Artikel 1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JPPM Vol. 10 No.

2 (2017)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP DENGAN


PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SMA
Isnaini Mahuda
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa

Isnainimahuda1990@gmail.com

ABSTRACT
This research was aimed to determine: (1) whether the improvement of mathematical problem solving skills
of students who get cooperative learning type Co-op co-op with Open-Ended approach is better than the
students who get learning with Open-Ended approach; (2) how students attitude toward cooperative
learning type Co-op co-op with Open-Ended approach. The subjects of this research were X grade students
in a SMAN of Cimahi which is divided into two groups namely the experimental and control group. This
research was a quasi-experimental study with a pretest-posttest non-equivalent group design. The
instruments used are problem solving test, attitude scale and observation sheet of teacher and student
activity. Quantitative analysis was performed using average difference test. The result of the research
shows that the improvement of mathematical problem solving ability of students who get cooperative
learning type Co-op co-op with Open-Ended approach is better than the students who get learning with
Open-Ended approach. In addition, students generally show a positive attitude toward cooperative
learning type Co-op co-op with an Open-Ended approach.

Keywords: Cooperative learning type of CO-OP CO-OP, Open-Ended Approach, Mathematical Problem
Solving.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dengan pendekatan Open-
Ended lebih baik daripada kemampuan pemecahan matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan pendekatan Open-Ended; (2) bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Co-op
co-op dengan pendekatan Open-Ended. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X salah satu SMA Negeri
di Kota Cimahi yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Penelitian ini
merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest non-equivalen group design.
Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah, skala sikap dan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan rataan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dengan pendekatan Open-Ended lebih baik
dibanding siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan Open-Ended. Selain itu, secara umum siswa
menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op dengan pendekatan
Open-Ended.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe CO-OP CO-OP, Pendekatan Open-Ended, Pemecahan
Masalah Matematis.

31
Isnaini Mahuda

A. PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata oleh siswa. Pemahaman, pengetahuan, dan
pelajaran yang sangat penting dan wajib keterampilan yang dimiliki siswa dalam
dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. pembelajaran matematika di dalamnya harus
Mengingat pentingnya matematika dalam memuat kemampuan pemecahan masalah,
ilmu pengetahuan serta kehidupan pada penalaran dan pembuktian, komunikasi,
umumnya, maka matematika perlu dipahami koneksi dan representasi (NCTM, 2000: 29).
oleh semua lapisan masyarakat terutama KTSP dan NCTM menyatakan bahwa
siswa sekolah formal. Matematika sebagai pemecahan masalah menjadi salah satu
disiplin ilmu memiliki nilai-nilai yang dapat standar kemampuan yang harus dikuasai
berguna dalam mengembangkan siswa. Kemampuan pemecahan masalah
kemampuan berpikir dan bersikap. merupakan salah satu sentral atau fokus
Matematika juga memiliki peranan penting utama dalam pembelajaran matemaika.
dalam pendidikan di masyarakat, baik Dengan demikian dalam pembelajaran
sebagai objek langsung (fakta, konsep dan matematika siswa harus difasilitasi dengan
prinsip) maupun tak langsung (berpikir baik agar mereka dapat mengembangkan
kritis, logis tekun dan lain-lain). Di dalam kemampuannya dalam menyelesaikan suatu
draft panduan KTSP (Depdiknas, 2007: 4) permasalahan dan memiliki kecakapan
disebutkan bahwa mata pelajaran pemecahan masalah yang baik.
matematika bertujuan agar peserta didik Wahyudin (2008: 520) menyatakan
memiliki kemampuan; (1) memahami bahwa pemecahan masalah adalah bagian
konsep matematika, menjelaskan integral dari semua belajar matematika.
keterkaitan antar konsep, dan Selain itu, Suherman (2008: 7) juga
mengaplikasikan konsep atau algoritma menyatakan bahwa kemampuan pemecahan
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat masalah matematis adalah kemampuan
dalam pemecahan masalah; (2) mencari cara dan metode untuk
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menyelesaikan masalah dalam matematika
melakukan manipulasi matematika dalam melalui kegiatan mengamati, memahami,
membuat generalisasi, menyusun bukti atau mencoba, menduga dan menemukan serta
menjelaskan gagasan dan pernyataan meninjau kembali. Pentingnya kemampuan
matematika; (3) memecahkan masalah yang pemecahan masalah, diungkapkan oleh
meliputi kemampuan memahami masalah, Sumarmo (2010: 5) yang menyatakan bahwa
merancang model matematika, kemampuan pemecahan masalah menjadi
menyelesaikan model dan menafsirkan hal yang penting, karena melalui pemecahan
solusi yang diperoleh; (4) masalah siswa dapat (1) mengidentifikasi
mengkomunikasikan gagasan dengan kecukupan data untuk pemecahan masalah;
simbol, tabel diagram, atau media lain untuk (2) membuat model matematik dari suatu
memperjelas keadaan atau masalah; (5) situasi atau masalah sehari-hari dan
memiliki sikap menghargai kegunaan menyelesaikannya; (3) memilih dan
matematika dalam kehidupan, yaitu menerapkan strategi untuk menyelesaikan
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan masalah matematika dan atau di luar
minat dalam mempelajari matematika, serta matematika; (4) menjelaskan dan
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan menginterpretasikan hasil sesuai
masalah. permasalahan asal, serta memeriksa
Sejalan dengan itu, National Council kebenaran hasil atau jawaban; (5)
of Teacher of Mathematics (NCTM) menerapkan matematika secara bermakna.
menetapkan lima standar yang Namun kenyataan yang terjadi
mendeskripsikan keterkaitan pemahaman dilapangan, kemampuan pemecahan
matematika dan kompetensi matematik yang masalah matematis siswa tergolong rendah.
hendaknya diketahui dan dapat dilakukan Hal ini dibuktikan dari hasil tes lembaga

32
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended

survey tiga tahunan yang diselenggarakan pengalaman kepada siswa dalam


oleh Organization for Economic menemukan atau menyelidiki sesuatu yang
Cooperation and Development (OECD) baru dengan menggabungkannya pada
sebuah badan PBB yang berkedudukan di pengetahuan, keterampilan dan metode-
Paris yaitu Programme for Internasional metode atau cara-cara matematika yang
Student Assesment (PISA) tahun 2009, telah dipelajari siswa. Jenis masalah yang
Indonesia berada di urutan ke-61 dari 65 digunakan dalam pembelajaran Open-Ended
negara dalam hal matematika (Kunandar, ini adalah masalah yang bukan rutin dan
2007:2). Adapun hal yang dinilai dalam tes bersifat terbuka. Dasar keterbukaannya oleh
ini salah satunya adalah kemampuan Mahmudi (2008:3) dapat diklasifikasikan ke
pemecahan masalah matematis siwa. Selain dalam tiga tipe; (1) Process is open,
itu berdasarkan hasil observasi yang maksudnya tiap soal yang diberikan
dilakukan pada siswa kelas X di salah satu mempunyai banyak cara penyelesaian, (2)
SMA Negeri di Kota Cimahi menunjukan End product are open, yaitu hasil akhirnya
bahwa kemampuan pemecahan masalah terbuka atau memiliki banyak jawaban
matematis siswa tergolong rendah. Hal ini benar, (3) Ways to development is open,
dibuktikan dengan masih jauhnya skor yang artinya ketika siswa telah menyelesaikan
dicapai oleh siswa dari skor yang diharapkan masalahnya, mereka dapat mengembangkan
pada tes kemampuan pemecahan masalah masalah baru dengan mengubah kondisi dari
matematis yang diberikan. Siswa lebih masalah yang asli.
terbiasa pada soal-soal rutin yang sudah Selain dengan memilih pendekatan
dicontohkan sebelumnya oleh guru. yang tepat, diperlukan pula sebuah model
Upaya yang dapat dilakukan oleh pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru
guru untuk meningkatkan kemampuan untuk dapat mengeksplor potensi dan
pemecahan masalah matematis siswa salah pemahaman yang dimiliki oleh siswa. Salah
satunya yaitu dengan memilih pendekatan satu model yang memiliki karakteristik
pembelajaran yang tepat. Diantara beragam demikian adalah model pembelajaran
pendekatan pembelajaran yang bisa kooperatif. Pembelajaran kooperatif banyak
digunakan yaitu pendekatan Open-Ended. dipilih karena memiliki beberapa
Pendekatan Open-Ended merupakan keunggulan. Strategi pembelajaran
pendekatan berbasis masalah dimana jenis kooperatif dirancang untuk mendidik para
masalah yang digunakan adalah masalah siswa untuk bekerja secara berkelompok
terbuka. Masalah terbuka adalah masalah sehingga mereka dapat berinteraksi dan
yang memiliki lebih dari satu metode saling membantu untuk mencapai tujuan.
penyelesaian yang benar atau memiliki lebih Pembelajaran kooperatif mendorong siswa
dari satu jawaban benar. Di dalam untuk mampu membangun pengetahuan
pendekatan Open-Ended siswa tidak hanya secara bersama-sama di dalam
dituntut untuk menemukan solusi dari kelompoknya.
masalah yang diberikan tetapi juga Johnson, Johnson, & Halubec
memberikan argumentasi terhadap (2010:4) menyatakan bahwa pembelajaran
jawabannya serta menjelaskan bagaimana kooperatif adalah proses belajar mengajar
siswa bisa sampai pada jawaban tersebut. yang melibatkan penggunaan kelompok-
Sawada (Alhadad, 2010:20) mengatakan kelompok kecil yang memungkinkan siswa
bahwa dalam pendekatan Open-Ended, guru untuk bekerja secara bersama-sama di
memberikan situasi masalah pada siswa dalamnya guna memaksimalkan
yang solusi atau jawaban masalah tersebut pembelajaran mereka sendiri dan
dapat diperoleh dengan berbagai cara. Guru pembelajaran satu sama yang lain. Dalam
kemudian menggunakan perbedaan- konteks pengajaran, pembelajaran
perbedaan pendekatan atau cara yang kooperatif adalah membentuk kelompok-
digunakan siswa untuk memberikan kelompok siswa yang bekerja sama untuk

33
Isnaini Mahuda

mencapai tujuan bersama dan saling menimbulkan penafsiran yang berbeda


meningkatkan pemahaman bersama. Jenis terhadap apa yang diteliti, penulis
pembelajaran kooperatif yang digunakan membatasi permasalahan dalam penelitian
dalam penelitian ini adalah tipe Co-op co- ini sebagai berikut:
op. Slavin (2008: 229) mengemukakan Co- 1. Kemampuan pemecahan masalah
op co-op menempatkan kelompok dalam matematis adalah kemampuan siswa
kooperasi antara satu dengan yang lainnya dalam menyelesaikan soal matematis
dan dalam kegiatan di kelas yang lebih berdasarkan aspek memahami
mengutamakan diskusi kelompok dan antar masalah, membuat rencana
kelompok untuk mengembangkan penyelesaian, membuat penyelesaian
pemahamannya melalui berbagai kegiatan dan memeriksa kembali hasil yang
dan pengalaman yang dilakukan siswa. diperoleh.
Pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op 2. Pendekatan Open-Ended adalah suatu
ini diawali dengan pemberian masalah- pendekatan dalam pembelajaran
masalah atau soal-soal oleh guru, sedangkan matematika yangh dimulai dengan
kegiatan belajar selanjutnya cenderung memberikan problem terbuka kepada
terbuka, artinya tidak terstruktur ketat oleh siswa. Kegiatan pembelajarannya
guru. Melalui aktivitas kelas yang lebih membawa siswa untuk dapat
menekankan pada diskusi kelompok dan menjawab permasalahan dengan
antar kelompok dalam pembelajaran banyak cara penyelesaian dan
kooperatif learning tipe Co-op co-op ini mungkin juga banyak jawaban benar
dapat mendorong siswa untuk mampu sehingga mengundang potensi
memunculkan berbagai kemungkinan intelektual dan pengalaman siswa
argumentasi terhadap permasalahan yang dalam proses menemukan sesuatu
diajukan berdasarkan pengalamannya. yang baru.
Berdasarkan latar belakang yang telah 3. Pembelajaran kooperatif tipe Co-op
dikemukakan di atas maka rumusan masalah co-op adalah pembelajaran yang
dalam penelitian ini adalah: (1) apakah mengutamakan diskusi kelompok dan
peningkatan kemampuan pemecahan diskusi antar kelompok. Pada awal
masalah matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dilakukan diskusi kelas
pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op yang berpusat pada siswa.
dengan pendekatan Open-Ended lebih baik Selanjutnya dilakukan penyeleksian
daripada kemampuan pemecahan matematis tim pembelajaran dan setiap tim
siswa yang mendapatkan pembelajaran bertanggung jawab terhadap topik
dengan pendekatan Open-Ended; (2) yang berbeda-beda. Kemudian setiap
bagaimana sikap siswa terhadap anggota kelompok juga diberi topik
pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op kecil yang berbeda dan wajib
dengan pendekatan Open-Ended. Adapun mempresentasikan topik kecilnya
tujuan dari penelitian ini adalah: (1) tersebut kepada teman satu
mengetahui apakah peningkatan kelompoknya. Setelah semua topik
kemampuan pemecahan masalah matematis kecil dipadukan, dilakukan presentasi
siswa yang mendapatkan pembelajaran kelompok sehingga tercipta diskusi
kooperatif tipe Co-op co-op dengan antar kelompok dan diakhiri oleh
pendekatan Open-Ended lebih baik daripada evaluasi baik oleh siswa maupun
kemampuan pemecahan matematis siswa guru.
yang mendapatkan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended; (2) mengetahui
bagaimana sikap siswa terhadap
pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op
dengan pendekatan Open-Ended. Agar tidak

34
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended

B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam dikembangkan berdasarkan pada indikator
penelitian ini adalah meode kuasi pemecahan masalah. Tes yang digunakan
eksperimen. Pada penelitian ini diambil adalah tes tertulis berbentuk uraian
sampel dua kelas yang masing-masing (subjektif). Pretes dilaksanakan untuk
bertindak sebagai kelompok eksperimen dan mengukur kemampuan awal siswa
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen sementara postes dilakukan setelah
merupakan kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dilakukan. Instrumen data
berupa pembelajaran kooperatif tipe Co-op kualitatif meliputi angket skala sikap dan
co-op dengan pendekatan Open-Ended, lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
sedangkan kelompok kontrol memperoleh Angket skala sikap digunakan untuk
pembelajaran dengan pendekatan Open- mengetahui sikap siswa terhadap proses
Ended. pembelajaran yang dilakukan. Banyaknya
Desain penelitian ini berbentuk item skala sikap yang digunakan adalah 25
Nonequivalent Control Group Design pernyataan. Lembar observasi digunakan
(Ruseffendi, 2005: 53). Populasi dalam untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X selama berlangsungnya pembelajaran
di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi. matematika dengan menggunakan
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op
Purposive Sampling. Instrumen yang dengan pendekatan Open-Ended. Observasi
digunakan pada penelitian ini terdiri atas dilakukan oleh rekan guru yang telah
instrument data kuantitatif dan kualitatif. mengetahui dan memahami pembelajaran
Instrumen data kuantitatif yaitu tes matematika yang berlangsung.
kemampuan pemecahan masalah yang

C. Hasil dan Pembahasan


1. Analisis Peningkatan Kemampuan bertujuan untuk membuktikan terdapat
Pemecahan Masalah Matematis perbedaan peningkatan kemampuan
Analisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. Secara
pemecahan masalah matematis siswa umum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Statistik Deskriptif Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Std.
Minimum Maksimum Sum Mean
Deviation
Pretes 2 20 339 10.59 4.45
Postes 21 60 1294 40.437 8.732
Indeks Gain .23 1.00 19.42 .6069 .16626
(Eksperimen)
Pretes 5 25 432 12.34 4.16
Postes 17 50 998 28.657 7.491
Indeks Gain .14 .79 11.94 .3411 .14073
(Kontrol)

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa rata- kemudian dilanjutkan dengan uji


rata skor pretes kemampuan pemecahan homogenitas varians dengan Levene’s Test.
masalah matematis siswa kelas eksperimen Hasilnya diperoleh bahwa data berdistribusi
sebesar 10,59 sedangkan rata-rata skor normal dan homogen. Untuk melihat apakah
prestes kelas kontrol sebesar 12,34. Uji terdapat perbedaan rata-rata digunakan uji-t
normalitas distribusi data pretes kelas dan diperoleh nilai sig. (2 tailed) sebesar
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan 0,101 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti
dengan menggunakan Shapiro-Wilk kriteria pengujian H0 diterima sehingga

35
Isnaini Mahuda

dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan Analisis peningkatan kemampuan


rata-rata kemampuan pemecahan masalah pemecahan masalah matematis dilakukan
matematis pada kelas eksperimen dan dengan menganalisis data indeks gain.
kontrol. Analisis data indeks gain juga digunakan
Berikutnya dilakukan analisis data untuk melihat kualitas peningkatan
postes dengan tujuan untuk melihat apakah kemampuan pemecahan masalah matematis
rata-rata kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kontrol. Pada tabel 1
kelas eksperimen lebih baik dari kelas menunjukkan bahwa rata-rata indeks gain
kontrol. Berdasarkan tabel 1 diketahui kelas eksperimen sebesar 0,6069 sedangkan
bahwa rata-rata skor postes kelas rata-rata indeks gain kelas kontrol sebesar
eksperimen sebesar 40,437 sedangkan rata- 0,3411. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk
rata kelas kontrol sebesar 28,657. Hasil uji diperoleh bahwa data indeks gain kelas
normalitas dan homogenitas varians dari kontrol tidak berasal dari distribusi normal,
skor postes kedua kelas ini diperoleh bahwa sehingga tidak dilakukan uji homogenitas
data skor postes berdistribusi normal dan varians. Selanjutnya, uji perbedaan dua rata-
homogen, sedangkan hasil dari uji-t rata indeks gain dilakukan dengan uji
diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 statistik Mann-Whitney U dengan taraf
yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, signifikan = 5%. Hasil dari analisis uji
berdasarkan kriteria pengujian H0 ditolak perbedaan dua rata-rata untuk data indeks
yang berarti rata-rata skor postes gain dengan Mann-Whitney U disajikan
kemampuan pemecahan masalah matematis pada tabel 2 berikut.
siswa pada kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol.
Tabel 2. Uji Mann-Whitney U Indeks Gain
Indeks Gain
Mann-Whitney U 121.000
Wilcoxon W 751.000
Z -5.513
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Berdasarkan tabel 2, diperoleh nilai daripada kelas kontrol. Data indeks gain
sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang lebih kecil dapat dikelompokkan sesuai dengan
dari 0,05. Sehingga H0 ditolak yang artinya interpretasi data indeks gain dari masing-
peningkatan kemapuan pemecahan masalah masing kelas. Berikut disajikan
matematis kelas eksperimen lebih baik komposisinya pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Interpretasi Indeks Gain
Interpretasi Jumlah
Kelas Kategori Presentase
Indeks Gain Siswa
≥ 0,7 11 Tinggi 34,38%
Eksperimen 0,3 ≤ < 0,7 20 Sedang 62,50%
< 0,3 1 Rendah 3,12%
≥ 0,7 1 Tinggi 2,85%
Kontrol 0,3 ≤ < 0,7 18 Sedang 51,42%
< 0,3 16 Rendah 45,71%

Berdasarkan tabel 3 diperoleh Sementara komposisi interpretasi indeks


komposisi interpretasi indeks gain kelas gain kelas kontrol dengan kategori tinggi
eksperimen dengan kategori tinggi sebesar sebesar 2,85%, kategori sedang sebesar
34,38%, kategori sedang sebesar 62,50% 51,42% dan kategori rendah sebesar
dan kategori rendah sebesar 3,12%. 45,71%.

36
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended

Peningkatan kemampuan pemecahan tim. Pembentukan tim yang heterogen ini


masalah matematis antara siswa kelas berguna agar dalam satu tim tersebut tidak
eksperimen dengan kelas kontrol berbeda seluruhnya beranggotakan siswa yang
cukup signifikan. Hal tersebut berdasarkan memiliki kemampuan yang tinggi atau
hasil uji statistik yang menunjukan bahwa rendah saja.
nilai rata-rata indeks gain kelas eksperimen Langkah berikutnya yaitu
lebih baik dibanding dengan kelas kontrol. penyelesaian topik tim. Hal yang sulit
Pada kelas eksperimen siswa diberikan dilakukan pada langkah ini adalah pada saat
pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op peneliti memberikan kebebasan kepada
dengan pendekatan Open-Ended sedangkan siswa untuk memilih satu topik tim. Setiap
pada kelas kontol siswa hanya diberikan tim menyerahkan sepenuhnya kepada
pembelajaran dengan menggunakan peneliti dalam hal pembagian topik sehingga
pendekatan Open-Ended yang dilakukan peneliti membagi satu topik secara acak
secara klasikan (tradisional) di dalam kelas. kepada setiap tim dan memberikan lembar
Meskipun bahan ajar yang digunakan pada kerja sesuai dengan topik yang menjadi
kedua kelas baik eksperimen maupun tanggung jawab tim.
kontrol sama yaitu bahan ajar yang mengacu Selanjutnya merupakan tiga langkah
pada prinsip pendekatan Open-Ended, yang cukup penting dalam pembelajaran
namun keduanya menunjukan adanya kooperatif tipe Co-op co-op yaitu pemilihan,
perbedaan pada hasil tes akhir kemampuan persiapan dan presentasi kelompok kecil
pemecahan masalah matematis siswa. Siswa dimana topik kecil tersebut adalah berupa
pada kelas eksperimen mengalami permasalahan pada lembar kerja yang harus
peningkatan kemampuan pemecahan diselesaikan oleh setiap anggota tim.
masalah matematis yang lebih baik Kontribusi tiap anggota tim akan sangat
dibanding siswa pada kelas kontrol. Hal menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
tersebut terjadi karena pada kelas di dalam kelas.
eksperimen siswa belajar dengan model Puncak dari pembelajaran kooperatif
pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op tipe Co-op co-op ini adalah dengan
yang secara keseluruhan memiliki 9 langkah dilakukannya persiapan dan presentasi tim
spesifik dalam pelaksanaannya. serta evaluasi. Langkah ini yang menjadi inti
Langkah yang pertama adalah diskusi utama dalam proses pembelajaran dan
kelas yang berpusat pada siswa. Pada merupakan pembeda yang sangat jelas
langkah ini peneliti memberikan sebuah antara kelas eksperimen dan kontrol.
pengantar berupa permasalahan yang Dengan adanya presentasi tim dengan topik
berkaitan dengan tema umum yang akan dan jenis permasalahan yang berbeda
mereka pelajari. Langkah ini berguna untuk membuat siswa dapat berbagi strategi, ide
memunculkan stimulus pada siswa sehingga dan proses pemecahan masalah tersebut
rasa ketertarikan siswa terhadap materi dengan teman-teman sekelasnya. Selain itu,
mulai terpancing dan selanjutnya siswa melalui interaksi antar siswa dan lingkungan
mulai diarahkan untuk masuk kedalam sosialnya memberi kesempatan pada siswa
langkah kedua yaitu pembentukan tim. untuk berbagi pengetahuan berdasarkan
Pada saat proses pembentukan tim, pengalaman mereka sehingga belajar
peneliti tidak sepenuhnya memberikan menjadi lebih efektif dan bermakna dan hal
kebebasan kepada siswa untuk memilih tersebut dapat menjadi pemicu
teman yang akan menjadi angggota timnya. meningkatnya kemampuan pemecahan
Peneliti sendiri yang mengatur pembagian masalah matematis siswa.
tim berdasarkan rekomendasi dari guru Berbeda dengan kelas eksperimen,
matematika yang mengajar di kelas tersebut pada kelas kontrol siswa tidak diberikan
sehingga terbentuk tim yang heterogen dan kesempatan yang luas untuk melakukan
terdiri dari 4-5 orang anggota untuk setiap diskusi antar siswa saat proses pembelajaran

37
Isnaini Mahuda

berlangsung. Setiap siswa diberikan lembar pembelajaran dengan pendekatan Open-


kerja yang harus diselesaikan secara Ended.
individual, sehingga siswa tidak bebas untuk Beberapa siswa setuju bahwa belajar
berbagi ide dan strategi dalam proses matematika dengan pendekatan Open-
pemecahan masalah. Dengan demikian Ended ini memberi ruang bagi mereka untuk
hanya siswa yang memiliki kemampuan dapat menyelesaikan soal-soal yang
tinggi yang dapat menyelesaikan dengan disajikan sesuai dengan kemampuan mereka
mudah soal-soal yang disajikan pada lembar sehingga memudahkan mereka dalam
kerja sedangkan bagi mereka yang mengikuti proses pembelajaran yang
berkemampuan rendah kurang terfasilitasi dilakukan. Meskipun demikian, adapula
dengan baik untuk dapat meningkatkan beberapa siswa yang masih merasa
kemampuan mereka dalam memecahkan kebingungan saat menghadapi soal-soal
masalah yang diberikan. Terlebih soal-soal yang sifatnya terbuka. Sebagian siswa masih
yang disajikan dalam lembar kerja kurang percaya diri dalam menentukan
merupakan soal-soal yang bersifat non rutin kondisi soal yang belum lengkap sehingga
dan memiliki lebih dari satu cara mereka ragu dalam menjawab soal yang
penyelesaian ataupun jawaban yang benar. diberikan.
Sehingga bagi sebagian siswa akan merasa Selain itu, dari hasil angket juga
bahwa kegiatan belajar yang mereka diperoleh bahwa siswa menunjukan sikap
lakukan menjadi kurang menyenangkan yang positif terhadap pembelajaran dengan
karena kesulitan yang mereka hadapi dan menggunakan model kooperatif tipe Co-op
minimnya kesempatan untuk berbagi co-op. Dengan pembentukan tim membuat
pengetahuan dan pengalaman antar siswa siswa menjadi aktif dalam mengikuti
dalam memecahkan soal-soal yang pembelajaran, terlebih pada model
diberikan. kooperatif tipe Co-op co-op ini setiap siswa
2. Sikap Siswa Terhadap dalam timnya berkewajiban untuk dapat
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co- menyelesaikan permasalahan yang menjadi
op co-op dengan Pendekatan Open- tanggung jawabnya. Namun demikian, pada
Ended saat siswa tidak mampu menyelesaikan
Secara umum siswa menunjukan permasalahan yang menjadi tanggung
sikap yang positif terhadap pembelajaran jawabnya tersebut mereka dapat
kooperatif tipe Co-op co-op dengan mendiskusikannya dengan teman satu
pendekatan Open-Ended. Hal ini didukung timnya sebelum dilakukan presentasi tim.
oleh data hasil angket yang diberikan kepada Artinya kontribusi siswa dalam tim menjadi
siswa kelas eksperimen setelah proses sangat penting dan hal tersebut membuat
pembelajaran dilaksanakan. Dari hasil siswa termotivasi untuk dapat berusaha lebih
angket diperoleh suatu fakta bahwa siswa demi keberhasilan timnya.
memiliki minat yang cukup positif terhadapa

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis data pretes, Ended. (2) Secara umum siswa
postes, indeks gain, angket skala sikap siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap
dan lembar observasi diperoleh kesimpulan pembelajaran dengan kooperatif tipe Co-op
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1) co-op dengan pendekatan Open-Ended.
Peningkatan kemampuan pemecahan Berdasarkan hasil penelitian dan
masalah matematis siswa yang mendapat kesimpulan yang diperoleh maka terdapat
pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op beberapa saran yang dapat peneliti
dengan pendekatan Open-Ended lebih baik kemukakan, diantaranya: (1) Guru
dibandingkan siswa yang mendapatkan sebaiknya menggunakan pembelajaran
pembelajaran dengan pendekatan Open- kooperatif tipe Co-op co-op dengan

38
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op Dengan Pendekatan Open-Ended

pendekatan Open-Ended sebagai salah satu Untuk penerapan model pembelajaran


alternatif pembelajaran matematika untuk kooperatif tipe Co-op co-op memerlukan
meningkatkan kemampuan pemecahan waktu yang cukup lama terutama tahap
masalah matematis siswa. (2) Guru persiapan topik kecil, presentasi topik kecil
sebaiknya mempertimbangkan topik-topik dan presentasi tim, sehingga diperlukan
matematika yang sesuai untuk diajarkan alokasi waktu yang baik agar pembelajaran
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe berlangsung dengan lebih efektif. (5)
Co-op co-op dengan pendekatan Open- Penelitian selanjutnya mengenai
Ended. (3) Dalam penerapan pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Co-op co-op
dengan pendekatan Open-Ended ini perlu dengan pendekatan Open-Ended dapat
diperhatikan mengenai penggunaan bahan dilakukan dengan subjek yang berbeda dan
ajar atau LKS, apakah sudah sesuai dengan tingkatan yang berbeda
prinsip pada pendekatan Open-Ended. (4)

DAFTAR PUSTAKA

Alhadad, S.F. 2010. Meningkatkan National Council of Teacher of


Kemampuan Representasi Mathematics. 2000. Principles
Multiple Mathematics, and Standards for School
Pemecahan Masalah Matematika Mathematics. Reston, VA: NCTM
dan Self Esteem Siswa SMP
Melalui Pembelajaran Open- Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Penelitian
Ended. Disertasi PPS. UPI Pendidikan& Bidang Non-Eksata
Bandung: tidak diterbitkan. Lainnya. Bandung: Tarsito

Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Slavin, R.E 2008. Cooperative Learning:


Kurikulum Mata Pelajaran Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Matematika. [online]. Tersedia: Nusa Media.
http://www/puskur.net/prod2007/
50. [10 Oktober 2011]
Suherman, E. 2008. Belajar dan
Johnson, Johnson, & Halubec. 2010. Pembelajaran Matematika.
Colaborative learning. Hands-out Perkuliahan. Bandung:
(penerjemah Narulita Yusron). UPI.
Nusa media: Bandung.
Sumarmo, U. 2010. Berpikir dan Disposisi
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Matematik: Apa, Mengapa, dan
Implementasi Kurikulum Tingkat Bagaimana Dikembangkan pada
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Peserta Didik. Makalah: tidak
Sukses dalam Sertifikasi Guru. diterbitkan.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Wahyudin. 2008. Pembelajaran dan Model-
model Pembelajaran. Bandung:
Mahmudi, A. 2008. Mengembangkan Soal UPI Press.
Terbuka dalam Pembelajaran
Matematika. Makalah PIPM
Jurusan Pendidikan Matematika
FPMIPA UNY: tidak diterbitkan

39

You might also like