Analisis Kualitas Air Minum Dalam Kemasan (Amdk) Di Yogyakarta Ditinjau Dari Parameter Fisika Dan Kimia Air

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

46 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No.

1, April 2017

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI YOGYAKARTA


DITINJAU DARI PARAMETER FISIKA DAN KIMIA AIR

Titin Aryani1
1
Program Studi DIV Analis Kesehatan, Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat No.63,
Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Telp. (0274) 374427, e-mail;
titinaryani@gmail.com

ABSTRACT
Backgroud: Nowadays, bottled water has become the most substitute water for cooking drinking water.
Although bottled water seemed attractive, it is crucial to assess its quality.
Objective: This quantitative study aimed to determine the quality of the 5 brands of bottled water circulating
in Yogyakarta, in terms of physical parameters (temperature, smell, taste, color, turbidity, and TDS
electroconductivity) and chemical parameters of water (pH, the presence of Cl-ions, and the presence of
metals such as Cr, Fe, Zn, Cd).
Methods: The sampling technique used was purposive sampling. The instrument used to determine the
quality of bottled water is the standard of drinking water quality standards.
Result: The results showed that five samples of bottled water circulating in Yogyakarta, are all qualified
bottled water both in terms of physical parameters (temperature, smell, taste, color, turbidity,
electroconductivity, and TDS) and chemical parameters of water (pH , the presence of Cl-ions, and the
presence of metals such as Cr, Fe, Zn, Cd).
Conclusion: Five samples of bottled water circulating in Yogyakarta were suitable for consumption.

Keywords: bottled water, water analysis, water quality, water chemistry parameters

PENDAHULUAN kemih. Oleh karena itu, kehidupan ini tidak


Air minum berfungsi sebagai sumber mungkin dapat dipertahankan tanpa air.
asupan mineral, mengatur suhu tubuh, Air di dalam tubuh manusia, berkisar
pembentuk sel, dan melancarkan pencernaan. antara 50-70% dari seluruh berat badan.
Setiap hari, rata-rata manusia memerlukan Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat
asupan air sebanyak 2 (dua) liter. Melalui dari jumlah air yang ada dalam organ, seperti
sebuah riset diketahui bahwa kekurangan 1-2 80% dari darah adalah air, kehilangan 15%
persen air saja bisa menyebabkan gangguan dari berat badan dapat mengakibatkan
fungsi otak seperti kurangnya konsentrasi dan kematian.1,2,3
kemampuan berpikir. Kekurangan air di atas 2 Menurut departemen kesehatan, syarat-
persen, tubuh bisa mengalami sakit kepala, syarat air minum adalah tidak berasa, tidak
letih, lemah, gangguan pergerakan otot, berbau, tidak berwarna, tidak mengandung
hingga kematian. Kurang minum air juga mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
dapat mengakibatkan sejumlah penyakit, di mengandung logam berat. Air minum adalah
antaranya gangguan ginjal dan infeksi saluran air yang melalui proses pengolahan ataupun
tanpa proses pengolahan yang memenuhi
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 47

syarat kesehatan dan dapat langsung mengolah dan menyehatkan kembali sumber
diminum.4 air kotor yang telah tercemar.8,9
Air minum adalah air yang kualitasnya Di sisi lain, perkembangan jumlah
memenuhi syarat kesehatan dan dapat penjualan air minum isi dalam kemasan
langsung diminum, syarat kesehatan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi
dimaksud adalah mikrobiologi, kimia, fisika, kesehatan konsumen, bila tidak adanya
dan radio aktif.5,6,7 regulasi yang efektif. Isu yang mengemuka
Tidak dapat dipungkiri, bahwa air minum saat ini adalah rendahnya jaminan kualitas
adalah kebutuhan yang amat penting bagi terhadap air minum yang dihasilkan. Jika tidak
kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan dikendalikan dengan maksimal, air minum
kemajuan zaman dan teknologi serta dalam kemasan berpotensi menimbulkan
penemuan-penemuan baru di bidang kerugian bagi kesehatan misalnya keracunan
marketing, konsumen sering dibingungkan zat kimia persisten maupun penyebaran
dengan pertanyaan tentang air minum yang penyakit melalui air atau water borne
terbaik bagi keluarga mereka. disease.10,11,12,13
Dengan semakin bertambahnya Dalam air, terdapat berbagai kandungan
penduduk dan semakin rendahnya kualitas air bahan fisika dan kimia. Bahan fisika dan kimia
yang dipasok oleh pemerintah melalui kran- ini dapat berefek positif ataupun negatif bagi
kran di rumah-rumah, konsumen sering tidak tubuh manusia dan makhluk lainnya. Kondisi
memiliki pilihan lain, selain memilih air minum lingkungan sumber air ikut memengaruhi
dalam kemasan (AMDK) yang pada saat ini karakteristik air, sehingga bahan kimia yang
membanjiri pasar. Tidak hanya jenis merk terkandung di dalamnya dapat beragam,
yang berjumlah 600 lebih pada saat ini yang begitu pula dengan kadarnya. Berdasarkan
beredar di pasar yang membuat konsumen keragaman tersebut, maka ditetapkan suatu
bingung, jenis air yang ditawarkan pun standar yang mengatur kualitas air yang baik
bertambah dari hari ke hari, bulan ke bulan. untuk dikonsumsi.
Sejalan dengan kemajuan dan Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu
peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah dilakukan analisis kualitas air minum dalam
penyediaan air selalu meningkat untuk setiap kemasan dengan menggunakan beberapa
saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan parameter fisika dan kimia air dengan
sumber-sumber air baru setiap saat terus mengambil sampel 5 merk air minum dalam
dilakukan seperti mencari sumber air baru kemasan yang ada di Yogyakarta.
dalam bentuk air tanah, air sungai, air danau,
mengolah atau menawarkan air laut, BAHAN DAN CARA PENELITIAN
48 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017

Desain penelitian yang digunakan pada perasa, dan penglihatan, sedangkan untuk
penelitian ini adalah kuantitatif. Pengukuran pengukuran elektro- konduktivitas digunakan
kualitas air dilakukan di Laboratorium Kimia EC-meter, dan untuk pengukuran TDS
Analitik UGM Yogyakarta dan Laboratorium digunakan TDS-meter.
Prodi DIV Analis Kesehatan Universitas Analisis parameter kimia air yaitu
‘Aisyiyah Yogyakarta. Teknik pengambilan penentuan kadar Cr, Fe, Zn, Cd
sampel dilakukan dengan tekhnik purposive menggunakan intrumen AAS Atomic
sampling. Absorption Spectrophotometer. Atomic
Penggunaan parameter fisika dan kimia Absorption Spectroscopy (AAS) atau
pada analisis kualitas air ini merujuk kepada Spektroskopi Serapan Atom adalah salah satu
paraturan pemerintah mengenai baku mutu jenis analisa spektrofometri di mana dasar
kualitas air minum dalam kemasan, sehingga pengukurannya adalah pengukuran serapan
parameter yang dipilih merupakan parameter suatu sinar oleh suatu atom, sinar yang tidak
standar. Standar baku mutu air minum diserap, diteruskan dan diubah menjadi sinyal
menurut Peraturan Menteri Kesehatan listrik yang terukur. AAS merupakan suatu
Republik Indonesia No. metode yang populer untuk analisa logam,
492/MenKes/Per/IV/2010.14 karena di samping sederhana, AAS juga
Air minum dalam kemasan yang diambil sensitif dan selektif. Alat dan bahan yang
sebagai sampel merupakan air minum dalam digunakan adalah AAS (Atomic Absorption
kemasan yang beredar di Yogyakarta. Kriteria Spectrometry), gelas ukur 50 ml, erlenmeyer
sampel air minum dalam kemasan (AMDK) 50 ml, larutan-larutan standar Cr, Fe, Zn, Cd,
yang digunakan adalah air minum dalam sampel air minum kemasan 5 buah.
kemasan dalam volume botol 600 ml yang Kemudian dilakukan pengukuran kadar logam
dijual di Supermarket maupun Warung. Cr, Fe, Zn, Cd pada sampel air minum. Untuk
Sampel diambil secara acak. Jumlah sampel analisis kadar Cl- dilakukan dengan teknik
yang diambil adalah 5 sampel dari masing- titrasi.
masing 1 merek sehingga jumlah merek air Uji klorida dalam sampel air ini
minum dalam kemasan yang diteliti berjumlah menggunakan metoda argentometri cara
5 merek. Mohr pada kisaran 1,5 mg/L sampai dengan
Analisis parameter fisika yaitu suhu, 100 mg/L. Senyawa klorida dalam sampel air
bau, rasa, warna, kekeruhan, dititrasi dengan larutan perak nitrat dalam
elektrokonduktivitas, TDS, dan kekeruhan. suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai
Pada pengukuran suhu digunakan dengan pH 10), menggunakan larutan
termometer larutan, pemeriksaan bau, rasa, indikator kalium kromat. Perak klorida
dan warna menggunakan indera penciuman, diendapkan secara kuantitatif sebelum
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 49

terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai bahan kimia pada air yang tidak boleh
dengan mulai terbentuknya endapan perak melebihi ambang batas baku mutu kualitas air
kromat yang berwarna merah kecoklatan. minum menurut Permenkes RI No.
Parameter kualitas air yang diperoleh 492/MenKes/Per/IV/2010.
dibandingkan dengan standar baku mutu
kualitas air minum. Secara fisika, air minum HASIL DAN PEMBAHASAN
yang baik memiliki ciri yaitu berada pada suhu Hasil pemeriksaan kualitas air minum
0
udara ± 3 C, tidak berasa, tidak berwarna, kemasan yang beredar di Yogyakarta ditinjau
memiliki kadar elektrokonduktivitas 250 dari parameter fisika dan kimia air pada
mS/cm atau TDS 500mg/L. Sedangkan penelitian ini, ditampilkan pada Tabel 1.
secara kimia dapat dilihat dari kandungan
Tabel 1. Hasil Analisis Kualitas Air Minum Kemasan yang Beredar di Yogyakarta Ditinjau
dari Parameter Fisika dan Kimia Air
Pengulangan Rata-
Parameter
Pengukuran rata
Kode Kualitas
Hasil Baku Mutu Makna
Sampel air
1 2 3 Penguk
(Satuan)
uran
Suhu udara
Suhu ( 0C) 29 29 29 29 Baik
±30C
Tidak Tidak Tidak Tidak
Bau Tidak berbau Baik
berbau berbau berbau berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
Rasa Tidak berasa Baik
berasa berasa berasa berasa
Tidak Tidak Tidak Tidak
Warna berwar berwar berwar berwarn Tidak berwarna Baik
na na na a
Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekeruhan Tidak keruh Baik
keruh keruh keruh keruh
A Elektro
konduktivit 24 24 24 24 250 (mS/cm) Baik
as (mS/cm)
TDS
12 12 12 12 500 mg/L Baik
(mg/L)
pH 6.8 6.8 6.8 6.8 6.5-8.5 Baik
Cr (mg/L) <0.015 <0.015 <0.015 <0.015 0.05 mg/L Baik
Fe (mg/L) 0.043 0.043 0.043 0.043 0.30 mg/L Baik
Zn (mg/L) 0.083 0.083 0.088 0.085 3.00 mg/L Baik
<0.000 <0.000 <0.000
Cd (mg/L) <0.0008 0.003 mg/L Baik
8 8 8
Cl- (mg/L) 10.635 10.635 10.635 10.635 250 mg/L Baik
Suhu udara
Suhu ( 0C) 29 29 29 29 Baik
±30C
Tidak Tidak Tidak Tidak
B Bau Tidak berbau Baik
berbau berbau berbau berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
Rasa Tidak berasa Baik
berasa berasa berasa berasa
50 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017

Pengulangan Rata-
Parameter
Pengukuran rata
Kode Kualitas
Hasil Baku Mutu Makna
Sampel air
1 2 3 Penguk
(Satuan)
uran
Tidak Tidak Tidak Tidak
Warna berwar berwar berwar berwarn Tidak berwarna Baik
na na na a
Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekeruhan Tidak keruh Baik
keruh keruh keruh keruh
Elektro
konduktivit 20 20 20 20 250 (mS/cm) Baik
as (mS/cm)
TDS
10 10 10 10 500 mg/L Baik
(mg/L)
pH 6.6 6.9 6.6 6.7 6.5-8.5 mg/L Baik
Cr (mg/L) <0.015 <0.015 <0.015 <0.015 0.05 mg/L Baik
Fe (mg/L) 0.043 0.016 0.016 0.025 0.30 mg/L Baik
Zn (mg/L) 0.123 0.108 0.113 0.115 3.00 mg/L Baik
<0.000 <0.000 <0.000
Cd (mg/L) <0.0008 0.003 mg/L Baik
8 8 8
Cl- (mg/L) 10.635 10.635 10.635 10.635 250 mg/L Baik
Suhu ( 0 Suhu udara
29 29 29 29 Baik
C) ±30C
Tidak Tidak Tidak Tidak
Bau Tidak berbau Baik
berbau berbau berbau berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
Rasa Tidak berasa Baik
berasa berasa berasa berasa
Tidak Tidak Tidak Tidak
Warna berwar berwar berwar berwarn Tidak berwarna Baik
na na na a
Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekeruhan Tidak keruh Baik
keruh keruh keruh keruh
C Elektro
konduktivit 16 16 16 16 250 (mS/cm) Baik
as (mS/cm)
TDS
8 8 8 8 500 mg/L Baik
(mg/L)
pH 6.9 6.9 6.9 6.9 6.5-8.5 Baik
Cr (mg/L) <0.015 <0.015 <0.015 <0.015 0.05 mg/L
Fe (mg/L) 0.098 0.098 0.125 0.107 0.30 mg/L Baik
Zn (mg/L) 0.043 0.048 0.043 0.045 3.00 mg/L Baik
<0.000 <0.000 <0.000
Cd (mg/L) <0.0008 0.003 mg/L Baik
8 8 8
Cl- (mg/L) 10.635 10.635 10.635 10.635 250 mg/L Baik
Suhu udara
Suhu ( 0C) 29 29 29 29
±30C
Tidak Tidak Tidak Tidak
Bau Tidak berbau Baik
berbau berbau berbau berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
D Rasa Tidak berasa Baik
berasa berasa berasa berasa
Tidak Tidak Tidak Tidak
Warna berwar berwar berwar berwarn Tidak berwarna Baik
na na na a
Kekeruhan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak keruh Baik
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 51

Pengulangan Rata-
Parameter
Pengukuran rata
Kode Kualitas
Hasil Baku Mutu Makna
Sampel air
1 2 3 Penguk
(Satuan)
uran
keruh keruh keruh keruh
Elektro
konduktivit 12 12 12 12 250 (mS/cm) Baik
as (mS/cm)
TDS
6 6 6 6 500 mg/L Baik
(mg/L)
pH 6.6 6.7 6.8 6.7 6.5-8.5 Baik
Cr (mg/L) <0.015 <0.015 <0.015 <0.015 0.05 mg/L
Fe (mg/L) 0.078 0.078 0.075 0.077 0.30 mg/L Baik
Zn (mg/L) 0.041 0.042 0.036 0.040 3.00 mg/L Baik
<0.000 <0.000 <0.000
Cd (mg/L) <0.0008 0.003 mg/L Baik
8 8 8
Cl- (mg/L) 10.635 10.635 10.635 10.635 250 mg/L Baik
Suhu udara
Suhu ( 0C) 29 29 29 29
±30C
Tidak Tidak Tidak Tidak
Bau Tidak berbau Baik
berbau berbau berbau berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
Rasa Tidak berasa Baik
berasa berasa berasa berasa
Tidak Tidak Tidak Tidak
Warna berwar berwar berwar berwarn Tidak berwarna Baik
na na na a
Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekeruhan Tidak keruh Baik
keruh keruh keruh keruh
E Elektro
konduktivit 14 14 14 14 250 (mS/cm) Baik
as (mS/cm)
TDS
7 7 7 7 500 mg/L Baik
(mg/L)
pH 6.9 6.9 6.9 6.9 6.5-8.5 Baik
Cr (mg/L) <0.015 <0.015 <0.015 <0.015 0.05 mg/L Baik
Fe (mg/L) 0.026 0.026 0.026 0.026 0.30 mg/L Baik
Zn (mg/L) 0.0019 0.0019 0.0019 0.0019 3.00 mg/L Baik
<0.000 <0.000 <0.000
Cd (mg/L) <0.0008 0.003 mg/L Baik
8 8 8
Cl- (mg/L) 10.635 10.635 10.635 10.635 250 mg/L Baik

Sifat fisika merupakan sifat materi yang lain yang berbahaya bagi kesehatan), (3)
dapat dilihat secara langsung dengan indera. tidak berasa (rasa asin disebabkan adanya
Sifat fisika terdiri atas: (1) jernih atau tidak garam-garam tertentu yang larut dalam air,
keruh (air yang keruh disebabkan oleh sedangkan rasa asam diakibatkan adanya
adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat, asam organik maupun asam anorganik), (4)
semakin banyak kandungan koloid maka air tidak berbau (air yang berbau busuk
semakin keruh), (2) tidak berwarna (air yang mengandung bahan organik yang sedang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme
52 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017

air), (5) suhunya normal (suhu air sebaiknya EC (Electrical Conductivity) atau
sejuk atau tidak panas terutama agar tidak konduktansi adalah ukuran kemampuan
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada suatu bahan untuk menghantarkan arus
saluran/pipa, yang dapat membahayakan listrik. Konduktansi suatu larutan akan
kesehatan dan menghambat pertumbuhan sebanding dengan konsentrasi ion-ion dalam
mikro-organisme), (6) tidak banyaknya larutan tersebut.
padatan yang terlarut di dalamnya. Total padatan terlarut (TDS) adalah
Suhu merupakan parameter yang bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak
sangat berperan dalam reaksi-reaksi kimia tersaring dengan kertas saring milipore
dan pertumbuhan mikroba dalam air. Mikroba dengan ukuran 0,45 mikrometer. Padatan ini
yang merugikan bagi makhluk hidup dapat terdisi atas senyawa-senyawa organik dan
hidup pada temperatur tertentu sehingga jika anorganik yang terlarut dalam air, mineral,
kita menaikkan atau menurunkan suhu, maka garam, logam, kation atau anion. Penyebab
pertumbuhan mikroba tersebut dapat utama terjadinya TDS adalah bahan
terganggu. Indonesia merupakan daerah anorganik berupa ion-ion umum yang
tropis. Posisi matahari di daerah tropis dan dijumpai di perairan seperti natrium, kalsium,
subtropis yang selalu berada di atas horizon magnesium, klorida, bikarbonat, dan sulfat.
sepanjang musim menjadikan suhu daerah Sebagai contoh air buangan sering
ini lebih hangat dibandingkan umumnya di mengandung molekul sabun, deterjen, dan
15
daerah kutub. surfaktan yang larut air, misalnya pada
Kekeruhan sebagai intensitas buangan rumah tangga dan industri.
kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh pH adalah derajat keasaman yang
bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan digunakan untuk menyatakan tingkat
menggambarkan sifat optik yang ditentukan keasaman atau kadar ion hidrogen (H+)
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dalam air yang merupakan salah satu faktor
dan dipancarakan oleh bahan-bahan yang kimia yang sangat berpengaruh terhadap
16
terdapat dalam air. Kekeruhan juga kehidupan organisme hidup di perairan.19 Air
didefinisikan sebagai suatu ukuran atau murni bersifat netral, dengan pH-nya pada
biasan cahaya di dalam air.17 Kekeruhan suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan
yang tinggi dapat mengakibatkan dengan pH kurang dari pada tujuh disebut
terhambatnya penetrasi cahaya kedalam bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih
air.18 Sutika (1989) mengatakan bahwa dari pada tujuh dikatakan bersifat basa atau
kekeruhan dapat memengaruhi kadar alkali.
oksigen dalam air.19 Logam Cr, Fe, Zn, Cd adalah mineral
yang sering terdapat dalam air. Logam atau
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 53

mineral yang sering berada dalam air dengan dalam sampel air minum menurut Peraturan
jumlah besar adalah kandungan Fe. Apabila Menteri Kesehatan adalah 250 mg/L.14
Fe tersebut dalam jumlah banyak akan Banyak faktor yang memengaruhi
muncul berbagai gangguan lingkungan. kesehatan, baik kesehatan individu maupun
Kadar Fe dalam air tanah di wilayah Jakarta kesehatan masyarakat. Ada 4 faktor yang
semakin meningkat. Beberapa sumur memengaruhi kesehatan, baik kesehatan
memiliki kadar Fe melebihi baku mutu. Intake individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu
Fe dalam dosis besar pada manusia bersifat perilaku, pelayanan kesehatan, keturunan,
toksik karena besi fero bisa bereaksi dengan dan lingkungan.21 Salah satu parameter
peroksida dan menghasilkan radikal bebas. lingkungan adalah air atau air minum.
Berdasarkan ADI (Accebtable Daily Penelitian tentang kualitas air juga
Intake) orang deawasa menurut Peraturan pernah dilakukan oleh Danial (2011) tentang
Menteri Kesehatan RI No. 416/MenKes/ uji kelayakan sumber mata air sungai tanggi
Per/IX/1990 tentang syarat-syarat Air Bersih, sebagai air bersih. Hasil penelitian
Keputusan Menteri Kesehatan RI menunjukkan bahwa dari segi parameter
No.907/MenKes/SK/VII/2002 dan Peraturan fisika diperoleh hasil, suhu mata air sungai
Menteri Kesehatan No. Tanggi adalah 25 ºC, dan TDS air sungai
492/MenKes/Per/IV/2010 tentang syarat- Tanggi adalah, pada sampel 1= 308 Mg/L,
syarat dan pengawasan kualitas Air Minum, sampel 2= 303 Mg/L, sampel 3= 239 Mg/L,
maka kadar maksimum yang diperbolehkan sampel 4= 147 Mg/L.22 Kesimpulan dari
untuk Fe adalah 0,3 mg/L. Untuk logam Cr penelitian tersebut adalah air sungai tanggi
kadar maksimum yang diperbolehkan adalah sebagai air bersih adalah baik atau layak
0,03 mg/L sedangkan untuk logam Zn adalah dikonsumsi menurut parameter suhu dan
3,00 mg/L, dan logam Cd adalah 0,003 TDS yang ditetapkan menteri kesehatan.14
mg/L.14,20 Penelitian lainnya pernah dilakukan
Klorida adalah ion yang terbentuk oleh Violita dkk (2010) tentang kisaran
sewaktu unsur klor mendapatkan satu kandungan parameter fisika dalam sampel air
elektron untuk membentuk suatu anion (ion minum isi ulang di Salatiga dan sekitarnya.23
bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam Hasil penelitian menunjukkan suhu air minum
klorida HCl mengandung ion klorida; isi ulang berada pada kisaran antara 25-270C
contohnya adalah garam meja, yang adalah dan TDS antara 0.010-0.130 mg/L.
natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Kesimpulannya adalah kualitas air minum isi
Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion ulang di Salatiga dan sekitarnya adalah
Na+ dan Cl−. Batas maksimum kadar klorida baik/layak dikonsumsi menurut parameter
suhu dan TDS.
54 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017

Hasil penelitian Danial (2011) dan KESIMPULAN


Violita dkk. (2010) di atas sejalan dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil penelitian ini, bahwa parameter yang dari kelima sampel air minum kemasan yang
diteliti menggunakan parameter fisika air Beredar di Yogyakarta memiliki kualitas air
(suhu dan TDS). Kesamaan lainnya adalah minum yang baik menurut parameter fisika
hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan dan kimia air berdasarkan baku mutu kualitas
bahwa air yang diteliti termasuk dalam air air minum yang ditetapkan oleh Peraturan
yang layak konsumsi (kualitas baik). Menteri Kesehatan RI No. 492/MenKes/Per
Perbedaannya, penelitian ini menambahkan IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
beberapa parameter fisika dan kimia air minum.
sehingga lebih akurat dalam menentukan
KEPUSTAKAAN
kualitas air.
Air yang digunakan sebagai kebutuhan 1. Shyamala, R. 2008. Physicochemical
air bersih, sebaiknya air tersebut telah Analysis of Borewell Water Samples of
memenuhi syarat dalan parameter biologi, Telungu palayam Area in Coimbatore
fisika, dan kimia yang sesuai dengan standar District, Tamilnadu, India. E-Journal of
yang ditetapkan, sehingga dapat Chemistry, 5(4): 924-929.
menimbulkan rasa nyaman bagi setiap orang 2. Momba, Maggy N. B. 2006. Abundance
yang mengonsumsinya. Jika salah satu of pathogenic Escherichia coli,
parameter tersebut tidak sesuai, maka Salmonella typhimurium and Vibrio
kemungkinan air tersebut tidak sehat, karena cholerae in Nkonkobe drinking water
mengandung beberapa zat kimia, mineral, sources. Journal of Water Health, 04:
ataupun senyawa-senyawa organik. yang 289-296.
dapat mengubah warna, rasa, suhu, dan 3. Eshcol, Jayasheel. 2009. Is fecal
kekeruhan. Pada umumnya air yang tidak contamination of drinking water after
memenuhi syarat kesehatan ditinjau dari collection associated with household
parameter fisika dan kimia adalah air yang water handling and hygiene practices? A
tidak layak untuk dikonsumsi oleh study of urban slum households in
masyarakat, karena dapat menyebabkan Hyderabad, India. Journal of Water and
gangguan kesehatan. Health, 7(1): 145-154.
Secara keseluruhan, kualitas air minum 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
pada 5 merek air minum dalam kemasan 416/MenKes/ Per/IX/1990 tentang
yang beredar di Yogyakarta memiliki kualitas Syarat-Syarat Air Bersih.
yang baik dan layak dikonsumsi. 5. Amber, Farooqui. 2009. Investigation of a
community outbreak of typhoid fever
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 55

associated with drinking water. BMC pathogen treatment in Nepal. Journal of


Public Health, 9:476. Environmental Science and Health,
6. Abrishamchi, A., Ebrahimian, A., Tajrishi, 42(12): 1879-1888
M., and Mariño, M. (2005). Case Study: 13. Luuk, Rietveld. 2008. Integrated
Application of Multicriteria Decision simulation of drinking water treatment.
Making to Urban Water Supply. Journal Journal of Water Supply, 57(3): 133-141
of Water Resource. Plann. Manage, 14. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
131(4), 326–335. 492/MenKes/Per/IV/2010 tentang
7. Cronin, Aidan A. 2006. Monitoring source Persyaratan Kualitas Air Minum.
and domestic water quality in parallel 15. Widodo dan Suadi.2006. Pengelolaan
with sanitary risk identification in Sumber Daya Perikanan Laut.
Northern Mozambique to prioritise Yogyakarta.
protection interventions. Journal of Water 16. Dini, Silvia. 2011. Evaluasi Kualitas Air
Health, 4: 333-345. Sungai Ciliwung di Propinsi Daerah
8. Widiyanti, Ni Luh Putu Manik., Ni Putu Khusus Ibu Kota Jakarta Tahun 2000-
Ristiati. 2004 Analisis Kualitatif Bakteri 1020. Skripsi. Depok : Fakultas
Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang Kesehatan Masyarakat Universitas
di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Indonesia.
Kesehatan, 3(1): 64-73. 17. Yusuf, M.I. 2005. Laju Pertumbuhan
9. Tattit, K., Eram T.P. 2011. Kualitas Harian, Produksi, dan Kualitas Rumput
Bakteriologis Air Sumur Gali. Jurnal Laut.
Kemas, 7 (1): 63-72. 18. Effendy, H. 2003. Telaah Kualitas Air.
10. Ramakrishnaiah, C R. 2009. Assessment Kanisius : Yogyakarta.
of Water Quality Index for the 19. Sutika N., 1989. Ilmu Air. Universitas
Groundwater in Tumkur Taluk, Karnataka Padjajaran : Bandung.
State, India. E-Journal of Chemistry, 20. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
6(2): 523-530. 907/MenKes/ Per/IX/2002 tentang
11. Trevett, Andrew Francis. 2005. The Syarat-Syarat dan pengawasan kualitas
importance of domestic water quality air minum.
management in the context of faecal-oral 21. Notoadmojo, S. 2002. Kesehatan
disease transmission. Journal of Water Masyarakat ilmu dan seni. Jakarta:
Health, 3: 259-270. Rineka Cipta.
12. Tommy, K.K. 2007. Design for 22. Danial P, R. 2011. Uji Kelayakan Sumber
sustainable development-Household Mata Air Sungai Tanggi Sebagai Air
drinking water filter for arsenic and Bersih. Skripsi. Fakultas Ilmu-Ilmu
56 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017

Kesehatan Dan Keolahragaan


Universitas Negeri Gorontalo.
23. Violita M.A.A, Susanti P. H., Lusiawati
Dewi. 2010. Kajian Kualitas Air Minum Isi
Ulang (AMIU yang ada di Daerah
Salatiga dan sekitarnya. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Pendidikan
Sains. Salatiga : Universitas Kristen
Satya Wacana.

You might also like