Professional Documents
Culture Documents
Artikel 1
Artikel 1
Artikel 1
2 (2017)
Isnainimahuda1990@gmail.com
ABSTRACT
This research was aimed to determine: (1) whether the improvement of mathematical problem solving skills
of students who get cooperative learning type Co-op co-op with Open-Ended approach is better than the
students who get learning with Open-Ended approach; (2) how students attitude toward cooperative
learning type Co-op co-op with Open-Ended approach. The subjects of this research were X grade students
in a SMAN of Cimahi which is divided into two groups namely the experimental and control group. This
research was a quasi-experimental study with a pretest-posttest non-equivalent group design. The
instruments used are problem solving test, attitude scale and observation sheet of teacher and student
activity. Quantitative analysis was performed using average difference test. The result of the research
shows that the improvement of mathematical problem solving ability of students who get cooperative
learning type Co-op co-op with Open-Ended approach is better than the students who get learning with
Open-Ended approach. In addition, students generally show a positive attitude toward cooperative
learning type Co-op co-op with an Open-Ended approach.
Keywords: Cooperative learning type of CO-OP CO-OP, Open-Ended Approach, Mathematical Problem
Solving.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dengan pendekatan Open-
Ended lebih baik daripada kemampuan pemecahan matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan pendekatan Open-Ended; (2) bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Co-op
co-op dengan pendekatan Open-Ended. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X salah satu SMA Negeri
di Kota Cimahi yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Penelitian ini
merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest non-equivalen group design.
Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah, skala sikap dan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan rataan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dengan pendekatan Open-Ended lebih baik
dibanding siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Open-Ended. Selain itu, secara umum siswa
menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dengan pendekatan
Open-Ended.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe CO-OP CO-OP, Pendekatan Open-Ended, Pemecahan
Masalah Matematis.
31
Isnaini Mahuda
A. PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata oleh siswa. Pemahaman, pengetahuan, dan
pelajaran yang sangat penting dan wajib keterampilan yang dimiliki siswa dalam
dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. pembelajaran matematika di dalamnya harus
Mengingat pentingnya matematika dalam memuat kemampuan pemecahan masalah,
ilmu pengetahuan serta kehidupan pada penalaran dan pembuktian, komunikasi,
umumnya, maka matematika perlu dipahami koneksi dan representasi (NCTM, 2000: 29).
oleh semua lapisan masyarakat terutama KTSP dan NCTM menyatakan bahwa
siswa sekolah formal. Matematika sebagai pemecahan masalah menjadi salah satu
disiplin ilmu memiliki nilai-nilai yang dapat standar kemampuan yang harus dikuasai
berguna dalam mengembangkan siswa. Kemampuan pemecahan masalah
kemampuan berpikir dan bersikap. merupakan salah satu sentral atau fokus
Matematika juga memiliki peranan penting utama dalam pembelajaran matemaika.
dalam pendidikan di masyarakat, baik Dengan demikian dalam pembelajaran
sebagai objek langsung (fakta, konsep dan matematika siswa harus difasilitasi dengan
prinsip) maupun tak langsung (berpikir baik agar mereka dapat mengembangkan
kritis, logis tekun dan lain-lain). Di dalam kemampuannya dalam menyelesaikan suatu
draft panduan KTSP (Depdiknas, 2007: 4) permasalahan dan memiliki kecakapan
disebutkan bahwa mata pelajaran pemecahan masalah yang baik.
matematika bertujuan agar peserta didik Wahyudin (2008: 520) menyatakan
memiliki kemampuan; (1) memahami bahwa pemecahan masalah adalah bagian
konsep matematika, menjelaskan integral dari semua belajar matematika.
keterkaitan antar konsep, dan Selain itu, Suherman (2008: 7) juga
mengaplikasikan konsep atau algoritma menyatakan bahwa kemampuan pemecahan
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat masalah matematis adalah kemampuan
dalam pemecahan masalah; (2) mencari cara dan metode untuk
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menyelesaikan masalah dalam matematika
melakukan manipulasi matematika dalam melalui kegiatan mengamati, memahami,
membuat generalisasi, menyusun bukti atau mencoba, menduga dan menemukan serta
menjelaskan gagasan dan pernyataan meninjau kembali. Pentingnya kemampuan
matematika; (3) memecahkan masalah yang pemecahan masalah, diungkapkan oleh
meliputi kemampuan memahami masalah, Sumarmo (2010: 5) yang menyatakan bahwa
merancang model matematika, kemampuan pemecahan masalah menjadi
menyelesaikan model dan menafsirkan hal yang penting, karena melalui pemecahan
solusi yang diperoleh; (4) masalah siswa dapat (1) mengidentifikasi
mengkomunikasikan gagasan dengan kecukupan data untuk pemecahan masalah;
simbol, tabel diagram, atau media lain untuk (2) membuat model matematik dari suatu
memperjelas keadaan atau masalah; (5) situasi atau masalah sehari-hari dan
memiliki sikap menghargai kegunaan menyelesaikannya; (3) memilih dan
matematika dalam kehidupan, yaitu menerapkan strategi untuk menyelesaikan
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan masalah matematika dan atau di luar
minat dalam mempelajari matematika, serta matematika; (4) menjelaskan dan
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan menginterpretasikan hasil sesuai
masalah. permasalahan asal, serta memeriksa
Sejalan dengan itu, National Council kebenaran hasil atau jawaban; (5)
of Teacher of Mathematics (NCTM) menerapkan matematika secara bermakna.
menetapkan lima standar yang Namun kenyataan yang terjadi
mendeskripsikan keterkaitan pemahaman dilapangan, kemampuan pemecahan
matematika dan kompetensi matematik yang masalah matematis siswa tergolong rendah.
hendaknya diketahui dan dapat dilakukan Hal ini dibuktikan dari hasil tes lembaga
32
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended
33
Isnaini Mahuda
34
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam dikembangkan berdasarkan pada indikator
penelitian ini adalah meode kuasi pemecahan masalah. Tes yang digunakan
eksperimen. Pada penelitian ini diambil adalah tes tertulis berbentuk uraian
sampel dua kelas yang masing-masing (subjektif). Pretes dilaksanakan untuk
bertindak sebagai kelompok eksperimen dan mengukur kemampuan awal siswa
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen sementara postes dilakukan setelah
merupakan kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dilakukan. Instrumen data
berupa pembelajaran kooperatif tipe Co-op kualitatif meliputi angket skala sikap dan
co-op dengan pendekatan Open-Ended, lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
sedangkan kelompok kontrol memperoleh Angket skala sikap digunakan untuk
pembelajaran dengan pendekatan Open- mengetahui sikap siswa terhadap proses
Ended. pembelajaran yang dilakukan. Banyaknya
Desain penelitian ini berbentuk item skala sikap yang digunakan adalah 25
Nonequivalent Control Group Design pernyataan. Lembar observasi digunakan
(Ruseffendi, 2005: 53). Populasi dalam untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X selama berlangsungnya pembelajaran
di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi. matematika dengan menggunakan
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op
Purposive Sampling. Instrumen yang dengan pendekatan Open-Ended. Observasi
digunakan pada penelitian ini terdiri atas dilakukan oleh rekan guru yang telah
instrument data kuantitatif dan kualitatif. mengetahui dan memahami pembelajaran
Instrumen data kuantitatif yaitu tes matematika yang berlangsung.
kemampuan pemecahan masalah yang
35
Isnaini Mahuda
Berdasarkan tabel 2, diperoleh nilai daripada kelas kontrol. Data indeks gain
sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang lebih kecil dapat dikelompokkan sesuai dengan
dari 0,05. Sehingga H0 ditolak yang artinya interpretasi data indeks gain dari masing-
peningkatan kemapuan pemecahan masalah masing kelas. Berikut disajikan
matematis kelas eksperimen lebih baik komposisinya pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Interpretasi Indeks Gain
Interpretasi Jumlah
Kelas Kategori Presentase
Indeks Gain Siswa
≥ 0,7 11 Tinggi 34,38%
Eksperimen 0,3 ≤ < 0,7 20 Sedang 62,50%
< 0,3 1 Rendah 3,12%
≥ 0,7 1 Tinggi 2,85%
Kontrol 0,3 ≤ < 0,7 18 Sedang 51,42%
< 0,3 16 Rendah 45,71%
36
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended
37
Isnaini Mahuda
38
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended
DAFTAR PUSTAKA
39