Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

LO Acid Base Balance

Definition of Acid and Base


Acids are a special group of hydrogen-containing substances that dissociate, or separate,
when in solution to liberate free H and anions (negatively charged ions). Many other
substances (for example, carbohydrates) also contain hydrogen, but they are not
classifed as acids, because the hydrogen is tightly bound within their molecular
structure and is never liberated as free H .

A strong acid has a greater tendency to dissociate in solu- tion than a weak acid does;
that is, a greater percentage of a strong acid’s molecules separate into free H and anions.
Hy- drochloric acid (HCl) is an example of a strong acid; every HCl molecule dissociates
into free H and Cl (chloride) when dis- solved in H2O. With a weaker acid such as
carbonic acid (H2CO3), only a portion of the molecules dissociate in solution into H and
HCO3 (bicarbonate anions). The remaining H2CO3 molecules remain intact. Because
only the free hydro- gen ions contribute to the acidity of a solution, H2CO3 is a weaker
acid than HCl because H2CO3 does not yield as many free hydrogen ions per number of
acid molecules present in solution

The extent of dissociation for a given acid is always con- stant; that is, when in solution,
the same proportion of a particular acid’s molecules always separate to liberate free H ,
with the other portion always remaining intact. The con- stant degree of dissociation for
a particular acid (in this ex- ample, H2CO3) is expressed by its dissociation constant
(K) as follows:

[H ][HCO3 ]/[H2CO3] = K

[H ][HCO3 ] represents the concentration of ions result- ing from H 2CO3 dissociation

[H2CO3] represents the concentration of intact (undissoci- ated) H2CO3

The dissociation constant varies for different acids.A base is a substance that can combine with
a free H and thus remove it from solution. A strong base can bind H more readily than a weak
base can.

The term acid–base balance refers to the precise regulation of free (that is, unbound) hydrogen
ion (H ) concentration in the body fuids. To indicate the concentration of a chemical, its symbol
is enclosed in square brackets, [ ]. Thus, [H ] designates H concentration.

pH

[H+] dalam CES normalnya adalah 4 x 10*-8 ekuivalen/liter, sekitar 3 juta kali lebih
sedikit lagipada Na yang ada di CES. Konsep pH dikembangkan untuk menyatakan [H+]
lebih mudah. Secara logaritmik pH = log berbasis 10 dr kebalikan kosentrasi io
hydrogen.
pH = log 1/[H+]

Karena [H+] adalah denominator, [H+] yang tinggi bersesuaian dengan pH rendah, dan
[H+] yang rendah bersesuai dengan pH yang tinggi.

pH darah arteri normalnya adalah 7,45 dan pH darah vena 7,35 untuk pH darah rerata
7,4. pH darah vena sedikit lebih rendah (lebih asam) daripada darah arteri karena
dihasilkan H+ dari pembentukan H2CO3 daru CO2 yang diserap di kapiler jaringan.

Terjadi Asidosis jika pH darah <7,35 dan Alkalosis jika pH darah >7,45.

Titik refrensi untuk menentukan status asam basa tubuh bukan pH yang secara kimiawi
netral, yaitu 7, tetapi pH normal darah yaitu 7,4.

Fluktuasi [H+] menganggu aktivitas saraf, enzim, dan K+

Hanya kisaran pH yang sempit memungkinkan kehidupan.


1. Perubahan Eksitabilitas (Kemampuan otot untuk menerima dan merespons
stimulus) sel saraf dan otot adalah salah satu menisfestasi klinis utama kelainan
pH.
- Efek klinis utama peningkatan [H+] (Asidosis) adalah depresi susunan sarah
pusat.
- Efek klinis utama penurunan [H+] (Alkalosis) adalah eksitabilitas berlebihan
system saraf, pertana susunan sarag tepi kemudian SSP. Saraf perifer menjadi
sangat peka, sehingga melepaskan sinyal meskipun tidak ada rangsangan.
Contohnya untuk saraf aferen (sensorik) adalah kesemutan, saraf eferen
(motoric) seperti kejang otot.

2. Konsentrasi Ion Hidrogen menimbulkan pengaruh nyata pada aktivitas Enzim.


3. Perubahan [H+] memengaruhi kadar K+ tubuh.

ION HIDROGEN SECARA TERUS MENERUS DITAMBAHKAN KE CAIRAN


TUBUH AKIBAT AKTIVITAS METABOLIK
2. Asam inorganikk yang diproduksi selama penguraian nutrient
selama penguraian nutrient, molekul-molekul ini terurai, di hasilkan asam sulfat dan
asam fosfat sebagai produk samping. Keduanya merupakan asam yang agak kuat
maka keduanya dapat melepaskan H+ bebas dalam tubuh.

3. Asam organic yang berasal dari metabolism antara. Sebagai contoh di hasilkan
asam lemak selama metabolism lemak, dan asam laktat diprodukti oleh otot ketika kita
olahraga berat.

Mechanism

The key for acid base balance is maintaining normal alkalinity in the ECF even though we will
always get additional [H+], it should be largely eliminated to keep the possible pH balance to
live.
+
There are three primary systems that regulate the H concentration in the body fluids to
prevent acidosis or alkalosis: (1) the chemical acid-base buffer systems of the body fluids, which
+
immediately combine with acid or base to prevent excessive changes in H concentra- tion; (2)
the respiratory center, which regulates the removal of CO2 (and, therefore, H2CO3) from the
extracellular fluid; and (3) the kidneys, which can excrete either acid or alkaline urine, thereby
+
readjust- ing the extracellular fluid H concentration toward normal during acidosis or alkalosis.

+
When there is a change in H concentration, the buffer systems of the body fluids react within a
+
fraction of a second to minimize these changes. Buffer systems do not eliminate H from or add
them to the body but only keep them tied up until balance can be re- established.

The second line of defense, the respiratory system, also acts within a few minutes to eliminate
CO2 and, therefore, H2CO3 from the body.

+
These first two lines of defense keep the H con- centration from changing too much until the
more slowly responding third line of defense, the kidneys, can eliminate the excess acid or base
from the body. Although the kidneys are relatively slow to respond compared with the other
defenses, over a period of hours to several days, they are by far the most power- ful of the acid-
base regulatory systems.

Biochemistry Aspect

Buffers

Buffer adalah campuran larutan dua senyawa kimia yang meminimalkan perubahan pH
ketika asam atau basa ditambahkan atau di keluarkan dari larutan tersebut.
- Buffer Bicarbonate
Pasangan Buffer H2CO3 : HCO3- adalah system buffer terpenting di ECF untuk
menyangga perubahan pH yang ditimbulkan oleh kauusa diluar fluktuasi H2CO3
yang dihasilkan oleh CO2.

Buffer bicarbona adalah system penyangga ECF yang efektif. Karena dua sebab,
1. H2CO3 dan HCO3- banyak ditemukan di ECF sehingga system ini cepat menahan
perubahan pH.
2. Setiap komponen dari pasangan buffer ini diatur secara ketat. Ginjal mengatur
HCO3- dan system pernapasan mengatur CO2, yang menghasilan H2CO3.

Ketika H+ Naik, maka ia akan berikatan dengan HCO3-, H+ tidak lagi berkontribusi
untuk tingkat keasaman. Sebaliknya jika H+ turun (Misalnya pas muntah ngeluarin
banyak HCL) maka H2CO3 bakal membentuk H+.

Sistem ini tidak dapat menyangga perubahan pH yang ditimbulkan akibat fluktuasi
H2CO3.

- Buffer Protein
Protein adalah penyangga yang sangat baik karena mengandung gugus asam dan
basa yang dapat menyerahkan atau menerima H+. secara kuantitatif, system protein
sangat penting dalam menyangga perubahan H+ di ICF karena besarnya jumlah
protein intrasel.

- Buffer Hemoglobin
Hb menyangga H+ yang dihasilkan dari CO2 yang diproduksi secara metabolic dalam
transit antara jaringan dan paru. C02 secara terus menerus berdifusi kedalam darah
dari sel sel jaringan tempat gas ini dihasilkan. Sebagian besar CO2 ini bersama
dengan H2O membentuk H+ dan HCO3- dibawah pengaruh karbonat anhydrase di
RBC. Sebagian besar H+ yang dihasilkan CO2 ini di tingkat jaringan akan terikat
dengan Hb dan tidak lagi berkontribusi untuk keasaman.

Jika tidak ada Hb maka darah akan menjadi terlalu asam ketika menyerap CO2
dijaringan.

- Buffer Phosphate

Physiology Aspect

- Lungs or Respiratory System


Regulasi oleh system pernapasan bekerja dengan kecepatan sedang, aktif hanya jika
system dapar saja tidak mampu meminimalkan perubahan pH.
Jika terjadi penyimpangan [H+] system buffer segera berespons, sementara penyesuaian
pada ventilasi memerlukan beberapa menit sebelum dimulai. Jika tidak cepat dikoreksi,
siste m pernapasan bereaksi dalan beberapa menit kemudian. Ia sebagai lini kedua
pertahanan terhadap perubahan pH.

System pernapasan berperan penting dalam keseimbangan asam-basa melalui


kemampuannya mengubah ventilasi paru dan karenanya mengubah eksresi CO2
penghasil asam.

a. peningkatan [H+] arteri akibat kausa metabolic, merangsang pusat pernapasan


dibatang otak untuk meningkatkan ventilasi paru (kecepatan pertukaran gas antara paru
dan atmosfer). Seiring dengan peningkatan kecepatan dan kedalaman napas, lebih
banyak CO2 dihembuskan keluar. Pengeluaran CO2 hakikatnya menghilangkan asam dari
sumber ini ditubuh, (asam yang berasal dari sumber non pernapasan)

b. sebaliknya, ketika [H+] arteri turun, ventilasi paru berkurang. Akibat pernapasan yang
lebih dangkal dan lambat, CO2 yang diproduksi oleh metabolism berdifusi dari sel ke
darah lebih cepat daripada pengeluarannya dari darah oleh paru sehingga terjadi
akumulasi CO2 penghasil asam.
- Kidneys
Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan tiga faktor yang saling
berkaitan.
1. Ekskresi H+
2. Ekskresi HCO3-
3. Eksresi ammonia (NH3).

Mekanisme Sekresi H+ ginjal ditubulus proksimal


Di tubulus proksimal, H+ disekresi oleh transport aktif primer melalui pompa H+ ATPase
dan juga melalui transport aktif sekunder melalui antiporter Na+ - H+. Antiporter
memindahkan Na+ yang berasal dari filtrate glomerulus dalam arah yang berlawanan
dengan sekresi H+ jadi sekresi H+ dan rearbsorpsi Na+ terkait secara parsial di tubulus
proksimal.

Mekanisme Sekresi H+ ginjal pada Tubulus Distal dan CD


Ada dua sel yang berada di sana yaitu :
a. Principal Cell : berperan penting dalam keseimbangan Na+ (dan Cl-) dan K+ dibawah
pengaruh aldosterone juga mempertahankan keseimbangan H20 dibawah pengaruh
vasopressin.
b. Sel Interkalasi : tersebar diantara sel principal
- Sel tipe A : sel penyekresi H+ perearbsorbsi HCO3- dan perearbsobsi K+. melalui
dua jenis mekanisme transport aktif primer yaitu Pompa H+ ATPase dan Pompa K+ - H +
ATPase. (Lebih aktif dikeadaan normal dan meningkat ketika di acidosis)
- Sel tipe B : sel penyekresi K+, penyekresi HCO3- dan perearbsorbsi H+, aksinya
berlawanan dengan sel tipe A. (lebih aktif selama alkalosis)
Asidosis Respiratorik (Excess CO2)

Adalah akibat dari retensi abnormal CO2 karena hypoventilasi. Karena CO2 yang keluar
dari paru lebih sedikit daripada normal. Peningkatan CO2 yang terjadi menghasilkan
lebih banyak H+ dari sumber ini.

Kemungkinan penyebab mencakup penyakit paru, gangguan saraf atau otot yang
mengurangi kemampuan bernapas.

Kompensasi

a. Dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+


b. mekanisme pernapasan biasanya tidak dapat berespons dengan meningkatkan
ventilasi karena masalah respirasi karena masalah respirasi justru menjadi penyebab
c. Karena itu, ginjal menjadi sangat penting dalam tindakan kompensasi. Organ ini
menahan semua HCO3- yang difiltrasi dan menambahkan HCO3- baru ke plasma sambal
secara bersamaan menyekresi dan, karenanya menyekresi lebih banyak H+.

Alkalosis Respiratorik (Loss of CO2)

Adalah ketika terjadi kelebihan CO2 hilang dari tubuh akibat hiperventilasi. Jika ventilasi
paru meningkat melebihi laju produksi CO2. CO2 yang keluar terlalu banyak. Akibatnya,
[H+] yang terbentuk dari sumber ini menjadi lebih sedikit.

Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik mencakup demam, rasa cemas, keracunan


aspirin, semuanya merangsang ventilasi secara berlebihan tanpa mempertimbangkan
status O2, CO2, karena mekanisme fisiologik ditempat yang tinggi.

Ketika konsentrasi O2 yang rendah dalam darah arteri secara reflex merangsang ventilasi
untuk memperoleh lebih banyak O2 CO2 akan keluar dalan jumlah terlalu besar yang
secara tak sengaja menyebabkan alkalotik.

Kompensasi

a. system buffer kimiawi membebaskan H+ untuk mengurangi keparahan alkalosis


b. sewaktu [CO2] dan [H+] plasma turun dibawah normal akibat ventilasi berlebihan, dua
dari perangsang kuat untuk mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung mengerem
dorongan yang ditimbulkan oleh faktor non respiratori misalnya demam atau rasa
cemas. Terhadap ventilasi. Karena itu hiperventilasi tidak berlanjut tanpa kendali
c. jika situasi terus belanjut selama beberapa hari, ginjak melakukan kompensasi dengan
menahan H+ dan mengeksresi lebih banyak HCO3- diurine, rasio [HCO3-]/[CO2] menjadi
ekuivalen dengan normal 20/1. Karena itu, pH dikembalikan normal dengan menurunkan
jumlah HCO3- untuk mengompensasi hilangnya CO2.
Asidosis Metabolik

Masalah dapat timbul karena pengeluaran cairan kaya HCO3- yang berlebihan dari tubuh
atau karena akumulasi asam non-karbonat.

Penyebabnya adalah, ini merupakan gangguan asam basa yang sering di jumpai.
1. Diare berat
selama pencernaan yang kaya akan HCO3- biasanya disekresikan kedalam saluran cerna
dan kemudian diserap kembali ke dalam plasma ketika pencernaan selesai. Selama diare
HCO3- ini hilang dari tubuh dan tidak di rearbsobsi. Karena HCO3- berkurang, HCO3 yang
tersedia untuk mendapat H+ bebas yang ada dicariran tubuh.

2. DM
Kelainan metabolism lemak akibat ketidakmampuan sel menggunakan glukosa karena
kurangnya efek insulin menyebablan pembentukan asam keto secara berlebihan.
Penguraian asam asam keto ini meningkatkan H+ diplasma

3. olahraga berat

4. asidosis uremik.
Pada gagal ginjal berat berat (uremia) ginjal tidak dapat menyingkirkan bahkan H+ dalam
jumlah normal yang dihasilkan dari asam asam non karbonat dari proses metabolic
sehingga H+ mulai menumpuk dalan jumlah memadai untuk menyangga beban asam
yang normal.

Kompensasi

Kecuali pada asidosis uremik, asidosis metabolic dikompensasi oleh mekanisme


pernapasan dalam ginjal serta buffer kimiawi.

a. penyangga menyerap kelebihan H+


b. paru mengeluarkan tambahan CO2 penghasil H+
c. ginjal mengekresikan lebih banyak H+ dan menahan lebih banyak HCO3-

Alkalosis Metabolik

Adalah penurunan H+ plasma akibat defisiensi relative asam-asam karbonat. Gangguan


asam basa ini berkaitan dengan peningkatan HCO3- yang, pada keadaan ini tak
terkompensasi, tidak disertai oleh perubahan CO2. Dalam contoh kita, HCO3- berlipat
dua, menghasilkan rasio alkalotik 40/1.

Penyebabnya
1. muntah, menyebabkan pengluaran abnormal H+ dari tubuh akibat hilangnya getah
lambung yang asam. Asam hidroklorida disekresikan kedalan lumen lambung selama
pencernaan. Selama sekresi HCl, bikarbonat ditambahkan ke plasma. HCO3- ini
dinetralkan oleh H+ sewaktu sekresi lambung akhirnya diserap kembali kedalam plasma
sehingga dalan keadaan normal tidak terjadi penambahan neto HCO3- keplasma dari
sumber ini.

2. ingesti obat alkali


Kompensasi

a. pada alkalosis metabolic, system buffer kimiawi segera membebaskan H+


b. ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan dicairan tubuh
c. jika keadaan menetap beberapa hari, ginjal menahan H+ dan mengeksresikan
kelebihan HCO3- diurine

You might also like