Professional Documents
Culture Documents
Ki KD Simulasi Digital3
Ki KD Simulasi Digital3
1 Januari 2018
P-ISSN : 2339-2258 (Print) E-ISSN: 2548-821X (Online)
http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/JPE
Abstract: This research is aimed to give an idea about the implementation of self-
evaluation of elementary school of Evaluasi Mutu Internal (EMI) model in Kabupaten
Ponorogo. This research was conducted in Kabupaten Ponorogo with elementary
school research object and elementary school operator in UPTD Kecamatan Jenangan
and UPTD Kecamatan Pulung. The approach used in this research is descriptive
qualitative. Data collection techniques used are (1) interview, (2) observation, and (3)
documentation. The data analysis used is a qualitative technique, namely to examine the
problem on a case by case basis because the researcher believes that the nature of a
problem one will be different from the nature of the other problem. The results show
that self-evaluation of elementary school EMI model becomes alternative for primary
school in preparation of self-evaluation. Self-evaluation of elementary school EMI
model has advantages because it can be done easily, quickly, efficiently, and effectively.
In addition, self-evaluation of the EMI model can be the basis for the preparation of
short and long-term school work plans (RKS).
Abstrak: Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
penerapan evaluasi diri sekolah dasar model Evaluasi Mutu Internal (EMI) di
Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ponorogo dengan objek
penelitian kepala sekolah dasar dan operator sekolah dasar di UPTD Kecamatan
Jenangan dan UPTD Kecamatan Pulung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1)
wawancara, (2) observasi, dan (3) dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan
adalah teknik kualitatif, yakni mengkaji masalah secara kasus per kasus karena peneliti
yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi diri sekolah dasar model EMI menjadi
alternatif bagi sekolah dasar dalam penyusunan evaluasi diri. Evaluasi diri sekolah dasar
model EMI memiliki kelebihan karena bisa dilakukan dengan mudah, cepat, efisien, dan
efektif. Di samping itu, evaluasi diri model EMI bisa menjadi dasar penyusunan rencana
kerja sekolah (RKS) jangka pendek dan jangka panjang.
PENDAHULUAN
Dalam Permendiknas Nomor 13 madrasah untuk berbagai tingkatan
Tahun 2007 tentang Standar Kepala perencanaan.
Sekolah/Madrasah dikemukakan bahwa Sementara itu, dalam Permendiknas
kepala sekolah harus memenuhi syarat Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
kompetensi kepribadian, manajerial, Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 2 ayat
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. (2) dikemukakan tujuan SPMP yakni (a)
Selanjutnya, dalam kompetensi manajerial terbangunnya budaya mutu pendidikan
dikemukakan bahwa kepala sekolah harus formal, nonformal, dan/atau informal serta
mampu menyusun perencanaan sekolah/ (e) terbangunnya sistem informasi mutu
81
82 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.5, No.1 Januari 2018
pendidikan formal dan nonformal berbasis (2) Buku Panduan Evaluasi Diri kurang
teknologi informasi dan komunikasi. Hal fleksibel dan sulit dipahami;
ini berarti bahwa kepala sekolah sebagai (3) Instrumen tidak sesuai dengan kondisi
seorang manajer harus mampu menyusun perkembangan yang sangat kompleks;
perencanaan berbasis teknologi informasi (4) Analisis data tidak memperhatikan
dan komunikasi dalam rangka membangun tingkat kepentingan setiap komponen
budaya mutu sekolah. dan item pada indikator;
Untuk membuat perencanaan yang (5) Panduan analisis hasil evaluasi diri
baik, kepala sekolah harus mampu tidak disertakan langkah-langkah
menemukenali potensi yang dimiliki usaha untuk melakukan tindakan
sekolah. Salah satu cara menemukenali perbaikan sehingga tidak ada solusi
potensi sekolah, kepala sekolah melakukan pemecahan tarhadap hasil evaluasi diri.
evaluasi diri. Evaluasi diri sekolah yang Evaluasi diri sekolah (EDS) yang
utama dalam membangun budaya mutu dalam bahasa Inggris disebut School Self
adalah evaluasi terhadap delapan standar Evaluation (SSE) adalah proses tanggung
nasional pendidikan. jawab sekolah dalam mengevaluasi
Pada kenyataannya saat ini banyak kemajuan dan mendorong sekolah untuk
kepala sekolah dasar, dalam penyusunan menetapkan prioritas peningkatan mutu
perencanaan, tidak mendasarkan pada sekolah (BPSDMPK-PMP, 2013: 17).
evaluasi diri secara benar. Pada umumnya Dalam pengertian ini terdapat tiga hal yang
kepala sekolah menyusun perencanaan harus diperhatikan, yakni
berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan. (1) Tanggung jawab sekolah, artinya
Akibatnya, arah dan tujuannya tidak jelas. bahwa pengisian EDS merupakan
Berdasarkan hasil penelitian yang tanggung jawab sekolah yang terdiri
dilakukan Hendarman (2016), dalam atas kepala sekolah, guru, tenaga
penerapan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) kependidikan, siswa, dan komite
masih ditemukan sejumlah kendala sekolah;
menyangkut konsep, instrumen yang (2) Evaluasi kemajuan, artinya hasil EDS
digunakan, infrastruktur, sumber daya harus mampu memotret keberhasilan
manusia, dan administrasi. Untuk yang dicapai sekolah pada saat ini;
mengatasi kendala-kendala dalam (3) Peningkatan mutu, artinya bahwa hasil
penerapan EDS perlu ada sinergi, EDS menjadi dasar dalam penetapan
koordinasi, dan komitmen antara pemangku prioritas peningkatan mutu tahun-
kepentingan di tingkat daerah maupun pusat tahun berikutnya.
sesuai dengan wewenang masing-masing. Dalam “Bahan Ajar dan Materi
Sementara itu, prasurvei yang Pelatihan dalam Rangka Penguatan
dilakukan Nuchron, Sunarto, dan F.X. Kemampuan Kepala Sekolah/Madrasah”
Sudarsono (2013) menunjukkan bahwa dijelaskan bahwa evaluasi diri sekolah
dalam penyusunan EDS masih banyak hal (EDS) adalah evaluasi internal yang
yang harus diperbaiki dan dibenahi, yakni dilaksanakan oleh semua pemangku
(1) Belum terciptanya budaya evaluasi kepentingan pendidikan (stakeholders)
diri, masih ada pimpinan sekolah untuk mengetahui secara menyeluruh
kurang komit, tidak jujur, dan tidak kinerja sekolah dilihat dari pencapaian SPM
terbuka dalam mengungkap fakta; dan 8 SNP serta mengetahui kekuatan dan
kelemahannya sehingga diperoleh masukan
Subangun dan Laily, Penerapan Evaluasi……………… 83
dan dasar nyata untuk membuat RPS/RKS dirumuskan dalam rekomendasi dan
dalam upaya untuk menumbuhkan budaya langkah nyata. Dari pengertian tersebut
peningkatan mutu yang berkelanjutan perlu diperhatikan bahwa EDS harus
(2010: 6). dilakukan secara jujur dan transparan,
Dari pengertian tersebut ada artinya dalam EDS tidak dibenarkan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merekayasa atau memanipulasi data
evaluasi diri sekolah, yakni sehingga yang dihasilkan apa adanya. Di
(1) Evaluasi internal, artinya bahwa samping itu, dalam EDS harus benar-benar
evaluasi disusun berdasarkan fakta dicari akar masalahnya sehingga rencana
yang ada di sekolah dan dilakukan tindak lanjutnya tepat sasaran.
oleh pihak internal sekolah; Selanjutnya, dalam buku pedoman
(2) Pemangku kepentingan, artinya yang pelatihan “Peningkatan Kompetensi Kepala
harus melakukan evaluasi diri adalah Sekolah dalam Mengelola Implementasi
seluruh pemangku kepentingan, Kurikulum: Evaluasi Diri Sekolah”
meliputi kepala sekolah, guru, tenaga dikemukakan bahwa EDS adalah proses
kependidikan, siswa, dan komite evaluasi diri sekolah yang bersifat internal
sekolah; dengan melibatkan pemangku kepentingan
(3) Kinerja sekolah, artinya evaluasi diri untuk mengetahui kinerja sekolah
ini bermanfaat sebagai alat untuk berdasarkan SPM dan SNP serta menjadi
mengukur kinerja sekolah terhadap dasar penyusunan RKS dan masukan dalam
capaian pemenuhan standar pelayanan perencanaan investasi pendidikan tingkat
minimal (SPM) dan standar nasional kabupaten/kota dan pemangku kepentingan
pendidikan (SNP); lainnya (2015: 3).
(4) SPM dan SNP, artinya dasar evaluasi Pemerintah, dalam hal ini
diri adalah capaian standar untuk Kemendikbud, telah menyosialisasikan dan
memenuhi standar pelayanan minimal melaksanakan EDS secara online. Akan
dan standar nasional pendidikan; tetapi, hasilnya belum maksimal. Beberapa
(5) Kekuatan dan kelemahan, artinya hasil penelitian menunjukkan kendala dan
dalam evaluasi diri ditekankan pada kelemahan EDS secara online tersebut
seberapa besar kekuatan dan sehingga hasilnya belum memenuhi
kelemahan sekolah dalam memenuhi harapan. Hasil penelitian tersebut antara
SPM dan SNP; lain dilakukan (1) Fitri Ning Tyas dan Desi
(6) RPS/RKS, artinya bahwa hasil Nurhikmahyanti (2014); (2) Hendarman
evaluasi diri digunakan sebagai dasar (2016); (3) Muhammad Mauluddin dan
penyusunan rencana program sekolah Amy Yayuk Sri Rahayu (2016); (4)
atau rencana kerja sekolah; Nuchron, Sunarto, dan FX Sudarsono
(7) Budaya mutu, artinya EDS dilakukan (2016); dan (5) Ni Putu Ayu Rastiti (2016)
untuk membentuk budaya mutu. Tyas dan Desi (2014) menyimpulkan
Sementara itu, Hendarman (2014) bahwa faktor penghambat secara internal
mengungkapkan bahwa evaluasi diri meliputi kejenuhan akan instrumen,
dimaksudkan sebagai proses pemetaan kurangnya pemahaman guru, dan waktu
sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah yang singkat; sedangkan secara eksternal
secara jujur dan transparan sehingga meliputi perubahan sistem dan instrumen
ditemukan akar permasalahan dalam EDS dan banyaknya item pertanyaan.
penjaminan mutu pendidikan yang
84 JURNAL PENDIDIKAN EDUTAMA, Vol.5, No.1 Januari 2018
lapangan atau pada saat pengumpulan data penggunaan Evaluasi Diri SD Model EMI.
antara lain melakukan wawancara untuk Selanjutnya, dilakukan uji coba dengan
menambah data sehingga diperoleh data mengumpulkan data yang dibutuhkan
yang lebih lengkap. Adapun analisis data dalam EDS SD di 15 sekolah dasar sampel.
yang dilakukan setelah di lapangan antara Pihak-pihak yang terlibat dalam uji coba
lain melalui reduksi data, penyajian data, Evaluasi Diri SD Model EMI adalah
dan penarikan simpulan/verifikasi. sebagai berikut:
1. Admin Sekolah Dasar
PEMBAHASAN Tugas admin adalah mengisi program
Penyusunan EMI sekolah dasar aplikasi Evaluasi Diri SD Model EMI.
dimulai dari kegiatan need assessment SNP 2. Kepala Sekolah
sekolah dasar. Kegiatan ini dilakukan untuk Tugas kepala sekolah adalah
memperoleh gambaran secara benar tentang menyampaikan capaian dan target satu
standar nasional pendidikan sekolah dasar. tahun mendatang serta rencana dan
Kegiatan dilakukan peneliti bersama program perbaikan terhadap estándar
dengan beberapa pakar pendidikan untuk yang masih rendah.
menganalisis dan mengkaji secara 3. Pengawas
komprehensif standar nasional pendidikan Tugas pengawas adalah mendampingi
sekolah dasar. Hasilnya berupa dan memberikan arahan terkait
rekomendasi dari tim pakar untuk berbagai regulasi pemerintah.
menggunakan instrumen akreditasi sekolah 4. Pendamping
dasar yang dikeluarkan BAN-S/M. Tugas pendamping adalah
Kegiatan kedua adalah perumusan memfasilitasi penggunaan program
instrumen dan penyusunan indikator SNP aplikasi Evaluasi Diri SD Model EMI
SD. Berdasarkan rekomendasi dari Tim serta membantu admin apabila ada
Pakar dilakukan perumusan indikator kesulitan dalam penggunaan program
standar nasional pendidikan sekolah dasar aplikasi.
dengan mengacu kepada Perangkat 5. Peneliti
Akreditasi SD/MI dan Juknis SD yang Tugas peneliti adalah mengarahkan
dikeluarkan BAN-S/M. Selanjutnya, pada target yang akan dicapai dalam
berdasarkan indikator standar nasional kegiatan serta menghimpun hasil uji
pendidikan sekolah dasar yang telah coba.
dirumuskan, tim menyusun instrumen Bersamaan pengumpulan data
berupa jabaran capaian menjadi tujuh dilakukan observasi lapangan sebagai
kriteria capaian. langkah untuk klarifikasi keabsahan data.
Kegiatan ketiga adalah pengumpulan data, Selanjutnya, dari data yang diperoleh
observasi, dan rekapitulasi data. Kegiatan dilakukan rekapitulasi hasil pengumpulan
lapangan ini dimulai dengan sosialisasi data. Rekapitulasi data difokuskan pada
indikator dan instrumen yang telah tersusun ketercapaian masing-masing indikator
kepada seluruh pengawas SD. Dalam standar nasional pendidikan sekolah dasar.
sosialisasi peneliti menyampaikan tujuan Setelah data berhasil direkapitulasi akan
dan target yang akan dicapai; menyamakan dilakukan penghitungan jumlah indikator
persepsi terhadap penggunaan Evaluasi Diri SNP yang telah dan belum terpenuhi.
SD Model EMI; serta menetapkan sekolah Berdasarkan pelaksanaan uji coba,
yang dipilih sebagai sampel dalam uji coba dengan waktu relatif cepat dapat diketahui
Subangun dan Laily, Penerapan Evaluasi……………… 87
Tabel 1 Capaian Standar dan Status Akreditasi Per Sekolah Dasar di UPTD Pendidikan
No. Nama Sekolah Capaian Standar Status Akreditasi
1. SDN I Kemiri 77,83 B
2. SDN I Semanding 86,93 A
3. SDN 2 Tanjungsari 78,55 B
4. SDN Panjeng 89,86 A
5. SDN Sedah 79,60 B
6. SDN 2 Mrican 85,81 B
7. SDN 2 Pintu 89,01 A
8. SDN 3 Mrican 83,89 B
9. SDN Jimbe 85,17 B
10. SDN Pintu 89,01 A
11. SDN I Singosaren 82,41 B
12. SDN 2 Ngrupit 78,41 B
13. SDN 2 Paringan 84,64 B
14. SDN 2 Singosaren 77,25 B
15. SDN 3 Paringan 73,61 B
Rerata 82,52 B
Tabel 3 Capaian Per Standar di UPTD Pendidikan Kecamatan Jenangan Tahun 2017
Tabel 4 Capaian Per Standar di UPTD Pendidikan Kecamatan Pulung Tahun 2017
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan Sumber Daya Menengah Kejuruan di Daerah
Manusia Pendidikan dan Penjaminan Istimewa Yogyakarta”. Jurnal
Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 1,
Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Februari 2013.
Evaluasi Diri Sekolah. Jakarta: Pusat
Pengembangan Tenaga Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007
Kependidikan. tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Badan Pengembangan Sumber Daya kepri.kemenag.go.id diakses 26 April
Manusia Pendidikan dan 2016.
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan Pusat Penjaminan Mutu Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009
Pendidikan Kementerian Pendidikan tentang Sistem Penjaminan Mutu
dan Kebudayaan. 2012. Evaluasi Pendidikan. sipma.ui.ac.id diakses 26
Mutu Internal Perguruan Tinggi April 2016.
Indonesia. Jakarta: Pusat
Penjaminan Mutu Pendidikan, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Kementerian Pendidikan dan 2012. “Prosedur Operasional Baku
Kebudayaan. EMI”. http://pjm.pens.ac.id diakses
28 April 2016.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Rastiti, Ni Putu Ayu. 2015 “Praktik
Departemen Pendidikan Nasional. Pengisian Instrumen Evaluasi Diri
2010. “Evaluasi Diri Sekolah (EDS): Sekolah Online di SDN 3
Apa, Mengapa, dan Bagaimana”. Banjarangkan Kabupaten
Bahan Ajar dan Materi Pelatihan Klungkung”. Tesis Program Magister
dalam Rangka Penguatan Kemam- Program Studi Kajian Budaya
puan Kepala Sekolah/Madrasah Program Pascasarjana Universitas
diakses 26 April 2016. Udayana Denpasar dalam
www.pps.unud.ac.id diakses 26
Hendarman. 2014. “Kendala-Kendala April 2016.
Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah
(EDS)” Singgih, Moses Laksono. 2013. “Sosialisasi
jurnaldikbud.kemdikbud.go.id Evaluasi Mutu Internal” (Materi 05).
diakses 25 April 2016. www.moseslsinggih.org diakses 27
April 2016.
Mauluddin, Muhammad dan Amy Yayuk
Sri Rahayu. 2013. “Analisis Tyas, Fitri Ning dan Desi Nurhikmahyanti.
Pelaksanaan Sistem Penjaminan 2014. “Penerapan Program Evaluasi
Mutu Pendidikan (SPMP) Melalui Diri Sekolah (EDS): Studi Kasus di
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di SDN SMA Negeri 1 Gresik”. Jurnal
Cilandak Timur 08 Pagi Jakarta Inspirasi Manajemen Pendidikan,
Selatan. lib.ui.ac.id diakses 26 April Vol. 3 No. 3, Januari 2014.
2016.