Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

,

2018

[SKENARIO ]
DIABETES MELITUS TIPE 1
LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

KLINIS PRAKTIS ENDOKRIN

Seorang Anak 12 Tahun dengan Diabetes Melitus Tipe 1 dan Klasifikasi Tingkat
Maturitas Kelamin Payudara Tanner Stadium II

OLEH:
Aisya Fikritama A
Efanrani Stiawan
Hendra Wardhana
Irizki Tisna S
Restu Triwulandani T
Vita Pramatasari Har

TUTOR: dr. Annang Giri Moelyo Sp.A(k) M.kes

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANAK FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA

2018

2|Laporan Tutorial
SKENARIO
Sabrina is a 12 years old girl with type 1 D; The diagnosis was made in your hospital when
she presented with DKA 1 year ago. The parents call you for her blood glucose results. She is
being treated with basal bolus regimen (total daily of insulin 1.5 unit/kg/day).
Parents are concerned as the results of the measurements of glucometer device indicated
recurrently high levels. They are worried of hih levels of blood glucose by glucose strip as
she might be at risk for ketoacidosis. They had given her a correction dose and monitor food
but the results were always high. Her last HbA1c was 12% (107.7 mmol/mol).

Sabrina lives with her parents 2 hours by car from your hospital. Her parents have three
daughters and Sabrina is the youngest. Her daughter live separately. They are from low socio-
economic family and they have a national health insurance. There are not blood keton strips
for home monitoring available. The family usually only use a glucometer when they can
afford the strips.

Because parents could not control her blood glucose, they bring Sabrina to your hospital.

History:
She has no specific complaint; no dyspneu, stomache pains, headache, polyuria, polyphagia
or polydipsia.
She also reports that she worries a lot about her school work and upcoming examinations.

Physical examination:
She was alert, brathing normally without any fruity breath odor. BP 110/60 mmHg (normal);
not appearing clinically dehydrated; puberty stage Tanner 2; Thyroid gland not palpable; no
hyperpigmentation, hirsutism; normal reflexes.

Lab Results:
Plasma blood glucose, postprandially, 488 mg/dl (27,1 mmol/l)
pH 7.532
pCO2 28.2 mmHg
HCO3 23.9 mEq/L
Blood Ketone 0.1 mmol/L
Urinary Ketones: negative

3|Laporan Tutorial
STEP 1
TERMINOLOGI

1. DM tipe I: kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme glukosa yang


ditandai oleh hiperglikemia kronik disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas.
2. Hiperglikemia: ditandai oleh gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl, gula darah
sewaktu lebih dari 200mg/dl.
3. Ketoasidosis: Ketoasidos Diabetikum
4. HbA1C: hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. Normalnya dicek 3 bulan sekali
dan nilai normalnya kurang dari 6%.
5. DKA: ketoasidosis diabetikum merupakan komplikasi dari diabetes melitus. Lebih
sering terjadi pada DM Tipe 1 dibandingkan dengan DM tipe2. Karakteristiknya yaitu
terjadinya hiperglikemia, keton darah, dan keton uria.
6. Blood keton: kandungan keton dalam darah.
7. Polidipsi: peningkatan frekuensi minum
8. Poliuria: peningkatan frekuensi buang air kecil
9. Polifagia: peningkatan nafsu makan disertai rasa lapar terus menerus.
10. Blood glucose: kadar gula dalam darah
11. Fruity breath odor: bau nafas seperti buah yang menandakan kandungan keton tinggi.
12. Puberty stage Tanner II: klasifikasi berdasarkan maturitas (ciri sex sekunder)
13. Hirsutism: tumbuh rambut tebal pada wanita ( leher, kumis, jenggot) disebabkan oleh
peningkatan hormon androgen, sering pada hiperplasia adrenal.
14. Ketonuria: adanya keton dalam urin (metabolisme lemak: menghasilkan gugus keton)

4|Laporan Tutorial
STEP 2
Menentukan Masalah

1. Bagaimana etiologi, gejala klinis, patofisiologi DM Tipe I?


2. Bagaimana menegakan diagnosis DM Tipe I?
3. Bagaimana tatalaksana DM tipe I, dan apa komplikasi DM Tipe I?
4. Bagaimana patofisiologi dan tatalaksana terjadinya ketoasidos diabetikum?
5. Bagaimana memonitoring dan mengevaluasi DM Tipe I?
6. Adakah hubungan antara riwayat DM Tipe I dengan rendahnya tingkat sosial
ekonomi, dan bagaimana hubungannya?
7. Bagaimana cara edukasi pasien dan keluarga pasien dengan diagnosis DM Tipe I?
8. Bagaimanakah tahapan pubertas sesuai stage Tanner?
9. Bagaiamana keterkaitan DM Tipe I dengan gangguan tumbuh kembang?
10. Perlukah psikoterapi pada pasien DM Tipe I dan apakah indikasinya?
11. Bagaimanakah interpretasi dan koreksi hasil laboratorium pada pasien tersebut?

5|Laporan Tutorial
STEP 3
Menganalisis Masalah melalui Brainstorming

1. DM Tipe I: penyakit metabolik yang ditandai hiperglikemia kronik akibat gangguan


sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Etiologi: kerusakan sel beta pankreas akibat autoimun/idiopatik.
Gejala klinis: polidipsi, polifagia, poliuria (nocturia), berat badan turun.
Patofisiologi: kerusakan sel beta pankreasinsulin tidak diproduksigangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, proteinhiperglikemia.

2. Penegakan diagnosis didapatkan dari:


 Anamnesa: polidipsi, polifagia, dan poliuria (nocturia)
 Pemeriksaan fisik: didapatkan gizi kurang; jika terjadi komplikasi kearah
KAD dapat ditemukan tanda-tanda seperti takipneu, hiperventilasi (tipe nafas
kusmaul) dan tanda dehidrasi hingga didapatkan penurunan kesadaran (terukur
dengan GCS)
 Pemeriksaan penunjang:
- GDS ≥ 200 mg/dL
- GDP ≥ 126 mg/dL
- G2PP ≥ 200 mg/dL
- HbA1c > 7,5%
- Urinalisis didapatkan glukosuria , keton (KAD)
- C-Peptide: rendah menunjakan DM Tipe 1
- Pemeriksaan autoantibodi (ICA, IAA) yang positif

3. Tatalaksana:
- Insulin
- Pengaturan diet
- Aktifitas fsik
- Edukasi
- Home monitoring

6|Laporan Tutorial
Komplikasi:
- KAD
- Retinopati, gastropati, nefropati, neuropati
- Gangguan tumbuh kembang (pubertas)
- Hipoglikemia

4. Patofisiologi KAD : hiperglikemiagangguan metabolisme asam basapenurunan


kesadaran
Tatalaksana KAD:
- Koreksi dehidrasi
- Atasi ketoasidosis
- Kembalikan gula darah mendekati normal
- Hindari komplikasi terapi
- Atasi komplikasi KAD

5. Monitoring dan evaluasi DM Tipe I:


- Pemeriksaan gula darah serial (pre&postprandial) mandiri
- Pemeriksaan HbA1c per 3 bulan
- Urin rutin (keton urin&glukosa urin)
- Gejala klinis (tanda hipo dan hiperglikemia)
- Keton darah

6. Tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan terjadinya DM Tipe 1

7. Edukasi:
- Pemahaman tentang DM Tipe I beserta komplikasinya
- Tatalaksana DM Tipe I yang dapat dikerjakan mandiri dirumah, meliputi:
 Pemakaian terapi insulin dengan benar (dosis&lokasi)
 Pengaturan diet dengan 3J: tepat jumlah, jenis, dan jadwal
 Olahraga minimal 3kali seminggu dengan durasi 30 menit.
 Pemantauan gula darah secara mandiri

8. Klasifikasi tingkat maturitas payudara Tanner ditinjau dari:

7|Laporan Tutorial
- Payudara
- Rambut pubis
- Kecepatan tumbuh
- Umur tulang
Dan terbagi kedalam 5 tahap

9. –

10. Psikoterapi diperlukann bagi penderita DM Tipe I agar pasien mampu memahami dan
menerima penyakit yang sedang diderita sehingga tujuan terapi dapat tercapai.

11. Interpretasi hasil laboratorium pasien:


- GD2PP: 488 mg/dL (↑)
- HbA1c: 12%
- pH: 7,53 (↑)  alkalosis
- Pco2: 28,2 mmHg (↓)  alkalosis ALKALOSIS RESPIRATORIK
- Hco3: 23,9 mEq/L (N)
- Keton darah: 0,1 mmol/L (N)
- Keton urin (-) (N)

8|Laporan Tutorial
SKEMA

Etiologi Polodipsi

Gambaran klinis Polifagi

Patofisiologi DM TIPE I poliuri

Tatalaksana

Pemantauan Laboratorium:

GD2PP

HBa1c

AGD
DKA
Keton darah+urin

Tanda-tanda pubertas
Hirsutisme

9|Laporan Tutorial
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan tentang :
1. Definisi, etiologi, gambaran klinis, patofisiologi, tatalaksana, dan pemantauan
pada pasien DM Tipe I
2. Definisi, etiologi, gambaran klinis, patofisiologi, tatalaksana, dan pemantauan
pada pasien DKA
3. Hubungan antara DM Tipe I dengan tumbuh kembang
4. Tahapan pubertas sesuai klasifikasi Tanner
5. Rencana pengelolaan pasien DM Tipe I

10 | L a p o r a n T u t o r i a l

You might also like