Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2017, Volume 8, Number 1: 63-68


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Gambaran sikap dan perilaku merokok siswa SMA/


SMK terhadap bahaya rokok pasca pencantuman
gambar peringatan pada kemasan rokok di wilayah CrossMark
kerja UPT puskesmas Mengwi I Kabupaten
Published by DiscoverSys
Badung Bali 2014

Putu Agus Sukarna*

ABSTRACT

Figures higher cigarette consumption in Indonesia is a crucial national issues. stipulated in Government Regulation No. 109 of 2012 on securing material
Indonesia is the fourth largest cigarette consuming country in the world after containing addictive substances such as tobacco products for health. In the
China, Russia and the United States. Number of cigarettes consumed reached policy set back the pictures warning of the dangers of smoking on cigarette
260.8 billion cigarettes per year.The prevalence of smokers aged adolescents packs are expanded to an area of 40% from 15% in the form of text.Research
reported increased from year to year. Data up to the year 2010 indicate that on the picture of the attitudes and behavior of SMA / SMK in Mengwi against
there is a pattern increased prevalence of smoking in adolescence. Increased the dangers of smoking after the inclusion of picture warnings on cigarette
reaching up to 12.9% of adolescents, especially in the age group 15-19 years. packs until now still not been done. Therefore, this study aims to describe the
The prevalence of smoking in adolescent males increased by 24.6% (13.7% attitudes and behavior of SMA / SMK against the dangers of cigarettes post
- 38.4%) and among girls increased by 0.6% (0.3% - 0.9%).Indonesian a picture had note warning the dangers of smoking in the work area UPT
government imposed a new policy regarding the display cigarette packs Puskesmas Mengwi 1 Badung

Keywords: smoking, senior high school student, Mengwi I Public Health Care
Cite Pasal Ini: Sukarna, P.A. 2017. Gambaran sikap dan perilaku merokok siswa sma/smk terhadap bahaya rokok pasca pencantuman gambar
peringatan pada kemasan rokok di wilayah kerja upt puskesmas Mengwi I Kabupaten Badung Bali 2014. Intisari Sains Medis 8(1): 63-68. DOI:
10.15562/ism.v8i1.104

ABSTRAK

Jumlah pengguna rokok di Indonesia semakin meningkat. Salah satu bahaya merokok dalam kemasan rokok yang ditambah menjadi seluas
alasan orang merokok adalah mendapatkan kenikmatan sesaat dan 40% dari sebelumnya 15% dalam bentuk teks. Teknik ini dilakukan
sering tidak memperdulikan akibat yang ditimbulkan. Prilaku ini dengan harapan remaja dapat lebih memahami tentang bahaya rokok
menyebabkan angka konsumsi rokok tinggi khususnya di Indonesia. bagi kesehatan sehingga diharapkan mengurangi jumlah perokok
Indonesia adalah negara pengkonsumsi rokok keempat terbesar di dikalangan remaja tersebut. Penelitian tentang gambaran sikap dan
dunia setelah China, Rusia dan Amerika. Data sampai tahun 2010 perilaku siswa SMA/SMK Mengwi Badung terhadap bahaya rokok
menunjukkan bahwa prevalensi perokok usia remaja dilaporkan pasca pencantuman gambar peringatan pada kemasan rokok belum
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi pernah dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini dengan
mencapai hingga 12.9% remaja terutama pada kelompok umur 15-19 tujuan untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku siswa SMA/
tahun. Peningkatan paling tinggi terjadi pada kelompok remaja laki-laki SMK terhadap bahaya rokok pasca pecantuman gambar peringatan
yaitu sebesar 24,6% dan pada remaja perempuan meningkat sebanyak bahaya rokok di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi 1 Kabupaten
Program Studi Pendidikan Dokter, 0,6%. Tingginya angka konsumsi rokok merupakan permasalahan Badung. Penelitian tersebut juga menunjukkan 67% responden perokok
Fakultas Kedokteran Universitas nasional yang perlu di antisipasi. Pemerintah Indonesia memberlakukan ingin berhenti merokok setelah melihat gambar peringatan tersebut.
Udayana
kebijakan baru mengenai tampilan bungkus rokok yang diatur dalam Didapatkan pula sebagian besar responden (86%) memilih gambar
Peraturan Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan peringatan di kemasan rokok sebagai cara yang mampu mengurangi
*
Correspondence to: Putu Agus yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. minat terhadap rokok, dan sebanyak 60% responden dari penelitian
Sukarna, Program Studi Pendidikan Dalam kebijakan tersebut diatur kembali mengenai gambar peringatan tersebut menyatakan perlu diadakannya sanksi terhadap pelanggar KTR.
Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
agussukarna39@yahoo.com
Kata Kunci: Merokok, Siswa SMA/SMK, Puskesmas Mengwi I
Cite Pasal Ini: Sukarna, P.A. 2017. Gambaran sikap dan perilaku merokok siswa sma/smk terhadap bahaya rokok pasca pencantuman gambar
Diterima: 16 Juli 2016 peringatan pada kemasan rokok di wilayah kerja upt puskesmas Mengwi I Kabupaten Badung Bali 2014. Intisari Sains Medis 8(1): 63-68. DOI:
Disetujui: 15 Agustus 2016 10.15562/ism.v8i1.104
Diterbitkan: 10 Januari 2017

Open access: http://isainsmedis.id/ 63


ORIGINAL ARTICLE

PENDAHULUAN
Angka konsumsi rokok yang tinggi di Indonesia pada bagian atas kemasan sisi lebar bagian depan
merupakan permasalahan nasional yang krusial. dan belakang masing-masing seluas 40%, diawali
Indonesia adalah negara pengguna rokok ke empat dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan
terbesar di dunia setelah China, Rusia dan Amerika. huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus
Jumlah batang rokok yang dikonsumsi mencapai dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian
260.8 milyar batang per tahunnya. Prevalensi pero- atau seluruhnya; b) gambar sebagaimana dimak-
kok usia remaja dilaporkan mengalami peningka- sud pada huruf a harus dicetak berwarna; c) jenis
tan dari tahun ke tahun. Data hingga tahun 2010 huruf harus menggunakan huruf arial bold dan
menunjukkan bahwa terjadi pola peningkatan font 10 atau proporsional dengan kemasan, tulisan
prevalensi merokok pada usia remaja. Peningkatan warna putih di atas latar belakang hitam. Perilaku
yang terjadi mencapai hingga 12.9% remaja teru- merokok dapat dibagi menjadi 4 berdasarkan
tama pada kelompok umur 15-19 tahun. Prevalensi Management of Affect Theory, Perilaku merokok
merokok pada remaja laki-laki mengalami pening- yang pertama disebabkan oleh perasaan positif.
katan sebesar 24,6% (13,7% - 38,4%) dan pada Model ini dapat dibagi menjadi 3 diantaranya
remaja perempuan meningkat sebanyak 0,6% pleasure relaxation, stimulation to pick them up dan
(0,3% - 0,9%).1,2,3 pleasure of handling the cigarrete. Pleasure relax-
Kebijakan pengamanan rokok terhadap kese- ation berarti merokok dilakukan untuk meningkat-
hatan di Indonesia telah tertuang pada peraturan kan kenikmatan yang sudah didapat, stimulation to
pemerintah nomor 81 Tahun 1999. Peraturan pick them up yaitu perilaku merokok yang dilaku-
tersebut mengharuskan produsen mencantum- kan hanya untuk menyenangkan perasaan dan
kan informasi kandungan nikotin dan tar, kode pleasure of handling the cigarrete yang berarti
produksi, dan tulisan peringatan kesehatan pada suatu kenikmatan yang timbul setelah memegang
label sekurang-kurangnya 15% di bagian kemasan rokok.3,4 Pada tingkat puskesmas, penyuluhan dan
yang mudah dilihat. Peringatan ini berupa tulisan himbauan berhenti merokok merupakan bagian
yang berbunyi “Merokok dapat menyebabkan dari program promosi kesehatan atau Promkes.
kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan Program Promosi Kesehatan di puskesmas memi-
kehamilan dan janin”. Berdasarkan peraturan- liki berbagai jenis kegiatan, diantaranya promosi
nya, tulisan peringatan kesehatan ini harus pada di dalam gedung puskesmas termasuk di halaman
tempat yang dilihat dan dibaca, dengan sisi lebar puskesmas dan promosi di luar gedung puskes-
tiap kemasan rokok, warna kontras dengan tulisan, mas. Adapun yang menjadi topik dalam program
dan dengan ukuran minimal yaitu tiga millimeter. ini bermacam-macam, mulai dari perilaku hidup
Suatu hasil studi mengenai kebijakan pengamanan bersih dan sehat, pesan gizi seimbang, pesan kelu-
rokok tersebut menunjukkan dari 90% masyarakat arga berencana, kesehatan ibu dan anak, kesehatan
yang pernah membaca peringatan tersebut, remaja termasuk salah satunya larangan merokok
42,5%  tidak percaya karena tidak melihat bukti, Penyuluhan mengenai rokok dan zat narkotika lain-
25% tidak termotivasi untuk berhenti merokok, nya dan KTR di Puskesmas Mengwi 1 dilaksanakan
25% mengaku tidak peduli karena terlanjut ketagi- hampir setiap tiga bulan yang dilaksanakan oleh
han, dan 19% mengatakan bahwa tulisan tidak program Promosi Kesehatan, program KIA, dan
menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilaku- program UKS yang menjadi satu dengan program
kan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Kesehatan Remaja. Kegiatan yang dilakukan yaitu
Indonesia. Kebijakan terbaru tentang pengamanan melakukan penyuluhan mengenai rokok dan zat
rokok terhadap kesehatan yaitu tertera pada narkotika lainnya serta penerapan KTR di setiap
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor sekolah-sekolah.5,6 Berdasarkan dari latar belakang
109 Tahun 2012 yang direalisasikan tahun 2014 tersebut, maka perlu dilakukan penelitian Untuk
ini. Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap mengetahui gambaran sikap dan perilaku merokok
satu varian produk tembakau wajib dicantumkan siswa SMA/SMK terhadap bahaya rokok pasca
gambar dan tulisan peringatan kesehatan yang pencantuman gambar peringatan di kemasan
terdiri atas 5  jenis yang berbeda dengan proporsi rokok di wilayah kerja UPT Puskesmas Mengwi 1,
masing-masing 20% dari jumlah setiap varian Kabupaten Badung.
produk tembakau (pasal 15). Gambar dan tulisan
peringatan tersebut harus terdapat pada produk
METODE
kemasan terkecil dan kemasan yang lebih besar
produk tembakau. Adapun persyaratan pencantu- Waktu pengambilan data dilakukan pada hari Rabu
man gambar dan tulisan tersebut diatur dalam pasal tanggal 3 Desember 2014. Jadwal pengambilan data
17 PP no 109 Tahun 2012 yaitu: a) dicantumkan disesuaikan dengan jam pelajaran kosong setelah

64 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 63-68 | doi: 10.15562/ism.v8i1.104
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 1  Karakteristik Responden berkoordinasi dengan wakasek kesiswaan SMA/


SMK setempat. Penelitian ini mempergunakan
Karakteristik responden (n=100) N (%)
rancangan penelitian cross sectional deskriptif.
Umur 16 tahun 3 3,0 Cara pengambilan sampel menggunakan teknik
17 tahun 70 70,0 cluster sampling. Seluruh kelas dari SMA/SMK
18 tahun 27 27,0
yang berada di bawah UPT Puskesmas Mengwi
I didata dalam sampling frame. Populasi target
Jenis Kelamin Lelaki 61 61,0
penelitian ini adalah siswa SMA/SMK. Populasi
Perempuan 39 39,0 terjangkau penelitian ini adalah siswa yang masih
Status merokok Perokok 29 29,0 aktif sebagai murid SMA/SMK Desa Mengwi tahun
Non perokok 60 60,0 2014 yang berusia antara 16-18 tahun. Sampel pada
penelitian ini adalah seluruh siswa SMA/SMK yang
Mantan Perokok 11 11,0
masih aktif terdaftar di kelas terpilih. Pemilihan
Anggota keluarga Ada 76 76,0 sampel dilakukan dengan cara cluster sampling
merokok
untuk memilih dua kelas yang akan diambil sebagai
Teman yang Banyak/hampir semua 60 60,0 sampel. Siswa dalam satu kelas tersebut diminta
merokok Hanya beberapa 40 40,0 untuk mengisi kuisioner. Pada penelitian ini bertu-
Paparan Informasi Pernah 97 97,0 juan mengetahui persepsi dan gambaran sikap dan
tentang Rokok perilaku siswa SMK/SMA terhadap label gambar
Tidak pernah 3 3,0 peringatan pada kemasan rokok di wilayah kerja
UPT Puskesmas Mengwi 1, Kabupaten Badung.
Sumber Informasi Pamflet 14 14,0
Sikap dan perilaku merokok siswa dapat dipen-
Televisi 86 86,0 garuhi oleh beberapa faktor baik faktor internal
Keluarga 23 23,0 maupun faktor eksternal. Faktor internal yang
Radio 25 25,0 mempengaruhi diantaranya pengetahuan siswa
Penyuluhan langsung 22 22,0
terhadap rokok dan tingkat stress. Sementara faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi diantaranya
Lainnya 7 7,0
lingkungan keluarga, pergaulan, dan status sosial.
Sehari sebelum dilakukannya pengambilan data
Tabel 2  Karakteristik Sampel
Perokok Mantan perokok
(n=29) Non perokok (n=60) (n=11) Total
Sikap N (%) n (%) n (%) n (%)
Pernah melihat gambar 29 (29) 60 (60) 11 (11) 100 (100)
Setuju 18 (62) 53 (88,3) 8 (72,7) 79 (79)
Menyeramkan 27 (93,1) 56 (93,3) 8 (72,7) 91 (91)
Takut 13 (44,8) 45 (75) 9 (81,8) 67 (67)
Biasa saja 16 (55,2) 15 (25) 2 (18,2) 33 (33)
Informasi label jelas 24 (82,7) 45 (75) 9 (81,8) 78 (78)
Ukuran perlu diperbesar 7 (24,1) 26 (43,3) 4 (36,3) 37 (37)
Ukuran sudah cukup besar 14 (48,2) 25 (41,6) 4 (36,3) 43 (43)
Label perlu dihilangkan 8 (27,7) 9 (15,1) 3 (27,4) 20 (20)
Khawatir terhadap kesehatan 12 (19,4) 46 (74,2) 4 (36,4) 62 (62)
Tidak khawatir terhadap kesehatan 17 (58,6) 14 (23.3) 7 (63.6) 38 (38)
Percaya pada informasi dalam label 24 (82,7) 57 (95) 11 (100) 92 (92)
Tidak percaya pada informasi dalam label 5 (17,3) 3 (5) 0 (0) 8 (8)
Memilih label gambar 23 (79,3) 55 (91,6) 8 (72,7) 86 (86)
Memilih plain packaging 5 (17,2) 5 (8,4) 3 (27,3) 13 (13)
Memilih tidak digunakan label gambar 1 (3,4) 0 (0) 0 (0) 1 (1)
maupun plain packaging

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 63-68 | doi: 10.15562/ism.v8i1.104 65
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 3  Gambaran Sikap dan Perilaku Perokok Aktif Puskesmas Mengwi 1. Data jumlah SMA/SMK
diperoleh dari Puskesmas Mengwi I. Sebanyak
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
dua kelas terpilih dengan menggunakan metode
Mulai merokok cluster sampling dengan jumlah responden seban-
± 1 bulan yang lalu 7 24,1 yak 100 siswa. Pengumpulan data lebih lanjut
± 1 tahun yang lalu 4 13,8
dilakukan dengan kuesioner yang diisi sendiri oleh
responden.
> 1 tahun yang lalu 18 62,1
Pada penelitian ini, sebagian besar responden
Frekuensi merokok menyatakan pernah melihat gambar peringatan
setiap hari 17 58,6 bahaya merokok dan menyatakan gambar tersebut
± 2 hari sekali 9 31 menyeramkan. Sebagian besar juga menyatakan
informasi yang terdapat pada gambar tersebut sudah
± 3 hari sekali 3 10,3
cukup jelas untuk menjelaskan bahaya rokok. Hasil
Jumlah rokok perhari ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
1 bungkus 2 6,9 di Kanada, dimana 84% responden menyatakan
>1 bungkus 3 10,3 gambar peringatan dapat menjelaskan risiko
<1 bungkus 24 82,8 merokok dengan baik. Hal tersebut menunjuk-
kan, gambar dapat memberikan infornasi dengan
Dampak merokok bagi kesehatan
baik karena memperlihatkan dampak merokok
Mempengaruhi 23 79,3 secara langsung. Sehingga responden yang melihat
Tidak mempengaruhi 6 20,7 gambar peringatan tersebut dapat dengan mudah
Kesan terhadap gambar peringatan mengetahui bagaimana dampak merokok yang
Ingin berhenti merokok 12 41,4 sebenarnya bisa terjadi.7
Kesan responden penelitian terhadap gambar
Tidak ingin berhenti merokok 3 10,3
peringatan tersebut bagi non perokok adalah mena-
Mengurangi jumlah rokok 14 48,3 kutkan, sementara bagi perokok lebih banyak yang
Kesan terhadap dampak rokok pada kesehatan setelah adanya gambar peringatan menganggap gambar peringatan tersebut terkesan
Semakin khawatir 13 44,8 biasa saja dan tidak mempengaruhi sikap mero-
Biasa saja 16 55,2
kok responden. Bagi mantan perokok, sebagian
besar menyatakan menakutkan. Hasil ini sejalan
Total 29 100
dengan beberapa penelitian yang dilakukan baik di
Indonesia maupun di mancanegara. Pada penelitian
dilakukan pendekatan personal terhadap SMA/ tersebut dinyatakan, pada awalnya perokok sedikit
SMK terpilih. Keesokan harinya seluruh siswa merasa takut akan adanya gambar peringatan pada
yang hadir pada kelas terpilih diminta untuk bungkus rokok tersebut, namun lama kelamaan
mengisi kuisioner yang terdiri atas 29 pertanyaan perokok menganggapnya biasa saja dan tidak
yang menggambarkan karateristik responden serta mempengaruhi keinginan merokok. Sementara bagi
sikap dan perilaku responden. Data kemudian di non perokok, gambar peringatan tersebut cukup
kode menjadi kategori-kategori dan dimasukkan memberi ketakutan untuk mulai merokok. Hasil
ke dalam program pengolah data. Data kemudian penelitian-penelitian diatas menunjukkan gambar
dianalisis dan disajikan dalam bentuk laporan peringatan bahaya merokok sudah tidak terke-
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data san menakutkan lagi bagi para perokok sehingga
pada penelitian ini adalah teknik memeberikan gambar tersebut tidak cukup untuk mempengaruhi
kuesioner kepada responden dan diisi berdasarkan sikap dan perilaku para perokok untuk berhenti
pendapat dari responden dan kemudian di kumpul merokok.Mengenai sikap dan perilaku terhadap
kembali untuk dianalisis oleh peneliti. Dimana gambar peringatan, sebagian besar responden
sebelum dilakukan, responden dimintai persetu- menyetujui pencantuman gambar sebagai pesan
juan terlebih dahulu dengan membubuhkan tanda peringatan bahaya merokok baik responden pero-
tangan pada lembaran kuesioner merujuk pada kok, non perokok maupun mantan perokok. Hasil
prinsip dan etika penelitian kedokteran yang meli- ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan
batkan subjek manusia sesuai deklarasi Helsinki. 75% dari responden lebih menyetujui digunakan-
nya gambar sebagai pesan peringatan bahaya rokok
dibandingkan dengan pesan teks. Penelitian terse-
HASIL DAN PEMBAHASAN
but juga menunjukkan 67% responden perokok
Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMA/ ingin berhenti merokok setelah melihat gambar
SMK yang berada di wilayah cakupan kerja peringatan tersebut. Pada penelitian ini, responden

66 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 63-68 | doi: 10.15562/ism.v8i1.104
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 4  Gambaran Sikap dan Perilaku Mantan Perokok sebagian besar responden (86%) memilih gambar
peringatan di kemasan rokok sebagai cara yang
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
mampu mengurangi minat terhadap rokok. Hal ini
Mulai merokok sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh yang
± 1 bulan yang lalu 7 24,1 menyatakan 75% dari responden lebih menyetujui
± 1 tahun yang lalu 4 13,8
digunakannya gambar sebagai pesan peringatan
bahaya rokok dibandingkan dengan pesan teks.
> 1 tahun yang lalu 18 62,1
Kebijakan pemerintah mengenai rokok lainnya
Frekuensi merokok yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
setiap hari 17 58,6 adalah Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
± 2 hari sekali 9 31 yang diatur dalam Perda Bali No.10 tahun 2011.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menun-
± 3 hari sekali 3 10,3
jukkan kepatuhan KTR di masyarakat masih
Jumlah rokok perhari tergolong rendah. Sebanyak 60% responden dari
1 bungkus 2 6,9 penelitian tersebut menyatakan perlu diadakannya
>1 bungkus 3 10,3 sanksi terhadap pelanggarnya. Ditinjau dari pene-
<1 bungkus 24 82,8 litian ini, penerapan KTR di sekolah-sekolah dapat
diterapkan denga metode yang lebih ketat sehingga
Dampak merokok bagi kesehatan
dapat membatasi perilaku merokok siswa.9,13
Mempengaruhi 23 79,3
Tidak mempengaruhi 6 20,7
SIMPULAN
Kesan terhadap gambar peringatan
Ingin berhenti merokok 12 41,4 Perlu diingat bahwa upaya penghentian keinginan
merokok sering kali berbenturan dengan kondisi
Tidak ingin berhenti merokok 3 10,3
adiksi. Upaya yang dilakukan untuk dapat menghen-
Mengurangi jumlah rokok 14 48,3 tikan kebiasaan merokok pada perokok yang sudah
Kesan terhadap dampak rokok pada kesehatan setelah adanya gambar peringatan mengalami ketergantungan memerlukan lebih dari
Semakin khawatir 13 44,8 sekedar himbauan dalam iklan contohnya dengan
Biasa saja 16 55,2 konsultasi dan layanan untuk membantu berhenti
merokok. Gambar-gambar peringatan yang tercan-
Total 29 100
tum dalam kemasan rokok didapatkan mampu
menimbulkan perhatian atau kekhawatiran respon-
Tabel 5  Gambaran Sikap dan Perilaku Non Perokok den terhadap kesehatan dan menimbulkan keingi-
Variabel Jumlah (n) Persentase (%) nan untuk tidak mencoba merokok terutama pada
responden non perokok. Fakta ini menunjukkan
Kesan setelah adanya gambar peringatan bahwa gambar peringatan dapat menjadi salah satu
Tidak ingin mencoba 59 98,3 upaya pencegahan merokok pada individu yang
Ingin Mencoba 1 1,7 belum pernah mencoba rokok. Namun, keberadaan
Tanggapan pada kesehatan setelah adanya gambar-gambar tersebut memerlukan pembaha-
gambar peringatan ruan setiap waktu untuk menghindari overexposure
atau timbulnya desensitisasi terhadap paparan
Semakin khawatir 52 86,7
gambar peringatan yang membuat orang-orang
Tidak terpengaruh 8 13,3 terbiasa dengan gambar tersebut.
Total 60 100

DAFTAR PUSTAKA
perokok lebih memilih mengurangi jumlah rokok 1. Eriksen  M,  Mackay  J,  Ross  H. The Tobacco
yang dikonsumsi daripada berhenti merokok. Bagi Atlas.  Atlanta,  GA. 2012.  American Cancer Society, and
mantan perokok, semua responden memilih untuk New York, NY: World Lung Foundation Aditama TY. 2014.
Kebijakan Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia.
tidak merokok kembali setelah adanya peringatan Rountable Discussion Health Warning, Jakarta.
gambar bahaya merokok tersebut. Hal tersebut 2. Depkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan
menunjukkan terdapat perbedaan perilaku mero- Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
kok responden setelah melihat gambar peringatan. 3. Depkes. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan
Pada wilayah penelitian ini berlangsung, gambar Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen
peringatan tersebut belum dapat merubah perilaku Kesehatan Republik Indonesia.
4. Depkes. 2001. SKRT 2001. Badan Penelitian dan
merokok responden perokok menjadi berhenti Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan
merokok.8,9 Pada penelitian ini juga didapatkan Republik Indonesia.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 63-68 | doi: 10.15562/ism.v8i1.104 67
ORIGINAL ARTICLE

5. GATS. 2011. Global Adult Tobacco Survay : Indonesia 10. Barber S. dan Conway L. 2014. Standardised (plain)
Report 2011. www.who.int.com Diakses pada tanggal packaging of Tobacco Product. Science amd Environment
22 November 2014 Section and Home Affairs Section. House of Common,
6. Lenardi M. 2014. Label Visual Peringatan pada Bungkus Australia.
Rokok: Upaya Mutakhir Penekanan Angka Perokok 11. BPS. 1995. Survei Sosial Ekonomi Nasional 1995. Badan
di Indonesia. Karya Tulis Mapres. www.academia. Pusat Statistik.
edu/7729774/label_visual Diunduh pada tanggal 12. BPS. 2004. Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004. Badan
19 November 2014 Pusat Statistik.
7. Aprilia RW. 2011. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam 13. Damayanti R. 2014. Effectiveness of Tobacco Health
Mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok di UPN “Veteran” Warning in Cigarette Package in Indonesia. Center fol
Jawa Timur. Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Health Research University of Indonesia.
Msyarakat Universitas Jember.
8. Ariani RD. 2011. Hubungan Antara Iklan Rokok dengan
Sikap dan Perilaku Merokok pada Remaja. Artikel Ilmiah
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
9. Azkha N. 2013. Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan
Perda Kota Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dalam This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Upaya Menurunkan Perokok Aktif di Sumatera Barat Taun
2013. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. Vol. 2 : 171-9

68 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 63-68 | doi: 10.15562/ism.v8i1.104

You might also like