akan semakin Koefisien regresi waktu beli bernilai
meningkat. Sejalan dengan pendapat Rahardja negatif yaitu sebesar -2,226, artinya, hari libur
dan Manurung (2006), bahwa bila harga barang atau hari-hari besar justru permintaan terhadap
substitusi meningkat, maka permintaan terha- sayuran organik menurun sebesar 2,23 kg. Hal
dap suatu barang tersebut meningkat.Variabel ini dikarenakan konsumen melakukan pembe-
harga sayuran non organik tidak berpengaruh lian sayuran organik di hari libur lebih sedikit,
nyata terhadap permintaan sayuran organik, ini sedangkan pembelian pada saat bukan hari libur
ditunjukkan oleh nilai P-value 0,628 lebih besar lebih banyak. Variabel waktu beli tidak ber-
dari taraf nyata 0,05. Karena konsumen tersebut pengaruh nyata terhadap permintaan sayuran
sudah mempertimbangkan dan menyadari akan organik. Ini ditunjukkan oleh nilai P-value 0,339
pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang lebih besar dari taraf nyata 0,05.
aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Variabel pendapatan memiliki nilai Pengaruh Karakteristik Sosial dan Ekonomi
koefisien regresi positif sebesar 0,328. Artinya, Terhadap Keputusan Membeli Sayuran
jika pendapatan rumah tangga meningkat Organik
sebesar Rp 1.000.000 per bulan, maka jumlah Karakteristik sosial dan ekonomi konsu-
permintaan terhadap sayuran organik akan naik men adalah: umur, pendidikan, jumlah anggota
sebesar 0,328 kg per bulan. Hal ini sesuai keluarga dan pendapatan (Setiadi, 2003). Hasil
dengan hipotesis yaitu pendapatan rumah tangga analisis regresi logistik linear berganda antara

83
Dinamika Pertanian April 2014

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi
dengan Keputusan Membeli Sayuran Organik, 2013
Variabel Koefisien P-value Korelasi
Konstanta 0,163 0,957 -
Umur (X1) 0,380 0,483 0,268
Pendidikan (X2) -0,061 0,935 0,141
Tanggungan Keluarga (X3) 0,302 0,174 0,323
Pendapatan Konsumen (X4) 0,086 0,654 0,056
R2 (adj) = 0,009
F hitung = 1,067
P-value = 0,394
karakteristik sosial ekonomi dengan keputusan Jumlah Tanggungan Keluarga (X3), dipe-
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi roleh koefisien korelasi sebesar 0,323 berarti
sayuran organik disajikan pada Tabel 2. jumlah tanggungan keluarga berkorelasi positif
Hasil analisis Tabel 2 diperoleh koefisien lemah dengan dengan keputusan konsumen
korelasi variabel umur konsumen sebesar 0,268 dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran
berarti hubungan antara umur konsumen dengan organik. P-velue sebesr 0,174, berarti bahwa
keputusan pembelian positif dan lemah. P-value variabel jumlah tanggunggan keluarga tidak
0, 483 berarti hubungan antara umur konsumen berkorelasi nyata dengan keputusan konsumen
dengan tingkat keputusanmembeli dan meng- membeli dan mengkonsumsi sayuran organik.
konsumsi sayuran organik tidak nyata. Oleh Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan
karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat terdapat hubungan antara jumlah tanggungan
hubungan antara umur konsumen dengan tingkat keluarga dengan keputusan konsumen dalam
keputusan membeli dan mengkonsumsi sayuran membeli dan mengkonsumsi sayuran organik
organik ditolak. Faktor umur tidak mempunyai ditolak.
hubungan nyata dengan tingkat keputusan Tingkat Pendapatan Keluarga (X4), koe-
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi fisien korelasi sebesar 0,056, sehingga korelasi
sayuran organik, karena sayuran organik dibu- antara pendapatan keluarga dengan keputusan
tuhkan oleh setiap orang baik itu umur yang konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi
muda atau yang sudah berumur tua, maka sayuran organik positif dan sangat lemah. P-
seseorang mengambil tindakan untuk membeli value sebesar 0,654 berarti hubungan antara
dan mengkonsumsi sayuran organik. pendapatan keluarga dengan tingkat keputusan
Tingkat Pendidikan (X2), koefisien kore- konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi
lasi sebesar 0,141, berarti hubungan antara sayuran organik tidak nyata.Konsumen yang
tingkat pendidikan dengan keputusan membeli berpenghasilan tinggi belum tentu mampu dan
sayuran organik positif dan sangat lemah. P- mempunyai keputusan tinggi dalam membeli
value sebesar 0,935 berarti variabel tingkat dan mengkonsumsi sayuran organik karena
pendidikan tidak berkorelasi nyata dengan setiap konsumen mengerti benar manfaat sa-
keputusan konsumen membeli dan mengkon- yuran organik yang terkandung bagi kesehatan.
sumsi sayuran organik. Oleh karena itu,
hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan KESIMPULAN DAN SARAN
antara tingkat pendidikan dengan keputusan Kesimpulan
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi 1. Variabel bebas yang berpengaruh nyata
sayuran organik ditolak. Pendidikan konsumen terhadap permintaan sayuran organik adalah
belum tentu mempengaruhi keputusan konsu- harga sayuran organik (X1), karena memiliki
men dalam membeli dan mengkonsumsi sayuran nilai P-value lebih kecil dari taraf nyata=
organik. Karena konsumen dengan pendidikan 0,05. Sedangkan harga sayuran non organik
tinggi belum tentu lebih mengerti manfaat dari (X2), pendapatan (X3), jumlah anggota
sayuran organik. Dan orang yang berpendidikan keluarga (X4), dan dummy waktu beli hari
tinggi itu belum tentu mempunyai pendapatan libur dan non hari libur (D) tidak
lebih besar dari orang yang pendidikannya berpengaruh nyata terhadap permintaan
rendah. sayuran organik. Analisis secara simultan

84
Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Sayuran Organik di Pasar Modern Kota Pekanbaru

diperoleh kelima variabel bebas diatas sumen yang akan terjadi bila terjadi
berpengaruh nyata terhadap permintaan perubahan pada harga produk sayuran
sayuran organik, dan R2 ajd diperoleh organik. Sehingga dapat diketahui berapakah
sebesar 0,778 sehingga kelima variabel besarnya harga yang sesuai dan pantas untuk
bebas diatas dapat menerangkan permintaan sayuran organik.
sayuran organik sebesar 77,80%.
2. Variabel umur tidak mempunyai korelasi DAFTAR PUSTAKA
nyata dengan keputusan konsumen dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
membeli dan mengkonsumsi sayuran orga- 2005. Prospek Pertanian Organik di
nik, karena sayuran organik dibutuhkan oleh Indonesia. Online pada: http://www.
setiap umur baik itu umur yang muda atau litbang. deptan. Goid/berita/one/17. Diak-
yang sudah tua. Variabel pendidikan tidak ses pada tanggal 8 mei 2013.
berkorelasi nyata dengan keputusan konsu- Brilliantono, E. 2004. Produk Pangan Organik
men dalam membeli dan mengkonsumsi Kian Diminati. Online pada: http://www.
sayuran organik. Karena konsumen dengan Bisnis. com/pls/portal30/url/page/home_
pendidikan tinggi belum tentu lebih me- page, Diakses pada tanggal 8 mei 2013.
ngerti manfaat dari sayuran organik, dan Dinas Pertanian Provinsi Riau, 2002. Kerjasama
orang yang berpendidikan tinggi itu belum Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
tentu mempunyai pendapatan lebih tinggi. Propinsi Riau, Pekanbaru.
Variabel pendapatan tidak berkorelasi Gultom, H. L. T. 1996. Pengantar Ilmu
dengan keputusan membeli dan mengkon- Ekonomi. Diktat. Fakultas Pertanian
sumsi sayuran organik dimana konsumen USU, Medan.
yang berpenghasilan tinggi belum tentu Husnain dan S. Haris. 2006. Mungkinkah
mampu dan mempunyai tingkat keputusan Pertanian Organik di Indonesia? Peluang
tinggi dalam membeli dan mengkonsumsi dan Tantangan. Inovasi. Indonesia.
sayuran organik. Sedangkan variabel jumlah Online pada: http:/www. inovasi-
anggota keluarga tidak mempunyai korelasi online.com/vol4/xvll 2005 pdf. Diakses
dengan keputusan konsumen dalam mem- Pada Tanggal 8 Mei 2013.
beli dan mengkonsumsi sayuran organik. Machfoedz, M. 2005. Pengantar Pemasaran
Modern. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Saran Manuhutu M, dan T, W. Bernard. 2005. Ber-
1. Produsen diharapkan dapat meningkatkan tanam Sayuran Organik Bersama Melly
kualitas dan kontinuitas sayuran organik Manuhutu. Agromedia Pustaka, Jakarta.
yang mereka jual. Sehingga dengan kualitas Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik di
yang baik dan ketersediaan produk yang Kebun, Pot, dan Polibag. Penebar
berkelanjutan, maka akan semakin banyak Swadaya, Jakarta.
konsumen tetap atau terus untuk Raharja dan Manurung. 2006. Teori Ekonomi
mengkonsumsi sayuran organik. Produsen Mikro. Ed Ke-3. Lembaga, Jakarta.
perlu menetapkan produk yang kompetitif Rosyidi S. 1996. Pengantar Teori Ekonomi,
agar mendapat permintaan yang cukup dari Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
konsumen. Mikro dan Makro. Rajawali, Jakarta.
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen Konsep
melakukan penelitian analisis sensitivitas dan Implikasi Untuk Strategi dan
harga pada sayuran organik. Sehingga dapat Penelitian Pemasaran. Kencana, Jakarta.
diketahui berapakah perubahan jumlah kon- Sugiarto dan Harijono, 2000. Peramalan Bisnis.
Gramedia Pustaka, Jakarta.

85
Dinamika Pertanian April 2014

86

You might also like