Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

GEOLOGI DAN KONTROL STRUKTUR TERHADAP PERLIPATAN DAN

HIDROGEOLOGI DAERAH BOJONG, WONOSEGORO, BOYOLALI, JAWA


TENGAH

Andhika N, Maulana Abror T, M Ainurofiq, M Fauzil Azhim, Paschalis P A K


Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan “Veteran”
Yogyakarta
Email: andhika.nugraha97@gmail.com

ABSTRACT
Hydrogeology of fold thrust belt in Bojong Area is one of interesting subject to be researched
because its complexity and benefit for science and socio-enviroment. Based on that, research was
conducted in Bojong Village, Wonosegoro District, Boyolali Regency, Central Java. Method of the
research is morphology analysis, geological mapping, structural geological data collection, and
measurement of water table height.

Geology of research area composed by calarenite and marl unit that was part of Kerek
Formation he which age is Middle-End Miocene and Recent Deposit. Structural geology founded in
the area is normal and overturned fold and thrust fault with trend ENE-WSW, right slip fault with
trend NW-SE, and left slip fault with trend N-S with stress trend NNE-SSW. Cross cutting evidence
from field data shows that the succesion of structure is fold, thrust fault, left slip fault, and right slip
fault. Morphology founded in the area is folded mountain, folded valley, chanel bar, dan river bed
with drainage pattern is trelis.

Hydrogeology system shows tight relation with the geological condition of the area. Marl acts
as aquiclud, while calcarenite acts as aquifer. Aquifer type is semi confined and fractured aquifer.
Height and flow direction of water table reveal dominant structure influence. Height of water table
tends to be close with topography height and the water table flow heads from upper NE, NW, aand
SW area to lower in central and SE area. In some area, there is noticeably deflection of water table as
result of structure influence.

Fold and thrust fault form high area that was play a role as recharge area, while low area
and strucutural-impact weak zone play a role as discharege area. Synclin, particulary in central low
area rather become recharge area and reserve amount groundwater.

Keywords: Bojong, hydrogeology, structure, groundwater, geology

ABSTRAK
Hidrogeologi daerah perlipatan di daerah Bojong merupakan hal yang menarik dikaji karena
kompleksitasnya serta nilai guna terhadap keilmuan dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian di Desa Bojong, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah untuk membahas hal tersebut.
Metode penelitian adalah analisis morfologi, pemetaan geologi, pengambilan data struktur geologi,
dan pengukuran ketinggian muka air tanah.

Geologi daerah telitian tersusun oleh satuan kalkarenit dan napal yang merupakan bagian dari
Formasi Kerek beumur Miosen Tengah-Akhir dan endapan aluvial Recent. Struktur geologi yang
ditemukan adalah lipatan normal, lipatan rebah dan sesar naik dengan arah timurlaut-baratdaya, sesar
mendatar kanan berarah baratlaut-tenggara, dan sesar mendatar kiri berarah utara-selatan. Tegasan
yang bekerja berarah barat laut-barat daya. Kenampakan hukum cross-cutting dari data lapangan
memperlihatkan bahwa urutan pembentukan struktur yaitu lipatan, sesar naik, sesar mendatar kiri, dan
sesar mendatar kanan. Morfologi yang ditemukan adalah perbukitan lipatan, lembah lipatan, channel
bar, dan tubuh sungai dengan pola pengaliran trelis.

Sistem hidrogeologi memperlihatkan hubungan erat dengan kondisi geologi di daerah telitian.
Napal bertindak sebagai akuiklud, sedangkan kalkarenit bertindak sebagai akuifer. Jenis akuifer yang
ditemukan adalah akuifer semi tertekan dan akuifer rekahan. Ketinggian air tanah cenderung
mendekati ketinggian topografi dengan kedalaman yang dangkal dan aliran air tanah mengarah dari
tinggian di bagian timurlaut, baratlaut, dan baratdaya ke rendahan di bagian tengah dan tenggara.

Struktur perlipatan dan sesar naik membentuk tinggian yang menjadi daerah imbuhan,
sedangkan daerah rendahan dan zona lemah akibat struktur menjadi daerah luahan. Sinklin pada
daerah rendahan, khususnya di daerah tengah juga dapat menjadi daerah imbuhan dan menyimpan
sejumlah air tanah.

Kata kunci: Airtanah, Bojong, hidrogeologi, geologi, struktur

You might also like