Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

RISK ASSESSMENT PERUSAHAAN EXPORT SEPATU

PADA BAGIAN LINE UPPER PT. X

Novita Dewi Vebriyana Dankis dan Mulyono


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
E-mail: dksoty@yahoo.co.id

ABSTRACT
Revolution in the industry sector has been rapidly grown to fill up all the needs of the consumer products. One involves
supporting advanced machinery such as “Cutting, Skiving, Stitching, Emboss Logo, Roving, Punch Hole, Juki, Brushing
Edge, Hammer Over Lapping and Two Molding”. In the factory production process, there are various types of high-risk
activities, especially on line upper. The main of this research is to study the risk assessment on export companies line
the upper part of the shoes export company using Job Safety Analysis. This research was conducted observational cross-
sectional design. Observations made to the hazards and control measures. Interviews were conducted to 12 employees.
Variables in this research is production activity, hazard identification, risk assessment, risk control and residual risk. The
results of hazard identification has been done, there are 91 known potential hazards, for risk assessment found 7 high risk
and low risk 5. Machine classified as high risk on the risk assessment is roving machine, whereas low-risk is two molding
machine. Control efforts on the upper line in accordance with the hierarchy of controlling a number of 91 controls,
whereas for the residual risk still remains as much as 30 residual risk. Control has been applied quite well by pressing the
consequences of hazards and risk management.

Keywords: risk assessment, controlling, residual risk

ABSTRAK
Revolusi di bidang Industri telah berkembang pesat untuk memenuhi segala kebutuhan produk konsumen. Salah satu
pendukungnya melibatkan mesin-mesin canggih seperti, “Cutting, Skiving, Stitching, Emboss Logo, Roaving, Punching
Hole, Juki, Brushing Edge, Hammer Over Lapping dan Two Molding”. Pada proses produksi pabrik ini terdapat
berbagai jenis aktivitas yang berisiko tinggi terutama pada line upper. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari risk
assessment pada perusahaan export sepatu pada bagian line upper menggunakan metode Job Safety Analysis. Penelitian
ini dilakukan secara observasional dengan rancangan cross sectional. Observasi dilakukan terhadap sumber bahaya dan
upaya pengendalian. Wawancara dilakukan kepada 12 karyawan. Variabel pada penelitian ini adalah aktivitas produksi,
identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko dan risiko sisa. Hasil dari identifikasi bahaya yang telah dilakukan,
diketahui terdapat 91 potensi bahaya, untuk penilaian risiko ditemukan 7 berisiko tinggi dan 5 berisiko rendah. Mesin
tergolong berisiko tinggi pada risk assessment ini adalah mesin Roving, sedangkan yang berisiko rendah adalah mesin Two
molding. Upaya pengendalian pada bagian line upper telah sesuai dengan Hierarki pengendalian sejumlah 91 pengendalian,
sedangkan, untuk residual risk masih menyisakan sebanyak 30 risiko sisa. Pengendalian telah diaplikasikan dengan cukup
baik dengan menekan konsekuensi bahaya dan manajemen risiko.

Kata kunci: penilaian risiko, pengendalian, risiko sisa

PENDAHULUAN Manajemen risiko K3 adalah upaya mengelola


Revolusi Industri merupakan bentuk kemajuan risiko aspek K3, menurut (Suma’mur, 2009)
industri dalam memenuhi kebutuhan dan kehidupan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak
produksi. Tenaga kerja inilah yang menjadi pusat diinginkan secara komprehensif, terencana dan
motor usaha produksi untuk menciptakan suatu terstruktur dalam suatu sistem yang baik.
barang yang berkualitas. Keselamatan dan kesehatan Keselamatan dan kesehatan kerja menurut
kerja (K3) merupakan syarat mutlak yang harus ILO: Occupational safety and health (OSH) is
diperhatikan dan dilaksanakan, untuk mencegah generally defined as the science of the anticipation,
terjadinya berbagai masalah yang disebabkan oleh recognition, evaluation and control of hazards
potensi bahaya di tempat kerja. arising in or from the workplace that could impair
the health and well-being of workers, taking into

22
Novita dan Mulyono, Risk Assessment Perusahaan Export Sepatu… 23

account the possible impact on the surrounding Dapat disimpulkan bahaya adalah situasi
communities and the general environment (dalam ataupun keadaan yang berpotensi menimbulkan
Alli, 2008: viii) kerusakan atau kerugian material atau fisik yang bisa
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa definisi terjadi bersamaan atau kombinasi keadaan di tempat
para ahli bahwa definisi dari keselamatan dan kerja. Jenis bahaya yang ditimbulkan bermacam-
kesehatan kerja adalah suatu ilmu dan penerapannya macam jenisnya dapat berupa bahaya fisik, kimia,
mengenai pencegahan, pengenalan, penilaian ergonomi, psikologis, biologi (Tarwaka, 2010).
dan pengendalian potensi bahaya yang muncul Sasaran utama program K3 adalah mengelola
disebabkan oleh pekerjaan dan keadaan lingkungan risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau
kerja yang dapat mempengaruhi kondisi pekerja hal yang tidak diinginkan melalui proses identifikasi
baik kesehatan maupun produktivitasnya serta bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya.
dapat pula mempengaruhi masyarakat sekitar dan Berdasarkan itu maka, ada empat unsur penting
lingkungannya (Ilfani, 2013). yaitu manusia, sarana, proses dan prosedur.
Definisi manajemen risiko atau risk management Pengidentifikasian bahaya sebelum bahaya
menurut ILO (2013), adalah semua tindakan yang merupakan inti dari sebuah kegiatan pencegahan
diambil untuk mencapai, mempertahankan atau kecelakaan. Akan tetapi, identifikasi ini bukan ilmu
meningkatkan keamanan dari mulai instalasi hingga yang pasti tapi merupakan kegiatan subjektif di
operasinya. Sedangkan menurut Risk Management mana bahaya yang teridentifikasi bisa saja berbeda
Standard AS/NZS 4360:2004 dalam Australian/ antara satu orang dengan yang lainnya. Dari inspeksi
New Zealand Standard (2004), risk management sebelumnya dapat dibandingkan atau dikembangkan
adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan sehingga sebagai bahan acuan tindakan korektif.
menuju kesadaran terhadap peluang potensial sambil Teknik untuk mengidentifikasi bahaya
mengelola efek samping yang terjadi dari peluang terbaik menggunakan metode ini, karena mencari
potensial tersebut. bahaya sebelum bahaya tersebut ditimbulkan atau
Salah satu sistem manajemen K3 yang global merugikan. Perkembangan ilmu pengetahuan
yaitu OHSAS 18001 (Occupational Health dihasilkan metode proaktif antara lain 1Analisis
and Safety Assessment Series-18001). OHSAS bahaya awal (Preliminary Hazards Analysis-PHA)
18001 manajemen risiko sebagai upaya terpadu yaitu mengidentifikasi bahaya yang dinilai dapat
untuk mengelola risiko yang ada dalam aktivitas mengganggu suatu aktivitas, fasilitas atau sistem,
perusahaan. 2Analsis pohon kegagalan (Fault Tree Analysis-

Menurut Risk Management Standard AS/ FTA) yaitu melakukan identifikasi harus menetapkan
NZS 4360 (Ramli, 2010) mengelola risiko harus kejadian puncak/top event yang mungkin terjadi
dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan dalam sistem atau proses terlebih dahulu, 3Analisis
manajemen risiko yaitu penentuan konteks dan What If Analysis- WIA yaitu mengidentifikasi
identifikasi bahaya. kemungkinan adanya kejadian yang tidak diinginkan
Indonesia memiliki kebijakan K3 yang diatur dan menimbulkan suatu konsekuensi serius. 4Analisis
dengan Kepmenaker No. 05/1996, diberlakukan Model Kegagalan dan efek (Failure Mode and Effect
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Analysis-FMEA) yaitu menilai potensi kegagalan
Kerja yang disebut SMK3 sama dengan OHSAS dalam produk dan proses, 5Hazops (Hazard and
18001 Suatu sistem manajemen K3 berintikan Operability Study) yaitu teknik identifikasi bahaya
manajemen risiko, timbul dari aspek K3 karena yang digunakan untuk industri proses seperti industri
terdapat risiko yang harus dikelola dan sebaliknya kimia, petrokimia dan kilang minyak, 6Analisis
jika tidak ada bahaya, artinya tidak ada risiko dan Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis) yaitu
manajemen risiko tidak diperlukan. teknik untuk mengidentifikasi dan menganalisis
Hazard atau Bahaya adalah sesuatu yang bahaya dalam suatu pekerjaan, 7Brainstorming,
berpotensi menyebabkan kerusakan, baik hal- Metode ini mempertemukan kelompok atau tim
hal yang mencakup zat atau mesin, metode kerja, kerja baik dalam satu bidang yang sama maupun
maupun aspek lain dalam organisasi. Bahaya juga pada lintas fungsi. Dalam pertemuan ini dibahas
dapat dimaksud segala sesuatu termasuk situasi atau kondisi di tempat kerja hingga semua anggota
tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kelompok berkesempatan mengemukakan pendapat
atau cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan atau temuannya mengenai bahaya yang ada di lokasi
lainnya (Ramli, 2010). kerja dan terakhir 8Analisis Risiko Pekerjaan (Task
24 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1 Jan-Jun 2015: 22–32

Risk Analysis-TRA) yaitu menganalisis risiko untuk suatu barang yang berkualitas. Maka, salah satu hak
mengetahui besarnya potensi bahaya yang timbul bagi para pekerja adalah memperoleh pemenuhan
selama kegiatan berlangsung. kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama
Menurut Tarwaka (2008), risiko didefinisikan kerja wajib terpenuhi oleh perusahaan (Sumakmur,
sebagai suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan 2001). Seperti, yang dicantumkan undang-undang RI
atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus pasal 8 no. 13 Tahun 2003 tentang Jaminan Sosial
operasi tertentu, sedangkan menurut OHSAS 18001 Ketenagakerjaan.
(2007), risiko didefinisikan sebagai kombinasi dari Sehingga bahaya yang ditimbulkan berupa
kemungkinan suatu kejadian yang membahayakan kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran
atau paparan dan keparahan dari cidera atau sakit lingkungan dan PAK (Penyakit Akibat Kerja) dapat
yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan ditekan.
tersebut. PT. Jamsostek, menyatakan dalam tahun 2012
Setiap insiden yang terjadi di tempat untuk kasus kecelakaan kerja terjadi 99.491 kasus, di
kerja terdapat peluang, dapat digunakan skala mana 90,85% korban kecelakaan kembali sembuh;
berdasarkan tingkat potensinya. Peluang atau 4,15% mengalami cacat fungsi; 2,74% mengalami
tingkat kemungkinan (Likehood) telah terstandar cacat sebagian, sisanya meninggal; mengalami cacat
oleh AS/NZS 4360. Sedangkan, untuk menentukan total, dan rata-rata terjadinya 414 kasus kecelakaan
konsekuensi terlebih dahulu membuat ketetapan kerja setiap harinya. Sebagian besar atau sebanyak
severity yang berpotensi terjadi. Informasi yang 70,74% kecelakaan tersebut terjadi di dalam
terkumpulkan sejak tahap identifikasi, mencakup lingkungan kerja, 18,32% terjadi di jalan raya di
statistik insiden dan data lain. Tingkat keparahan perjalanan menuju dan dari tempat kerja, dan sisanya
(Severity) dapat diamati saat proses pekerjaan terjadi di luar tempat kerja. sekitar 85% Kecelakaan
langsung. kerja disebabkan oleh faktor manusia sisanya 15%
Kombinasi perhitungan peluang dan karena faktor lingkungan.
konsekuensi pada Rate risiko menggunakan Rating Perusahaan ini merupakan industri export
setiap risiko, mengembangkan daftar prioritas sepatu kulit yang mengutamakan kualitas dalam
risiko kerja. Sebuah tingkatan risiko ditentukan proses produksinya. Dalam proses produksi di line
oleh hubungan antara hasil identifikasi bahaya dan upper atau tahapan awal pembuatan sepatu yang
konsekuensi. menggunakan mesin-mesin canggih tidak terlepas
Pengendalian risiko dilakukan pada seluruh dari risiko terjadinya kecelakaan kerja. Terdapat tiga
bahaya yang ditemukan dalam proses identifikasi proses produksi sepatu antara lain bagian Line Upper
bahaya dan mempertimbangkan peringkat atau kap sepatu, Line Injection atau penyuntikan
risiko untuk menentukan prioritas dan cara sol sepatu, dan yang terakhir Line Finishing.
pengendaliannya. Dalam menentukan pengendalian Perusahaan yang memiliki tenaga kerja pada tahun
harus memperhatikan hierarki pengendalian mulai 2014 sejumlah pekerja 7.053 tenaga kerja terdiri dari
dari eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, 1.244 pria dan 5.809 wanita.
administratif dan penyediaan alat keselamatan yang Penghargaan yang berhasil diraih Perusahaan
disesuaikan kondisi organisasi dan jenis bahaya. export sepatu dalam bidang K3 adalah Perusahaan
Residual risk merupakan risiko sisa dari hasil memperoleh penghargaan Zero Accident pada
pengendalian risiko yang telah dilakukan. Cara untuk Tahun 2010 dari Kementerian Tenaga Kerja dan
mengetahui risiko tersebut adalah dengan melakukan Transmigrasi Republik Indonesia.
perhitungan antara nilai risk assessment dikurangi Program zero accident (kecelakaan nihil) ialah
nilai risk control. Apabila nilai hasilnya adalah ≤ 1, tanda penghargaan Keselamatan dan Kesehatan
maka bukan termasuk residual risk atau dengan kata Kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen
lain risk control sudah bagus. Sedangkan jika nilai perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakan
hasil dari pengurangan > 1, maka termasuk residual program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga
risk dan memerlukan perbaikan risk control. mencapai nihil kecelakaan dan mencegah
Berkembangnya daya saing produksi berbagai terjadinya kecelakaan kerja di  tempat kerja  tanpa
bidang usaha baik import dan eksport harus menghilangkan waktu kerja
didukung pula dengan pemenuhan hak sumber Meskipun tidak terjadi kecelakaan kerja
daya manusianya. Tenaga kerja inilah yang menjadi fatal yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja
pusat motor usaha produksi untuk menciptakan sebanyak 6.000.000 jam kerja selama tiga tahun
Novita dan Mulyono, Risk Assessment Perusahaan Export Sepatu… 25

berturut-turut, masih terdapat kecelakaan kerja yang


terjadi di perusahaan.
Total kecelakaan kerja pada tahun 2013 di
Perusahaan export sepatu, khususnya di bagian
produksi line upper terdapat 55 kasus kejadian
kecelakaan kerja. Mulai dari tahapan awal atau
cutting hingga tahap akhir yaitu Two molding. Hal
tersebut dapat berdampak besar untuk kesehatan
karyawan jika tidak ada tindakan preventif. Berikut
ini hasil report accident pada bagian line upper :

Tabel 1. Report Accident, Tahun 2014


JUMLAH KEJADIAN
NAMA MESIN/ KONDISI
(%)
CUTTING = 6   10%
SKIVING = 10   18%
STITCHING = 8   14%
EMBOSS LOGO = 5   9%
ROVING = 6   10%
PUNCHING HOLE = 5   9%
JUKI = 3   5%
BRUSHING EDGE = 4   7%
HAMMER OVER LAPING = 8   14%
TWO MOLDING = 0   0
TOTAL Kejadian KK = 55 100%
Sumber: Perusahaan Export Sepatu, 2013

Sebanyak 109 karyawan perusahaan export


sepatu tahun 2013 terdapat penyakit akibat kerja.
34% karyawan mengalami luka robek, 15%
karyawan penyakit kulit, 12% karyawan rasa nyeri
dijari tangan, 12% karyawan luka memar, 6% Gambar 1. Report Kejadian Kecelakaan Kerja Hall
karyawan luka bakar, 5% karyawan luka tusuk, 5% Produksi
karyawan luka lecet ringan, 4% karyawan robeknya Sumber: Perusahaan Export Sepatu, 2013.
kuku tangan dan sisanya 7% karyawan mengalami
gangguan ergonomi. Salah satu bagian proses produksi sepatu
Data sekunder perusahaan menunjukkan bahwa tahapan awal adalah line upper yang selanjutnya
kecelakaan yang sering terjadi yaitu pada karyawan melewati bagian desma dan terakhir finishing. Pada
line upper. Kejadian kecelakaan kerja pada line upper terdapat 10 mesin. Proses produksi di
pekerjaan line upper di Perusahaan export sepatu perusahaan elite ini mengutamakan mutu, sehingga
ini dapat dikatakan tergolong tinggi, sebab dari data tidak diperjualbelikan bebas di Indonesia. Adapun
sekunder pada tahun 2013 total 109 karyawan yang outlate sepatu khusus penjualan ini yang terdapat
mengalami kecelakaan kerja. Dengan angka kejadian di Jakarta.
kecelakaan kerja karena luka robek, disebabkan Perusahaan export sepatu ini telah melakukan
oleh Operator saat mengganti skochi masih dalam upaya penilaian risiko yaitu dengan menggunakan
keadaan mesin swift- on dan ketika ada karyawan metode FTA atau Fault Three Analysis. Teknik ini
lain lewat tidak sengaja akhirnya tersenggol dan pada prinsipnya adalah mengidentifikasi sumber
menyentuh pedal mesin sehingga memicu jarum bahaya yang muncul setelah kecelakaan kerja.
tersebut merobek tangan operator. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan penilaian
risiko dengan metode lain yaitu Job Safety Analysis
26 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1 Jan-Jun 2015: 22–32

atau JSA, untuk menginvestigasi bahaya setiap perusahaan export sepatu, mempelajari pengendalian
pekerjaan yang berisiko tinggi maupun pekerjaan risiko pada bagian produksi line upper perusahaan
yang baru. export sepatu, dan melakukan penilaian risiko sisa
Salah satu metode proaktif yaitu manajemen pada bagian produksi line upper perusahaan export
risiko. Manajemen risiko sebagai syarat mutlak sepatu.
untuk memastikan sebuah sistem manajemen K3
di suatu organisasi akan efektif dan tepat target
METODE
untuk menurunkan angka kecelakaan kerja.
Pada manajemen risiko dalamnya terdapat Risk Job Safety Analysis adalah sebuah metode
Assessment yang mempelajari secara menyeluruh proses mengidentifikasi bahaya, menilai risiko
di tempat kerja untuk mengidentifikasi hal- dan mengevaluasi risiko yang muncul dari sebuah
hal, situasi, proses, yang dapat menyebabkan bahaya, lalu menghitung kecukupan dari tindakan
kerusakan, terutama kepada orang-orang. Setelah pengendalian yang ada dan memutuskan apakah
identifikasi dilakukan, mengevaluasi seberapa besar risiko yang ada dapat diterima atau tidak (Ramli,
kemungkinan dan berat risikonya, dan kemudian 2010). Definisi lain Job Safety Analysis adalah
memutuskan apa langkah-langkah yang harus berada suatu proses di mana sumber bahaya kebakaran dan
di tempat untuk mencegah atau mengontrol bahaya peledakan yang ada dari setiap langkah pekerjaan
yang terjadi secara efektif. teridentifikasi, risiko terukur dan pengendalian
Risk assessment ditujukan menurunkan risiko risiko dilakukan untuk mengurangi risiko terhadap
hingga tingkat risiko yang bisa diterima. Langkah personil, lingkungan dan harta benda
tepat manajemen risiko keselamatan kerja dapat Ruang lingkup pembahasan berkaitan dengan
menurunkan angka kecelakaan kerja yang mampu design area kerja, proses, instalansi, mesin, peralatan
meningkatkan produktivitas kerja organisasi dan pelindung diri, prosedur dan organisasi. Pemilihan
meminimalisir kecelakaan kerja. metode yang akan digunakan saling tergantung pada
Perusahaan export sepatu adalah salah satu bahan dan proses, tahapan dalam daur hidup sistem
perusahaan yang bergerak di bidang industri besar juga keterampilan dan pengalaman hidup dalam tim
yang memproduksi berbagai jenis sepatu berbahan (Kuntoro, 2007).
dasar kulit hewani. Terdapat tiga proses produksi Metode Job Safety Analysis terdiri dari 4
sepatu antara lain bagian Line Upper atau kap langkah yaitu Menyeleksi Pekerjaan yang akan
sepatu, Line Injection atau penyuntikan sol sepatu, dianalisis atau diprioritaskan berdasarkan tingkat
dan yang terakhir Line Finishing. keseringan dan tingkat keparahan, Menguraikan
Perusahaan yang memiliki tenaga kerja pada urutan proses pekerjaan, Identifikasi potensi bahaya
tahun 2014 sejumlah pekerja 7.053 tenaga kerja pada setiap tahap pekerjaan dan Identifikasi potensi
terdiri dari 1.244 pria dan 5.809 wanita. Proses bahaya pada setiap tahap pekerjaan menetapkan
produksi yang terus-menurus beroperasi selama 24 upaya pengendalian bahaya.
jam dan memiliki waktu istirahat 1 jam selama 2 Menurut Notoatmodjo (2010), berdasarkan
kali, yaitu saat istirahat siang dan saat pergantian cara pengambilan data penelitian ini menggunakan
shift pekerja, sehingga menimbulkan potensi bahaya rancangan cross sectional, karena pengumpulan
yang cukup tinggi. data dilakukan sekaligus pada saat itu juga. Sifat
Mengingat masih tingginya risiko kecelakaan penelitian ini secara observasional. Berdasarkan
pada pekerjaan di bagian produksi khususnya line analisis maka, penelitian ini merupakan penelitian
upper. Maka berdasarkan uraian diatas maka penulis deskriptif yaitu menggambarkan proses tanpa
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai risk melakukan analisis hubungan variabel.
assessment (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan Populasi penelitian ini adalah karyawan
pengendalian risiko) di Perusahaan export sepatu pada bagian Line upper Perusahaan export sepatu
pada bagian line upper sebagai upaya mengidentifikasi sebanyak 12 orang. Pengambilan sampel untuk
faktor risiko bahaya hingga risiko sisa. penelitian ini berasal dari 10 operator mesin, 1 orang
Dalam penelitian ini tujuan khusus meliputi: Assistant Production Coordinator dan 1 orang Divisi
Mengidentifikasi bahaya pada bagian produksi Environment Health Safety.
line upper Perusahaan export sepatu, Mempelajari Lokasi penelitian pada bagian line upper
penilaian risiko pada bagian produksi line upper perusahaan export sepatu di Jawa Timur. Lokasi ini
Novita dan Mulyono, Risk Assessment Perusahaan Export Sepatu… 27

dipilih sebagai lokasi penelitian karena belum pernah penemuan-penemuan kasus dan selanjutnya untuk
sebelumnya dilakukan. Dalam pelaksanaannya pada analisis data penelitian
bulan Maret 2014 hingga November 2014. Data hasil wawancara dan observasi Kemudian
Variabel penelitian yang digunakan yaitu dianalisis dengan metode kualitatif, di mana
aktivitas produksi, bahaya, identifikasi bahaya, penjelasan dari data hasil penelitian dideskripsikan
penilaian risiko, pengendalian risiko, risiko sisa dan dirangkum dengan berbagai variabel yang
atau residual risk. diidentifikasi sebelumnya.
Pengukuran identifikasi bahaya menggunakan
metode Job safety Analysis (JSA). Selanjutnya diolah
HASIL
untuk menghitung Risk assessment berdasarkan
perhitungan Risk Assessment Matrix (RAM). Identifikasi bahaya dilakukan pada 10 mesin
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini (Cutting, Skiving, Stitching, Emboss Logo, Roving,
adalah data primer dan data sekunder. Data primer Punching Hole, Juki, Brushing Edge, Hammer Over
didapat melalui hasil wawancara dan observasi. Lapping dan Two Molding ) menggunakan metode
Wawancara dilakukan dengan operator dari 10 mesin lembar observasi JSA.
dan Assistant Production Coordinator. Observasi Setelah dilakukan identifikasi bahaya pada
dilakukan untuk mendapat proses kerja, bahaya bagian line upper Perusahaan export sepatu, langkah
dan risiko yang ada di area kerja. Data sekunder selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko atau
diperoleh melalui laporan Keselamatan dan risk assessment. Dalam melakukan risk assessment
Kesehatan Kerja (K3). Selanjutnya didokumentasi terdapat dua tahap yaitu analisis dan evaluasi risiko.
diperoleh yang berupa informasi sebagai penunjang Seperti tampak pada Tabel di bawah ini:

Tabel 2. Lembar Identifikasi Bahaya (JSA), Tahun 2014


Nama Perusahaan : Tanggal :
Lokasi : No. JSA:
Jenis Pekerjaan :
Jenis Dokumen : a. Baru    b. Pembaharuan Disetujui oleh :
TAHAP REKOMONDASI
POTENSI BAHAYA RISIKO
PEKERJAAN PENGENDALIAN
1. Menyalakan Tersengat Listrik Terluka Bakar Diberi Petunjuk Penggunaan mesin.
tombol swift on Kabel tidak rapi Tersandung Pekerja lain - Diberi tanda peringatan
- Menata Kabel secara permanen
secara rapi
Ada Pekerja lain yang Konsleting mesin Diberi Petunjuk Penggunaan mesin.
menyalahgunakan
2. Mengambil Paparan aroma bahan Sesak Nafas dan bersin-bersin - Diberi Petunjuk Peringatan
pattern Kulit kulit hewan - Menggunakan Masker dan apron
ditempatkan ke Kurang Konsentrasi Terjepit diantara Benda - Diberi tanda peringatan
meja cutting mengoperasikan mesin bergerak - Operator memakai pelindung
Menempatkan tangan.
logam Tersayat Benda tajam Sobek Jari tangan Menggunakan safety Hands
besi untuk (logam besi)
membentuk Pekerjaan dilakukan Nyeri Pinggang dan nyeri otot Istirahat selama 2 menit selama 2 jam.
pattern kulit berdiri terus-menerus kaki.
Tertimpa benda tajam Luka Tusuk di kaki Menggunakan safety shoes
Penggunaan Tenaga Nyeri otot tangan Logam besi selalu tajam
lebih untuk mencetak Persediaan Counterpan tiap mesin
Membersihkan sisa Sesak Nafas Memakai Masker dan Sarung tangan
potongan kulit.
28 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1 Jan-Jun 2015: 22–32

Pada Tabel 2 merupakan salah satu dari Pada kondisi lingkungan industri seperti ini
beberapa tabel mengidentifikasi potensi bahaya pada tidak menutup kemungkinan bahaya lain (Swasti,
line upper dengan metode JSA dengan dipandu oleh 2013), sehingga pengukuran terhadap bahaya yang
salah satu Petugas K3 sehingga informasi yang dicuragai dapat diketahui, seperti data pengukuran
didapat terarah. area kebisingan pada bagian line upper.
Berdasarkan hasil identifikasi bahaya diperoleh
potensi bahaya pada 10 mesin di line upper sebanyak Tabel 3. Pengukuran Intensitas Kebisingan, Tahun
91 potensi bahaya dan menimbulkan 91 risiko dan 2014
ditemukan 7 temuan high risk dan 5 temuan untuk Noise
Line Description
low risk. Min Max Avr
Hasil Identifikasi bahaya pada pengoperasian ECCO 1 Hammer over 76,5 82,9 78,1
mesin cutting atau pemotongan kulit hewan, Lappimg
dilakukan berdasarkan 2 tahap pekerjaan Stitching 74,1 86,8 78,4
(menyalakan tombol swift on dan kedua pengambilan Roving 73,5 92,1 84,7
bahan kulit) yang dilakukan pekerja setiap hari Juki 73,3 86,5 77,9
selama 8 jam. 2 tahapan tersebut memiliki potensi Sumber: Perusahaan Export Sepatu, 2014
bahaya tersendiri, yang paling berisiko adalah
terpapar aroma bahan kulit hewan Pada tabel 3 menunjukkan hasil pengukuran
Pengoperasian mesin skiving pada prinsip intensitas kebisingan pada bagian line upper.
kerjanya penghalusan dan penipisan sisi kulit. Data sekunder tersebut dilakukan oleh tim EHS
Terdapat empat tahapan pekerjaan yaitu menyalakan Perusahaan export sepatu dengan alat Sound Level
tombol swift on, pengaturan mesin, menginjak pedal Meter) yang menggunakan regulasi KepMenaker
kaki, dan proses cleaning blower. Yang berisiko No. Kep-51/MEN/1999 mengenai paparan Nilai
sedang yaitu bahaya mesin hingga berisiko robek Abang Batas Kebisingan (intensitas tertinggi 85 dB)
kulit. yang dianggap aman.
Pada proses stitching pola-pola kulit dan dijahit Pengukuran itu berdasarkan diperkirakan
secara beraturan. Prinsip mesin yaitu seperti mesin tingginya intensitas suara mesin. Dari Hasil
jahit. Potensi bahayanya adalah kejatuhan benda tersebut dapat diketahui untuk sumber kebisingan
padat dan bahaya kebisingan. yang mendekati 85 dB adalah Mesin Roving, sebab
Pada pengoperasian mesin emboss logo terdapat pada prinsipnya mesin tersebut menggunakan
beberapa potensi bahaya yang tinggi yaitu bising dan gerakan gerinda berputar secara terus-menerus
terpapar panas. yang berfungsi untuk menipiskan pattern yang akan
Pada pengoperasian mesin roving terdapat dikaitkan.
beberapa potensi bahaya yang termasuk risiko tinggi Berdasarkan pelaksanaan hasil observasi dan
adalah bahaya bising, terpapar benda tajam dan wawancara identifikasi bahaya dilakukan terhadap
panas. 10 operator mesin di bagian produksi. Salah satu
Pada pengoperasian mesin punching hole Penilaian risiko pada mesin cutting dapat dilihat
dan brushing edge pada prinsipnya menggunakan pada Tabel 4.
tekanan benda padat sehingga mengaitkan antara Tabel 4 Risk Assessment pada salah satu mesin
pattern dengan artikel. Bahaya yang termasuk tinggi pada bagian line upper. Total yang teridentifikasi
adalah bising. sebanyak 91 risiko (berjumlah 7 risiko high risk
Pada pengoperasian mesin Juki terdapat potensi dan 5 risiko low risk), sedangkan, pada mesin yang
tertusuk jarum jahit dan terjepit mesin skochi yang tergolong berisiko tinggi adalah mesin Roving, dan
dapat meremukkan jari tangan. yang tergolong berisiko rendah pada mesin Two
Pada pengoperasian mesin hammer over lapping molding.
adanya bahaya kebisingan dan terpapar panas. Pada Mesin Roving untuk penilaian risiko
Sehingga cenderung cepat lelah. ditemukan 3 jenis antara lain : risiko terkena gerinda
Pada pengoperasian mesin two molding apabila pengaturan mesin tidak sesuai dengan SOP,
memiliki potensi yang tidak berisiko fatal, hanya risiko terpapar bising dan terakhir terpapar panas
saya mesin ini menggunakan 2 temperatur (suhu Mesin Two Molding untuk penilaian risiko
panas 180°C dan suhu dingin 25°C). hanya terdapat risiko sedang dan rendah.
Novita dan Mulyono, Risk Assessment Perusahaan Export Sepatu… 29

Tabel 4. Lembar Risk Assessment, Tahun 2014


1.  CUTTING
TAHAP Risk Assesment Evaluasi Risiko
POTENSI BAHAYA RISIKO
PEKERJAAN L S T (L) (M) (H)
1 Menyalakan Tersengat Listrik Terluka Bakar Rare Major  4 
tombol swift on (1) (4)
Kabel tidak rapi Tersandung Unlikely Major  8 
Pekerja lain (2) (4)
Ada Pekerja lain yang Konsleting Rare Major  4 
menyalahgunakan mesin (1) (4)
2 Mengambil Paparan aroma bahan Sesak Nafas Almost Moderate 15 
pattern Kulit kulit hewan dan bersin- certain (3)
ditempatkan ke bersin (5)
meja cutting
Menempatkan Kurang Konsentrasi Terjepit Possible Minor  6 
logam mengoperasikan mesin diantara Benda (3) (2)
besi untuk bergerak
membentuk Tersayat Benda tajam Sobek Jari Possible Major 12
pattern kulit 
(logam besi) tangan (3) (4)
Pekerjaan dilakukan Nyeri Pinggang Possible Insignifikan  3 
berdiri terus-menerus dan nyeri otot (3) (1)
kaki.
Tertimpa benda tajam Luka Tusuk di Rare Minor  2 
kaki (1) (2)
Penggunaan Tenaga Nyeri otot Unlikely Insignifikan  2 
lebih untuk mencetak tangan (2) (1)
Paparan sisa potongan Sesak Nafas Rare Moderate  3 
kulit. (1) (3)

Setelah dilakukan penilaian risiko tahapan Analisa risiko sisa dari risk assessment hingga
berikutnya adalah mempelajari upaya pengendalian upaya pengendalian di bagian line upper perusahaan
berdasarkan Hierarki Pengendalian. (Ramli, 2010). export sepatu ditemukan adanya 30 risiko sisa atau
Upaya pengendalian dapat dilihat pada Tabel 5. residual risk. Risiko sisa yang dihasilkan disebabkan
Hasil pengendalian risiko dari masing-masing masih belum diketahui upaya pengendalian maupun
aktivitas pekerjaan 10 mesin yang dilakukan bahaya yang tidak diketahui oleh pihak terkait.
berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Berdasarkan hasil observasi lingkungan
untuk upaya pengendalian pada bagian Line kerja di line upper risiko sisa disebabkan karena
upper Perusahaan export sepatu telah sesuai unsafe act yang tidak menaati SOP yang berlaku.
dengan hierarki pengendalian dengan sejumlah Misalnya, pada mesin roving, bahaya debu dan
91 pengendalian telah diaplikasikan dengan suara bising. Hal tersebut tidak dihiraukan oleh
cukup baik. Pengendalian yang bernilai tinggi dan operator mesin (tidak memakai masker, googles dan
dianggap sebagai upaya terbaik adalah pengendalian bahkan earplug). Perusahaan telah menyediakan
isolasi kabel di line upper keseluruhan mesin- APD seperti, earplug, masker dan googles namun
mesin tersebut telah diberi tanda stiker peringatan masih terbatas.
bahaya mesin tersebut memiliki tekanan voltase Mesin yang memiliki risiko sisa tertinggi ada
yang tinggi. pada mesin Roving karena paparan debu gerinda jika
Sedangkan, untuk upaya pengendalian yang tidak dibudayakan mematuhi SOP dalam pemakaian
belum diterapkan pada bagian Line upper Perusahaan APD maka akan terjadinya penyakit akibat kerja
export sepatu yaitu pada bahaya ergonomi seperti, jangka panjang dan untuk risiko sisa yang bernilai
memodefisikasi mesin, misalnya pada pekerjaanya rendah ada pada mesin stitching yaitu perlu adanya
memerlukan berdiri selama 8 jam kerja tanpa adanya kajian ulang SOP mengenai alat perlindungan tangan
kursi. seperti perlu memakai finger shall atau sarung jari
tangan.
Tabel 5. Pengukuran Upaya Pengendalian dan Risiko Sisa Line Upper, Tahun 2014
30

Risk Control Total


Total Risk Total Risk
Tahap Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko Residual Kategori
Strategi Hirarki Total Assessment Control
Risk
1. Menyalakan tombol swift Tersengat Listrik Terluka Bakar Menyediakan APAR Memeriksa dan  9  4  9 -5 Baik
on (3) mengisolasi
kabel listrik yang
terkelupas
(3)
Kabel tidak rapi Tersandung Belum ada Mengadakan budaya  0  8  0 8 Terdapat
Pekerja lain (0) 5R Residual Risk
(5)
Ada Pekerja Konsleting Mematuhi SOP Memberikan sticker 20  4 20 -16 Baik
lain yang mesin (5) bahaya di mesin
menyalahgunakan (4)
2. Mengambil pattern Kulit Paparan aroma Sesak Nafas Menyediakan masker Memberikan sticker  8 15  8 7 Terdapat
ditempatkan ke meja bahan kulit hewan dan bersin- dan Apron. bahaya Residual Risk
cutting bersin (2) (4)
Menempatkan logam besi Kurang Konsentrasi Terjepit di- Lebih waspada ketika Memakai APD  5  6  5 1 Terdapat
untuk membentuk pattern mengoperasikan antara Benda bekerja berupa sarung tangan Residual Risk
kulit mesin bergerak (5) (1)
Tersayat Benda Sobek Jari Lebih waspada ketika Memakai APD  5 12  5 7 Terdapat
tajam (logam besi) tangan bekerja berupa sarung tangan Residual Risk
(5) (1)
Pekerjaan Nyeri Memberikan Modefisikasi mesin  4  3  4 -1 Baik
dilakukan berdiri Pinggang dan Istirahat selama 2 (2)
terus-menerus nyeri otot menit
kaki. (2)
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1 Jan-Jun 2015: 22–32
Novita dan Mulyono, Risk Assessment Perusahaan Export Sepatu… 31

PEMBAHASAN serta memakai alat pelindung diri berupa safety


Penerapan risk assessment Perusahaan export shoes untuk mencegah kontak langsung dengan
sepatu menggunakan dua pendekatan yaitu, bumi dan memakai sarung tangan untuk mencegah
pertama dengan investigasi kecelakaan kerja dan kontak langsung dengan aliran listrik.
kedua, dengan manajemen risiko. Risk assessment Perhitungan risiko sisa yang telah dilakukan
di Perusahaan export sepatu pada bagian Line oleh peneliti menghasilkan sejumlah risiko sisa.
upper mengidentifikasi bahaya, menilai risiko Hal ini dikarenakan beberapa pengendalian yang
yang terjadi, melakukan pengendalian risiko dilakukan tidak mencukupi untuk mengendalikan
hingga menghitung risiko sisa. Program HIRARC risiko yang ada. Setelah dilakukan perhitungan risiko
di Perusahaan export sepatu merupakan tujuan sisa ternyata terdapat 30 risiko sisa dari keseluruhan
untuk mencapai zero accident dan telah dicapai. mesin ditemukan dan dikelompokkan menjadi 14
Pada tahun 2004 dan 2006 hanya pada penelitian risiko.
sebelumnya mengutamakan manajemen bahaya, Sebagian besar risiko yang menghasilkan
misalnya membuat pohon faktor yang selanjutnya risiko sisa berhubungan dengan Human error.
dilakukan upaya pencegahan sesuai SOP melalui Risiko yang berhubungan dengan Pengendalian
metode FTA. yang bisa disarankan peneliti pada perusahaan
Berdasarkan hasil observasi dan data sekunder adalah Pengendalian secara Teknik dan
pada lembar JSA penerapan risk assessment administratif. Seperti, memodefisikasi mesin
perusahaan export sepatu untuk identifikasi bahaya (penambahan intensitas pencahayaan pada mesin
masih belum baik dalam hal terperinci hingga yang membutuhkan ketelitian) dan sosialisasi
tahap perhitungan risiko sisa. Hal ini menyebabkan berkala management risk pada seluruh karyawan
adanya kemungkinan lain bahaya yang masih jarang perusahaan.
diketahui bahkan risiko bahaya kecelakaan dan
kesehatan di lingkungan kerja. SIMPULAN
Namun, dalam hal ini Perusahaan export sepatu
Setiap tahapan pembuatan kap sepatu di
ini, sudah menerapkan pencegahan kecelakaan
Perusahaan export sepatu ini menggunakan
dengan menerapkan SMK3 yang ditetapkan Dalam
mesin-mesin berteknologi canggih. Setiap tahapan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang
pekerjaan tidak terlepas dari potensi bahaya
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
kesehatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan Kerja.
Dalam pelaksanaan observasi mengenai
Menurut Ramli (2010), dalam melakukan
Identifikasi bahaya pengoperasian terhadap 10
identifikasi bahaya terdapat tiga teknik yang
mesin yaitu Cutting, Skiving, Stitching, Embos
digunakan yaitu metode pasif, metode semiproaktif,
Logo, Roving, Punching Hole, Juki, Brushing
dan metode proaktif. Identifikasi yang dilakukan
Edge, Hammer Over Lapping, dan Two Molding
di Perusahaan export sepatu sudah diupayakan
pada line upper teridentifikasi sebanyak 41 tahapan
secara sistematis baik perencanaan dan pelaporan
pekerjaan.
kejadian kecelakaan ke Manajer EHS. Pada Hasil
Pada Mesin yang tergolong berisiko tinggi
Identifikasi bahaya terdapat 41 tahapan pekerjaan di
bahayanya adalah mesin Roving, sedangkan yang
mana masing-masing tahapan memiliki risiko yang
tergolong berisiko rendah potensi bahaya ada pada
berbeda-beda. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh
mesin Two molding.
kondisi mesin, lingkungan dan manusianya.
Hasil Penilaian risiko keseluruhan dari 10
Pengendalian risiko pada pengoperasian
mesin pada line Upper Perusahaan export sepatu
di bagian Line Upper telah memenuhi Hierarki
diketahui dari aktivitas tersebut teridentifikasi 91
pengendalian. Namun, karena ada beberapa bahaya
risiko: Keseluruhan mesin tersebut memiliki risiko
yang belum diketahui oleh devisi EHS, maka peneliti
terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dilakukan
mengembangkan pengendalian risiko agar tepat
klasifikasi risiko terdapat 7 temuan risiko high risk
untuk mengendalikan risiko yang ada. Misalnya
dan terdapat 5 temuan risiko dengan hasil low risk
untuk mengendalikan risiko terluka bakar akibat
pada semua mesin.
tersengat aliran listrik dari kabel yang terkelupas,
Pada mesin roving untuk penilaian risiko
maka dilakukan pengendalian yakni operator
ditemukan 3 jenis antara lain: risiko terkena gerinda
diwajibkan untuk lebih berhati-hati ketika bekerja
apabila pengaturan mesin tidak sesuai dengan SOP,
32 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 1 Jan-Jun 2015: 22–32

risiko terpapar bising dan terpapar panas. Sedangkan, OSHA. 2002. Job Hazard Analysis. US Departement
mesin Two Molding untuk penilaian risiko hanya of Labor. Occupational safety and health
terdapat risiko sedang dan rendah. administration. OSHA-30171. USA.
Upaya pengendalian dari 10 mesin pada bagian Kuntoro, Haji. 1948. Metode statistik. Pustaka Melati
line upper telah sesuai dengan Hierarki pengendalian 2007. Surabaya.
sejumlah 91 pengendalian, yang telah diaplikasikan Sand, Agung. 2009. HIRARC Sebagai Upaya
dengan cukup baik. Pengendalian Kecelakaan Kerja Perusahaan
Risiko sisa dari keseluruhan mesin pada di Sidoarjo Jawa Timur. Skripsi. Universitas
bagian line upper Perusahaan export sepatu masih Airlangga.
menyisakan sebanyak 30 risiko sisa. Swasti, Nadia. 2013. Risk management pada
pekerjaan pengoperasian dan perawatan
passenger hoist jenis SC 160/160. (Studi Kasus
DAFTAR PUSTAKA
di Proyek Pengembangan Bandara Internasional
Alli, Benjamin O. 2008. Fundamental Principal of Ngurah-Rai Bali (PPBIB) KSO Adhi – Wika).
Occupational Health and Safety Second Edition. Skripsi. Universitas Airlangga.
Geneva. ILO. Musoffan, Wildan. 2007. Analisa Aspek Keselamatan
Coppee, Georges H. 2013. Occupational Health Service dan Keehatan Kerja (K3) Dalam Upaya
and Practice. http://www.ilo.org/safework_ Identifikasi Potensi Bahaya di Unit Plastic
bookshelf/english?content&nd=857170174. Injection di PT. Astra Honda Motor. Jakarta.
International Labor Organization (Sitasi 6 Mei Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian
2013) Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depnakertrans RI. 2006. Himpunan Peraturan Pratama, Zakka Setya. 2012. Risk Management
Perundang-undangan Keselamatan dan kesehatan Pada Pekerja Oxy-LPG Material Cutting di
Kerja. Depnakertrans RI . Jakarta. Area Workshop PT Bangun Sarana Baja Gresik.
Ilfani, Grisma. 2013. Analisis Pengaruh Keselamatan Skripsi. Universitas Airlangga.
dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Nuraga, Wisnu 2008. Dermatitis Kontak pada Pekerja
(Studi pada PT. APAC Inti Corpora Bawean Jawa yang Terpajan dengan Bahan Kimia di Perusahaan
Tengah Unit Spinning2). Skripsi. Universitas Industri Ototmatif Kawasan Industri. Skripsi.
Diponegoro. Semarang. Cibitung . Jawa Barat.
Joint Technical Committee OB-007, Risk Management. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
2004. AS/NZS 4360:2004 Australian/New Zealand Keselamatan & Kesehatan K3 OHS Risk
Standard Risk Management. Sydney. Management. Jakarta: Dian Rakyat.
Standards Australia International Ltd, G. Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
Katindo Megah Utama. 2011. Himpunan Peraturan Manajemen Risiko Dalam Perspektif Kerja
Perundang-undangan Keselamatan dan OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.
Kesehatan Kerja. Jakarta. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Jamsostek, PT. 2013. Transforming Into New Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto.
Era(Transformasi Menuju Era Baru).Jamsostek Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri Dasar-dasar
h t t p : / / w w w. j a m s o s t e k . c o . i d / c o n t e n t / i . Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
php?mid=5&id=47. (Sitasi 5 Maret 2013) Kerja. Solo: Harapan Press.

You might also like