Professional Documents
Culture Documents
Basic IV Fluid
Basic IV Fluid
Basic IV Fluid
Total Body Fluid
Perempuan dewasa
50%-55%
Cairan Tubuh
60 %
Cairan Cairan
Ekstraseluler Intraseluler
20 % 40 %
Plasma Cairan
Interstitial Membran Sel
darah 5 %
15 %
Intake cairan (minuman dan
makanan) : 1200 ml (minuman) dan
1000 ml (makanan), oksidasi 200-
300 ml.
Output cairan berasal dari urine 1200
-1500 ml/ hari, feses 100 ml, paru-paru
300 – 500 ml dan keringat 600 -
800 ml.
Kebutuhan cairan setiap hari antara
1800– 2500 ml/hari.
2. Dehidrasi Hipertonik :
kekurangan elektrolit karena perpindahaan air dari ekstrasel
ke intrasel
Stress
Usia Temperatur Lingkungan Diet
Sakit Sakit
4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama
2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya
Contoh kasus
Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan
basalnya:
(4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 mL/jam
Contoh :
Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa
demam. Maka kebutuhan cairan yang dibutuhkan adalah :
( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/ jam
Drug solution
TERAPI CAIRAN
RESUSITASI KOREKSI
RUMATAN
KRISTALOID KOLOID
ELEKTROLIT NUTRISI
Memelihara
Menggantikan kehilangan Memelihara keseimbangan jalur IV
akut cairan tubuh cairan tubuh dan nutrisi
HIPOTONIS
ISOTONIS
HIPERTONIS
Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap
berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.
Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan volume
ekstrasel
Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat
menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial.
Osmolaritas cairan < 240 mOsm/L
Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke interstitial & intrasel
Resiko Hemolisis
Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat
PT. BBraun33 Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
ISOTONIS
Osmolaritasnya hampir sama dengan
plasma (290-310 mOsm/L).
Bertahan di dalam intravaskuler dan
kemudian berpindah ke
interstitial/intrasel secara seimbang
Contoh : NS,RL,G5,Ringerfundin
Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340 mOsm/L).
Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam kompartemen intravaskuler
Resiko terjadinya krenasi pd sel jika diberikan infus hipertonis secara cepat
Contoh : G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol 10%
Hiper Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 400 Suplai air dan karbohidrat Resiko hiperglikemia
tonis secara parenteral pada
penderita diabetik, kanker,
sepsis dan defisiensi protein
NaCl 3% + - 1026 - Koreksi Natrium
Na = 513,Cl = 513
Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/l 1228 - Diuretik sistemik pd kasus
serebral edema
(menurunkan TIK) , sindrom
TURP, menurunkan TIO pd
Glaukoma,
Ka-EN MG3*/ + + 695 400 Asupan oral inadequate -
Na =50, K =20,
-
Tridex 100* Cl =50, (karena stroke), anoreksia
-
Lactate =20, pasien dg kanker, malnutrisi,
Glucose=100 g meningitis, diabetik asidosis
Cairan isotonis full balance adapted
menyerupai human plasma.
Acetat dan Maleat diabsorbsi di seluruh
organ dan otot dengan minimun
pemakaian oksigen sehingga aman
digunakan untuk penderita gangguan
hati.
Contoh soal :
Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam,
Maka cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut:
Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 jam (50
cc x 60 kg BB) = 3000 cc/24 jam
Kebutuhan cairan/Jam = 125 cc/ jam.
1. Hiperkalemia
2. Asidosis Metabolik
3. Alkalosis Metabolik
4. Asidosis Respiratorik
5. Alkalosis Respiratorik
Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam
pertama dan sisanya dalam 16 jam
berikutnya.
56
CAIRAN KOLOID
Koloid adalah:
a. cairan yang mengandung albumin dalam plasma,
b. tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam )
c. volume yang diberikan sama dengan volume darah.
d.memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar
dari membran
Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat
overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular
lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan
Decompesatio Cordis (payah jantung).
Contoh cairan koloid : Gelofusine, HES (Hydroxyetyl Starches), Dextran, dan
Gelatin,
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 57
JENIS CAIRAN KOLOID
KOLOID
Non
Protein Protein
2. Protein Colloids :
Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.
Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan dalam
jumlah besar.
Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.
Pasien Nephrotic Syndrom
Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl
Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .
Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
Pemberian 500 mL pada orang normal
46% akan dikeluarkan lewat urine dalam
waktu 2 hari. dan sisanya 54% dalam
waktu 8 hari.
Mengembangkan volume plasma hingga
1,5 x dari vol yang diberikan dan
berlangsung selama 12 jam.
Digunakan sebagai cairan resusitasi pada
penderita gawat.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 64
LANJUTAN …………..
Cepat dan dapat diandalkan untuk
stabilitas hemodinamik
Zat tidak memberikan efek samping
pada anak.
Tidak menimbulkan Asidosis
Hipercloremic
Tidak menimbulkan efek negatif pada
fungsi ginjal.
b. Dalam mL/jam
Contoh soal:
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi
dengan 250 ml infus dalam waktu 2 jam. Berapa
tetesan /menit ?
Jumlah cairan x faktor tetesan (60 tts)
Lama pemberian x 60„
250 mL x 60
2 x 60“
= 125 cc / menit.
c. Mencegah pendarahaan
Whole blood digunakan: Pendarahaan
akut
Packed Red Cell :
a. Hb < 8 gr/dL
b. Perdarahaan hebat 10 mL/kg, pada 1
jam pertama
c. Perdarahaan > 5 mL/kg pada 3 jam
pertama.
Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated Blood
Volume (EBV).
EBV Neonatus = 90 mL/KgBB
EBV Bayi = 80 mL/KgBB
EBV Anak + Dewasa = 70 mL/KgBB
Maka rumus EBV = KgBB x EBV X Jumlah
Pendarahan (%).
Set Transfusi darah diganti setelah 1x 24 jam
walaupun transfusi masih dilanjutkan.
Set Transfusi darah tidak membutuhkan filter udara
Royal College of Nursing (2005b) Right blood, right patient, right time, London: RCN. (III)
Contoh :
Pasien akan diberikan transfusi WB 1 kantong darah
(350 cc) dalam waktu 4 jam.
Berapa kecepatan tetesan transfusi ?
Jumlah darah yg ditransfusi x faktor tetesan (20 tts)
Lama waktu pemberian x 60”