Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

2.4.

2 Data Hasil Percobaan


A. Percobaan Load Flow 1
a. Sebelum dirun sebelum diperbaiki
- Single line diagram

- Karakteristik komponen
 Generator
Rating: Power = 32,5 MW; Voltage = 13,8 KV; Swing Mode
 Transformator
Trafo 1: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 100 MVA
(impedance typical z dan x/r)
Trafo 2: Vp = 70 KV; Vs = 20 KV; Power rating = 100
MVA(impedance typical z dan x/r)

 Transmission line
Length = 20 Km; Impedance (Pos. & Neg.) R-T1 = 0,1; R-T2 =
0,1; X = 0,2 Ohm/Km
 Load
Load 1 = Rating: Power = 8 MVA; Pf = 85 %
Load 2 = Rating: Power = 7,5 MVA; Pf = 85 %
Load 3 = Rating: Power = 12,5 MVA; Pf = 85 %
 Bus

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 1
Bus 1: Nominal Voltage = 13,8 KV
Bus 2 and Bus3: Nominal Voltage = 70 KV
Bus 4: Nominal Voltage = 20 KV

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 2
b. Sebelum dirun setelah diperbaiki

- Single line diagram


- Karakteristik komponen
 Generator
Rating: Power = 32,5 MW; Voltage = 13,8 KV; Swing Mode
 Transformator
Trafo 1: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 100 MVA
Sec. Tap 2,5 so Vs = 71,75 KV
Trafo 2: Vp = 70 KV; Vs = 20 KV; Power rating = 100 MVA
Sec. Tap 2,5 so Vs = 20,5 KV
 Transmission line
Length = 20 Km; Impedance (Pos. & Neg.) R-T1 = 0,1; R-T2 =
0,1; X = 0,2 Ohm/Km
 Load
Load 1 = Rating: Power = 8 MVA; Pf = 85 %
Load 2 = Rating: Power = 7,5 MVA; Pf = 85 %
Load 3 = Rating: Power = 12,5 MVA; Pf = 85 %
 Bus
Bus 1: Nominal Voltage = 13,8 KV
Bus 2 and Bus 3: Nominal Voltage = 70 KV
Bus 4: Nominal Voltage = 20 KV
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
/ 3
B. Percobaan Load Flow 2
a. Sebelum dirun sebelum diperbaiki
- Single line diagram

- Karakteristik komponen
 Generator
G1 Rating: Power = 40 MW; Voltage = 13,8 KV; Swing Mode
G2 Rating: Power = 45 MW; Voltage = 13,8 KV; VC Mode
G3 Rating: Power = 40 MW; Voltage = 13,8 KV; VC Mode
 Transformator
Trafo 1: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 100 MVA
Trafo 2: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 100 MVA
Trafo 3: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 80 MVA
 Transmission line
Line 1: Length = 12 Km
Line 2: Length = 15 Km
Line 3: Length = 20 Km
Line 4: Length = 20 Km
Impedance (Pos. & Neg.) R-T1 = 0,1; R-T2 = 0,1; X = 0,3Ohm/Km

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 4
 Load
Load 1 = Rating: Power = 40 MVA; Pf = 85 %
Load 2 = Rating: Power = 15 MVA; Pf = 85 %
Load 3 = Rating: Power = 15 MVA; Pf = 85 %
Load 4 = Rating: Power = 40 MVA; Pf = 85 %
 Bus
Bus 1, Bus 3, and Bus 5: Nominal Voltage = 13,8 KV
Bus 2: Nominal Voltage = 70 KV
Bus 4: Nominal Voltage = 70 KV
Bus 6: Nominal Voltage = 70 KV
Bus 7: Nominal Voltage = 70 KV

b. Sebelum dirun setelah diperbaiki


- Single line diagram

- Karakteristik komponen
 Generator
G1 Rating: Power = 40 MW; Voltage = 13,8 KV; Swing Mode

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 5
G2 Rating: Power = 45 MW; Voltage = 13,8 KV; VC Mode
G3 Rating: Power = 40 MW; Voltage = 13,8 KV; VC Mode
 Transformator
Trafo 1: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 100 MVA
Prim. Tap -5 so Vp = 13,11 KV; Sec. Tap 2,5 so Vs = 73,5 KV
Trafo 2: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 100 MVA
Prim. Tap 7,5 so Vp = 14,84 KV; Sec. Tap 5 so Vs = 73,6 KV
Trafo 3: Vp = 13,8 KV; Vs = 70 KV; Power rating = 80 MVA
Prim. Tap 5 so Vp = 14,49 KV
 Transmission line
Line 1: Length = 12 Km
Line 2: Length = 15 Km
Line 3: Length = 20 Km
Line 4: Length = 20 Km
Impedance (Pos. & Neg.) R-T1 = 0,1; R-T2 = 0,1; X = 0,3
Ohm/Km
 Load
Load 1 = Rating: Power = 40 MVA; Pf = 85 %
Load 2 = Rating: Power = 15 MVA; Pf = 85 %
Load 3 = Rating: Power = 15 MVA; Pf = 85 %
Load 4 = Rating: Power = 40 MVA; Pf = 85 %
 Bus
Bus 1, Bus 3, and Bus 5: Nominal Voltage = 13,8 KV
Bus 2, Bus 4, Bus 6, and Bus: 7 Nominal Voltage = 70 KV

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 6
2.4.3 Pengolahan Data
- Load Flow 1
a. Setelah dirun sebelum diperbaiki

b. Setelah dirun setelah diperbaiki

Analisa sedikit mengenai perubahan rangakaian

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 7
- Load Flow 2
a. Setelah dirun sebelum diperbaiki

b. Setelah dirun setelah diperbaiki

Analisa sedikit mengenai perubahan rangakaian


2.5 Tugas dan Jawaban
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
/ 8
1. Pengertian Generator
 Swing/lack
Sebuah generator dengan mode swing akan berusaha memenuhi
kekurangan aliran daya pada sistem dimana nilai sudut tegangan terminal
generator akan dijaga tetap berada pada nilai operasi tertentu. Salah satu
operasi mesin yang beroperasi swing akan dipilih sebagai mesin referensi
untuk keseluruhan sistem, sehingga harus ada minimal satu mesin yang
terhubung dengan sistem pada diagram satu garis.

Swing Mode: %V and angle


 Power Factor Control
Pada mode ini, governor beroperasi pada mode droop sehingga
keluaran MW generator sama dengan dengan pengaturan MW. Sebaliknya,
exciter AVR (Automatic voltage regulator) menyesuaikan pengaturan
faktor daya. Intinya adalah mode ini menjaga agar keluaran generator
memiliki daya listrik MW dan Power Faktor yang konstan.

Power Factor Control: MW and PF


 Voltage Control
Merupakan generator mode droop (nilai MW konstan) dengan
sebuah AVR (Automatic voltage regulator) yang mengatur exciter untuk
beroperasi pada tegangan konstan.

Voltage Control Mode: %V and MW


 MVAR Control
Dengan MVAR Control, generator diset dengan nilai MW dan MVAR
yang konstan. Berarti generator mode droop dengan pengaturan exciter
yang juga konstan tanpa aksi AVR (Automatic voltage regulator)

Mvar Control: MW and Mvar


2. Jenis Beban
 Lumped Load
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
/ 9
Lumped load biasanya digunakan untuk sebuah feeder yang
diasumsikan mempunyai motor dan beban static.
Lebih mudahnya, lumped load merupakan gabungan antara beban
motor dan beban static.
 Static Load
Static load adalah beban listrik yang tidak berubah berdasarkan fungsi
waktu. Contohnya adalah lampu.
3. Contoh Penerapan Analisa Load Flow
Tujuan dari studi aliran daya adalah :
1. Untuk memeriksa tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam
sistem yang dipelajari, biasanya variasi yang diperbolehkan adalah  5%,
2. Memeriksa kapasitas semua peralatan yang ada dalam sistem apakah
cukup besar untuk menyalurkan daya yang diinginkan,
3. Untuk memperoleh kondisi mula untuk studi-studi selanjutnya yaitu : studi
hubung singkat, studi stabilitas dan juga studi rugi-rugi transmisi.
Informasi-informasi di atas sangat penting untuk menganalisa keadaan
sekarang dari sistem dan guna perancangan pengembangan sistem
selanjutnya. Persoalan aliran daya ini terdiri dari perhitungan aliran daya dan
tegangan dari suatu jaringan pada suatu kondisi tertentu.
Contoh real dalam dunia kelistrikan

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 10
2.6 Analisa
Pada praktikum kali ini mengenai analisa aliran daya (Load Flow).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran daya yang
berupa pengaruh dari variasi beban dan rugi-rugi transmisi serta mempelajari
adanya tegangan jatuh di sisi beban . Praktikum meggunakan aplikasi bernama
ETAP (Electric Transient and Analysis Program) yang merupakan suatu
perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga listrik. Di aplikasi tersebut
kita membuat rangkaian sesuai yang dberikan. Percobaan yang dilakukan
sebanyak dua kali yaitu Load Flow 1 dan Load Flow ”.

Pada percobaan Load Flow 1, rangkaian yang kami buat terdiri dari 1
generator, 2 transformator, 1 transmisi line, 3 static load, dan 4 bus. Generator
yang digunakan adalah tipe swing generator atau slack generator dengan
kapasitas sebesar 32,5 MW, tegangan keluar sebesar 13,8 kV dan power factor
sebesar 85% dengan efisiensi sebesar 95%. Dua trafo yang terdiri dari satu trafo
step up dan satu lagi trafo step down, lalu jarak untuk transmisi line adalah
sejauh 20 km. Setelah merangkai keempat komponen di aplikasi ETAP
tersebut kami mulai meng-input data sesuai dengan data yang diberikan yaitu
Transformator 1 (step up) dengan 13,8/70 kV dan daya 100 MVA dan
Transformator 2 (step down) 70/13,8 kV dengan daya sebesar 100 MVA.
Kemudian di running, terlihat bahwa bus 3 berwarna ungu dan bus 4 berwarna
berwarna merah yang artinya losses cukup besar sehingga tegangan keluaran
mengalami penurunan dikarenakan hambatan dari generator, trafo, saluran
transmisi, dan beban. Sehingga untuk meminimal losses tersebut dilakukan tap
changer dengan menambah atau menguranginya, setelah dilakukan test berkali-
kali akhirnya didapatkan dengan menaikan Secunder tap pada Trafo 1 dan
Trafo 2 masing-masing sebesar 2,5 sehingga menaikan efesiensi pada bus 3
menjadi 98 % dan efesiensi pada bus 4 menjadi 98,5 %.

Pada percobaan di rangkaian kedua yang diberi judul Load Flow 2,


rangkaian yang kami buat dinaikkan jumlah komponennya yaitu 3

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 11
generator, 4 transformator, 4 transmisi line, 4 static load, dan 7 bus,
dimana pada bus 1 dapat ditentukan sebagai swing/slack bus
dikarenakan terletak setelah generator yang merupakan syarat utama
agar bus tersebut dikategorikan swing bus juga bisa ditilik dari
generator tersebut diatur sebagai swing/slack generator. Kemudian
ditentukan generator 1 ini adalah swing generator atau biasa disebut
slack generator dengan kapasitas 40 MW, generator 2 ditentukan
sebagai Voltage Generator dengan kapasitas 45 MW, dan generator 3
ditentukan juga sebagai Voltage Generator dengan kapasitas 40 MW.
ada beberapa bus masih berwarna indikator ungu yang artinya losses
yang ada masih kurang lebih 5%, setiap bus mengalami penurunan
juga dikarenakan hambatan dari generator, trafo, saluran transmisi,
dan beban. Sehingga untuk meminimal losses tersebut dilakukan tap
changer dengan menambah atau menguranginya. Yaitu pada trafo 1
Prim. Tap -5 dan Sec. Tap 2,5 sehingga efesiensi pada bus bus 2 101
% dan bus 7 99,5 %. Pada trafo 2 Prim. Tap 7,5 dan Sec. Tap 5
sehingga efesiensi pada bus 5 dan 6 masing-masing menjadi 100 %
dan 98 %. Pada trafo 3 Prim. Tap 5 sehingga efesiensi pada bus 3 dan
4 masing-masing menjadi 101 % dan 98 %.

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 12
2.7 Kesimpulan
1. Daya yang dikirim sisi pengirim tidak akan sama dengan yang diterima
beban dikarenakan adanya rugi-rugi daya.
2. Bus 1 dapat dikategorikan sebagai swing bus atau slack bus karena bus
terletak setelah generator sebagai syarat utama disebut sebagai swing/slack
bus. (Teori)
3. Pada Voltage Controlled Generator tegangan dapat kita mengubah dan
menyesuaikan dengan rangkaian agar mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Losses pada transformator dapat dikurangi dengan memperbaiki tegangan
dengan menaikkan atau menurunkan nilai pada tap changer.
5. Rugi-rugi daya diakibatkan oleh adanya impedansi di saluran transmisi dan
tipe jaringan distribusi.

Tambah lagi kesimpulan

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 13
LAMPIRAN
1. Report sebelum diperbaiki
a. Load Flow 1
Terlampir
b. Load Flow 2
Terlampir

2. Report setelah diperbaiki


a. Load Flow 1
Terlampir
b. Load Flow 2
Terlampir

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK


/ 14

You might also like