Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS PERANAN BEA CUKAI

DALAM EFEKTIVITAS PENERAPAN DWELLING TIME


PADA KEGIATAN EKSPOR IMPOR
(Studi Pada Kppbc Tipe Madya Pabean Tanjung Perak)

Septi Ambar Waty


Mochammad Al Musadiеq
Supriono
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Еmail:septiambar.w@gmail.com

ABSTRACT

Dwelling Time is one of the problems that happen upon in the implementation of export import activities. The
Acceleration of Dwelling Time correlates with a decrease in logistics costs in international trade. Related to
Dwelling Time, a customs agency in Indonesia known as Bea Cukai (Customs) has a vital role in procedural
and supervisory matters. Customs agencies in carrying out their duties certainly face various obstacles and
need appropriate strategies to overcome these constraints so that Dwelling Time can decrease. Port of
Tanjung Perak is one of the busiest ports in Indonesia. Port of Tanjung Perak becomes the center of economic
activity of East Java and East Indonesia. Port of Tanjung Perak is the gateway of East Java trades both local
and export import. The purpose of this study is to analyze the role of Customs in the effectiveness of Dwelling
Time application on export import activities at Tanjung Perak port. This research used descriptive research
method with qualitative approach. Data collection methods are unstructured interviews and documentation.
The analytical method used in this research is Miles and Huberman data analysis model which includes the
following steps, data reduction, data presentation, and conclusion/verification and data analysis.

Kеywords: Customs and Excise, Dwelling Time, Export-import

АBSTRАK

Dwelling Time merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor.
Percepatan Dwelling Time berkorelasi dengan penurunan biaya logistik dalam perdagangan internasional.
Kaitannya dengan Dwelling Time, instansi kepabeanan yang di Indonesia dikenal dengan Bea Cukai memiliki
peran penting dalam hal prosedural dan pengawasan. Instansi kepabeanan dalam melaksanakan tugasnya tentu
menghadapi berbagai kendala dan dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengatasi kendala-kendala tersebut
agar Dwelling Time dapat menurun. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di
Indonesia. Pelabuhan Tanjung Perak menjadi pusat aktifitas ekonomi Jawa Timur dan Indonesia Timur.
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pintu gerbang perdagangan Jawa Timur baik lokal maupun ekspor
impor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan Bea Cukai dalam Efektivitas penerapan
Dwelling Time pada kegiatan ekspor impor di pelabuhan Tanjung Perak. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan
wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model analisis data Miles and Huberman yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut, yaitu reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan/verifikasi dan analisis data.

Kаtа Kunci: Bea Cukai, Dwelling Time, Ekspor-Impor

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 159


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PЕNDАHULUАN jasa. DJBC merupakan instansi kepabeanan di
Permasalahan Dwelling Time di Indonesia Indonesia yang memiliki wewenang dalam
mulai banyak dibicarakan setelah presiden pelaksanaan ekspor impor di kawasan pabean
Indonesia, Joko Widodo mengungkapkan Indonesia.
ketidakpuasannya terhadap tingkat Dwelling Time Customs atau instansi kepabeanan yang di
di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Jokowi Indonesia dikenal dengan nama Bea Cukai,
saat memberikan sambutan peresmian Terminal merupakan penjaga pintu (doorkeeper) dalam
Peti Kemas Kalibaru, pelabuhan Tanjung Priok, perdagangan internasional. Kaitannya dengan
Jakarta Utara pada hari selasa tanggal 13 penerapan Dwelling Time Bea Cukai memiliki
September 2016. Presiden Jokowi menyoroti peran penting dalam hal prosedural dan
Dwelling Time pelabuhan Belawan, Medan, pengawasan. Bea Cukai dalam melaksanakan
Sumatera Utara yang berada pada tingkat 7-8 hari tuganya tentu menghadapi berbagai kendala.
pada bulan September 2017. Selain itu, presiden Dibutuhkan strategi yang tepat dalam mengatasi
Jokowi juga menyoroti beberapa pelabuhan lain kendala-kendala yang dihadapi agar Dwelling Time
seperti pelabuhan Tanjung Priok, Makassar, dan dapat dikurangi. Percepatan Dwelling Time
Tanjung Perak, walaupun tingkat Dwelling Time di berkorelasi dengan penurunan biaya logistik dalam
beberapa pelabuhan tersebut sudah lebih cepat perdagangan internasional. Oleh karena itu, usaha
dibandingkan dengan pelabuhan Belawan, yang maksimal dari seluruh pihak diharapkan dapat
Presiden Jokowi meminta agar pengelola semakin mempercepat Dwelling Time di Indonesia.
mempercepatnya lagi (Kompas.com. 2016). Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah
Indonesia memiliki tingkat Dwelling Time satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan
yang relatif tinggi. Secara nasional tingkat Tanjung Perak menjadi jantung utama aktifitas
Dwelling Time adalah 3,7 hari. Menhub ekonomi Jawa Timur dan Indonesia Timur.
menginformasikan, Dwelling Time di pelabuhan Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pintu
besar di Indonesia pada bulan Oktober 2016, di gerbang perdagangan Jawa Timur baik lokal
Pelabuhan Makasar 2,95 hari, Pelabuhan Tanjung maupun ekspor impor. Sebagaimana tercantum
Priok 3,29 hari, Pelabuhan belawan 3 hari, dan dalam Tabel 1, pelabuhan Tanjung Perak berada
Pelabuhan Tanjung Perak 3.15 hari (Kementerian pada tingkat ke 2 berdasarkan nilai maupun volume
Perhubungan, 2017). ekspor impor. Sedangkan tingkat ekspor impor
Melihat permasalahan yang ada terkait yang tertinggi ditempati oleh pelabuhan Tanjung
Dwelling Time dan mengingat arus kesibukan Priok.
dalam perdagangan internasional yang semakin Tabel 1: Data Ekspor Impor Menurut Pelabuhan di
besar karena perkembangan dunia usaha yang Indonesia (Tahun 2016)
semakin cepat, mengharuskan pihak-pihak yang Ekspor
Pelabuhan
terlibat dalam kegiatan ekspor impor untuk mampu Nilai (US $) Berat (KG)
bekerja dengan semaksimal mungkin terutama TJ. Priok 40.461.510.195 12.978.928.192
dalam penerapan Dwelling Time. Semua pihak TJ. Perak 13.225.617.968 7.794.337.110
diharapkan dapat saling bekerjasama bengan baik Belawan 6.768.664.109 6.776.597.252
dan ikut berkontribusi secara maksimal agar Makassar 491.630.036 454.075.106
permasalahan terkait Dwelling Time dapat diatasi. Impor
Salah satu pihak yang memegang peranan penting Pelabuhan
Nilai (US $) Berat (KG)
dalam kegiatan ekspor impor di Indonesia adalah TJ. Priok 58.168.771.574 35.137.732.784
Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC). TJ. Perak 13.592.345.102 18.744.159.114
Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) Belawan 3.669.859.266 6.225.387.073
merupakan suatu instansi pemerintah yang Makassar 250.217.788 777.798.706
melaksanakan tugas pokok Kementrian Keuangan Sumber: Badan Pusat Statistik (tabel diolah peneliti)
dibidang kepabeanan dan cukai. Berkaitan dengan 2017
lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah
pabean dan pemungutan bea masuk dan cukai serta KPPBC (Kantor Pengawasan dan Pelayanan
pungutan negara lainnya berdasarkan peraturan Bea dan Cukai) Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
perundang undangan yang berlaku. Sebagai merupakan kantor perwakilan Direktorat Jendral
instansi pemerintah, DJBC bertanggung jawab Bea dan Cukai yang mempunyai tugas
kepada pemerintah untuk dapat memberikan melaksanakan pengawasan dan pelayanan dibidang
pelayanan semaksimal mungkin kepada pengguna kepabeanan dan cukai di wilayah Tanjung Perak.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 160


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak pengeluaran barang ekspor dan barang impor yang
memiliki wilayah kerja pada 8 wilayah Tempat dilakukan oleh bea cukai.
Penimbunan Sementara (PT. Terminal Petikemas
Surabaya, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Dwеlling Timе
Pelindo III/ Terminal Jamrud Utara, Gudang PT. Lembaga negara pengawas pelayanan
Angkasa Cahya Selaras Abadi (ASCA) – PT. publik, Ombudsman Republik indonesia
Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI), PT. Indra mengungkapkan daftar penyebab terjadinya
Jaya Swastika Unggul (PSU), PT. Multi Bintang Dwelling Time (waktu bongkar muat) di
Abadi (MBA)) dan 4 perusahaan Tempat pelabuhan, sebagai berikut (www.republika.co.id):
Penimbuna Pabean ( PT. Indra Jaya Swastika 1. Proses Pre Clearance masih lama. Proses
(IJS), PT. Primamas Segara Unggul (PSU), PT. perizinan belum semuanya instansi terkait
Multi Bintang Abadi (MBA), dan PT. Emas Global terintegrasi dalam satu sistem dari berbagai
Internasional (KPPBC Tipe Madya Pabean institusi penerbit izin belum optimal. Akibatnya
Tanjung Perak, 2014). clearance impor dan proses karantina tidak
Dengan mempertimbangkan pemaparan di atas, dapat berjalan harus menunggu perijinan lain
perlu adanya penelitian untuk mengetahui (menunggu kelengkapan dokumen). Pihak
bagaimanakah peranan Kantor Pengawasan dan Pelayaran belum melayani secara maksimal
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean dalam proses dokumen bil Of landing (BL),
Tanjung Perak dalam efektivitas penerapan delivery order (DO) dan BC 1.1 karena
Dwelling Time pada kegiatan ekspor impor di terkendala hari libur.
pelabuhan Tanjung Perak. Oleh karena itu penulis 2. Lamanya pengurusan perizinan larangan dan
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pembatasan (lartas) dari instansi
“Analisis Peranan Bea Cukai dalam Efektivitas terkait. Keluarnya Laporan Survei (LS) dari
Penerapan Dwelling Time pada Kegiatan pihak sucofindo yang ditunjuk oleh
Ekspor Impor” (Studi pada Kantor Mendag. Pengurusan perizinan lartas yang
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe terkadang tumpang tindih dengan beberapa
Madya Pabean Tanjung Perak)”. kementerian dan lemahnya koordinasi antar
kementerian. Lamanya proses pengurusan di
KАJIАN PUSTАKА Badan POM. Lamanya proses penerbitan
Kepabeanan Nomor Induk Kepabeanan (NIK)
Berdasarkan Undang-undang Republik 3. Belum semua pihak (Importir/Eksportir,
Indonesia No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, Pelayaran, Bank, dan pihak lainnya)
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang menerapkan Pelayanan 24/7 serta pelayanan
berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas belum optimal. Peningkatan jumlah biaya
barang yang masuk atau keluar daerah pabean dan terutama untuk biaya overhead. Belum semua
pemungutan bea masuk. Daerah pabean wilayah bank memberikan pelayanan 24/7 di Pelabuhan
Republik Indonesia meliputi wilayah darat, Tanjung. Priok. Importir tidak melakukan
perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat- penarikan /pengambilan kontainer di hari Ahad.
tempat tertentu. (Sutedi, 2012: 61) Tujuan 4. Penentuan jadwal pemeriksaan kontainer dan
pengawasan pebean adalah untuk memastikan petugas pemeriksa secara sistem serta informasi
semua pergerakan barang, kapal, pesawat terbang, tempat pemeriksaan fisik di dalam TPFT sendiri
kendaraan, dan orang-orang yang melintas (Long room/ di lapangan). Berakibat menambah
perbatasan negara berjalan dalam kerangka hukum, lamanya waktu Pemeriksaan Fisik Kontainer
praturan, dan prosedur pabean yang ditetapkan. Jalur Merah. Hal ini disebabkan karena belum
Wewenang yang dimiliki oleh pejabat bea terdapat ketentuan yang mengatur dan sistem
dan cukai dalam kepabeanan diperlukan dalam yang belum tersedia.
mendukung pelaksanaan tugasnya mengamankan 5. Data Cargo Manifest yang diterima Direktorat
hak-hak negara. Terutama dalam menghadapi Jenderal Bea dan Cukai tidak diinformasikan
barang menghadapi barang impor yang belum kepada instansi-instansi lain yang
diselesaikan kewajiban pabeannya dan barang berkepentingan. Sistem yang belum support
ekspor atau barang lain yang perlu diawasi menurut baik secara Teknologi Informasi maupun
undang-undang (Sutedi, 2012: 24). Pemberitahuan, kebijakan yang mengakibatkan pelaksanaan
pemeriksaan firik, penyegelan dan pengeluaran tugas instansi lain seperti Badan Karantina dan
barang adalah garis besar dalam proses Badan POM tidak bisa berjalan dengan baik,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 161


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kesulitan mendapatkan Cargo Manifest secara
utuh. Аnаlisis Dаn Kеаbsаhаn Dаtа
6. Jumlah importir jalur merah cukup tinggi. Dаlаm pеnеlitiаn kuаlitаtif tеrdаpаt
Jumlah importir jalur merah sebanyak 25% dari bеbеrаpа аktivitаs dаlаm mеngаnаlisis dаtа bеrupа
jumlah PIB dinilai cukup tinggi. dаtа rеduction, dаtа displаy dаn conclusion
7. Tingginya YOR Terbatasnya area lapangan drаwing. dаn kе аbsаhаn dаtа mеngunаkаn tеknik
penumpukan di PT JICT dan TPK Koja triаngulаsi
(Pelabuhan Tanjung Priok). Bahwa Cikarang
Dry Port (CDP) secara kewenangan pencatatan HАSIL DАN PЕMBАHАSАN
bea cukai masih dibawah KPP Bea Cukai Kendala yang Dihadapi Bea Cukai dalam
Bekasi sedangkan secara operasional dibawah Efektifitas Penerapan Dwelling Time
Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan Balai Pre Clearance
Besar Karantina Tanjung Priok. Proses Pre Clearance memiliki pengaruh yang
paling besar dalam penerapan Dwelling Time.
METODE PENELITIAN Proses ini dimulai sejak peti kemas dibongkar dari
Fokus Pеnеlitiаn kapal sampai dengan importir melakukan submit
1. Kendala yang dihadapi Bea Cukai dalam PIB (Pemberitahuan Impor Barang) ke Bea Cukai.
efektivitas penerapan Dwelling Time: Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Bea dan
a. Kendala yang dihadapi Bea Cukai pada Cukai No: PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk
proses Pre Clearance; Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk
b. Kendala yang dihadapi Bea Cukai pada Dipakai, untuk dapat mengeluarkan barang impor
proses Custom Clearance; dari Kawasan Pabean, atau tempat lain yang
c. Kendala yang dihadapi Bea Cukai pada diperlakukan sama dengan TPS dengan tujuan
proses Post Clearance. impor untuk dipakai, importir wajib menyerahkan
2. Strategi yang dilakukan Bea Cukai dalam dokumen Pemberitahuan Impor Barang dan/atau
penanganan Dwelling Time: Dokumen Pelengkap Pabean yang lain.
a. Strategi penanganan Dwelling Time;
b. Hasil penerapan strategi penanganan 7.00 Hari
Dwelling Time; 6.00 Hari
c. Kekurangan dan kelebihan dari strategi Dwelling
5.00 Hari
yang diterapkan; Time
4.00 Hari
d. Langkah-langkah strategis kedepan yang 3.00 Hari Pre Clearance
akan dilakukan. 2.00 Hari
1.00 Hari Custom
Lokаsi Pеnеlitiаn 0.00 Hari Clearance
Pеnеlitiаn ini bеrlokаsi di pelabuhan Tanjung
JANUARI

MEI

SEPTEMBER
JULI

NOVEMBER
MARET

Post
Perak Surabaya. situs penelitian pada penelitian ini Clearance
meliputi: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak (KPPBC
TMP Tanjung Perak) yang berlokasi di Jalan Perak Gambar 1. Grafik Perbandingan Proses Dwelling
Timur No. 498, Pabean Catikan, Surabaya, Jawa Time
Timur. Pemilihan situs tersebut dengan Sumber : KPPBC TMP Tanjung Perak, (Diolah
pertimbangan sebagai berikut. Peneliti memilih Peneliti) 2017
situs tersebut dikarenakan Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Dalam penerapan Dwelling Time di pelabuhan
Perak merupakan pelaksana utama dalam Tanjung Perak, proses Pre Clearance
pelayanan Bea dan Cukai di wilayah Tanjung menyumbang waktu yang paling panjang
Perak. dibandingkan dengan pada proses Custom
Tеknik Pеngumpulаn Dаtа Clearance dan juga Post Clearance. Sebagaimana
Tеknik pеngumpulаn dаtа yаng digunаkаn disajikan dalam Gambar 1. Grafik Perbandingan
olеh pеnеliti ialah observasi, wawancara, Proses Dwelling Time diatas, terlihat bahwa proses
Dokumеntаsi, triangulasi. Аdаpun instrumеnt Pre Clearance menyumbangkan waktu yang
pеnеlitiаn yаng digunаkаn iаlаh: pеdomаn paling besar dalam Dwelling Time.
wаwаncаrа, dan аlаt pеrеkаm.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 162


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi Barang (PIB) diterima oleh Bea Cukai sampai
dalam penerapan Dwelling Time pada proses Pre dengan diterbitkannya Surat Persetujuan
Clearance sehingga menyebabkan tingkat Pengeluaran Barang (SPPB) oleh Bea Cukai.
Dwelling Time pada proses Pre Clearance lebih Terdapat beberapa faktor yang menentukan
tinggi dibandingkan dengan pada proses Custom kelancaran kegiatan pada proses Custom
Clearance dan Post Clearance. Kendala pertama Clearance, diantaranya, kecepatan perusahaan
yang dihadapi adalah importir yang tidak segera dalam menyerahkan hard copy dokumen-
mengurus kewajiban kepabeanannya, hal ini dapat dokumen, kecepatan perusahaan dalam
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan
pertimbangan ekonomis, pengurusan ijin lartas fisik, kecepatan penyampaian hasil pemeriksaan
(larangan dan/atau pembatasan), dan menunggu fisik, dan kecepatan pemeriksaan dokumen.
kelengkapan dokumen dari luar negeri. Proses Custom Clearance dalam penerapan
Pengurusan ijin lartas (larangan dan/atau Dweling Time memiliki nilai yang terkecil
pembatasan) menjadi penyebab importir tidak dibandingkan dengan proses Pre Clearance dan
segera mengurus kewajiban kepabeanannya juga proses Post Clearance, sebagaimana terlihat
dikarenakan, barang yang diimpor termasuk barang pada Gambar 7 Grafik Perbandingan Proses
yang dilarang atau dibatasi. Barang impor yang Dwelling Time 2016. Proses penyelesaian pada
dilarang atau dibatasi hanya dapat dikeluarkan dari proses Custom Clearance selama tahun 2016 tidak
kawasan pabean atau tempat lain yang lebih dari 1 (satu) hari. Proses terlama hanya
diperlakukan sama dengan TPS, setelah berlangsung selama 0,65 hari atau kurang lebih 13
persyaratan yang diwajibkan oleh instansi terkait jam. Angka tersebut jauh lebih kecil jika
terpenuhi. Pengurusan ijin lartas oleh perusahaan dibandingkan dengan proses Pre Clearance dan
dapat menghambat pemenuhan kewajiban proses Post Clearance, yang mencapai 4 hari
kepabeanan oleh perusahaan, karena dokumen ijin bahkan lebih.
lartas merupakan salah satu dokumen pelengkap Bea Cukai memiliki peranan yang besar pada
yang harus disertakan bersama dengan dokumen proses Custom Clearance karena Bea Cukai
PIB (Pemberitahuan Impor Barang). Bertindak sebagai pelaksana dalam melakukan
Kendala selanjutnya adalah free time timbun pelayanan dalam kegiatan kepabeanan. Tahap ini
barang di TPS. Dimaksudkan, barang yang menentukan penjaluran barang yang dibagi
ditumpuk di TPS tidak dikenakan biaya selama 3 kedalam 3 jalur, yaitu jalur hijau, jalur kuning, dan
hari, apabila melebihi 3 hari maka akan dikenakan jalur merah untuk menentukan proses selanjutnya.
denda. Adanya free time timbun barang ini Impor jalur hijau tidak dilakukan pemeriksaan
memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dokumen dan pemeriksaan fisik. Perusahaan
menunda pengeluaran barang dari terminal peti menyerahkan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor
kemas atau lapangan penumpukan lini 1. Barang) maka akan langsung keluar Surat
Sarana dan prasarana bongkar muat juga Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
menjadi salah satu faktor yang sangat penting Pengeluaran barang impor dari kawasan pabean
dalam penerapan Dwelling Time. Sarana dan untuk jalur kuning tidak perlu dilakukan
prasarana yang kurang memadai menyebabkan pemeriksaan fisik barang tetapi harus dilakukan
kinerja pelayanan dan proses bongkar muat pemeriksaan dokumen sebelum penerbitan Surat
menjadi kurang maksimal. Sarana dan prasarana Persetujuan Pengeluaran Barang. Sedangkan untuk
yang ada seharusnya sesuai dengan kebutuhan jalur merah dilakukan pemeriksaan dokumen dan
pelayanan atau kegiatan transaksi yang dilakukan. juga pemeriksaan fisik.
Kendala terakhir dikarenakan kedatangan kapal Terdapat beberapa permasalahan dalam proses
diakhir pekan. Hal ini menakibatkan proses Custom Clearance yang menghambat pengeluaran
pengeluaran barang terhambat karena terkendala Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)
hari libur kerja. Sehingga penyelesaian pengurusan sehingga memberatkan Dwelling Time. Kendala
kepabeanan harus menunggu saat memasuki hari pertama adalah importir yang tidak segera
kerja. Hal ini tentunya menyebabkan waktu yang menyiapkan barang untuk dilakukan pemeriksaan
lama dalam penerapan Dwelling Time. fisik. Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai No: PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk
Custom Clearance Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor Untuk
Proses Custom Clearance merupakan waktu Dipakai, pada pasal 28 ayat 1 menyebutkan bahwa
yang dibutuhkan sejak Pemberitahuan Impor pemeriksaan fisik harus dimulai paling lambat 1

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 163


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(satu) jam setelah importir menyampaikan importir untuk keperluan produksi, mereka
kesiapan barang. cenderung melakukan impor dalam jumlah besar
Kendala selanjutnya disebabkan oleh beberapa dan menimbunnya. Perusahaan yang memiliki
proses penyelesaian barang terpotong hari libur dan gudang yang cukup akan menyimpan barangnya di
akhir pekan atau jam kerja yang hanya sampai gudang miliknya, namun bagi perusahaan yang
pukul 17.00, sehingga memperpanjang waktu tidak memiliki gudang yang tersedia atau tidak
penyelesaian. Proses pelayanan pada hari libur mau menyewa gudang, mereka akan menimbun
maupun akhir pekan dirasa kurang efektif karena barangnya di Terminal Penimbunan Sementara.
pihak yang dilayani hanya sedikit, sehingga pihak Terkait banyaknya impor yang dilakukan untuk
Bea Cukai mengurangi petugas piket yang keperluan produksi, perusahaan tidak
dijadwalkan untuk melakukan pelayanan pada mengeluarkan seluruh barangnya, namun akan
waktu akhir pekan. Sedikitnya pihak yang dilayani mengeluarkan sedikit demi sedikit untuk keperluan
disebabkan karena perusahaan tidak mau/ merasa produksi. Hal ini tentunya akan memberatkan
merasa kesulitan untuk menugaskan karyawannya Dwelling Time.
bekerja di hari libur maupun akhir pekan. Importir menunda pegeluaran barang dari TPS
Kendala selanjutnya adalah importir yang tidak karena pertimbangan ekonomis dan tidak
segera menyerahkan hard copy dokumen tersedianya gudang. Selisih biaya penimbunan di
Pemberitahuan Impor Barang sejak diterbitkannya TPS apabila dibandingkan dengan biaya
SPJM (Surat Pemberitahuan Jalur Merah) dan penyewaan gudang tidak berbeda jauh, sehingga
SPJK (Surat Pemberitahuan Jalur Kuning). importir akan memilih menimbun barangnya di
Kecepatan perusahaan dalam menyerahkan hard TPS daripada mengeluarkannya. Hal ini sangat
copy dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) memberatkan Dwelling Time karena TPS hanya
menentukan kelancaran proses selanjutnya yang merupakan tempat transit dan bukan merupakan
akan dilakukan. Proses tersebut yaitu proses tempat penimbunan.
pemeriksaan dokumen maupun pemeriksaan fisik. Sebagaimana tercantum dalam pasal 2 ayat 2
Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Post Clearance Indonesia Nomor PM 116 Tahun 2016, tentang
Proses Post Clearance merupakan proses Pemindahan Barang yang Melewati Batas Waktu
terakhir dalam penerapan Dwelling Time. Post Penumpukan (long stay) di Pelabuhan Utama
Clearance merupakan waktu yang dibutuhkan Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok,
sejak dikeluarkannya Surat Persetujuan Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan
Pengeluaran Barang (SPPB) sampai pengeluaran Utama Makasar. Lapangan penumpukan peti
barang impor dari Tempat Penimbunan Sementara. kemas merupakan tempat transit untuk menunggu
Terdapat beberapa faktor penentu kelancaran pemuatan atau pengeluarannya dan bukan
kegiatan pada proses Post Clearance. Diantanya, merupakan tempat penimbunan. Sehingga salah
kesiapan dan keaktifan importir untuk segera jika perusahaan menjadikan TPS sebagai tempat
mengeluarkan barang dari tempat penimbunan penimbunan.
sementara, kecepatan proses pelayanan persetujuan
pengeluaran barang oleh operator terminal, Strategi Penanganan Dwelling Time
kesiapan pemangku kepentingan untuk Strategi Penanganan Dwelling Time
menerapkan layanan 24/7, infrastruktur dan Melihat kendala-kendala yang dihadapi dalam
fasilitas pelabuhan serta akses jalan dari dan penerapan Dwelling Time, masih tingginya tingkat
menuju pelabuhan. Dwelling Time, serta desakan dari Bapak Presiden
Permasalahan terkait Dwelling Time pada yang menginginkan penurunan tingkat Dwelling
proses Post Clearance disebabkan karena importir Time mendorong Bea Cukai untuk menerapkan
sengaja menunda pengeluaran barang setelah strategi baru agar Dwelling Time dapat ditekan.
terbitnya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang. Strategi tersebut sebagai berikut dirinci dalam
Penundaan pengeluaran barang dari pelabuhan setiap proses dalam Dwelling Time yaitu Pre
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah Clearance, Custom Clearance dan Post Clearance
satunya adalah barang yang diimpor belum sebagai berikut:
diperlukan untuk proses produksi. Menurut hasil
penelitian pada KPPBC Tipe Madya Pabean Pre Clearance
Tanjung Perak, diketahui bahwa sebagian besar Bea Cukai memberikan himbauan kepada
importir di pelabuhan Tanjung Perak merupakan importir untuk segera mengajukan PIB

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 164


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(Pemberitahuan Impor Barang). Proses selanjutnya DNP (Deklarasi Nilai Pabean) sehingga
dapat segera dilaksanakan apabila perusahaan telah perusahaan atau pengguna jasa tidak perlu
mengajukan PIB (Pemberitahuan Impor Barang). melakukan revisi ataupun perbaikan dalam
Oleh karena itu perusahaan perlu dihimbau untuk melakukan pengisian.
segera mengajukan PIB nya. Mengingat proses Pre Kelima, meminta atau menghimbau importir
Clearance menyumbang waktu yang paling dalam untuk melapirkan DNP dan kelengkapan pada saat
penerapan Dwelling Time. penyerahan dokumen agar pengurusan dokumen
Selain itu Bea Cukai juga menerapkan pelayanan dapat selesai dalam satu kali pelayanan. Himbauan
24/7. Pelayanan 24/7 dilakukan agar proses tersebut dapat memacu perusahaan atau pengguna
penyelesaian kegiatan kepabeanan dapat dilakukan jasa agar melengkapi semua persyaratan yang
setiap waktu, sehingga dapat mempersingkat diperlukan untuk dilampirkan. Sehingga proses
tingkat Dwelling Time. Pelayanan 24/7 dapat penyelesaian kewajiban dapat berlangsung dengan
berjalan dengan lebih efektif sejak lebih cepat.
diberlakukannya peraturan baru yang memaksa Keenam, menambah jumlah perusahaan yang
perusahaan untuk segera menyelesaikan kewajiban berstatus hijau dan mitra utama (kerjasama dengan
kepabeanannya. asosiasi untuk rekomendasi profil importir) agar
Terakhir, penerapan ketentuan baru mengenai mengurangi proses pemeriksaan dokumen dan
tarif dan longstay penumpukan dalam pelabuhan pemeriksaan fisik barang. Terahir yang ketujuh,
sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan adalah penerapan secara penuh PER-12/BC/2016,
Nomor 116 Tahun 2016 tentang Pemindahan PER-16/BC/2016, dan PER-20/BC/2016 yang
barang yang Telah Melewati Batas Waktu mulai berjalan sejak tanggal 13 September 2016
Penumpukan (Long Stay) di pelabuhan Utama yang diharapkan semakin mempersingkat Custom
Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Clearance.
Pelabuhan Utama Tanjungh Perak, dan Pelabuhan
Utama Makassar. Berdasarkan peraturan tersebut, Post Clearance
importir tidak bisa lagi membiarkan barangnya Strategi yang dilakukan Bea Cukai pada proses
menumpuk terlalu lama di Terminal Penumpukan Post Clearance, yang pertama menerapkan
Sementara, karena jika telah melebihi waktu yang pelayanan 24/7 di Kantor Pengawasan dan
telah ditentukan, maka barang akan dipindahkan ke Pelayanan Bea Cukai TMP Tanjung Perak.
lapangan penumpukan lini 2 dengan semua biaya Sehingga penyelesaian kewajiban kepabeananan
pemindahan ditanggung oleh importir. dapat dilakukan setiap saat dan tidak harus
menunggu saat sudah memasuki hari kerja. Kedua,
Custom Clearance memindahkan peti kemas yang sudah diterbitkan
Strategi yang dilakukan Bea Cukai pada proses Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) ke
Custom Clearance, yang pertama melakukan rapat lapangan penimbunan domestik ketika sudah
koordinasi terkait Dwelling Time dengan kepala melebihi batas waktu penumpukan yang ditentukan
kantor wilayah dan kepala bidang fasilitas. Kedua, (3 hari). Ketiga, Penerapan dan Pemberlakuan
melakukan koordinasi dengan Direktorat Informasi ketentuan baru mengenai Tarif dan Longstay
Kepabeanan dan Cukai terkait perbaikan mesin Penumpukan dalam Pelabuhan sesuai dengan
penjaluran. Koordinasi dilakukan agar proses Peraturan Menteri Perhubungan Republik
pelayanan dapat berjalan dengan lebih baik dan Indonesia Nomor PM 116 Tahun 2016, tentang
lebih efektif. Dibutuhkan koordinasi yang baik dari Pemindahan Barang yang Melewati Batas Waktu
seluruh pihak yang terlibat. Penumpukan (long stay) di Pelabuhan Utama
Ketiga, penerapan pelayanan 24/7 di Kantor Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok,
Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai TMP Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan
Tanjung Perak agar pelayanan dapat dilakukan Utama Makasar.
setap saat dan tidak harus menunggu pada waktu Adanya peratusan yang baru memaksa
kerja. Keempat, Bea Cukai membuka kelas untuk perusahaan atau pengguna jasa untuk segera
importir mengenai mengenai penjelasan pengisian menyelesaikan kewajiban kepabeanannya. Batas
INP ( Informasi Nilai Pabean) dan DNP (Deklarasi waktu penumpukan di lapangan penumpukan
Nilai Pabean) agar semakin cepat dan akurat. sementara adalah maksimal 3 (tiga) hari. Sehingga
Adanya kelas tersebut membantu perusahaan atau penerapan pelayanan 24/7 dapat diterapkan, karena
pengguna jasa agar tidak merasa kebingungan perusahaan harus segera menyelesaikan kewajiban
dalam pengisisan INP (Informasi Nilai Pabean) dan kepabeanannya meskipun di akhir pekan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 165


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
akan selalu terdapat kekurangan maupun
Hasil Penerapan Strategi Penanganan Dwelling kelebihannya. Menurut Bapak Inwan Manaf dan
Time Mas Andre, strategi yang telah ditetapkan sudah
Keberhasilan suatu strategi yang diterapkan baik dan tidak terdapat kekurangan karena
dapat dilihat dari hasil yang dibeikan. Perbedaan peraturan baru ada untuk memperbaiki
tingkat Dwelling Time pelabuhan Tanjung Perak kekurangan-kekurangan pada peraturan yang
saat sebelum dan sesudah peraturan diterapkan sebelumnya. Hasil penurunan tingkat Dwelling
menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Time di pelabuhan Tanjung Perak yang cukup
Peraturan-peraturan tersebut mulai secara efektif signifikan sejak peraturan yang baru mulai efektif
diterapkan di pelabuhan Tanjung Perak pada bulan diterapkan di pelabuhan Tanjung Perak
September 2016. Berikut grafik Dwelling Time menunjukkan bahwa peraturan baru yang
pelabuhan Tanjung Perak selama tahun 2016: diterapkan memiliki dampak yang positif terhadap
tingkat Dwelling Time. Pihak Bea Cukai masih
Dwelling Time 2016 tetap berupaya untuk dapat menekan lebih jauh lagi
7.00 Hari 6.54 Hari tingkat Dwelling Time.
6.50 Hari Sebelumnya, tidak ada batasan lama
6.00 Hari 5.74 Hari
5.39 Hari 5.39 Hari 5.37 Hari 5.30 Hari
5.50 Hari 5.17 Hari
5.15 Hari penumpukan kontainer di Terminal Penumpukan
5.00 Hari
4.50 Hari 4.26 Hari Sementara (lini 1), namun dengan peraturan yang
4.00 Hari 3.57 Hari
baru yaitu Peraturan Menteri Perhubungan No. 116
3.50 Hari 3.13 Hari
3.08 Hari
3.00 Hari Tahun 2016 tentang Pemindahan Barang yang
2.50 Hari
2.00 Hari Melewati Batas Waktu Penumpukan (long stay) di
JULI

NOVEMBER
MEI

SEPTEMBER
MARET
APRIL

AGUSTUS
JANUARI
FEBRUARI

OKTOBER

DESEMBER
JUNI

Pelabuhan Utama Belawan, Pelabuhan Utama


Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak,
dan Pelabuhan Utama Makasar. Apabila barang
tidak segera dipindahkan dari lapangan
Dwelling Time
penumpukan lini 1 dalam waktu yang telah
Gambar 2. Grafik Dwelling Time Pelabuhan ditentukan ( 3 hari) maka barang akan dipindahkan
Tanjung Perak, 2016 ke lapangan penumpukan lini 2 dan semua biaya
Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak, pemindahan akan dibebankan kepada perusahaan.
2017 Penerapan peraturan tersebut dapat menekan
Grafik tersebut menunjukkan tingkat tingkat Dwelling Time di pelabuhan Tanjung
Dwelling Time di pelabuhan Tanjung Perak selama Perak.
tahun 2016. Sebelum peraturan yang baru mulai
efektif diterapkan di pelabuhan Tanjung Perak, Langkah-langkah Strategis Kedepan
tingkat Dwelling Time menunjukkan angka yang Bea Cukai memiliki beberapa langkah
tinggi, bahkan angka tertinggi mencapai 6,54 hari. strategis kedepan agar tingkat Dwelling Time dapat
Penurunan tingkat Dwelling Time terlihat cukup lebih ditekan. Terdapat 3 (tiga) langkah strategis
signifikan pada bulan September yang mencapai yang akan dilakukan oleh Bea Cukai. Langkah-
angka 4,26 hari dimana pada bulan sebelumnya langkah tersebut diantaranya adalah
tingkat Dwelling Time menunjukkan angka 5,30 pengembangan konsep Advance Manifest System
hari. Tingkat Dwelling Time mengalami penuruna (akhir tahun 2017), pengembangan konsep D/O
kembali pada bulan Oktober dan November, yaitu (Delivery Order) online, dan otomatisasi sistem
mencapai angka 3,15 hari dan 3,08 hari namun pelayanan.
mengalami sedikit peningkatan pada bulan Langkah pertama adalah pengembangan
Desember yaitu sebesar 3,57 hari. Penurunan konsep Advanced Manifest System pada akhir
tingkat Dwelling Time dapat terjadi setelah tahun 2017. Konsep ini membuat dokumen
peraturan yang baru telah diterapkan secara efektif pengangkutan (manifest) dapat diajukan 24 jam
dan memaksa perusahaan atau pengguna jasa untuk sebelum kedatangan barang. Pengajuan
segera menyelesaikan kewajiban kepabeanannya. pemberitahuan pabean dan Custom Clearance
dapat dilakukan sebelum kedatangan barang.
Kekurangan dan Kelebihan Strategi yang Konsep ini juga mengintegrasikan sistem manifest
Diterapkan dengan sistem pelabuhan. Diterapkannya konsep
Setiap langkah yang dilakukan dalam upaya Advanced Manifest System diharapkan dapat
menurunkan tingkat Dwelling Time, tentu saja mempercepat proses Pre Clearance. Karena proses

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 166


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang sebelumnya dapat dilakukan setelah Penumpukan (long stay) di Pelabuhan Utama
kedatangan barang, kini dapat dilakukan sebelum Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok,
kedatangan. Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan
Langkah strategis kedua adalah Utama Makasar. Selain itu Bea Cukai
pengembangan konsep D/O (Delivery Order) memberlakukan secara efektif pelayanan 24/7 di
online. Langkah ini didasari karena pelayanan D/O pelabuhan Tanjung Perak, menambah perusahaan
(Delivery Order) saat ini masih dilakukan secara yang berstatus hijau dan mitra utama, dll. Setelah
manual (pada waktu kerja). Bea Cukai peraturan yang baru efektif diterapkan, terdapat
menyampaikan kepada kementerian perhubungan penurunan tingkat Dwelling Time yang cukup
untuk dapat menerapkan D/O secara online 24/7. signifikan di pelabuhan Tanjung Perak.
Proses pengeluaran barang dapat dilayani secara
online selama 24 jam dalam seminggu. Tujuan dari Sаrаn
penerapan D/O online ini agar dapat mempercepat 1. Aturan yang telah berlaku saat ini sudah cukup
proses Post Clearance. baik dalam hal bertujuan untuk menurunkan
Langkah strategis terakhir adalah dengan tingkat Dwelling Time dan menunjang proses
otomatisasi sistem informasi. Melakukan kegiatan ekspor impor. Namun, penerapan
pengembangan teknologi informasi (CEISA, TPS peraturan tersebut belum berjalan secara
Online, dan otomatisasi aplikasi kepabeanan konsisten, sehingga perlu adanya perbaikan
cukai). Otomatisasi sistem informasi ini bertujuan lebih lanjut agar tingkat Dwelling Time dapat
agar dapat mempermudah sistem layanan Bea lebih ditekan.
Cukai dalam penerapan Dwelling Time. Sistem 2. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
pelayanan juga akan termonitor, transparan, dan perlu meningkatkan kemudahan dan perbaikan
tersedia secara real time 24/7, sehingga tingkat pada sistem online agar pengurusan kewajiban
Dwelling Time dapat lebih ditekan. kepabeanan dapat berjalan dengan lebih
efektif dan tidak terjadi gangguan, karena
KЕSIMPULАN DАN SАRАN sistem online rentan mengalami gangguan.
Kеsimpulаn
Berdasarkan hasil penelitian yang telah DАFTАR PUSTАKА
dilakukan mengenai peranan Bea Cukai dalam ASEAN. 2008. ASEAN Economic Comunity Blue
efektifitas penerapan Dwelling Time pada kegiatan Print. Jakarta : ASEAN Secretariat.
ekspor impor di pelabuhan Tanjung Perak, maka Badan Pusat Statistik. 2014. Laporan Pilot Studi
dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, Bea Dwelling Time. Jakarta: Badan Pusat
Cukai mengalami beberapa hambatan dalam Statistik.
pelaksanaan penerapan Dwelling Time di
pelabuhan Tanjung Perak. Hambatan-hambatan Koley, Subhara, et al. 2016. Reducing Dwell Time
tersebut terjadi pada setiap proses dalam Dwelling Related to Clearing and Forwarding of
Time yang meliputi proses Pre Clearance, Custom Export and Import Goods at Kolkata Sea
Clearance, dan Post Clearance. Kendala utama and Air Ports. Foreign Trade Review 51 (4)
yang dihadapi adalah para pengguna jasa yang 298-327.
tidak segera memenuhi kewajiban kepabeanannya. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak. 2016.
Perusahaan menanda penyelesaian kewajiban Evaluasi Dwelling Time Pelabuhan
kepabeanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor Tanjung Perak 2016. Surabaya: Direktorat
diantaranya karena pertimbangan ekonomis, tidak Jenderal Bea dan Cukai
tersedianya gudang, pengurusan ijin lartas, barang
belum dibutuhkan untuk proses produksi, belum World Bank. 2016. The Logistics Performance
efektifnya pelayanan 24/7, dll. Index and Its Indicators. Global Trade Unit:
Melihat permasalah yang dihadapi, Bea Cukai The World Bank
memberlakukan beberapa peraturan baru sebagai Internet
strategi dalam penanganan Dwelling Time.
Sehingga dengan adanya peraturan yang baru CEBC Department of Revenue, Ministry of
diharapkan dapat menekan tingkat Dwelling Time. Finance, Government of India. 2017. Dwell
Peraturan tersebut diantaranya Peraturan Menteri Time diakses pada 31 Januari 2017 jam
Perhubungan No. 116 Tahun 2016 tentang 19.32 WIB dari
Pemindahan Barang yang Melewati Batas Waktu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 167


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
http://www.cbec.gov.in/htdocs- Pelindo III. 2016. Layanan Jasa Kepelabuhan di PT
cbec/dwell_time. Pelabuhan Indonesia III pada 24 April 2017
jam 15.04 WIB dari http://eodb.ekon.go.id/
Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2015. Cukai
diakses pada 20 Januari 2017 jam 14.18 Republika. 2014. Ini Dia Daftar Temuan
WIB dari Direktorat Jendral Bea dan Ombudsman Penyebab Dwelling Time di
Cukai. 2013. Ekspor diakses pada 20 Empat Pelabuhan diakses pada 13 Februari
Januari 2017 jam 14.19 WIB dari 2017 jam 18.11 WIB dari
http://www.beacukai.go.id/arsip/cuk/cukai. http://www.republika.co.id/berita/nasional/
html umum/14/03/13/n2d3mu-ini-dia-daftar-
temuan-ombudsman-penyebab-dwelling-
BPS. (2017). Ekspor dan Impor . Jakarta : Badan
time-di-empat-pelabuhan
Pusat Statistik. Diakses pada 30 Mei 2017
dari Sugiarto, Eddy Cahyono. 2015. Dwelling Time dan
https://www.bps.go.id/all_newtemplate.ph Daya Saing Ekonomi diakses pada 18
p Februari 2016 jam 13.20 WIB dari
http://setkab.go.id/dwelling-time-dan-
Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2013. Ekspor
daya-saing-ekonomi/
diakses pada 20 Januari 2017 jam 14.19
WIB dari World Bank. 2016. International LPI diakses pada
http://www.beacukai.go.id/arsip/pab/ekspo 18 Februari 2017 jam 21.23 WIB dari
r.html http://lpi.worldbank.org/international
Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2013. Impor Peraturan dan Undang-Undang (UU)
diakses pada 20 Januari 2017 jam 14.19 Peraturan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai No:
WIB dari PER-16/BC/2016 tentang Petunjuk
http://www.beacukai.go.id/arsip/pab/impor Pelaksanaan Pengeluaran Barang Impor
.html Untuk Dipakai.
Direktorat Jendral Bea dan Cukai. 2011. Kawasan Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Pabean diakses pada 20 Januari 2017 jam Indonesia Nomor PM 116 Tahun 2016
14.20 WIB dari
tentang Pemindahan Barang yang Melewati
http://www.beacukai.go.id/faq/pengertian- Batas Waktu Penumpukan (long stay) di
kawasan-pabean.html Pelabuhan Utama Belawan, Pelabuhan
Kementerian Perhubungan. 2013. Percepatan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama
Dwelling Time diakses pada 06 Februari Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama
2016 jam 17.19 WIB dari Makasar.
http://dephub.go.id/post/read/percepatan- Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun
dwelling-time-56447 2006 Tentang Kepabeanan.
Kementerian Perhubungan. 2017. Menhub: Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 Mengenai
Dwelling Time di Pelabuhan Utama Turun Cukai.
Hasil Kinerja Jokowi JK diakses pada 18
Februari 2017 jam 08.13 dari
http://dephub.go.id/post/read/menhub--
dwelling-time-di-pelabuhan-utama-turun-
hasil-kinerja-jokowi-jk
KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak. 2014.
Wilayah Kerja diakses pada 24 Januari
2017 jam 08.32 WIB dari
http://bcperak.net/content/detail_profil/5
KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak. 2016.
Profile BC Perak diakses pada 5 April 2017
jam 11.13 WIB dari
http://bcperak.net/content/profil

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 168


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like