Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

ANALISA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BEBAN ORANGTUA DALAM


MERAWAT ANAK PENYANDANG CACAT TINGKAT SD DI SLB NEGERI
SEMARANG
Dwi Retnaningsih 1, Indri Khizba Dini 2
12
Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang
Email: dwiretnaningsih81@yahoo.co.id

Abstrack

Having a mental disabled child is a tough challenge for many parents. This is a burden on families with
children with special needs that gave rise to the various physical pressures, psychological, emotional,
social and financial. Parents say having a mental disabled child is a test that causes severe irritation,
angry, embarrassed, until the feeling of not accepting the fact. But, over time to accept the situation
because the family have continued to support the development of children. The purpose of this study was
to determine the relationship between family support with caregiver burden on parents for children with
mental disability elementary level in the Outstanding Schools of Semarang. Research design using
deskiptif correlation with cross sectional. Samples taken by proportional stratified random sampling of
124 parents of students. Research tool used questionnaires and bivariate analysis using Chi-squre test.
The results of this study demonstrated an association between family support with caregiver burden on
parents for children with mental disability elementary level in the Outstanding Schools of Semarang
(pvalue=0,000). researchers further recommended to examine other factors that affect parents in caring
for children with disabilities using different variables and methods. There are correlation between family
support with caregiver burden on parents for children with mental disability elementary level in the
Outstanding Schools of Semarang.

Keywords : Family Support, Caregiver Burden Parents


1. Pendahuluan
Anak penyandang cacat adalah anak persen anak usia sekolah yang memiliki
dengan kebutuhan khusus yang secara kebutuhan khusus. Jika mengikuti perkiraan
signifikan mengalami tersebut, dengan jumlah anak usia sekolah
kelainan/penyimpangan (fisik, mental- di Indonesia yaitu 5 - 14 tahun sebanyak
intelektual, sosial, dan emosional) dalam 428.000.000 jiwa, maka diperkirakan ada
proses pertumbuhan dan perkembangannya sekitar 42.000.000 anak Indonesia yang
dibandingkan dengan anak-anak lain yang berkebutuhan khusus [1].
seusia sehingga memerlukan pelayanan Memiliki anak berkebutuhan khusus
pendidikan, perawatan dan pengasuhan merupakan tantangan yang cukup berat.
khusus. Orangtua memiliki keinginan agar Orangtua banyak yang mengeluhkan bahwa
anak-anaknya tumbuh dan berkembang merawat dan mengasuh anak berkebutuhan
menjadi anak-anak yang normal. khusus membutuhkan tenaga dan perhatian
Indonesia adalah Negara terbesar yang ekstra dibandingkan dengan merawat
keempat di dunia dengan jumlah anak anak yang normal (Wiwin, 2011). Orangtua
penyandang cacat atau berkebutuhan merupakan caregiver bagi anak
khusus. Namun, belum ada data resmi yang berkebutuhan khusus, yaitu sesorang yang
dikeluarkan oleh pemerintah secara akurat memberikan bantuan kepada orang yang
dan spesifik tentang jumlah anak mengalami ketidakmampuan dan
berkebutuhan khusus di Indonesia [1]. Data memerlukan bantuan karena
dari Badan Pusat Statistik Nasional tahun keterbatasannya [3]. Dukungan keluarga
2007, terdapat 82.840.600 jiwa anak dari sangat diperlukan oleh setiap individu di
231.294.200 jiwa penduduk Indonesia, dalam siklus kehidupannya. Beban orangtua
dimana sekitar 8,3 juta jiwa diantaranya merupakan suatu tolak ukur dalam menilai
adalah anak berkebutuhan khusus [2]. dampak terhadap anggota keluarga lain dari
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) perawatan anak dengan berkebutuhan
memperkirakan bahwa paling sedikit ada 10 khusus [4]. Beban caregiver (cargiver

98
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

burden) adalah tekanan-tekanan mental atau kemungkinan (probabilitas) namun tetap


beban yang muncul pada orang yang mewakili (representative) populasi dan
merawat lansia, penyakit kronis, anggota dapat digeneralisasikan [6]. Peneliti
keluarga atau orang lain yang cacat. Beban menetapkan presisi tingkat kesalahan
caregiver merupakan stress multidimensi dengan nilai probabilitas (margin of error)
yang tampak pada diri seseorang caregiver. 5% dan sampel dalam penelitian ini
Pengalaman caregiving berhubungan diperoleh dengan menggunakan rumus
dengan respon yang multidimensi terhadap Slovin [7]. yaitu sebagai berikut ini:
tekanan-tekanan fisik, psikologis, emosi, N
n 
1  N (d
2
sosial dan finansial [5]. )
Studi pendahuluan yang penulis lakukan
di SLB Negeri Semarang, jumlah siswa 180
n 
tingkat SD sebanyak 180 anak. Dari 1  180 ( 0 , 05 )
2

wawancara peneliti dengan 8 orang tua anak


n = 124
tingkat SD yang kebetulan saat itu ada di
SLB Negeri Semarang, 4 ibu mengatakan
sebenarnya tidak menerima kenyataan Keterangan :
anaknya tidak normal, dan merasa malu jika N = Besar populasi
ada ejekan dari orang lain karena n = Besar sampel
mempunyai anak tidak normal. 3 orangtua d = Tingkat kepercayaan (5%)
mengatakan harus sangat sabar merawat dan
mengasuh anak yang tidak normal, Jumlah populasi dalam penelitian ini
keinginannya harus selalu dipenuhi karena terdiri dari beberapa kelas (kelas 1 sampai
jika tidak maka anaknya nangis dan kelas 6), oleh karena itu peneliti akan
mengamuk, 1 orangtua mengatakan membagi masing-masing kelas (strata).
menerima dengan lapang dada bahwa Jumlah proporsi setiap kelas tingkat SD di
anaknya tidak normal, dan dalam Sekolah Luar Biasa Negeri sebanyak 124
merawatnya selalu dibantu oleh anggota orangtua yang memiliki anak berkebutuhan
keluarga yang lain. Berdasarkan hal tersebut khusus tingkat SD di SLB Negeri
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Semarang.
tentang hubungan antara dukungan keluarga
terhadap beban orangtua dalam merawat 3. Hasil Dan Pembahasan
anak penyandang cacat di SLB Negeri Jumlah tenaga pengajar dan karyawan di
Semarang. Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang
ada sebanyak 109 diantaranya 75 Tenaga
2. Metode Penelitian Pengajar, 5 Pembimbing agama Islam, 1
Desain penelitian menggunakan deskiptif Kepala Sekolah, 13 Karyawan dan 15
korelasional yaitu peneliti mendeskripsikan Asisten. Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri
hubungan antara dukungan keluarga dengan Semarang menampung beberapa jenjang
beban orangtua dalam merawat anak pendidikan diantaranya yaitu TLO
penyandang cacat, dengan cara (PAUDLB) ada 11 siswa, TKLB 88 siswa,
mengobservasi tanpa memberikan perlakuan SDLB ada 180 siswa, SMPLB ada 132
pada responden. Metode yang digunakan siswa, SMALB ada 96 siswa,
adalah cross sectional yaitu, peneliti Pengembangan ada 33 siswa, Kelas
mengukur atau mengumpulkan variabel Ketrampilan ada 27 siswa, jadi total
sebab dan akibat dalam satu waktu secara keseluruhan ada 567 siswa.
bersamaan. Populasi dalam penelitian ini a. Umur orangtua anak penyandang cacat
adalah semua orang tua yang memiliki anak tingkat SD di SLB Negeri Semarang
penyandang cacat tingkat SD di Negeri
Tabel 1.Distribusi frekuensi berdasarkan umur
Semarang sejumlah 180 orang tua.
orangtua anak penyandang cacat tingkat
Penentuan sampel dalam penelitian survey SD di SLB Negeri Semarang
apabila jumlah populasi telah diketahui n=124
maka dapat diambil dengan hukum

99
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

Umur Frekuensi Persentase sebagai salah satu kelompok dari peranan


≤45 115 92,7 sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya. Disamping itu, ibu juga
>45 9 7,3 dapat berperan sebagai pencari nafkah
Total 124 100 tambahan bagi keluarganya. Seorang ibu
juga mampu untuk mengasuh, mendidik
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan membentuk dan menentukan nilai
umur orangtua anak penyandang cacat kepribadian seorang anak [8].
tingkat SD sebagian besar berumur ≤45
tahun sebanyak 115 orang (92,7%), c. Pendidikan orangtua anak penyandang
sedangkan yang berumur >45 tahun cacat tingkat SD di SLB Negeri
sebanyak 9 orang (7,3%). Semarang
Berdasarkan kategori umur Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan
memperlihatkan responden pada tahap pendidikan orangtua anak penyandang
dewasa hingga usia lanjut. Tugas cacat tingkat SD di SLB Negeri
Semarang
perkembangan pada tahap dewasa hingga
n=124
usia lanjut diantaranya adalah menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan pada Pendidikan Frekuensi Persentase
aspek fisik, memantapkan peran-perannya SD 49 39,5
sebagai orang dewasa, penderita akan SMP 45 36,3
melakukan berbagai cara untuk mencapai SMA 30 24,2
dan mempertahankan prestasi yang
memuaskan dalam karier pekerjaan Total 124 100
(Hurlock, 20012). Maka pada orangtua yang
masih berusia dewasa dan produktif tentu Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
saja memiliki anak penyandang cacat adalah pendidikan orangtua anak penyandang cacat
sebuah beban bagi dirinya karena akan tingkat SD sebagian besar berpendidikan
berpengaruh pada karier pekerjaannya. SD sebanyak 49 orang (39,5%), sedangkan
b. Jenis Kelamin orangtua anak yang berpendidikan SMP sebanyak 45
penyandang cacat tingkat SD di SLB orang (36,3%), dan yang berpendidikan
Negeri Semarang. SMA sebanyak 30 orang (24,2%).
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis Pendidikan adalah usaha sadar dan
kelamin orangtua anak penyandang terencana melalui proses pembelajaran
cacat tingkat SD di SLB Negeri secara aktif untuk mengembangkan
Semarang kepribadian yang berpotensi, memiliki
n=124 kekuatan spiritual, keagamaan,
Jenis pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia
Kelamin Frekuensi Persentase ketrampilan yang di perlukan dirinya,
Perempuan 124 100 masyarakat, bangsa dan Negara [7].
Total 124 100 Pendidikan yang rendah mempengaruhi
pengetahuan dan sikap seseorang dalam
menerima dan memahami merawat anak
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan jenis penyandang cacat. Menurut Slameto (2010)
kelamin orangtua anak penyandang cacat faktor pendidikan seseorang sangat
tingkat SD sebagai keseluruhan (100%) menentukan dalam pola pengambilan
adalah perempuan. Hasil penelitian keputusan dan menerima informasi.
menunjukkan orangtua anak penyandang Pendidikan yang lebih tinggi akan lebih
cacat tingkat SD yang menunggu anaknya di mudah menerima informasi dari pada
sekolah keseluruhan (100%) adalah seseorang yang berpendidikan rendah.
perempuan. Peran ibu sangat banyak, Tingkat pendidikan sesorang akan sangat
peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak- mempengaruhi pengetahuan dan sikap
anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai dalam merawat anak penyandang cacat.
pengasuh dan pendidik anak–anaknya, dan

100
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

d. Pekerjaan orangtua anak penyandang


cacat tingkat SD di SLB Negeri Semarang Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
Tabel 4.Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah anak dari orangtua anak penyandang
pekerjaan orangtua anak penyandang cacat tingkat SD sebagian besar mempunyai
cacat tingkat SD di SLB Negeri 3 anak yaitu sebanyak 66 orang (53,2%),
Semarang sedangkan yang mempunyai 2 anak
n=124 sebanyak 44 orang (35,5%), dan yang
Pekerjaan Frekuensi Persentase mempunyai lebih dari 3 anak sebanyak 14
Tidak orang (11,3%).Tidak dapat dipungkiri
69 55,6 bahwa anak mempunyai nilai tertentu bagi
Bekerja
Wiraswasta 55 44,4 orangtua. Anak yang diibaratkan sebagai
titipan Tuhan bagi orang tua memiliki nilai
Total 124 100 tertentu serta mentutut dipenuhinya
beberapa konsekuensi atas kehadirannya.
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Namun besarnya jumlah anggota keluarga
status pekerjaan orangtua anak penyandang akan berdampak pula pada perubahan
cacat tingkat SD sebagian besar tidak telmologi, perubahan ekonomi dan
bekerja yaitu sebanyak 69 orang (55,6%), perubahan nilai. Sehingga jumlah anak yang
sedangkan yang bekerja adalah sebagai banyak akan mempengaruhi pemberian
wiraswasta yaitu sebanyak 55 orang kasih sayang orangtua terhadap anak dan
(44,4%). Pekerjaan adalah sesuatu jasa yang kualitas orangtua merawat anak. Jumlah
dilakukan seseorang dan akan mendapat anak yang sedikit, maka orangtua akan lebih
imbalan atau upah. Pekerjaan mempunyai mantap mempersiapkan generasi
pengaruh besar dalam keluarga, dengan penerusnya lebih baik (BKKBN, 2012).
adanya pekerjaan seseorang akan mendapat
penghasilan untuk mencukupi kebutuhan f. Tipe Keluarga orangtua anak
hidupnya [7]. Mace dan Rabins (2006) penyandang cacat tingkat SD di SLB
dalam Widyastuti (2009)[9]. menyatakan Negeri Semarang
bahwa merawat orang berkebutuhan khusus
dapat menimbulkan dampak sosial dan Tabel 6.Distribusi frekuensi berdasarkan tipe
finansial pada keluarga yang merawatnya keluarga anak penyandang cacat tingkat
karena kondisi disabilitas anak penyandang SD di SLB Negeri Semarang
cacat, sehingga menjadi sebuah beban bagi n=124
perawat anak penyandang cacat. Maka Tipe Keluarga Frekuensi Persentase
orangtua akan sangat membutuhkan Besar 52 41,9
dukungan, antar anggota keluarga saling
membantu dan saling berbagi dalam Inti 61 49,2
tanggungjawab keuangan dalam keluarga. Multigenerasi 11 8,9
e. Jumlah anak dari orangtua anak Total 124 100
penyandang cacat tingkat SD di SLB
Negeri Semarang Berdasarkan tabel 6 menunjukkan tipe
keluarga anak penyandang cacat tingkat SD
Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan
jumlah anak dari orangtua anak
sebagian besar tipe keluarga inti yaitu
penyandang cacat tingkat SD di SLB sebanyak 61 orang (49,2%), sedangkan
Negeri Semarang yang tipe keluarga besar sebanyak 52 orang
n=124 (41,9%), dan yang tipe keluarga
Jumlah Anak Frekuensi Persentase multigenerasi sebanyak 11 orang (8,9%).
Bentuk keluarga akan sangat mempengaruhi
2 anak 44 35,5 beban seseorang dalam merawat anak
3 anak 66 53,2 penyandang cacat terkait dengan dukungan
lebih dari 3 anak 14 11,3 dan bantuan anggota keluarga yang semakin
Total 124 100 banyak sehingga semakin ringan.

101
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

Tahap perkembangan keluarga terkait sebanyak 41,9% memiliki tipe keluarga


dengan bentuk keluarga didalam seorang besar, 8,9% memiliki tipe keluarga
caregiver. Bentuk keluaraga campuran multigenerasi, sehingga orangtua
ataupun keluarga besar yang terdiri dari mendapatkan banyak dukungan dari
beberapa anggota keluarga (extended anggota keluarga yang lain.
family) akan mempengaruhi kemampuan
Dukungan keluarga yang baik dilihat
dukungan keluarga yang diberikan kepada
caregiver sehingga akan menurunkan beban dari kuesioner pada umumnya keluarga
yang dirasakan oleh caregiver dalam memberi penghargaan jika anak
merawat anak berkebutuhan khusus. Namun mempunyai prestasi, keluarga sering
bentuk keluarga dalam caregiver juga mengajak berdiskusi tentang berita-
dipengaruhi oleh kualitas hubungan peran berita yang terkait dengan anak cacat,
antar anggota keluarga [10]. keluarga menerima keterbatasan-
Analisa Univariat keterbatasan anak, keluarga tidak marah
1) Dukungan keluarga yang memiliki anak kepada ulah anak yang keterbatasan,
penyandang cacat tingkat SD di SLB keluarga turut memecahkan masalah
Negeri Semarang terkait dengan anak cacat, keluarga
Tabel 7. Distribusi frekuensi berdasarkan
membantu membiayai dalam merawat
dukungan keluarga yang memiliki anak anak, keluarga menjaga anak dari hal-
penyandang cacat tingkat SD di SLB hal yang membahayakan kesehatan
Negeri Semarang anak.
n=124 2) Beban orangtua dalam merawat anak
Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase penyandang cacat tingkat SD di SLB
Dukungan Baik 53 42,7 Negeri Semarang
Dukungan Tidak Baik 71 57,3 Tabel 8.Distribusi frekuensi berdasarkan
Total 124 100 beban orangtua dalam merawat anak
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan penyandang cacat tingkat SD di SLB Negeri
dukungan keluarga yang memiliki anak Semarang
penyandang cacat tingkat SD sebagian besar n=124
dalam kategori dukungan tidak baik Beban dalam Frekuen
sebanyak 71 orang (57,3%), sedangkan Merawat si Persentase
dalam kategori dukungan baik sebanyak 53 Terbebani 68 54,8
orang (42,7%). Hal ini menunjukkan bahwa Tidak Terbebani 56 45,2
keluarga dari anak penyandang cacat tingkat
SD di SLB Negeri Semarang belum Total 124 100
berfungsi dengan baik, keluarga belum
mampu memberikan perlindungan Berdasarkan tabel 8 menunjukkan
psikososial kepada anggota keluarga yang beban orangtua dalam merawat anak
merawat anak penyandang cacat. Hal ini penyandang cacat tingkat SD sebagian besar
mungkin dikarenakan dari status ekonomi dalam kategori terbebani sebanyak 68 orang
keluarga yang kurang atau menengah (54,8%), sedangkan dalam kategori tidak
kebawah sehingga tidak bisa memberikan
dukungan secara instrumental kepada ibu Dukun Beban dalam Merawat
Total ρ
dari anak berkebutuhan khusus. Hal ini gan Tidak Val X2
Keluar Terbebani Terbebani
akhirnya dapat menjadikan sebuah beban ga
ue
bagi ibu tersebut. n % n % n %
Dukungan keluarga yang baik juga Dukun
gan 0,0 38,
dapat dipengaruhi oleh bentuk keluarga Baik 12 9,7 41 33,1 53 42,7 00 746
yang ada dalam keluarga tersebut, Dukun
dimana hasil penelitian menunjukkan gan
Tidak
Baik 56 45,2 15 12,1 71 57,3

Total 68 54,8 56 45,2 124 100,0


102
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

terbebani sebanyak 56 orang (45,2%). Berdasarkan tabel 9. menunjukkan


Beban orangtua dalam merawat anak bahwa pada dukungan keluarga yang baik
berdasarkan kuesioner pada umumnya maka beban dalam merawat anak
merasa marah karena anaknya berbeda penyandang cacat kategori tidak terbebani
dengan anak pada umumnya, merasa lelah (33,1%) sebagian besar tidak terbebani
merawat dan mengasuh anak penyandang dibandingkan dengan yang terbebani
cacat, merasa hidup menjadi tertekan karena (9,7%). Sedangkan pada dukungan keluarga
mempunyai anak penyandang cacat, merasa yang tidak baik maka beban dalam merawat
takut terhadap masa depan anak, merasa anak penyandang cacat kategori terbebani
kekurangan uang karena merawat anak (45,2%) sebagian besar lebih terbebani
penyandang cacat, merasa bersalah dibandingkan dengan yang tidak terbebani
mempunyai anak penyandang cacat, merasa (12,1%). Hal ini menunjukkan bahwa
stress merawat anak penyandang cacat. semakin lebih dukungan yang diberikan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang oleh keluarga kepada caregiver akan
dilakukan oleh Alifiati (2012) menghasilkan semakin ringan beban yang dirasakan oleh
bahwa sebagian besar caregiver 89% caregiver dalam merawat anak penyandang
merasa terbebani dengan kondisi penderita cacat.
yang membutuhkan perawatan rutin dan Hasil uji menggunakan chi square
berkelanjutan termasuk anak penyandang didapatkan nilai ρ value 0,000 < (α =0,05)
cacat. Beban perawatan adalah tekanan- maka dapat ditarik kesimpulan ada
tekanan mental atau beban yang muncul hubungan antara dukungan keluarga dengan
pada orang yang merawat anggota keluarga beban orangtua dalam merawat anak
atau orang lain yang cacat seperti anak penyandang cacat tingkat SD di SLB Negeri
berkebutuhan khusus. Beban perawatan Semarang. Dukungan keluarga dalam hal ini
merupakan stress multidimensi yang tampak adalah dukungan secara emosional,
pada diri seseorang caregiver (Tantono, dukungan secara informasional, dukungan
2006). Keluarga dalam merawat anggota secara instrumental, dan dukungan secara
keluarganya dengan ketergantungan fisik penilaian. Seseorang yang merawat anak
maupun mental mempunyai beban fisik dan penyandang cacat dan mendapat dukungan
beban psikologis, serta dapat menimbulkan dari anggota keluarga lainnya akan merasa
perlakuan koping maladaptif berupa dirinya tidak menanggung beban sendiri
perlakuan salah dan peningkatan emosi pada tetapi masih ada orang lain yang
orang yang merawatnya. memperhatikan, mau mendengar segala
Beban orangtua yang memilliki anak keluhannya, bersimpati dan empati terhadap
penyandang cacat tingkat SD di SLB Negeri persoalan yang dihadapinya, bahkan mau
Semarang juga dapat dipengaruhi oleh tahap membantu memecahkan masalah yang
perkembangan keluarga, dimana hasil dihadapinya, dan membantu ekonomi
menunjukkan 49,2% adalah bentuk keluarga perawatannya.
inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
sehingga pengasuhan anak hanya bertumpu 4. Kesimpulan
pada ibu. Dukungan keluarga yang memiliki
anak penyandang cacat tingkat SD di SLB
Analisa Bivariat Negeri Semarang sebagian besar adalah
Analisa ini untuk mengetahui hubungan
dukungan tidak baik yaitu sebanyak 71
antara dukungan keluarga dengan beban
orangtua dalam merawat anak penyandang orang (57,3%). Beban orangtua dalam
cacat tingkat SD di SLB Negeri Semarang. merawat anak penyandang cacat tingkat SD
di SLB Negeri Semarang sebagian besar
Tabel 9.Hubungan antara dukungan keluarga adalah merasa terbebani yaitu sebanyak 68
dengan beban orangtua dalam merawat anak orang (54,8%). Ada hubungan antara
penyandang cacat tingkat SD di SLB Negeri
Semarang dukungan keluarga dengan beban orangtua
n=124 dalam merawat anak penyandang cacat

103
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

tingkat SD di SLB Negeri Semarang dengan Keperawatan Keluarga; Riset, Teori


hasil uji statistik menggunakan chi square & Praktik. Jakarta : EGC.
didapatkan nilai pvalue 0,000 (p<0,05). Maka [11]. Ali, H.Z. (2006). Pengantar
Keperawatan Keluarga. Jakarta :
Ho ditolak dan Ha diterima.
EGC.
[12]. Alifiati. (2012). Gambaran Beban
5. Daftar Pustaka Caregiver Penderita Skizofrenia di
[1]. Harnowo. (2013). Jumlah Anak Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino
Berkebutuhan Khusus di Indonesia Gondohutomo Semarang. FK UNDIP
Diperkirakan 4,2 Juta. From: Semarang: Jurnal Med Hosp 2012,
http://health.detik.com. diakses vol 1 (2): 118-122.
tanggal 8 Agustus 2014 From:http://medicahospitalia.rskariad
[2]. Kemenkes RI, (2010). Pedoman i.co.id/index.php/mh/article/view/56
Umum Perlindungan Kesehatan Anak [13]. Alimul, A. (2007). Riset
Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Bakti Keperawatan & Teknik Penulisan
Husada Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
[3]. Natalingrum, (2009). Optimilisasi [14]. Bendi Delphie. (2006). Pendidikan
Peran Caregiver dalam pelaksanaan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Skizofrenia. Bandung. Majalah Rineka Cipta.
Psikiatri. XL II (I) :58-61. [15]. Daniel. (2012). Effect of Financial
[4]. Djatmiko Prianto. (2004). Penilaian Costs on Caregiving Burden of
terhadap Beban dan Kebutuhan Family Caregivers of Older Adults.
Keluarga Penderitya Skizofrenia Sage Journal: From:
Sebagai Suatu Upaya Intervensi http://sgo.sagepub.com/
Psikososial. Jakarta: Majalah content/2/4/2158244012470467.
Psikiatri XXXVII (3): 72. From: diakses tanggal 18 September 2014.
www.library.upnvj.ac.id/pdf [16]. Hallahan, D.P. & Kauffman, J.M.
[5]. Tantono H, Siregar IMP, Hasan Z. (2006). Exceptional Learners:
(2006). Beban Caregiver Lanjut Usia Introduction to Special Education
Suatu Survey Terhadap Caregiver 10th ed. USA: Pearson
Lanjut Usia di Beberapa Tempat [17]. Heejung (2011). Predictors of
Sekitar Kota Bandung. Bandung: caregiver burden in caregivers of
Majalah Psikiatri XL(4):32-33. From: individuals with dementia. Journal Of
www.library.upnvj.ac.id/pdf Advanced Nursing. Accepted for
[6]. Saryono. (2010). Metodologi publication 18 June 2011. Diakses
Penelitian Kesehatan Penuntun tanggal 19 September 2014.
Praktis bagi Pemula. Jogjakarta: [18]. Hendriani. (2011). Dukungan
Mitra Cendekia Press Orangtua Bagi Perkembangan Anak
[7]. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Berkebutuhan Khusus. From:
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka http://wiwinhendriani.com/2011/09/1
Cipta. 7/ dukungan-orangtua-sebagai
[8]. Efendi, Makhfudli. (2009). determinan-sosial-bagi-
Keperawatan Kesehatan Komunitas. perkembangan-anak-berkebutuhan-
Jakarta: Salemba Medika. khusus..
[9]. Mace, N . L. & Rabins, P. V. (2006). [19]. Hendriani, W. (2006). Penerimaan
The 36-hour day: a family guide to Keluarga Terhadap Individu yang
caring for people with Alzheimer Mengalami Keterbelakangan Mental.
disease, other dementias, and memory Laporan Penelitian (Tidak
loss in later life, 4th Edition, Diterbitkan). Surabaya: Fakultas
Bahimore, USA: The Johns Hopkins Psikologi UNAIR. From:
University Press. http://journal.unair.ac.id/ pdf
[10]. Friedman, M., Bowden, V. r., & [20]. Heward, W.L. (2003). Exceptional
Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Children, An Introduction to Special

104
SENIT 2016 ISBN: 978-602-74355-0-6

Education.New Jersey: Merrill, [31]. Setiadi. (2008). Konsep dan Proses


Prentice Hall. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :
[21]. Hidayati. (2011). Dukungan Sosial Graha Ilmu
bagi Keluarga Anak Berkebutuhan [32]. Sopiyudin. (2011). Statistik untuk
Khusus. Jurnal INSAN Vol. 13 No. Kedokteran dan Kesehatan edisi 5.
01. Fakultas Psikologi Universitas Jakarta: Salemba Medika.
Muhammadiyah Gresik. From: [33]. Sugiyono. (2010). Statistika untuk
http://journal.unair.ac.id Penelitian. Bandung: Alfabeta.
[22]. Louw Anneke Endawati. (2009). [34]. Suhita. (2005). Penerimaan Keluarga
Penentuan Validitas dan Reliabilitas Terhadap Individu yang Mengalami
The Zarit Burden Interview untuk Keterbelakangan Mental. Laporan
Menilai Beban Caregiver dalam Penelitian (Tidak Diterbitkan).
Merawat Usia Lanjut dengan Surabaya: Fakultas Psikologi Unair.
Disabilitas. Tesis Fakultas [35]. Suparno. (2007). Bahan Ajar Cetak:
Kedokteran UI Jakarta. From: Pendidikan Anak Berkebutuhan
http://lontar.ui.ac.id Khusus. Direktorat Jenderal
[23]. Mace, N . L. & Rabins, P. V. (2006). Pendidikan Tinggi: Departemen
The 36-hour day: a family guide to Pendidikan Nasional.
caring for people with Alzheimer [36]. Supriyanto, Agus. (2012). Peran
disease, other dementias, and memory Pengasuhan Orangtua Anak
loss in later life, 4th Edition, Berkebutuhan Khusus dalam Aktivitas
Bahimore, USA: The Johns Hopkins Olahraga. Proceeding Seminar
University Press. Nasional 35 Des 2012. FIK UNY
[24]. Mangunsong. F.S. (2011). Psikologi [37]. Suwardiman. (2011). Hubungan
dan Pandidikan Anak Berkebutuhan antara Dukungan Keluarga dengan
Khusus, Jilid kedua. Depok: LPSP3 Beban Keluarga untuk Mengikuti
UI Regimen Terapeutik pada Keluarga
[25]. McKenzie, J. F., Pinger, B. R., Klien Halusinasi di RSUD Serang
Kotecki, J. E. (2007). Kesehatan Tahun 2011. Tesis FIK UI Depok
Masyarakat Edisi 4. Jakarta : EGC. 2011. From: http://lontar.ui.ac.id/file
[26]. Nursalam. (2009). Konsep dan [38]. Trimo. (2012). Manajemen Sekolah
Penerapan Metodologi Penelitian Penyelenggara Pendidikan Inklusif:
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Kajian Aplikatif Pentingnya
Medika Menghargai Keberagaman Bagi
[27]. Riwidikdo, S. (2010). Statistik Anak-Anak Berkebutuhan Khusus:
Kesehatan. Yogyakarta: Mitra JMP, Volume 1 Nomor 2, Agustus
Cendekia Press. 2012. From: http://e-
[28]. Riyanto, Agus. (2011). Pengolahan jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/jm
Analisis Data Kesehatan. Yogjakarta: p/article/download/321/285
Nuha Medika [39]. Udiyono. A. (2007). Metodologi
[29]. Seltzer. (2011). Parenting a Child penelitian kesehatan. Semarang:
With a Disability: The Role of Social UNDIP.
Support for African American [40]. Widyastuti. (2009). Pengalaman
Parents. The Journal of Keluarga Merawat Lansia dengan
Contemporary Social Services DOI: Demensia. from
10.1606/1044 - 3894.4150. from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125
http://www.waisman.wisc. edu/ 282-TESIS0593% 20Rit%20
family/pubs/PopStudies/2011. diakses N09pPengalaman%20Keluarga.
19 September 2014.
[30]. Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan
Riset Keperawatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

105

You might also like