Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

Uji Aktivitas Peningkatan Daya Ingat Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia Galanga (L.)
Willd) Terhadap Mencit Jantan Putih Galur Swiss-Webster

Muhammad Ridwan
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Sriwijaya

Abstract

White galangal (Alpinia galanga (L.) Willd) was one of the plants who had high triterpenoid compound. Triterpenoid
potentially created an enzyme Na+/K+-ATPase to depolarization and increased the levels calcium intracell in endoplasmic
reticulum. Increased calcium will trigger the release of acetylcholine continuously. Increased acetylcholine release will
be followed by an increase in muscarinic receptor activity so that it will continuously facilitate cholinergic neuron in the
brain which causes an increase in memory function. The research was conducted to investigate effect of ethanol extract
white galangal (Alpinia galanga (L.) Willd) to increase memory in white male mice in Swiss-Webster strains inhibited
by scopolamine using passive evasion test. The research used 36 mice were divided into 6 groups. First group was a
normal control without extracts and scopolamine inhibitors. Positive control was given with 500 mg/kgBW piracetam,
negative control got 1% Sodium CMC, and the D1, D2, and D3 test groups were given with ethanol extract white galangal
rhizome with 200 mg/kgBW, 400 mg/kgBW, and 800 mg/kgBW oral doses for 21 days. Research was obtained by passive
avoidance test. Data were analyzed by one-way ANOVA and continued with LSD test with 95% confidence level. The
results showed that the three doses of the extract have increased memory function, it marked by a significant score of
retention duration in the normal and negative control group (p <0.05), but there was no difference between the three doses
of the test with piracetam 500 mg/kgBW (p>0.05). Based on the results of this study, it could be concluded that the three
doses of ethanol extract of white galangal rhizome increased the memory function in white male Swiss-Webster mice
induced by scopolamine with 200 mg/kgBW dose was show the best effect.

Keyword(s): white galangal rhizomes, memory enhancement, passive avoidance test

Abstrak

Lengkuas putih (Alpinia galanga (L.) Willd) merupakan salah satu tanaman yang tinggi akan kadar triterpenoid. Senyawa
triterpenoid dapat menghambat enzim Na +/K+-ATPase sehingga terjadi depolarisasi yang akan meningkatkan kadar
kalsium intrasel di dalam retikulum endoplasma. Peningkatan kalsium akan memicu pelepasan asetilkolin secara terus-
menerus. Pelepasan asetilkolin yang meningkat akan diikuti oleh peningkatan aktivitas reseptor muskarinik sehingga
secara terus-menerus akan memfasilitasi neurokolinergik di otak yang menyebabkan terjadinya peningkatan fungsi
ingatan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang lengkuas putih (Alpinia
galanga (L.) Willd) terhadap peningkatan daya ingat pada mencit jantan putih galur Swiss-Webster yang dihambat dengan
skopolamin menggunakan metode uji menghindar pasif. Penelitian bersifat eksperimental menggunakan 36 ekor mencit
dan terbagi dalam 6 kelompok. Kelompok pertama merupakan kontrol normal yang tidak diberikan perlakuan dengan
ekstrak dan penghambat skopolamin. Kontrol positif diberi pirasetam 500 mg/kgBB, kontrol negatif diberi Na CMC 1%,
dan kelompok uji D1, D2, dan D3 masing-masing diberikan ekstrak etanol rimpang lengkuas putih dengan dosis 200
mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 800 mg/kgBB secara oral selama 21 hari. Data peningkatan daya ingat diperoleh melalui
uji menghindar pasif. Data dianalisis dengan ANOVA satu arah dan dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis ekstrak memberikan perbaikan fungsi ingatan, ditandai dengan
memanjangnya lama retensi secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol normal dan negatif (p<0,05), tetapi tidak
ada perbedaan bermakna antara ketiga dosis uji dengan pirasetam 500 mg/kgBB (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa ketiga dosis ekstrak etanol rimpang lengkuas putih dapat meningkatkan fungsi daya ingat pada
mencit jantan putih yang diinduksi skopolamin, dengan dosis 200 mg/kgBB menunjukkan efek yang paling baik.

Kata kunci : rimpang lengkuas putih, peningkatan daya ingat, uji menghindar pasif
E-mail : ridwanmuhammad9596@gmail.com

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO)


Umumnya para ahli memandang daya ingat mendefinisikan penurunan daya ingat sebagai
sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa kehilangan yang progresif dari fungsi kognitif tanpa
lalu1. Daya ingat adalah unsur perkembangan kognitif, kehilangan kesadaran. Penurunan daya ingat disebabkan
memuat seluruh situasi yang didalamnya individu oleh faktor usia, gangguan perfusi darah ke otak,
menyimpan informasi yang diterima sepajang waktu. peningkatan kolinesterase, stres oksidatif, pengaruh
Daya ingat merujuk pada kemampuan individu memiliki hormon dan kematian sel-sel neuron yang bertanggung
dan mengambil kembali suatu informasi dan juga jawab untuk menyimpan dan memproses informasi.3
struktur yang mendukungnya serta suatu bentuk Penurunan aliran darah otak dapat mengakibatkan
kompetensi, memori juga memungkinkan individu terjadinya hipoperfusi dari otak sehingga tubuh menjadi
memiliki identitas diri.2 gagal dalam memenuhi kebutuhan jaringan otak seperti

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 1


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

O2 dan juga glukosa yang mempunyai peranan penting Pengambilan dan Determinasi Sampel
pada proses metabolisme jaringan otak. Seluruh proses Sampel rimpang lengkuas didapatkan dari PT.
ini pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya Herbal Anugrah Alam. Sampel rimpang lengkuas
fungsi kognitif serta penurunan pada proses mengingat dijadikan herbarium dan determinasi sampel dilakukan
dalam fungsi memori spasial yang berkaitan erat dengan di Laboratorium Herbarium ANDA Jurusan Biologi
hipokampus.4 FMIPA Universitas Andalas.
Penelitian menunjukkan jika ekstrak etanol Ekstraksi
lengkuas merah maupun lengkuas putih (Alpinia Sebanyak 1 kg serbuk kering rimpang lengkuas
galanga) mengandung flavonoid, tanin, kuinon, dan diekstraksi menggunakan metode maserasi selama 3 x
steroid triterpenoid. Terdapat pula kandungan minyak 24 jam menggunakan pelarut etanol 96% dengan
atsiri lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam perbandingan 1:10. Maserasi diulang sampai pelarut
rimpang lengkuas ±1%, dengan komponen utamanya terlihat bening. Filtrat yang diperoleh dipekatkan
metilsinamat 48%, sineol 20 – 30%, 1% kamfer, dan dengan menguapkan pelarutnya menggunakan rotary
sisanya d-pinen, galangin, dan eugenol. Studi yang evaporator pada suhu 60oC. Ekstrak yang didapat
dilakukan mengindikasikan kandungan senyawa 1'S-1'- dihitung rendemennya menggunakan Persamaan 1.7
Acetoxyeugenol acetate (fenilpropanoid), yang bobot ekstrak
Persen Rendemen = x 100%................(1)
bobot simplisia
terkandung dalam ekstrak etanol rimpang tanaman ini
dapat dimanfaatkan dalam pengobatan alzheimer, Skrining Fitokimia Ekstrak
dengan dosis 200 dan 400 mg/kgBB menghasilkan Identifikasi alkaloid dilakukan dengan cara
peningkatan yang bermakna pada neurodegenerasi ekstrak ditambah sedikit kloroform dan 5 mL amonia
melalui penghambatan enzim asetilkolinesterase dalam kloroform. Campuran diaduk selama 1 menit lalu
(AChE), sehingga terjadi peningkatan kadar asetilkolin disaring ke dalam tabung reaksi. Filtrat yang dihasilkan
otak. Penelitian menunjukkan efek antioksidan lengkuas ditambahkan H2SO4 2N dan dikocok teratur hingga
putih melalui kandungan 1,8-Cineole (monoterpen), b- terbentuk 2 lapisan. Lapisan bagian atas diambil
caryophyllene (sesquiterpen) serta b-bisabolene dan b- kemudian dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing
selinene (terpenoid).5,6 ditambahkan 2 tetes reagen Mayer, Wagner, dan
Berdasarkan uraian di atas, ekstrak etanol Dragendorff. Adanya alkaloid ditandai dengan
rimpang lengkuas putih dapat dimanfaatkan dalam terbentuknya endapan.8
peningkatan daya ingat. Oleh karena itu, peneliti tertarik Pengujian saponin dilakukan dengan cara
untuk melakukan uji aktivitas ekstrak etanol rimpang ekstrak sebanyak 0,1 g ditambah dengan 10 mL akuades
lengkuas dan melihat potensinya terhadap peningkatan panas, kemudian dipanaskan selama 5 menit. Filtrat
daya ingat mencit jantan putih menggunakan metode sebanyak 10 mL dikocok selama 10 menit dalam
menghindar pasif (step through passive avoidance). keadaan tertutup. Ekstrak yang mengandung saponin
Setelah penelitian dilakukan, dapat diketahui nilai dosis akan membentuk buih yang stabil dan tidak hilang
yang paling baik sebagai peningkatan fungsi daya ingat. selama 10 menit.8
MATERIAL DAN METODE Uji Flavonoid dilakukan dengan cara 0,5 g
Alat dan Bahan ekstrak diekstraksi kembali menggunakan 5 mL etanol
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini panas selama 5 menit di tabung reaksi. Hasil ekstraksi
adalah alat-alat kaca (Pyrex®), rak tabung reaksi, oven disaring dan tambahkan beberapa tetes HCl pekat pada
(Autonics™ TC4S), kertas Whatmann No.45 porositas filtratnya. Masukkan kurang lebih 0,2 mg logam
0,45 m, stop watch, chamber, blender (Panasonic®), magnesium. Uji positif terhadap flavonoid ditandai
moisture content (Adam® PMB53), pinset, tanur (E- dengan munculnya warna merah, kuning, atau jingga.8
Scientific™), spatula, kandang tikus, alat menghindar Uji tanin dilakukan dengan memanaskan
pasif modifikasi Jarvik, rotary evaporator (Yamato® sebanyak 10 mL ekstrak selama 10 menit, kemudian
RE301), krus porselen, lampu pijar 20 Watt (Philips®), disaring dan filtratnya ditambahkan dengan FeCl3 1%.
lampu UV 366nm (Philips®), dan spuit per-oral. Ekstrak yang positif mengandung tanin akan
membentuk warna biru tua atau hijau kehitaman.8
Bahan-bahan yang digunakan meliputi
Uji steroid-triterpenoid dilakukan dengan cara
rimpang lengkuas putih (Alpinia galangal (L.) Willd),
etanol 96% (Dira Sonita®), mencit putih jantan (Mus ekstrak sebanyak 50 – 100 mg ditambahkan asam asetat
muculus) galur Swiss-Webster (CV. Bio Sains Riset), glasial sampai semua sampel terendam, dibiarkan
akuades (Bratachem®), aqua pro injection selama 15 menit kemudian 3 tetes larutan dipindahkan
(Ikapharmindo®), plat silika gel GF254 (Merck®), spuit ke dalam plat tetes dan ditambahkan 2 – 3 tetes asam
injeksi (OneMed®), skopolamin butilbromida 98,6% sulfat pekat. Adanya triterpenoid ditunjukkan dengan
(Xi'an Harmonious Natural Bio-Technology™), tablet terjadinya warna merah, jingga atau ungu, sedangkan
pirasetam 800 mg (OGB Dexa®), reagen Mayer steroida ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru.8
(Bratachem®), reagen Wagner (Bratachem®), reagen Organoleptis Ekstrak
Uji organoleptis ekstrak rimpang lengkuas
Dragendorff (Bratachem®), kloroform (Bratachem®),
amonia (Bratachem®), asam sulfat 2N (Merck®), asam meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau, dan rasa.
klorida (Merck®), garam magnesium (Bratachem®), Pemeriksaan dilakukan menggunkan panca indera.8
FeCl3 1% (Bratachem®), asam asetat glasial (Merck®), Penetapan Kadar Sari Larut Air
n-heksana (Merck®), NaOH 10% (Merck®), Na CMC Sejumlah 1 g ekstrak (We) dimaserasi dengan
1% (Bratachem®), dan etil asetat (Merck®). 25 mL air jenuh kloroform selama 24 jam,
menggunakan labu ukur sambil berkali-kali dikocok

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 2


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

selama 6 jam pertama. Ekstrak didiamkan selama 18 Kadar Abu Tidak Larut Asam
jam dan disaring. Filtrat sebanyak 5 mL diuapkan pada Didihkan abu yang diperoleh pada penetapan
suhu 105oC dalam alat moisture content hingga bobot kadar abu total dengan 25 mL asam klorida encer selama
tetap (Wt). Kadar sari larut air dihitung dalam persen 5 menit. Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam
terhadap bahan yang telah dikeringkan menggunakan asarn. Kemudian saring melalui kertas saring bebas abu,
Persamaan 2.9 cuci dengan air panas. Abu yang tersaring dan kertas
Wt saringnya dimasukkan ke dalam krus, lalu pijarkan
Kadar sari larut air = x 100%...................................(2)
We
dengan suhu dinaikkan secara bertahap hingga 600 ±
Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
Sejumlah 1 g ekstrak (We) dimaserasi dengan 25C hingga arang habis kemudian ditimbang hingga
25 mL etanol 96% selama 24 jam dengan menggunakan bobot tetap (W2). Kadar abu yang tidak larut dalam asam
labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 dihitung menggunakan Persamaan 7.9
W2−(C x 0,0076)−W0
jam pertama, diamkan selama 18 jam dan disaring cepat Kadar abu tidak larut asam = x100%.(7)
W1
untuk menghindarkan penguapan etanol. Filtrat Penentuan Jumlah Hewan Uji dan Perlakuan
sebanyak 5 mL diuapkan pada suhu 105oC dalam alat Kelompok Pengujian
moisture content hingga bobot tetap (Wt). Kadar sari Jumlah hewan uji pada penelitian ini
larut etanol dihitung dalam persen terhadap bahan yang ditentukan dengan menggunakan rumus Federer pada
telah dikeringkan mnggunakan Persamaan 3.9 Persamaan 8.11
Wt (t-1)(n-1) > 15 ....................................................................(8)
Kadar sari larut etanol = We x 100%............................(3)
Keterangan:
Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Alkaloid t = jumlah perlakuan
dan Triterpenoid n = banyak hewan uji setiap kelompok perlakuan
Analisis kromatografi lapis tipis (KLT) pada Berdasarkan rumus di atas, didapatkan jumlah
ekstrak etanol lengkuas dilakukan sebagai uji kualitatif hewan uji masing-masing kelompok untuk 6 kelompok
untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid dan perlakuan adalah 4 ekor mencit. Percobaan dilakukan
triterpenoid. Uji kualitatif yang dilakukan menggunakan dengan melebihkan jumlah mencit menjadi 6 ekor setiap
fase diam berupa silika gel G60 dan pada pengamatan kelompok, sehingga jumlah mencit yang digunakan
alkaloid, fase gerak yang digunakan berupa n-heksana: sebanyak 36 mencit. Mencit yang digunakan berusia
etil asetat dengan perbandingan 3:7, sedangkan pada sekitar 8 minggu dan berat badan berkisar 20 – 40 gram.
pengamatan triterpenoid fase gerak berupa n- Sebelum dilakukan pengujian, telah dilakukan uji
heksana:etil asetat dengan perbandingan 2:1. Deteksi kelayakan etik dan telah disetujui untuk di ujikan pada
bercak alkaloid dilakukan menggunakan pereaksi hewan uji. Perlakuan pada setiap kelompok
dragendorff, dan peraksi semprot pada triterpenoid diklasifikasikan dalam tabel berikut.
berupa reagen asam sulfat 10% dalam metanol dan Tabel 1. Kelompok perlakuan uji aktivitas peningkatan daya
ingat ekstrak etanol rimpang lengkuas putih
diamati dibawah lampu UV 366 nm.10
Kelompok Perlakuan
Susut Pengeringan
Kontrol Normal Tidak diberi perlakuan
Ekstrak sebanyak 1 – 2 g (W0) ditimbang
Kontrol Positif Pirasetam 500 mg/kgBB + skopolamin 3
secara seksama. Ekstrak kemudian dimasukkan dalam
mg/kgBB
alat moisture content, selanjutnya dipanaskan pada suhu Kontrol Negatif Suspensi Na CMC 1% + skopolamin 3
105C hingga bobot tetap (Wt). Persen susut mg/kgBB
pengeringan dihitung dengan Persamaan 4.9 Perlakuan I (D1) Ekstrak etanol rimpang lengkuas 200
Wo−Wt
% Susut pengeringan = x 100%......................(4) mg/kgBB + skopolamin 3 mg/kgBB
Wt
Perlakuan II (D2) Ekstrak etanol rimpang lengkuas 400
Kadar Air mg/kgBB + skopolamin 3 mg/kgBB
Sejumlah 1 g ekstrak (W0) ditimbang secara Perlakuan III (D3) Ekstrak etanol rimpang lengkuas 800
seksama. Kemudian ekstrak dimasukkan dalam alat mg/kgBB + skopolamin 3 mg/kgBB
moisture content untuk kemudian dipanaskan pada suhu
Pengujian Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas
105C hingga bobot tetap (Wt). Kadar air dihitung
Mencit diadaptasikan satu minggu dengan
dalam persen terhadap bahan yang telah dikeringkan
pemberian minum dan pakan standar secara ad libitium.
mnggunakan Persamaan 5.9
Wo−Wt Kelompok kontrol normal tidak diberikan perlakuan,
% Kadar air = Wo x 100%..........................................(5) kontrol negatif diberi larutan Na CMC 1%. Kelompok
Kadar Abu Total D1 diberi sediaan uji dosis 200 mg/kgBB, kelompok D2
Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang seksama diberi sediaan uji dosis 400 mg/kgBB, kelompok D3
(W1) dimasukkan dalam krus silikat yang sebelumnya diberi sediaan uji dosis 800 mg/kgBB. Masing-masing
telah telah dipijarkan dan ditimbang (W0). Ekstrak ekstrak untuk kelompok sediaan uji sebelumnya
dipijar dengan menggunakan tanur secara perlahan- dilarutkan ke dalam Na CMC 1% dan untuk kelompok
lahan dengan suhu dinaikkan secara bertahap hingga kontrol positif diberikan dosis pirasetam 500 mg/kgBB.
600 ± 25C hingga arang habis kemudian ditimbang Masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 6 ekor
hingga bobot tetap (W2). Kadar abu total dihitung dalam mencit. Kontrol negatif, kelompok uji, dan kontrol
persen terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara positif diberi sediaan secara oral selama 21 hari.12
menggunakan Persamaan 6.9 Sebelum dilakukan pengujian, hewan uji diberi
W2−W0 makan dan minum secukupnya dengan penerangan
Kadar abu total = x 100%..................................(6)
W1 gelap dan terang menggunakan lampu pijar 20 Watt

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 3


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

yang diatur bergantian setiap 12 jam selama 21 hari. Skrining Fitokimia Ekstrak
Hari ke-22 dilakukan uji menghindar pasif pertama di Tabel 2. Hasil skrining fitokimia ekstrak
mana mencit akan memasuki ruang gelap dan dihitung Golongan Senyawa Hasil
LT (learning time) atau waktu belajar. Saat berada di Alkaloid
- Mayer +
ruang gelap mencit diberi aliran listrik 5 mA pada
- Wagner +
kakinya secara terkejut 1 kali selama 10 detik. Mencit - Dragendorff +
kemudian diberikan suntikan skopolamin 3 mg/kgBB Saponin -
secara intraperitoneal dan dimasukan kembali ke Flavonoid -
Tanin -
kandang. Uji menghindar pasif kedua dilakukan 24 jam Steroid +
kemudian, lalu dihitung RT (retention time) atau waktu Triterpenoid +
retensi. Keterangan: (+) menunjukkan hasil positif, (-) menunjukkan hasil
Waktu maksimal dalam pengukuran ini adalah negatif
600 detik. Subyek dianggap mampu belajar dengan baik Hasil positif dari uji Mayer ditandai dengan
bila sebelum 60 detik sudah memasuki ruang gelap, warna putih kekuningan. Warna berasal dari kompleks
sedangkan kriteria kemampuan mengingat dengan baik kalium-alkaloid yang mengendap hasil dari reaksi antara
bila pada uji retensi subyek tidak memasuki ruang gelap atom nitrogen pada senyawa alkaloid dengan ion K+ dari
selama 600 detik. Subyek dinyatakan belajar dengan kalium tetraiodomerkurat (II). Uji alkaloid dengan
baik bila RT - LT > 0. Variabel lama retensi yang reagen Wagner menunjukkan hasil positif dengan
menggambarkan kemampuan belajar dan mengingat terbentuknya endapan coklat muda hingga kuning.
adalah selisih RT – LT. Pereaksi Wagner yang mengandung ion I- dari kalium
Analisis Data iodida menghasilkan ion I3- yang berwarna coklat.
Data yang diperoleh dari tiap mencit pada Reagen Wagner yang mengandung ion logam K+ akan
masing-masing kelompok di analisis dengan membentuk ikatan dengan nitrogen pada alkaloid,
menggunakan uji normalitas. Data terdistribusi normal sehingga terbentuk kompleks kalium-alkaloid yang
jika nilai p > 0,05. Uji statistik dengan metode ANOVA mengendap.14
satu arah kemudian dilakukan untuk menguji perbedaan Hasil positif alkaloid uji Dragendorff ditandai
pada beberapa kelompok sampel berdasarkan satu faktor dengan terbentuknya endapan merah bata, berupa
dosis. Jika nilai p < 0,05, maka dinyatakan data tersebut kompleks kalium-alkaloid. Warna pada uji alkaloid
berbeda signifikan. Analisis non parametrik dilakukan dengan pereaksi Dragendorff terbentuk setelah nitrogen
jika data yang didapatkan tidak terdistribusi normal . membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan ion logam, sehingga hasil positif ditandai
Determinasi Sampel dengan terbentuknya endapan merah bata.
Tanaman yang digunakan pada penelitian ini Hasil positif juga ditunjukkan pada uji steroid-
adalah lengkuas putih (Alpinia galangal (L.) Willd), triterpenoid. Ketika suatu senyawa triterpenoid ditetesi
dengan bagian yang digunakan berupa rimpang. Sampel pereaksi Liebermann-buchard akan terbentuk warna
penelitian telah dideterminasi di laboratorium ungu atau kecoklatan, sedangkan steroid akan
herbarium ANDA, Universitas Andalas. Berdasarkan menghasilkan warna hijau kebiruan. Reaksi diawali
hasil determinasi, sampel yang digunakan dalam dengan proses asetilasi gugus hidroksil menggunakan
penelitian berupa tanaman lengkuas putih (Alpinia asam asetat anhidrida. Gugus asetil merupakan gugus
galangal (L.) Willd) pergi yang baik akan lepas, terbentuk ikatan rangkap.
Ekstraksi Selanjutnya terjadi pelepasan gugus hidrogen beserta
Metode ekstraksi yang digunakan adalah elektronnya, mengakibatkan ikatan rangkap berpindah.
maserasi. Maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam dengan Senyawa ini mengalami resonansi yang bertindak
remaserasi dilakukan hingga larutan hasil maserasi sebagai elektrofil atau karbokation. Serangan
terlihat lebih bening, yang menandakan bahwa zat pada karbokation menyebabkan adisi elektrofilik, diikuti
sampel telah terekstraksi secara maksimal. Cairan yang dengan pelepasan hidrogen. Kemudian gugus hidrogen
digunakan dalam proses maserasi berupa etanol 96%. beserta elektronnya dilepas, akibatnya senyawa
Penggunaan etanol 96% pada proses maserasi mengalami perpanjangan konjugasi yang
dikarenakan etanol memiliki sifat yang mampu memperlihatkan munculnya warna.14
melarutkan hampir semua zat, baik polar maupun non Organoleptis Ekstrak
polar.13 Uji organoleptis dilakukan untuk memberikan
Filtrat kemudian disaring dan dipekatkan pengenalan awal ekstrak secara objektif dan sederhana.
menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh Uji organoleptis dilakukan menggunakan bantuan panca
ekstrak kental. Pemekatan dilakukan untuk indera dengan mendeskripsikan secara jelas bentuk,
mendapatkan jumlah senyawa terlarut lebih banyak, warna, bau, dan rasa. Hasil uji organoleptis ekstrak
dengan cara menguapkan pelarut tanpa menjadi kondisi dapat dilihat pada Tabel 3.
kering. Hasil rendemen ekstrak yang didapat sebesar
2,87%, dengan bobot simplisia sebesar 1,75 kg.

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 4


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

Tabel 3. Parameter identitas dan organoleptis ekstrak

Parameter Hasil
Identitas Ekstrak:
- Nama Ekstrak Ekstrak etanol rimpang lengkuas putih
- Nama Latin Alpinia galangal (L.) Willd
- Bagian Tanaman Rimpang
Organoleptis Ekstrak
- Bentuk Ekstrak kental seperti karamel
- Warna Coklat kehitaman
(a) (b)
- Bau Khas, sedikit menyengat Gambar 2. Hasil KLT ekstrak etanol rimpang lengkuas putih (a)
- Rasa Pahit dan pedas visual setelah disemprot H 2SO4 10% dalam metanol
(b) UV 366 nm setelah disemprot H 2SO4 10% dalam
Penetapan Kadar Sari Larut Air dan Etanol metanol
Penetapan kadar sari larut air dan larut etanol Berdasarkan hasil kromatogram ekstrak
dilakukan untuk memberikan gambaran tentang dengan pereaksi semprot H2SO4 10% dalam metanol,
senyawa yang dapat tersari dengan pelarut air dan etanol diketahui jika ekstrak positif mengandung triterpenoid.
dari suatu simplisia maupun ekstrak. Hasil uji kadar sari Adanya triterpenoid ditandai dengan bercak noda
larut air dan larut etanol dapat dilihat pada Tabel 4. berwarna coklat pada pengamatan secara visual dan
Tabel 4. Kadar sari larut air dan etanol warna merah ungu atau ungu saat diamati secara visual
dan dibawah lampu UV 366 nm. Penampakan warna
Parameter Pengujian Hasil ± SD
yang terjadi berdasarkan kemampuan asam sulfat yang
Kadar Sari Larut Air 20,5 ± 0,45%
Kadar Sari Larut Etanol 93,5 ± 0,76% bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari
Berdasarkan tabel di atas, diketahui jika kadar zat aktif ekstrak sehingga panjang gelombangnya
sari larut air ekstrak sebesar 20,5%, sedangkan kadar bergeser kea rah yang lebih panjang (visual), noda
sari larut etanol sebesar 93,5%. Hal ini menyatakan tersebut menjadi lebih tampak oleh mata.14
bahwa kadar sari larut etanol ekstrak lebih besar dari Susut Pengeringan dan Kadar Air
kadar sari larut air. Hal ini dapat disebabkan proses Susut pengeringan menyatakan jumlah
ekstraksi yang dilakukan dengan cairan penyari etanol, maksimal senyawa yang mudah menguap atau hilang
sehingga senyawa yang tersari lebih banyak yang pada proses pengeringan, sedangkan kadar air
terlarut di etanol. menyatakan kandungan air yang terdapat di dalam
ekstrak. Pengukuran kadar air dilakukan untuk
Analisis KLT
Identifikasi alkaloid dan triterpenoid pada menetapkan residu air setelah proses pengentalan atau
ekstrak etanol rimpang lengkuas putih juga dilakukan pengeringan. Hasil uji susut pengeringan dan kadar air
dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Fase diam dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil uji susut pengeringan dan kadar air
berupa silika gel G60, sedangkan fase gerak yang
Parameter Pengujian Hasil ± SD (%) Batasan
digunakan adalah n-heksana:etil asetat dengan Susut Pengeringan 8,72 ± 1,54 -
perbandingan masing-masing untuk alkaloid dan Kadar Air 8,01 ± 1,31 <10%
triterpenoid adalah 3:7 dan 2:1. Berdasarkan hasil uji di atas, susut pengeringan
ekstrak diketahui sebesar 8,72%, sedangkan kadar air
ekstrak diketahui sebesar 8,01%. Nilai susut
pengeringan ekstrak diketahui lebih besar dibanding
kadar air. Hal ini menyatakan dalam ekstrak selain
terdapat air yang dapat menguap, kemungkinan juga
terdapat senyawa lain yang mudah menguap seperti
minyak atsiri. Kadar air yang didapatkan memenuhi
syarat dari ketentuan yang menyatakan ekstrak memiliki
waktu simpan yang relatif baik dan tahan terhadap
serangan mikroba.15
(a) (b)
Gambar 1. Hasil pengamatan KLT ekstrak etanol rimpang Penetapan Kadar Abu Total
lengkuas putih (a) UV 366 nm (b) visual setelah Penetapan kadar abu dilakukan untuk
disemprot dragendorff memberikan gambaran kandungan mineral yang berasal
Hasil kromatogram menujukkan jika ekstrak dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.
positif mengandung alkaloid. Pengamatan dilakukan Pemeriksaan kadar abu dilakukan menggunakan prinsip
dengan pereaksi semprot Dragendorff. Adanya alkaloid memanaskan bahan pada temperatur dimana senyawa
ditandai dengan bercak noda berwarna coklat pada organik dan turunannya terdestruksi dan menguap,
pengamatan secara visual dan warna coklat saat diamati sehingga hanya tertinggal unsur mineral dan anorganik.
di bawah lampu UV 366 nm. Warna coklat yang terlihat Hasil uji kadar abu total dan kadar abu tak larut asam
disebabkan adanya reaksi nitrogen yang membentuk dapat dilihat pada Tabel 6.
ikatan kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan
ion logam.14

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 5


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

Tabel 6. Kadar abu total dan kadar abu tak larut asam RT = Retention time (waktu retensi)
Parameter Pengujian Hasil ± SD (%) Batasan
Kadar Abu Total 6,80 ± 0,88 <4,9%
Kadar Abu Tak Larut Asam 0,15 ± 0,07 <1,8%
Hasil karakterisasi kadar abu total
menunjukkan bahwa kadar abu total ekstrak yang
digunakan pada penelitian ini sebesar 6,80%. Hasil ini
sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan penetapan
kadar abu total dalam [9] yang dinyatakan tidak lebih
besar dari 4,9%. Artinya, ekstrak yang digunakan pada
penelitian ini memiliki kandungan mineral dan zat Gambar 3. Histogram lama retensi dari semua perlakuan yang
anorganik yang sedikit lebih banyak.15 dihambat oleh skopolamin (kecuali kontrol normal)
Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Berdasarkan data tersebut, perlakuan pada
Abu yang didapatkan dari kadar abu total kontrol normal (tanpa pemberian ekstrak dan
kemudian dilarutkan dengan asam klorida encer, penginduksi) menunjukkan rata-rata waktu retensi
dimaksudkan untuk mengevaluasi ekstrak terhadap sebesar 233,3 detik, sedangkan pada perlakuan kontrol
kontaminasi bahan-bahan yang mengandung silika, negatif (dengan pemberian penginduksi skopolamin
seperti tanah dan pasir. Pengujian ini dimaksudkan dosis 3 mg/kgBB) menunjukkan rata-rata waktu retensi
untuk melarutkan kalsium karbonat dan alkali klorida, sebesar 178,32 detik. Hal tersebut menunjukkan jika
sehingga bagian zat yang tidak larut asam, biasanya lama retensi menurun dengan pemberian skopolamin,
berupa zat yang mengandung silikat yang berasal dari yang artinya dengan disuntikkannya skopolamin, objek
tanah atau pasir. Jumlah kotoran, tanah, tanah liat, dan penelitian mengalami penurunan daya ingat, mengingat
lainnya yang terdapat dalam sampel uji disebut sebagai kontrol negatif hanya diberikan Na-CMC yang sifatnya
zat anorganik asing yang melekat ketika proses ekstraksi inert dan tidak memiliki efek famakologi apapun yang
dilakukan. Hasil yang didapatkan pada pengujian ini dapat mempengaruhi hasil penelitian.
sebesar 0,15%, yang dikategorikan lebih baik jika Kontrol positif pada pengujian diberikan
dibandingkan dalam [9] yang menyatakan kadar abu tak pirasetam dengan dosis 500 mg/kgBB secara oral
larut asam ekstrak etanol rimpang lengkuas putih tidak selama 21 hari. Pirasetam merupakan kelompok obat
lebih besar dari 1,8%.15 nootropik/neurotropik yang biasa digunakan untuk
Uji Aktivitas Peningkatan Daya Ingat pengobatan penyakit demensia dan Alzheimer.
Besarnya pengaruh pemberian ekstrak etanol Pirasetam bersifat mudah larut air, tetapi memiliki
rimpang lengkuas putih (Alpinia galangal (L.) Willd) kemampuan yang baik untuk menembus sawar darah
terhadap kemampuan objek untuk mengingat dapat otak karena berat molekul pirasetam yang kecil sebesar
dilihat dari lama retensi. Mencit digunakan dalam 142,16 Da. Pemberian secara oral merujuk pada
penelitian ini karena mencit telah memenuhi kriteria absorbsi yang baik dengan bioavailabilitas hampir 100%
pengujian daya ingat, sehingga tidak dibutuhkan dan penyerapannya yang tidak terganggu dengan adanya
penggunaan hewan uji yang lebih besar seperti tikus makanan.17
ataupun kelinci. Lama retensi diukur menggunakan alat Lama waktu retensi yang ditunjukkan pada
uji menghindar pasif. Lama retensi berupa waktu retensi kontrol positif sebesar 570,7 detik. Hasil ini
pada perlakuan pengulangan setelah 24 jam dikurangi menunjukkan bahwa pemberian pirasetam dapat
lama waktu belajar pada hari pertama (RT – LT). Fungsi mencegah penurunan fungsi daya ingat mencit yang
belajar dinilai dari waktu yang digunakan objek pertama diinduksi skopolamin. Pencegahan fungsi daya ingat ini
kali mengenal lingkungan disekitar alat ini, sedangkan berkaitan dengan kerja pirasetam dalam meningkatkan
waktu retensi yang menggambarkan fungsi memori fungsi neurotransmitter asetilkolin dan reseptornya.
dinilai berdasarkan respon objek sewaktu dilakukan uji Pirasetam berfungsi sebagai modulator sehingga
pengulangan dengan kondisi yang sama. Pengujian akan meningkatkan laju transfer asetilkolin pada reseptor.
secara pasif membiarkan mencit menentukan sendiri Selain itu, pirasetam juga bekerja pada neurotransmitter
sesuai fungsi memorinya saat menghadapi uji kedua.16 lain yaitu gultamat dan reseptor AMPA (α-amino-3-
Hasil lama retensi setelah pemberian sampel selama 21 hydroxy-5-methyl-4-isoxazolepropionic acid), yang
hari pada 6 kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel masih terkait dengan asetilkolin. Secara bersama-sama,
7 dan gambar 3. kedua mekanisme ini membantu fungsi belajar dan
Tabel 7. Lama retensi semua perlakuan ingatan.17
Perlakuan x LT x RT x RT-LT Hasil yang didapatkan juga menunjukkan
(detik) (detik) (detik) bahwa terjadi peningkatan retensi yang berbanding lurus
Kontrol Normal 24,02 257,32 233,3 dengan meningkatnya dosis ekstrak etanol rimpang
Kontrol Positif 29,3 600 570,7 lengkuas putih yang diberikan. Hasil lama retensi yang
Kontrol Negatif 10,92 189,25 178,32
EERLP 200 didapatkan pada dosis ekstrak etanol rimpang lengkuas
23,27 600 576,72 putih 200 mg/kgBB sebesar 576,72 detik, sedikit lebih
mg/kgBB
EERLP 400
13,3 600 586,7 baik dibandingkan kontrol positif (pirasetam 500
mg/kgBB mg/kgBB) dengan waktu retensi sebesar 570,7 detik.
EERLP 800
mg/kgBB
7,92 600 592,07 Sementara itu, pemberian ekstrak etanol rimpang
Keterangan: LT = Learning time (waktu belajar) lengkuas putih dengan dosis 400 mg/kgBB

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 6


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

menghasilkan lama retensi sebesar 586,7 detik, dan


lama retensi meningkat dengan pemberian dosis 800
mg/kgBB menjadi 592,07 detik.
Berdasarkan perbandingan waktu retensi
antara setiap kelompok pengujian dengan ekstrak,
didapatkan jika dosis 800 mg/kgBB memiliki waktu
retensi yang lebih baik dibandingkan dosis uji lainnya,
tetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara
masing-masing dosis uji. Hal ini menunjukkan jika dosis
200 mg/kgBB telah menunjukkan adanya aktivitas
farmakologi yang baik dalam peningkatan daya ingat. Reseptor Muskarinik

Selain itu, pada dosis 200 mg/kgBB tidak terdapat


kematian hewan uji, sedangkan pada dosis 400 dan 800
mg/kgBB terdapat masing-masing kematian 1 hewan
uji, sehingga keamanan ekstrak dalam penggunaannya (b)
sebagai peningkat fungsi daya ingat pada dosis tersebut Gambar 4. Mekanisme peningkatan daya ingat a) menghambat
perlu dilakukan pengkajian seperti uji toksisitas ekstrak. Na+/K+-ATPase (b) peningkatan fungsi asetilkolin18
Berdasarkan hal tersebut, dosis 200 mg/kgBB dapat Penggunaan skopolamin dalam penelitian ini
dikatakan sebagai dosis yang paling baik dengan berfungsi sebagai penghambat pembentukan memori.
peningkatan daya ingat yang dihasilkan dan tidak Skopolamin merupakan antagonis reseptor muskarinik
adanya kematian hewan uji pada kelompok ini. (M1) yang terletak pada area korteks pada jalur
Ekstrak etanol rimpang lengkuas putih yang neurotransmisi kolinergik.14 Skopolamin bekerja secara
digunakan diketahui mengandung senyawa triterpenoid sentral dan dapat menimbulkan gejala mirip demensia,
dan alkaloid. Senyawa triterpenoid dapat mempengaruhi seperti yang terlihat pada kelompok negatif yang
kanal ion Na+/K+-ATPase seperti pada Gambar 4a menunjukkan waktu retensi hanya 178,32 detik.
sehingga terjadi depolarisasi. Saat terjadi depolarisasi, Sementara itu, walaupun reseptor muskarinik dihambat
kanal ion Na+ terbuka sehingga ion Na+ akan melintasi oleh injeksi skopolamin pada kelompok uji dengan
membran. Hal ini akan menyebabkan perubahan pemberian ekstrak rimpang lengkuas, dengan adanya
potensial membran sel, sehingga terjadi peningkatan pelepasan asetilkolin secara terus-menerus pada sel,
penyampaian impuls saraf. Peningkatan impuls saraf kerja reseptor muskarinik tetap meningkat dan tidak
akan mengaktivasi kalsium intrasel. Peningkatan terganggu, sehingga peningkatan fungsi daya ingat
kalsium akan memicu pelepasan asetilkolin secara terus- terlihat melalui waktu retensi yang berbeda bermakna
menerus (Gambar 14b). Asetilkolin yang dilepaskan dibandingkan kelompok uji negatif (p>0,05).
dalam otak selama masa pembelajaran akan berperan Analisis Data
penting untuk penyimpanan memori baru. Perannya Data yang diperoleh dari tiap mencit pada
akan memfasilitasi aktivitas reseptor muskarinik dalam masing-masing kelompok di analisis dengan
mengontrol kekuatan koneksi antara sel saraf di otak, menggunakan uji normalitas menggunakan aplikasi
sehingga terjadi peningkatan fungsi ingatan. SPSS®. Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-
Peningkatan fungsi daya ingat juga dapat berasal dari Wilk, diketahui jika data lama retensi yang didapatkan
senyawa alkaloid yang mekanismenya masih berkaitan pada setiap kelompok terdistribusi normal (p>0,05).
dengan neurotransmitter asetilkolin dan reseptornya. Analisa data kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA
Secara bersamaan mekanisme ini dapat memberikan satu arah. Uji ANOVA merupakan uji komparatif yang
efek peningkatan daya ingat yang baik pada hewan uji.19 digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata data lebih
dari dua kelompok. Uji statistika dengan metode
ANOVA satu arah dilakukan untuk menguji perbedaan

Na+ K +
pada beberapa kelompok sampel berdasarkan satu faktor
dosis. Berdasarkan tabel uji ANOVA diketahui jika
variasi antar kelompok lebih besar dibandingkan variasi
Membran Sel
Pengaruh oleh di dalam kelompok. Artinya, perlakuan yang diberikan
triterpenoid pada subyek uji memberikan efek yang berbeda antar
K+ + kelompok perlakuan.
K+ K
K+ Perbandingan antar kelompok uji kemudian
dilakukan dengan analisa signifikansi pada tabel post
K+ Kanal Ion hoc. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, terdapat
perbedaan yang signifikan antara kontrol normal dan
Na+ negatif terhadap kontrol positif dan semua kelompok
dengan perlakuan ekstrak (p<0,05). Hal ini
Intrasel menunjukkan adanya efek yang bermakna dengan
(a) pemberian ekstrak terhadap peningkatan daya ingat
mencit uji. Sementara itu, tidak ada perbedaan
signifikan antara kontrol normal dan kontrol negatif
juga antara kontrol positif dan semua perlakuan dengan

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 7


[DOCUMENT TITLE] Artikel ilmiah sidang sarjana 2018

ekstrak (p>0,05), yang menunjukkan jika skopolamin 9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
hanya mengganggu fungsi ingatan dari mencit negatif 2008, Farmakope herbal Indonesia, edisi ke-1,
dan tidak memengaruhi daya ingat pada mencit dengan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
perlakuan ekstrak maupun pirasetam. 10. Soemiati, A. 2005, Senyawa triterpenoid dari
KESIMPULAN ekstrak n-heksana kulit batang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, garciniapicorrhiza miq, Makara Sains, 9(2): 66
dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang – 69.
lengkuas putih terbukti mempunyai efek meningkatkan 11. Maryanto & Fatimah. 2004, Metodologi
fungsi daya ingat mencit pada dosis 200 mg/kgBB, 400 penelitian, Yayasan Cerdas Press, Mataram,
mg/kgBB, dan 800 mg/kgBB dengan lama retensi Indonesia.
masing-masing dosis sebesar 576,72 detik, 586,7 detik, 12. Raut, S.B., Reshma, R.P., Kshitij, S.J., Padmaja,
dan 592,07 detik. Ekstrak etanol rimpang lengkuas putih A.M. & Nirmala, N.R. 2015, Effect of jyotiṣmatī
dengan dosis 200 mg/kgBB diketahui memiliki efek seed oil on spatial and fear memory using
peningkatan daya ingat yang lebih baik pada subyek uji scopolamine induced amnesia in mice, Ancient
dibandingkan dosis uji lainnya. Ekstrak etanol rimpang Science of Life, 34(3): 130 – 133.
lengkuas putih yang digunakan memiliki karakteristik 13. Khoirani, N. 2013, ‘Karakterisasi simplisia
dengan kadar sari larut air 20,5 ± 0,45 %, kadar sari larut standardisasi ekstrak etanol herba kemangi
etanol 93,5 ± 0,76 %, susut pengeringan 8,72 ± 1,54 %, (Ocimum americanum L.)’, Skripsi, S.Farm.,
kadar air sebesar 8,01 ± 1,31 %, kadar abu total 6,8 ± Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
0,88 %, dan kadar abu tak larut asam sebesar 0,15 ± Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
0,07%. Indonesia.
UCAPAN TERIMAKASIH 14. Marliana, S.D., Suryanti, V. & Suyono. 2005,
Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Jurusan Skrining fitokimia dan analisis kromatografi
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lapis tipis komponen kimia buah labu siam
Alam Universitas Sriwijaya dan semua pihak yang (Sechiumedule Jacq. Swartz.) dalam ekstrak
membantu terlaksananya penelitian ini. etanol, Biofarmasi Jurusan Kimia FMIPA UNS,
DAFTAR PUSTAKA Surakarta, 3(1): 26 – 31.
1. Walgito, B. 2004, Pengantar psikologi umum, 15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 2008, Farmakope herbal Indonesia, edisi ke-1,
Yogyakarta, Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.
2. Wade & Tavris. 2008, Psikologi jilid 2, edisi ke- 16. Herlina. 2010, Pengaruh triterpen total pegagan
9, Erlangga, Jakarta, Indonesia. (Centella asiatica(L.)Urban) terhadap fungsi
3. De Jong, G.I., Farkas, E., Stienstra, C.M., Plass, kognitif belajar dan mengingat pada mencit
J.R.M., Keijser, J.N., De La Torre, J.C., et al. jantan albino (mus musculus), Jurnal Penelitian
Sains, 10(6): 20 – 24.
1998, Cerebral hypoperfusion yields cappilary
17. Winblad, B. 2005, Piracetam: A review of
damage in the hippocampal CA1 area that
pharmacological properties and clinical uses,
correlates with spatial memory impairment,
CNS Drug Reviews, 11(2): 169 – 182.
Elsevier, 91(1): 203 – 210.
18. Gorshkova, I.A., Gorshkov, B.A. & Stonik, V.A.
4. World Health Organization. 2012, Dementia: A
1989, Inhibition of rat brain Na+K+-ATPase by
public health priority, WHO Press, Geneva,
triterpene glycosides from holothurians (Psolus
Swiss.
fabricii), J. Toksikon, 22(8): 927 – 936.
5. Mayachiew, Pornpimon & Sakamon, D. 2008,
Antimicrobial and antioxidant activities of 19. Abi. 2017, Asetilkolin, diakses pada tanggal 14
Juli 2018, <http:/alamipedia.com/asetilkolin-
Indian gooseberry and galangal extracts, Swiss
dan-asetilkolinesterase-konsep-dasar/>.
Society of Food Science and Technology, 41:
1153 – 1159.
6. Singh, J.C.H. 2011, Neurotransmitter metabolic
enzymes and antioxidant status on alzheimers
disease induced mice treated with Alpinia
galanga (L.) Willd, Phytother Res. 25: 1061 –
1067.
7. Kandou, L.A., Fatimawali & Widdhi, B. 2016,
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang
lengkuas merah (Alpinia purpurata (vieill) k.
schum) terhadap bakteri klebsiella pneumoniae
isolat sputum penderita bronkitis secara in vivo,
Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3): 131 – 137.
8. Saifudin, A., Rahayu, V. & Teruna, H.Y. 2011,
Standardisasi bahan obat alam, Graha Ilmu,
Yogyakarta, Indonesia.

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI Halaman 8

You might also like