Professional Documents
Culture Documents
Financial Statement Analysis-PT PP London Sumatra Indonesia
Financial Statement Analysis-PT PP London Sumatra Indonesia
Financial Statement Analysis-PT PP London Sumatra Indonesia
Bagian I
LIABILITAS DAN
EKUITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang bank jangka pendek -44% 18%
Utang usaha
Pihak ketiga -26.85% -42.06% -29% -18%
Pihak berelasi -55.32% -5.47% 22% 14%
Utang lain-lain
Pihak ketiga -12.94% -10.98% 195% 63%
Pihak berelasi 22.85% -69.49%
Biaya yang masih harus
dibayar 92.71% 1.94%
Uang muka pelanggan
Pihak ketiga 230.47% 6.87% -6% 29%
Pihak berelasi -100.00% -82.71% - 0%
Beban akrual 48% -45%
Utang pajak 497.40% -73.43% -60% -45%
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek -4.82% -2.35%
Bagian utang bank jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu setahun
Utang Obligasi - 0%
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan-
bersih 1.89% 6.43% -52% 4%
Liabilitas imbalan pasca kerja 9.88% -2.51% 20% -2%
Utang bank jangka panjang
setelah dikurangi bagian yang
akan jatuh tempo dalam
waktu setahun 234% 924%
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal saham - nilai nominal
Rp100 per saham
(Dalam rupiah
penuh)
Modal dasar-
8.000.000.000
saham
Modal ditempatkan 0.00% 0.00% 0% 0%
dan disetor penuh -
6.822.863.965
saham
Tambahan modal disetor 0.00% 0.00% 0% 0%
Saham treasuri - 2.900.000
saham 0.00% 0.00%
Selisih kurs atas penjabaran
akun-akun kegiatan usaha luar
negeri -94.70% 50.63%
Saldo laba
Telah ditentukan
penggunaannya 8.33% 9.09% 0% 0%
Belum ditentukan
penggunaannya 6.24% 5.93% 53% -7%
Komponen ekuitas lainnya 0.00% 0.00% -5% 16%
Jumlah 4.22% 4.69% 34% -4%
Kepentingan Non-pengendali -14.99% -10289.71% -22% 19%
Jumlah ekuitas 4.20% 4.79% 34% -4%
TOTAL LIABILITAS DAN
EKUITAS 6.90% 1.56% 9% 13%
PT. LONSUM dilihat dari segi asset lancar pada tahun 2015 banyak mengalami
penurunan. Seperti akun kas setara kas, pada tahun 2014 bisa mencapai 1.356.352 tetapi
pada tahun 2015 akun ini mengalami penurunan sampai ke angka 737.114. Hal ini
berdampak pada rasio year-year bagi PT.LONSUM. Dari segi piutang PT. LONSUM yang
pada tahun 2014 tidak mempunyai saldo akun piutang usaha pihak berelasi berubah di
tahun 2015. Rasio di tahun 2015 memang tidak tersedia dikarenakan penyebut dalam rumus
(tahun 2014) tidak ada, sehingga nilai rasio pun menjadi tidak terhingga.
PT. LONSUM dilihat dari segi total asset tidak lancar mengalami kenaikan sebesar
10.67% atau naik sebesar 730.685. Akun yang paling besar mengalami kenaikan terdapat
pada akun investasi pada entitas asosiasi. Kenaikan mencapai rasio 251.11% dengan selisih
mencapai 576.814. Hal ini dapat menunjukkan usaha PT. LONSUM dalam melakukan
investasi kepada entitas-entitas asosiasinya. Salah satu akun yang berubah dratis terdapat
pada investasi pada surat hutang konversi, dimana pada tahun 2015 terjadi penurunan 100%
alias sudah hilang (saldo tidak ada). Pada perubahan rasio ini dapat terlihat bahwa PT.
LONSUM sudah tidak melakukan investasi dengan penggunaan surat utang konversi.
Selisih liabilitas jangka pendek sebesar 175,358 dengan penurunan rasio sebesar
23.49%. Penurunan rasio liabilitas jangka pendek pada PT. LONSUM ini disebabkan
karena memang rata-rata semua akun yang terdapat pada liabilitas jangka pendek
mengalami penurunan. Terkecuali akun uang muka pelanggan pihak ketiga yang
mengalami peningkatan sebesar 6.87% dengan selisih 2014-2015 sebesar 4,123. Ada pula
akun biaya yang masih harus dibayar yang mengalami peningkatan sebesar 1.94% dengan
selisih 2014-2015 sebesar 1,263. Terjadinya penurunan dalam akun-akun di liabilitas
jangka pendek berhubungan dengan menunjukkan bahwa tingkat produktifitasnya juga
menurun (penjualan menurun).
Terjadi penurunan rasio dari segi total liabilitas jangka panjang dari PT. LONSUM
yakni 2.51% dengan selisih sebesar 24,170. PT. LONSUM mengurangi liabilitas imbalan
pasca kerja. Untuk keseluruhan total liabilitas pada PT. LONSUM 2014-2015 memang
mengalami penurunan dengan rasio 11.67% dengan selisih 199,528.
Dari segi keseluruhan akuitas terdapat kenaikan sebesar 4.79% atau kenaikan sebesar
335,246. Untuk akun kepentingan non-pengendali terjadi kenaikan yang sangat besar
dikarenakan pada tahun 2014 saldo akun ini bersifat negative yaitu (68) namun di tahun
2015 mengalami kenaikan sampai 6,929.
2015-2016 ( dalam jutaan rupiah )
Selisih total asset lancar PT. LONSUM dari tahun 2014-2015 sebesar 651,104 dengan
peningkatan persentase sebesar 51.33%. Total asset lancar ini sangat meningkat
dikarenakan adanya penambahan saldo pada akun piutang usaha pihak berelasi yang sangat
tinggi, kenaikannya mencapai 52,782. Selisih asset tidak lancar sebesar 40,808 dengan
penurunan persentase sebesar 0.54%. Untuk akun tagihan dan keberatan atas pemeriksaan
pajak tidak terjadi kenaikan karena prosesnya masih dalam proses, seperti yang ada di
CALK bahwa pemeriksaan pajak tahun 2016 masih belum selesai sampai laporan keuangan
dipublikasikan, sehingga asumsi perusahaan tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Dilanjutkan dengan adanya penurunan rasio pada tanaman perkebunan belum
menghasilkan, hal ini disebabkan adanya reklasifikasi ke tanaman menghasilkan dan ke
piutang plasma (CALK no.13). Selisih total asset sebesar 610,296 dengan peningkatan
persentase sebesar 6.90% .
Selisih total liabilitas jangka pendek sebesar 209,465 dengan peningkatan persentase
sebesar 36.67%. Kenaikan ini disebabkan oleh akun biaya yang masih harus dibayar
mengalami kenaikan mencapai rasio 92.71% diiringi dengan kenaikan super dari akun uang
muka pelanggan pihak ketiga. Utang pajak mengalami kenaikan yang sangat tinggi
terutama untuk pembayaran PPH pasal 29 ( CALK no.18 ). Terdapat pula penurunan
sebesar 100% pada saldo uang muka pelanggan pihak beralasi hal ini disebabkan oleh tidak
adanya pertambahan saldo di tahun 2016 ( CALK no.27).
Perbandingan rasio year to year pada liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan
sebesar 9.88% yaitu sebesar 92,825. Hal ini terjadi karena adanya akun liabilitas imbalan
pasca kerja dengan menggunakan metode projected unit credit ( CALK no.19) yang naik
sebesar 9.88% pada perbandingan tahun 2015-2016. Dari total keseluruhan liabilitas PT.
LONSUM juga naik sebesar 20.01% atau sebesar 302,290.
Pada ekuitasnya terjadi penurunan sebesar 94.70% pada selisih kurs atas penjabaran
akun-akun kegiatan usaha luar negeri. Namun adanya kenaikan sebesar 8.33% pada saldo
laba yang telah ditentukan penggunaannya dan kenaikan 6.24% pada saldo laba yang belum
ditentukkan penggunaannya berdampak pada kenaikan 4.20% di total ekuitas PT.
LONSUM. Sedangkan untuk total liabilitas dan ekuitas terjadi kenaikan sebesar 6.90% atau
sebanyak 610,296.
Analisis komparatif Year to Year PT. SMART
2014-2015 ( dalam jutaan rupiah )
PT. SMART untuk rasio total asset lancar mengalami kenaikan sebanyak 10% atau
967,219. Akun yang berdampak besar pada kenaikan total asset lancar ini salah satunya
adalah adanya kenaikan 90% pada akun piutang usaha pihak berelasi dan adanya pula akun
pajak dibayar dimuka yang tinggi yang mengalami kenaikan sebesar 1,235,225. Pajak
dibayar dimuka ini berhubungan dengan PPH Pasal 19 sehubungan dengan penilaian
kembali aktiva tetap ( CALK no 15a. ). Tidak bisa dipungkiri terdapat pula beberapa akun
yang di asset lancar milik PT.SMART yang mengalami penurunan salah satunya adalah
biaya dibayar dimuka dan asset lancar lainnya yang turun sebanyak 43% yakni senilai
808,745.
Dilihat dari segi total asset tidak lancar yang dimiliki PT.SMART rasio menunjukkan
adanya kenaikan 15% dengan selisih kenaikan sebesar 1,696,910. Kenaikan ini didukung
oleh adanya piutang dari pihak berelasi non-usaha yang mengalami kenaikan sampai
dengan jumlah 58,764. Selain itu terdapat pula asset pajak tangguhanyang diakui untuk
seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiscal yang dapat
dikompensasikan ( CALK no.2.u ) yang naik sebesar 77%. Aset tetap perusahaan juga naik
sebesar 20% yakni dengan kenaikan sebesar 1,789,752. Aset teatp ini terutama karena
kontribusi dari penambahan kapasitas pada fasilitas bisnis. Aset tak berwujud perushaan
tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Aset tak berwujud disini merupakan
goodwill dan juga merk dagang, manajemen mengasumsikan tidak adanya penurunan
maupun kenaikan antara keduanya ( CALK no.11 )
Kelompok_7/Kelas_C | Comparative Financial Statement Analysis 6
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
Untuk total liabilitas jangka pendek PT. SMART mengalami kenaikan sebesar 10%
dengan selisih sebesar 900,257 disebabkan oleh beberapa akun seperti kenaikan 63% pada
utang lain-lain pihak ketiga. Terdapat pula kenaikan sebesar 29% pada uang muka
pelanggan pihak ketiga. Terjadi pula penurunan sebesar 45% pada akun beban akrual atau
senilai 149,907. Untuk total liabilitas jangka panjang terjadi kenaikan sebesar 22% yang
notabene diakibatkan oleh bertambahnya utang bank jangka panjang dan juga liabilitas
jangka panjang lainnya. Sebagian besar pinjaman PT. SMART ini adalah dalam mata using
Dolar AS. ( CALK no.31 ). Total Ekuitas PT.SMART mengalami penurunan sebesar 4%
yakni senilai dengan 308,719.
2015-2016 ( dalam jutaan rupiah )
Aset tidak lancar juga mengalami peningkatan sebesar 12% dengan selisih peningkatan
sebesar 1,617,954. Peningkatan ini dikontribusi terutama oleh peningkatan asset pajak
tangguhan yang berasal dari revaluasi asset berbasis pajak ( CALK no.16 c ) dan adanya
pula peningkatan pada asset tetap dengan rasio 4% atau senilai dengan 428,620 dikarenakan
PT.SMART yang melakukan perluasan ke fasilitas biodesel. Penurunan sehingga 37% atau
senilai dengan 24,949 yang terjadi pada tanaman perkebunan belum menghasilkan terjadi
dikarenakan adanya reklasifikasi dari tanaman beum menghasilkan ke tanaman telah
menghasilkan tetapi jika dilihat dari segi tanaman telah menghasilkan, akun tersebut juga
mengalami penurunan sebesar 4% hal ini terjadi dikarenakan adanya amortisasi yang
meningkat dengan tidak diiringi tanaman yang meningkat ( CALK no.9 ).
Total liabilitas jangka pendek PT.SMART mengalami penurunan sebesar 16% hal ini
terjadi diimbangi dengan meningkatnya liabilitas jangka panjang sebesar 18%. Liabilitas
jangka pendek ini mengalami penurunan yang disebabkan sebagian besar karena penurunan
utang bank jangka pendek sebesar 44% dan utang pajak yang juga turun sebesar 60%.
PT.SMART melakukan pelunasan pada utang bank jangka pendek hal ini diimbangi dengan
meningkatnya pula utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo pada waktu setahun
yang naik hingga 114%. PT.SMART harus melakukan pelunasan pada utang bank jangka
pendek karena aka nada penambahan utang bank yang tadinya jangka panjang berubah
seiring dengan semakin mendekatnya tanggal jatuh tempo.
Untuk total liabilitas jangka panjang, PT.SMART mengalami peningkatan sebesar 18%
disebabkan karena kenaikan yang sangat tinggi pada utang bank jangka panjang bersih
yang juga diimbangi oleh adanya penurunan liabilitas jangka panjang lainnya yang turun
sebesar 97%. PT.SMART juga jika dilihat dari rasio turunnya utang obligasi sebesar 90%
menunjukan bahwa bagian 90% dari obligasi akan jatuh tempo kurang dari satu tahun
sedangkan 10%nya masih bisa dibayar dengan jatuh tempo lebih dari 1 tahun ( CALK
no.18 ). Secara keseluruhan total liabilitas perusahaan turun 2% atau sebesar 392,270.
Ekuitas perusahaan mengalami peningkatan 34%, yang sebagian besar diakibatkan oleh
naiknya saldo laba. Hal ini menunjukkan bahwa produktifitas perusahaan dalam
menghasilkan laba tergolong baik.
Analisis komparatif Year to Year kedua perusahaan.
2014-2015
Jika dilihat secara keseluruhan perusahaan baik PT.LONSUM dan PT.SMART banyak
mengalami kenaikan dan penurunan rasio. PT.LONSUM terutama dikarenakan mundurnya
produktifitas perusahaan ditahun 2015 sehingga rasio jika dibandingkan dengan 2014
banyak mengalami penurunan atau kemunduran. Tetapi meskipun terjadi demikian,
perusahaan tidak mengecewakan para pemegang saham karena masih bisa meningkatkan
rasio dari ekuitas bagian saldo laba. Berbeda dengan PT.SMART yang notabene mengalami
peningkatan dalam berbagai hal tetapi mengalami penurunan pada jumlah ekuitas. Dari segi
liabilitas, PT.SMART lebih aktif daripada PT.LONSUM, hal ini tidak bisa dipandang buruk
karena kemampuan dari PT.SMART sendiri bisa menanganinya terbukti dari masih
diberikannya utang-utang bank jangka panjang baru.
2015-2016
PT. LONSUM pada tahun 2015 ke 2016 kembali memulihkan perushaannya. Jika di
tahun 2015 perusahaan mengalami banyak kemunduran dan penurunan rasio, tahun 2016
ini perusahaan berusaha untuk memulihkan dirinya terlihat dari penambahan atau
peningkatan rasio baik asset lancar maupun asset tidak lancar, terutama dari segi persediaan
dan pengkonversian tanaman yang belum menghasilkan ke tanaman yang menghasilkan.
Sebaliknya dengan PT.SMART yang tidak terlalu meningkat. Perusahaan mengalami
kemunduran di tahun 2016 jika dibandingkan tahun 2015, perusahaan tidak bisa terus
mempertahankan posisinya, peningkatan rasio yang terjadi tidak terlalu besar jika
dibandingkan dengan perbandingan tahun lalu.
BEBAN USAHA
Penjualan 11.93% 17.37% -4% 11%
Umum dan administrasi -12.38% 5.74% -5% 19%
Penghasilan operasi lain -46.01% 42.32% - -
Beban operasi lain 8.56% 33.33% - -
Jumlah beban usaha 7.17% 0.50% -4% 14%
LABA USAHA -3.01% -33.53% 42% -52%
BEBAN PAJAK
Beban pajak penghasilan -4.77% -29.44% -217% -60%
Beban pajak tangguhan 33882% -117%
Belan pajak final -100.00% - -
Jumlah beban pajak -4.77% -33.31% 553% -63%
PENGHASILAN (RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN:
Pos yang tidak akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Laba pengukuran kembali
atas liabilitas imbalan
kerja -84.82% 774.17%
Ekuitas pada pengukuran
kembali liabilitas -117% -373%
imbalan pasca-kerja dari
entitas asosiasi
Pajak sehubungan dengan
pos yang -114% -924%
tidak akan direklasifikasi
Pos yang akan direklasifikasi ke laba
rugi:
Selisih kurs atas
penjabaran -381.72% 665.47%
laporan keuangan -135% 3346%
Penghasilan (rugi) komprehensif
lain-Bersih
-122% -1540%
JUMLAH PENGHASILAN
(RUGI) KOMPREHENSIF -18.76% -25.32% 1020% -119%
Selisih total penjualan tunai dari tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar
536.924 dengan penurunan persentase 11,36%. Penjualan tunai mengalami penurunan
disebabkan oleh melemahnya harga-harga komoditas, terutama produk sawit dan karet.
Laba bruto juga mengalami penurunan sebesar 420.196 dengan penurunan persentase
sebesar 27,36%. Sejalan dengan turunnya laba bruto, laba sebelum pajak mengalami
penurunan sebesar 403.547 dengan penurunan persentase 33,02%. Selisih Laba bersih
tahun berjalan juga terjadi penurunan sebesar 306.096 dengan penurunan persentase
32,93%. Laba bersih per saham dasar mengalami penurunan sebesar 45 dan penurunan
persentase sebesar 33,09%. Dikarenakan penjualan tunai yang turun ditahun 2015, hal ini
berdampak pada seluruh perhitungan laba bruto hingga laba per saham dasar yang juga
mengalami penurunan.
2015-2016
Selisih total penjualan tunai dari tahun 2015-2016 mengalami penurunan sebesar
341.746 dengan penurunan persentase 8,16%. Penurunan penjualan ini masih disebabkan
oleh Laba bruto mengalami sedikit penurunan sebesar 5.056 dengan penurunan persentase
0,45%. Penurunan laba bruto ini tidak sebesar penurunan laba bruto ditahun 2015. Selisih
laba sebelum pajak sebesar 39.844 dengan penurunan persentase 4,87%. Selisih laba bersih
tahun berjalan sebesar 30.540 dengan penurunan sebesar 4,90%. Laba bersih per saham
dasar mengalami penurunan sebesar 4 dan penurunan persentase sebesar 4,40%.
Total penjualan bersih dari tahun 2014-2015 naik sebesar 3.889.448 dengan
peningkatan persentase 12%. Laba bruto turun 16% menjadi sebesar 3.939.032, dari sebesar
4.691.981 di tahun 2014. Beban pokok penjualan yang juga naik ini disebabkan oleh
meningkatnya penggunaan bahan baku yang sejalan dengan naiknya penjualan bersih. Laba
sebelum pajak turun drastis hingga 10 kali lipat dari tahun 2014 yaitu sebesar 206.650
dengan penurunan persentase lebih dari 100%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan beban
lain-lain yang berasal dari rugi selisih kurs yaitu sebesar 997 Milyar. Laba bersih tahun
berjalan ditahun 2015 juga turun sebesar 126%. Dengan laba tahun berjalan yang rugi,
maka laba bersih per saham dasar berubah menjadi rugi per saham dasar yang turun
menjadi (134).
2015-2016
Total penjualan bersih dari tahun 2015-2016 mengalami penurunan sebesar 6.477.987
dengan penurunan persentase 18%. Penjualan bersih yang turun disebabkan oleh turunnya
hasil produksi perkebunan sawit dari yang diperkirakan selama 2016. Laba bruto naik 8%
menjadi sebesar 4.236.118, dari sebesar 3.939.032 di tahun 2015. Laba sebelum pajak naik
drastis hingga 7 kali lipat dari tahun 2015 menjadi 1.430.802. hal ini sejalan dengan laba
bruto dan laba usaha yang mengalami peningkatan. Dan beban penjualan yang turun juga
memicu naiknya laba usaha. Laba bersih tahun berjalan ditahun 2016 juga naik menjadi
2.599.539. Dengan laba tahun berjalan yang meningkat, maka laba bersih per saham dasar
naik menjadi sebesar 906.
rugi tidak berdampak begitu besar pada nilai EPS nya, hal ini terjadi karena adanya
reklasifikasi berbagai pos-pos. Kedua perusahaan melalui penurunan jika digunakan
perhitungan untuk analisis year to year 2014-2015. Untuk PT.SMART hal ini diakibatkan
karena adanya kerugian selisih kurs yang membuat perusahaan mengalami kerugian.
Seperti yang telah dijabarkan pada analisis per perusahaan bahwa PT. SMART sebagian
besar menggunakan dolas A.S untuk transaksinya jadi kerugian selisih kurs ini sangat
berdampak besar bagi perusahaan.
2015-2016
Perbandingan tahun ini untuk kedua perusahaan hampir mengalami hal yang sama
yakni pemulihan dari berbagai macam penurunan yang terjadi di tahun sebelumnya.
PT.SMART disini memberikan usaha dan kinerja yang optimal terlihat dari naiknya laba
komprehensif 2016 mereka yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2015
dimana mereka terjebak dalam kerugian. Untuk PT. LONSUM sendiri mereka juga
berusaha untuk menekan berbagai beban usahanya dikarenakan adanya penurunan
penjualan yang terus menerus. Alhasil perusahaan hanya mengalami penurunan sebesar
4.40% pada perbandingan 2015-2016. Di perbandingan tahun ini PT.SMART harus
menanggung beban pajak tangguhan yang lebih besar dibanding dengan 2015. Secara
keseluruhan untuk perbandingan 2015-2016 ini PT.LONSUM bisa melakukan penekanan
biaya untuk mengantisipasi penurunan penjualan yang terjadi sehingga EPS mereka pun
tidak turun drastic.
LIABILITAS DAN
EKUITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang bank jangka pendek 66% 118% 100%
Utang usaha
Pihak ketiga 42.38% 57.94% 100.00% 59% 82% 100%
Pihak berelasi 42.24% 94.53% 100.00% 139% 114% 100%
Utang lain-lain
Pihak ketiga 77.50% 89.02% 100.00% 480% 163% 100%
Pihak berelasi 37.48% 30.51% 100.00%
Biaya yang masih harus
dibayar 196.44% 101.94% 100.00%
Uang muka pelanggan
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan-
bersih 108.43% 106.43% 100.00% 50% 104% 100%
Liabilitas imbalan pasca
kerja 107.12% 97.49% 100.00% 118% 98% 100%
Utang bank jangka panjang
setelah dikurangi bagian
yang akan jatuh tempo dalam
waktu setahun 3418% 1024% 100%
Utang kepada pihak berelasi
non-usaha 25% 77% 100%
Utang obligasi 10% 100% 100%
Liabilitas jangka panjang
lainnya 6% 209% 100%
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal saham - nilai nominal
Rp100 per saham
(Dalam rupiah
penuh)
Modal dasar-
8.000.000.000
saham
Modal ditempatkan 100.00% 100.00% 100.00% 100% 100% 100%
dan disetor penuh -
6.822.863.965
saham
Tambahan modal disetor 100.00% 100.00% 100.00% 100% 100% 100%
Saham treasuri - 2.900.000
saham 100.00% 100.00% 100.00%
Selisih kurs atas penjabaran
akun-akun kegiatan usaha
luar negeri 7.99% 150.63% 100.00%
Saldo laba
Telah ditentukan
penggunaannya 118.18% 109.09% 100.00% 100% 100% 100%
Belum ditentukan
penggunaannya 112.54% 105.93% 100.00% 143% 93% 100%
Komponen ekuitas lainnya 100.00% 100.00% 100.00% 110% 116% 100%
Jumlah 109.10% 104.69% 100.00% 129% 96% 100%
-
Kepentingan Non-pengendali -8661.76% 10189.71% 100.00% 93% 119% 100%
Jumlah ekuitas 109.19% 104.79% 100.00% 129% 96% 100%
TOTAL LIABILITAS
DAN EKUITAS 108.56% 101.56% 100.00% 123% 113% 100%
PT LONDON SUMATERA
Neraca 2014-2016
Aset
Dalam akun kas dan setara kas perusahaan London Sumatera mengalami kenaikan
pada tahun 2016 dikarenakan harga jual rata-rata yang mengalami kenaikan pada tahun
2016. Sehingga, meskipun penjualan mengalami penurunan pada tahun 2016, namun kas
dan setara kas mengalami peningkatan. Peningkatan juga terjadi pada akun persediaan PT
London Sumatera karena perusahaan mengganggap bahwa dimasa depan penjualan nya
semakin meningkat. PT LONSUM mengalami penurunan uang muka pemasok pada tahun
2016, karena adanya penurunan pembelian minyak HSD (dapat dilihat pada CALK no 7
mengenai uang muka). Selain itu, PT LONSUM juga mengalami penurunan beban dibayar
dimuka dan aset lancar lainnya dikarenakan adanya akumulasi amortisasi perangkat lunak
dan biaya perpanjangan hak atas tanah sehingga nilai buku menjadi turun. Selain itu
terdapat penyisihan atas penurunan nilai piutang plasma sehingga nilai piutang plasma
pada tahun 2016 pun mengalami penurunan (dijelaskan pada CALK no 9).
Investasi pada entitas asosiasi mengalami peningkatan tinggi pada tahun 2016
dikarenakan PT Lonsum menghilangkan investasi pada surat utang konversi sehingga pada
tahun 2015 dan 2016 peningkatannya mencapai 351% dan 273%. Dari data-data diatas kita
juga dapat melihat bahwa pada tahun 2016, total aset lancar perusahaan mengalami
kenaikan yang cukup tinggi karena hampir separuh dari kenaikan tahun 2015, tetapi untuk
aset tetap perusahaan mengalami sedikit penurunan, sehingga jika kita lihat secara
keseluruhan maka PT LONSUM hanya mengalami sedikit peningkatan dalam total aset
perusahaannnya.
Liabilitas
Utang pajak PT LONSUM mengalami peningkatan pada tahun 2016. Utang pajak
PT LONSUM mengalami peningkatan pada tahun 2016 mencapai 200%. Hal ini
dikarenakan pada tahun 2016, perusahaan harus membayar PPh badan pasal 29 dimana
tahun sebelumnya tidak ada (ada di CALK no 18 mengenai perpajakan). Uang muka
pelanggan kepada pihak ketiga mengalami peningkatan hingga 200%, sedangkan biaya
yang masih harus dibayar mengalami peningkatan hingga 90%. Peningkatan yang cukup
tinggi dari ketiga akun tersebut yakni akun biaya yang masih harus dibayar, uang muka
pelanggan pihak ketiga, dan utang pajak pada tahun 2016, menyebabkan total liabilitas
jangka pendek perusahaan mengalami peningkatan hingga 30%.
Ekuitas
PT SMART
Neraca 2014-2016
Aset
PT SMART pada tahun 2016 mengalami penurunan mencapai 74% pada akun kas
dan setara kas. Hal ini dikarenakan volume penjualan yang mengalami penjualan yang
menurun serta pemberian piutang usaha kepada pihak ketiga yang mengalami kenaikan
mencapai separuh dari tahun sebelumnya. Namun penurunan kas dan setara kas serta
penjualan pada tahun 2016 tidak menghambat perusahaan untuk menambah persediaannya,
sehingga persediaan PT SMART pada tahun 2015 ke 2016 mengalami kenaikan sebesar
25%. Biaya dibayar dimuka mengalami kenaikan pada tahun 2016 dikarenakan adanya
peningkatan sewa dibayar dimuka dan uang muka pembelian (keterangannya terdapat di
CALK no 7) sehingga pada tahun 2016, biaya dibayar dimuka mengalami kenaikan yang
cukup tinggi hingga mencapai separuh dari tahun 2015.
Piutang dari pihak berelasi non-usaha untuk PT SMART, pada tahun 2015
mencapai 620% dikarenakan pada tahun 2014 tidak ada piutang dari pihak berelasi
sehingga ketika dibandingkan tahun 2014 dengan tahun 2015 maka tahun 2015 mencapai
620%. Pada PT SMART mengalami kenaikan pada aset pajak tangguhan nya dikarenakan
peningkatan tanaman perkebunan dan aset tetap dari 966 menjadi 1.357.638 sehingga
kenaikan aset pajak tangguhan pada tahun 2016 ialah 242552% (terdapat di CALK). Jika
PT LONSUM diamati secara keseluruhan maka, aset lancar dan aset tetap perusahaan terus
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sehingga total aset perusahaan pun terus
bertambah.
Liabilitas
Sedangkan untuk PT SMART utang bank jangka pendek tahun 2016 mengalami
penurunan hingga separuh dari sebelumnya dikarenakan pada tanggal 3 November 2010,
Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman Money Market dengan PT Bank
Pan Indonesia Tbk (PANIN) dengan jumlah fasilitas sebesar US$ 60.000.000. Fasilitas ini
berlaku untuk jangka waktu satu tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu dan tata
cara yang diatur dalam perjanjian pinjaman. Berdasarkan Surat Pemberitahuan tanggal 2
Juni 2016, PANIN setuju untuk mengubah limit fasilitas menjadi sebesar US$ 80.000.000
serta memperpanjajng jangka waktu fasilitas pinjaman sampai dengan 31 Mei 2017. Utang
bank jangka panjang PT SMART mengalami kenaikan pada tahun 2016 dikarenakan
perusahaan menambah hutang pada CHINA DEVELOPMENT BANK dan PT BCA
sehingga utang bank jangka panjang PT SMART pun mengalami peningkatan hingga
menjadi 119% pada tahun 2016 (terdapat di CALK No 17). Dikarenakan adanya beberapa
penurunan yang cukup tinggi pada akun liabilitas pajak tangguhan, utang kepada pihak
berelasi non usaha, utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu setahun, utang obligasi serta liabilitas jangka panjang lainnya, maka
total liabilitas perusahaan menjadi turun 23% dari tahun sebelumnya.
Ekuitas
Dalam PT SMART, tidak mengalami perubahan yang terlalu tinggi ataupun terlalu
rendah sehingga ekuitas PT SMART dapat dikatakan berlangsung stabil.
KESIMPULAN
LABA RUGI
PT. PP LONDON SUMATRA PT SINARMAS AGRO RESOURCES
INDONESIA (PT.LONSUM) (PT SMART)
2016 2015 2014 2016 2015 2014
Penjualan besih 81% 89% 100% 92% 112% 100%
Beban pokok penjualan 86% 96% 100% 92% 117% 100%
LABA KOTOR 72% 73% 100% 90% 84% 100%
BEBAN USAHA
Penjualan 131% 117% 100% 106% 111% 100%
Umum dan administrasi 93% 106% 100% 114% 119% 100%
Penghasilan operasi lain 77% 142% 100%
Beban operasi lain 145% 133% 100%
Jumlah beban usaha 108% 101% 100% 109% 114% 100%
LABA USAHA 64% 66% 100% 68% 48% 100%
PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Penghasilan keuangan 34% 54% 100%
Pendapatan bunga 776% 88% 100%
Ekuitas pada laba (rugi) bersih
entitas asosiasi-bersih -182% -516% 100%
Rugi selisih kurs-bersih -961% 2765% 100%
Beban bunga dan keuangan
lainnya 23% 55% 100% 155% 132% 100%
Bagian atas rugi asosiasi 51% 53% 100%
Lain-lain bersih -24% 118% 100%
Beban lain-lain -Bersih 9% 723% 100%
LABA (RUGI) SEBELUM
PAJAK 64% 67% 100% 73% -11% 100%
BEBAN PAJAK
Beban pajak penghasilan 67% 71% 100% -47% 40% 100%
Beban pajak tangguhan 5881% -17% 100%
Belan pajak final 0% 0% 100%
Jumlah beban pajak 64% 67% 100% 240% 37% 100%
PENGHASILAN (RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN:
Pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi:
Laba pengukuran
kembali atas liabilitas
imbalan kerja -102% -674% 100%
Ekuitas pada
pengukuran kembali
liabilitas 47% -273% 100%
imbalan pasca-kerja
dari entitas asosiasi
Pajak sehubungan
dengan pos yang 119% -824% 100%
tidak akan
direklasifikasi
Pos yang akan direklasifikasi
ke laba rugi:
Selisih kurs atas
penjabaran -2156% 765% 100%
laporan keuangan -1220% 3446% 100%
Penghasilan (rugi)
komprehensif lain-Bersih 312% -1440% 100%
JUMLAH PENGHASILAN
(RUGI) KOMPREHENSIF 61% 75% 100% 175% -19% 100%
Jumlah penghasilan
komprehensif tahun berjalan
yang dapat diatribusikan
kepada :
Pemilik entitas induk 61% 75% 100% 175% -19% 100%
Kepentingan non-
pengendali 11778% 33% 100% -1125% 803% 100%
Jumlah 61% 75% 100% 175% -19% 100%
PT LONSUM
Penjualan PT SMART pada tahun 2015 mengalami penurunan sehingga laba kotor
yang dihasilkan juga menurun menjadi 84%, sedangkan pada tahun 2016 mengalami
kenaikan kembali menjadi 90%. Hal yang sama juga terjadi pada beban usaha yang pada
tahun 2015 menjadi 114% sedangkan pada tahun 2016 menjadi 109%. Sehingga laba usaha
yang dihasilkan oleh PT SMART pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 48%,
sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan kembali menjadi 68%. Untuk
pendapatan bunga, PT SMART mengalami peningkatan yang cukup tinggi menjadi 163M
sehingga rasionya menjadi 776% pada tahun 2016. Untuk ekuitas pada laba (rugi) bersih,
PT SMART mengalami peningkatan pada tahun 2016, karena jika sama-sama dibandingkan
dengan tahun 2015 dengan dasar tahun 2014 maka PT SMART mengalami peningkatan
mencapai 334% dari tahun 2015. Untuk tahun 2015 PT SMART mengalami rugi selisih
kurs sebesar 997M, sedangkan tahun 2016 PT SMART mengalami untung selisih kurs
sebesar 346M sehingga perbedaan pada tahun 2015 dengan tahun 2016 mencapai 1800%.
Beban bunga dan keuangan lainnya mengalami peningkatan karena perusahaan menambah
hutang bank jangka panjang sehingga beban bunga pada tahun 2016 mengalami
peningkatan menjadi 155%. Pendapatan lain-lain juga mengalami penurunan sebesar 142%
jika membandingkan tahun 2015 dengan tahun 2016 (dengan dasar tahun 2014) sedangkan
untuk beban lain-lain juga mengalami penurunan sebesar 700% jika membandingkan tahun
2015 dengan tahun 2016 (dengan dasar tahun 2014). Sehingga laba sebelum pajak PT
SMART juga meningkat di tahun 2016 setelah sebelumnya di tahun 2015 mengalami
kerugian. Meskipun beban pajak penghasilan mengalami penurunan di tahun 2016 tetapi
beban pajak tangguhan mengalami peningkatan sebesar 5000% jika membandingkan 2016
dengan 2015 (menggunakan dasar tahun 2014). Hal ini akan berdampak pada
meningkatnya jumlah beban pajak di tahun 2016, tetapi laba tahun berjalan PT SMART di
tahun 2016 cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang mengalami kerugian.
Adanya perubahan dalam laba pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja
dikarenakan adanya perubahan beberapa asumsi tingkat diskonto per tahun (2016: 8,50%
,2015: 9% di CALK no 28). Sehingga laba pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja
pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 951% jika membandingkan tahun 2016
dengan tahun 2015 (dengan dasar tahun 2014). Penghasilan komprehensif PT SMART pada
tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup tinggi karena akun-akun yang termasuk
kedalam penghasilan komprehensif pun mengalami peningkatan, seperti laba pengukuran
kembali atas liabilitas imbalan kerja, ekuitas pada pengukuran kembali liabilitas imbalan
pasca-kerja dari entitas asosiasi, pajak sehubungan dengan pos yang tidak akan
direklasifikasi, serta penghasilan komprehensif lain. Dalam PT SMART, banyak saham
yang dibeli kembali oleh induk sehingga jumlah laba serta penghasilan komprehensif yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami peningkatan mencapai 176%
dan 175% pda tahun 2016. Hal ini merupakan peningkatan yang tinggi jika dibandingkan
dengan tahun 2015 dimana pemilik entitas induk tidak mendapatkan laba karena
perusahaan saat itu mengalami kerugian. Sehingga pada tahun 2016, EPS PT SMART juga
meningkat tinggi mencapai 176% jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya -26%
karena adanya laba perusahaan yang cukup tinggi.
KESIMPULAN
Menurut kelompok kami, PT SMART lebih baik dibandingkan dengan PT
LONSUM, karena EPS PT LONSUM terus mengalami penurunan, sedangkan PT SMART
meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2015, namun mengalami peningkatan
yang cukup tinggi pada tahun 2016.
BAGIAN II
NERACA
PT. PP LONDON
PT SINARMAS AGRO RESOURCES
SUMATRA INDONESIA
Laporan Posisi Keuangan 2016 2015 2014 2016 2015 2014
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 12.06 8.33 15.57 1.341 6.467 7.596
Piutang usaha
Total Aset Tidak Lancar 79.71 85.66 78.61 56.978 55.420 54.384
LIABILITAS DAN
EKUITAS 2016 2015 2014
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang usaha - - -
Utang lain-lain - - -
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan-
bersih 0.00 0.00 0.00 0.842 1.908 2.059
Liabilitas imbalan pasca
kerja 10.91 10.62 11.06 1.878 1.701 1.958
Utang bank jangka panjang
setelah dikurangi bagian
yang akan jatuh tempo
dalam waktu setahun - - - 24.161 7.896 0.868
Utang kepada pihak berelasi
non-usaha - - - 1.601 5.364 7.793
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Modal saham - nilai
nominal
Rp100 per saham
(Dalam rupiah
penuh)
Modal dasar-
8.000.000.000
saham
Modal
ditempatkan dan 7.21 7.71 7.83 2.197 2.398 2.698
disetor penuh -
6.822.863.965
saham
Untuk total liabilitas dan ekuitas, bagian total liabilitas dari PT LonSum hanya sebesar
19.63% atau sebesar 1.710.342.000.000. Lebih detilnya lagi, total liabilitas jangka pendek PT
LonSum hanya sebesar Rp. 746.520.000.000 atau 8.57% dari total liabilitas dan ekuitas.
Sedangkan untuk total liabilitas jangka panjang tidak jauh berbeda dengan besaran mencapai
Rp. 963.822.000.000 atau 11.06% dari total liabilitas dan ekuitas yang dimiliki PT LonSum.
Yang cukup menarik disini, hampir semua dari total liabilitas jangka panjang yang dimiliki PT
Lonsum di tahun 2014 merupakan liabilitas imbalan pasca kerja dengan angka Rp.
963.573.000.000. sedangkan jumlah ekuitas dari PT LonSum sebesar Rp. 7.002.800.000.000
atau 80.37% dari total liabilitas dan ekuitas. Dari jumlah tersebut, sebagian besar terdiri dari
saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya yang berjumlah Rp. 5.211.860.000.000 dan
tambahan modal disetor sebesar Rp. 1.030.312.000.000.
Dari angka yang telah dijabarkan di atas, maka bisa disimpulkan jika rasio Total debt
to equity dan Long term debt to equity PT Lonsum akan kecil angkanya dan bagus serta dapat
disimpulkan jika struktur permodalan PT LonSum 80.37% berasal dari investor.
Di neraca tahun 2015, besarnya asset lancar mengalami penurunan dari tahun 2014
dengan jumlah yang hanya mencapai Rp. 1.268.557.000.000 atau sebesar 14.34% dari total
asset yang dimiliki PT LonSum. Dari jumlah tersebut, kas dan setara kas masih merupakan
kontributor terbesar meskipun jumlahnya menurun sangat signifikan dan diikuti oleh
persediaan yang mengalami peningkatan dengan jumlah masing masing Rp. 737.114.000.000
(8.33% dari total aset) dan Rp. 398.426.000.000 (4.50% dari total asset). Kedua akun tentu
saja akan berpengaruh pada rasio cash turnover dan inventory turnover dengan memperkecil
kedua akun tersebut dikarenakan besarnya jumlah kedua akun tersebut. Disisi lain,
meningkatnya angka persediaan juga akan membuat rasio Days to sell inventory semakin
besar. 85.66% dari total asset merupakan asset tidak lancar dengan jumlah sebesar Rp.
Di tahun 2015, total liabilitas dari PT LonSum menurun dan berada di angka sebesar
Rp. 1.510.814.000.000 atau sebesar 17.07% dari total liabilitas dan ekuitas. Dari jumlah
tersebut, sebesar Rp. 939.652.000.000 atau sebesar 10.62% dari total liabilitas dan ekuitas.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini menurun 0.44%. Faktor utama penyebab
menurunnya angka liabilitas jangka panjang adalah menurunnya akun liabilitas imbalan pasca
kerja sebesar -/+ Rp. 24,186 Milyar. Sedangkan untuk total liabilitas jangka pendek dari PT
LonSum mengalami penurunan yang sangat drastic dan berada di angka Rp. 571.162.000.000
atau sebesar 6.42% dari total liabilitas dan ekuitas. 2 faktor utama penyebab menurunnya
jumlah liabilitas jangka pendek adalah utang usaha pihak ketiga yang pada tahun 2015 hanya
berjumlah Rp. 151.656.000.000 atau hanya 1.73% dari total liabilitas dan ekuitas, padahal
tahun lalu akun tersebut memiliki saldo sebesar Rp. 263.476.000.000 (3.02%). Faktor
berikutnya adalah menurunnya jumlah saldo hutang pajak yang pada tahun 2014 sebesar Rp.
56.093.000.000 dan pada tahun ini hanya Rp. 14.902.000.000 (0.17% dari total liabilitas dan
ekuitas). Menurunnya jumlah liabilitas jangka pendek tentu saja akan mempengaruhi rasio-
rasio seperti quick ratio, current ratio dan total debt to equity. Sedangkan jumlah ekuitas dari
PT LonSum sebesar Rp. 7.331.978.000.000 atau 82.93% dari total liabilitas dan ekuitas.
Angka tersebut meningkat dari tahun lalu dan 2 faktor utamanya adalah meingkatnya akun
selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan usaha luar negeri dan akun saldo laba yang
belum ditentukan penggunaannya yang masing masing berjumlah Rp. 42.607.000.000 (0.48%
dari 0.32% di tahun lalu) dan Rp. 5.520.787.000.000(62.39%, tahun lalu hanya 59.82%). Dari
angka yang telah dijabarkan di atas, maka bisa disimpulkan jika rasio Total debt to equity dan
Long term debt to equity PT Lonsum akan kecil angkanya dan bagus serta dapat disimpulkan
jika struktur permodalan PT LonSum 82.93% berasal dari investor.
Di neraca tahun 2016, besarnya asset lancar mengalami peningkatan dari tahun 2015
dengan jumlah yang mencapai Rp. 1.919.661.000.000 atau sebesar 20.29% dari total asset
yang dimiliki PT LonSum (tahun lalu hanya 14.34%). Dari jumlah tersebut, kas dan setara kas
masih merupakan kontributor terbesar dalam 3 tahun terakhir serta mengalami peningkatan
saldo akun dan diikuti oleh persediaan yang mengalami peningkatan dengan jumlah masing
masing Rp. 1.140.614.000.000 (12.06% dari total asset, tahun lalu hanya 8.33%) dan Rp.
569.085.000.000 (6.02% dari total asset, tahun lalu hanya 4.5%). Kedua akun tentu saja akan
berpengaruh pada rasio cash turnover dan inventory turnover dengan memperkecil kedua akun
tersebut dikarenakan besarnya jumlah kedua akun tersebut. Disisi lain, meningkatnya angka
persediaan juga akan membuat rasio Days to sell inventory semakin besar. 79.71% dari total
asset merupakan asset tidak lancar dengan jumlah sebesar Rp. 7.539.427.000.000. angka
tersebut mengalami penurunan dari tahun lalu yang memiliki presentase 85.66%. Dari jumlah
tersebut,sama seperti tahun sebelumnya, sebesar Rp. 1.973.313.000.000 (19.14% dari total
Aset) dan Rp. 956.167.000.000 (10.11% dari total asset) merupakan tanaman perkebunan telah
menghasilkan dan tanaman perkebunan belum menghasilkan, yang mengalami peningkatan
jumlahnya dari tahun 2015. Sedangkan kontributor utama dan terbesar terhadap jumlah asset
tidak lancar PT LonSum sama seperti tahun sebelumnya yaitu asset tetap dengan angka yang
mencapai Rp. 3.436.091.000.000 (36.33% dari total asset). Angka tersebut mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 38.74% dari total asset. Untuk akun piutang
dari pihak berelasi non-usaha PT LonSum di tahun 2015 juga mengalami penurunan yang dan
berada di angka Rp. 29.535.000.000 (0.31% dari total asset) padahal tahun 2015 mencapai
angka 38 milyar atau 0.43% dari total asset. Akun tangguhan seperti beban tangguhan dan
asset pajak tangguhan pada tahun 2016 yang masing masing berjumlah Rp. 22.32 milyar
(0.24%, turun dari angka 0.42%) dan Rp. 45.1 milyar atau sebesar 042% (naik dari tahun 2015
yang hanya 0,33% dari total asset). Sedangkan akun yang patut disoroti untuk asset tidak
lancar adalah investasi pada entitas asosiasi yang mengalami penurunan. Hal ini dilihat pada
besarnya akun tersebut di tahun 2016 sebesar Rp. 627,7 milyar (6.64% dari total asset) padahal
pada tahun 2015 jumlahnya sebesar Rp. 806,6 milyar (9.11% dari total asset).
Di tahun 2016, total liabilitas dari PT LonSum meningkat dan berada di angka sebesar
Rp. 1.813.104.000.000 atau sebesar 19.17% dari total liabilitas dan ekuitas. Dari jumlah
tersebut, sebesar Rp. 1.032.477.000.000 atau sebesar 10.92% dari total liabilitas dan ekuitas
merupakan liabilitas jangka panjang. 10.91% dari total liabilitas jangka panjang merupakan
liabilitas imbalan pasca kerja sebesar 1.032.207.000.000. Sedangkan untuk total liabilitas
jangka pendek dari PT LonSum mengalami peningkatan dan berada di angka Rp.
780.627.000.000 atau sebesar 8.25% dari total liabilitas dan ekuitas. 2 faktor utama penyebab
meningkatnya jumlah liabilitas jangka pendek adalah biaya yang masih harus dibayar yang
pada tahun 2016 yang berjumlah Rp. 128.192.000.000 atau hanya 1.36% dari total liabilitas
dan ekuitas, padahal tahun lalu akun tersebut memiliki saldo sebesar Rp. 66.519.000.000
(0.75%). Faktor berikutnya adalah meningkatnya jumlah saldo hutang pajak yang pada tahun
2015 sebesar Rp. 14.902.000.000 dan pada tahun ini meningkat sebesar Rp. 89.025.000.000
(0.94% dari total liabilitas dan ekuitas). Meningkatnya jumlah liabilitas jangka pendek tentu
saja akan mempengaruhi rasio-rasio seperti quick ratio, current ratio dan total debt to equity.
Sedangkan jumlah ekuitas dari PT LonSum sebesar Rp. 7.640.094.000.000 atau 80.83% dari
total liabilitas dan ekuitas. Angka tersebut meningkat dari tahun lalu dan faktor utamanya
adalah meingkatnya akun saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya yang masing
masing berjumlah Rp. 42.607.000.000 (0.48% dari 0.32% di tahun lalu) dan Rp.
5.865.180.000.000(62.01%) Dari angka yang telah dijabarkan di atas, maka bisa disimpulkan
jika Total debt to equity dan Long term debt to equity PT Lonsum akan kecil angkanya dan
bagus serta dapat disimpulkan jika struktur permodalan PT LonSum 82.93% berasal dari
investor.
Untuk total liabilitas dan ekuitas, bagian total liabilitas dari PT SMART hanya sebesar
62,751% atau sebesar 13.361.397.000.000. Lebih detilnya lagi, total liabilitas jangka pendek
PT SMART hanya sebesar Rp. 8.996.931.000.000 atau 42,253% dari total liabilitas dan
ekuitas. Sedangkan untuk total liabilitas jangka panjang tidak jauh berbeda dengan besaran
mencapai Rp. 4.364.466.000.000 atau 20,497% dari total liabilitas dan ekuitas yang dimiliki
PT SMART. Sebesar Rp. 1.659.438.000.000 atau 7,793% dari total liabilitas jangka panjang
merupakan saldo dari akun utang kepada pihak berelasi non usaha. Sedangkan jumlah ekuitas
dari PT SMART sebesar Rp. 7.931.489.000.000 atau 37,249% dari total liabilitas dan ekuitas.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar terdiri dari saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya yang berjumlah Rp. 5.247.116.000.000 (24,643%) dan modal ditempatkan dan
disetor penuh Rp. 1.756.876.000.000(8,251%).
Dari angka yang telah dijabarkan di atas, maka bisa disimpulkan jika rasio Total debt
to equity dan Long term debt to equity PT SMART akan kecil angkanya dan bagus serta dapat
disimpulkan jika struktur permodalan PT SMART 62,751% berasal dari kreditor.
Di neraca tahun 2015, besarnya asset lancar mengalami peningkatan dari tahun 2014
dengan jumlah yang mencapai Rp. 10.680.145.000.000 atau sebesar 44.580% dari total asset
yang dimiliki PT SMART. Dari jumlah tersebut, kas dan setara kas masih merupakan salah
satu kontributor terbesar meskipun jumlahnya menurun dan diikuti oleh piutang usaha pihak
berelasi serta pajak dibayar dimuka bersih yang keduanya mengalami peningkatan dengan
jumlah masing masing dari ketiga akun tersebut Rp. 1.549.281.000.000 (6,47% dari total aset),
Rp. 2.425.379.000.000 (10,1% dari total asset) dan Rp. 1.642.951.000.000 (6,86% dari total
asset). Angka persediaan di tahun 2015 juga mengalami penuurunan -/+ Rp. 500 milyar
menjadi Rp. 3.389.788.000.000 atau sebesar 14,15% (tahun 2014 sebear 17,865%). Akun akun
di atas tentu saja akan berpengaruh pada rasio cash turnover dan inventory turnover dengan
memperkecil kedua akun tersebut dikarenakan besarnya jumlah kedua akun tersebut. Disisi
lain, meningkatnya angka persediaan juga akan membuat rasio Days to sell inventory semakin
besar. 55,42% dari total asset merupakan asset tidak lancar dengan jumlah sebesar Rp.
13.276.870.000.000. Dalam asset tidak lancar, tanaman perkebunan telah menghasilkan dan
tanaman perkebunan belum menghasilkan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dan
pada tahun ini hanya sebesar Rp. 1.190.146.000.000 (4,96% dari total Aset) dan Rp.
66.561.000.000 (0,278% dari total asset). Sedangkan kontributor utama dan terbesar terhadap
jumlah asset tidak lancar PT SMART sama seperti tahun sebelumnya yaitu asset tetap dengan
angka yang mencapai Rp. 10.736.651.000.000 (44,816% dari total asset). Angka tersebut
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah Rp. 8.946.899.000.000 atau
42% dari total asset. Untuk akun piutang dari pihak berelasi non-usaha PT SMART di tahun
2015 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan berada di angka Rp. 70.064.000.000
(0.29% dari total asset) padahal tahun 2014 hanya sebesar Rp. 11.300.000.000 atau 0,053%
dari total asset.
Untuk akun investasi saham dari PT SMART mengalami penurunan dari Rp.
56.955.000.000 pada tahun 2014 menjadi Rp. 47.393.000.000 atau sebesar 0,198% dari total
asset. Dan akun asset lain lain juga ikut mengalami penurunan pada tahun 2015 dengan jumlah
yang hanya sebesar Rp. 1.142.824.000.000 atau sebesar 4,77% dari total asset, padahal tahun
2014 akun tersebut bersaldo sebesar Rp. 1.221.119.000.000.
Di tahun 2015, total liabilitas dari PT SMART meningkat dan berada di angka sebesar
Rp. 16.334.245.000.000 atau sebesar 68,181% dari total liabilitas dan ekuitas. Dari jumlah
tersebut, sebesar Rp. 6.437.057.000.000 atau sebesar 26.9% dari total liabilitas dan ekuitas
merupakan liabilitas jangka panjang. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini
meningkat 6,37%. Faktor utama penyebab meningkatnya angka liabilitas jangka panjang
adalah meningkatnya akun bagian utang bank jangka panjang yang pada tahun 2015 berjumlah
sebesar Rp. 1.891.684.000.000 padahal tahun lalu (2014) hanya sebesar 184.783.000.000. serta
terdapat peningkatan pada liabilitas jangka panjang lainnya yang pada tahun 2015 berjumlah
sebesar Rp. 1.397.448.000.000 atau 5,833% dari total liabilitas dan ekuitas (tahun lalu hanya
3,13%). Sedangkan untuk total liabilitas jangka pendek dari PT SMART juga mengalami
peningkatan dan berada di angka Rp. 9.897.188.000.000 atau sebesar 41,312% dari total
liabilitas dan ekuitas. Hal ini cukup menarik karena berdasar rasio common size, liabilitas
jangka pendek PT SMART di tahun 2015 ini mengalami penurunan (dari 42,253% di tahun
2014 menjadi 41,312% di tahun 2015). faktor utama penyebab meningkatnya jumlah liabilitas
jangka pendek adalah utang bank jangka pendek yang pada tahun 2015 meningkat dan
berjumlah Rp. 7.565.380.000.000 atau sebesar 31.6% dari total liabilitas dan ekuitas, padahal
tahun lalu akun tersebut memiliki saldo sebesar Rp.6.431.521.000.000 (30.2%). Serta masih
ada faktor lain yang mempengaruhi peningkatan liabilitas jangka pendek seperti naik turunnya
beberapa akun yang ada. Meningkatnya jumlah liabilitas jangka pendek tentu saja akan
mempengaruhi rasio-rasio seperti quick ratio, current ratio dan total debt to equity. Sedangkan
jumlah ekuitas dari PT SMART sebesar Rp. 7.622.770.000.000 atau 31,82%% dari total
liabilitas dan ekuitas. Angka tersebut hanya sedikit menurun dari tahun lalu yang sebesar Rp.
7.931.489.000.000 atau sebesar 37,249% Dari angka yang telah dijabarkan di atas, maka bisa
disimpulkan jika rasio Total debt to equity dan Long term debt to equity PT SMART akan
kecil angkanya dan bagus serta dapat disimpulkan jika struktur permodalan PT SMART 68,2%
berasal dari hutang/kreditor.
Di neraca tahun 2016, besarnya asset lancar mengalami peningkatan dari tahun 2015
dengan jumlah yang mencapai Rp. 11.246.586.000.000 atau sebesar 43,022% dari total asset
yang dimiliki PT SMART. Akan tetapi secara rasio, jumlah ini menurun dari 2015 yang
Kelompok_7/Kelas_C | COMMON-SIZE FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS 35
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
sebesar 44,58% menjadi 43,022% di 2016. Pada tahun 2016 ini kas dan setara PT SMART
menurun menjadi Rp. 350.467.000.000 (1,34% dari total asset) padahal tahun lalu sebesar Rp.
1.549.281.000.000. angka persediaan dan biaya dibayar dimuka mengalami peningkatan dari
tahun lalu dengan masing masing berjumlah Rp. 4.387.631.000.000 (16,784% dari total asset
sedangkan tahun lalu hanya 14,149%) dan Rp. 2.141.794.000.000 (8,2% dari total asset, tahun
lalu hanya sebesar Rp. 1.074.613.000.000 atau sebesar 4,5%) (penurunan pada akun kas dan
setara kas dana kun persediaan tentu saja akan memperbesar hasil pada rasio cash turnover
dan peningkatan persediaan akan mempengaruhi rasio inventory turnover dengan memperkecil
hasil daripada rasio tersebut. Disisi lain, meningkatnya angka persediaan juga akan membuat
rasio Days to sell inventory semakin besar. 56,978% dari total asset merupakan asset tidak
lancar dengan jumlah sebesar Rp. 14.894.824.000.000. Angka tersebut mengalami
peningkatan dari tahun lalu yang memiliki presentase 55,420% atau sebesar Rp.
13.276.870.000.000. Dalam asset tidak lancar, tanaman perkebunan telah menghasilkan dan
tanaman perkebunan belum menghasilkan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dan
pada tahun ini hanya sebesar Rp. 1.145.193.000.000 (4,4% dari total Aset, tahun lalu 4,9%)
dan Rp. 41.612.000.000 (0,159% dari total asset, tahun lalu 0,28%). Sedangkan kontributor
utama dan terbesar terhadap jumlah asset tidak lancar PT SMART sama seperti tahun
sebelumnya yaitu asset tetap dengan angka yang meningkat dan mencapai Rp.
11.165.271.000.000 (42,71% dari total asset). Meskipun angka tersebut mengalami kenaikan
dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah Rp. 8.946.899.000.000 tetapi secara rasio
menurun (dari 44,8% di tahun 2015 menjadi 42,7% di tahun 2016). Menurut kami, faktor
utama yang menyebabkan asset tidak lancar PT SMART mengalami peningkatan adalah
meningkatnya saldo asset pajak tangguhan yang pada tahun 2015 hanya sebesar Rp.
999.000.000 pada tahun 2016 menjadi Rp. 1.365.565.000.000 (5,2% dari total asset).
Di tahun 2016, total liabilitas dari PT SMART menurun dan berada di angka sebesar
Rp. 15.941.975.000.000 atau sebesar 60,984% dari total liabilitas dan ekuitas. Dari jumlah
tersebut, sebesar Rp. 7.585.168.000.000 atau sebesar 29.016% dari total liabilitas dan ekuitas
merupakan liabilitas jangka panjang. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini meningkat
2,147%. Meskipun terdapat penurunan pada hampir semua akun bagian liabiltas jangka
panjang yang pada tahun 2016. Akan tetapi terdapat peningkatan pada akun utang bank jangka
panjang yang pada tahun 2016 berjumlah sebesar Rp. 6.316.046.000.000 atau 24,16% dari total
liabilitas dan ekuitas (tahun lalu hanya 1,9%), hal inilah yang menjadi penyebab utama
mengapa liabilitas jangka panjang mengalami peningkatan. Sedangkan untuk total liabilitas
jangka pendek dari PT SMART mengalami penurunan dan berada di angka Rp.
8.356.807.000.000 atau sebesar 31,9% dari total liabilitas dan ekuitas (tahun 2015 sebesar Rp.
9.897.188.000.000 atau 41,31%). Faktor utama penyebab menurunnya jumlah liabilitas jangka
pendek adalah utang bank jangka pendek yang pada tahun 2016 menurun dan berjumlah Rp.
4.230.897.000.000 atau sebesar 16,185%, padahal tahun lalu sebesar Rp. 7.565.380.000.000
atau 31.6% dari total liabilitas dan ekuitas. Meskipun menurunnya utang bank jangka pendek
sebesar -/+ Rp 3 triliun, hal itu masih diimbangin dengan meningkatnya akun liabilitas jangka
pendek lainnya, sehingga penurunan total pada liabilitas jangka pendek tidak terlalu/sebesar
penurunan utang bank jangka pendek. Menurunnya jumlah liabilitas jangka pendek tentu saja
akan mempengaruhi rasio-rasio seperti quick ratio, current ratio dan total debt to equity.
Sedangkan jumlah ekuitas dari PT SMART sebesar Rp. 10.199.435.000.000 atau 39,01%%
dari total liabilitas dan ekuitas. Angka tersebut meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp.
7.622.770.000.000 atau sebesar 31,819%. Faktor utama penyebab meningkatnya angkan
ekuitas pada 2016 tidak lain karena meningkatnya jumlah saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya yang pada 2016 sebesar Rp. 7.492.203.000.000 (28,660%), tahun 2015 saldo
dari akun tersebut hanya sebesar Rp. 4.901.262.000.000 (20,459%). Dari angka yang telah
dijabarkan di atas, maka bisa disimpulkan jika rasio Total debt to equity dan Long term debt to
equity PT SMART akan kecil angkanya dan bagus serta dapat disimpulkan jika struktur
permodalan PT SMART 60,98% berasal dari hutang/kreditor.
c. Perbandingan keduanya
2014
Pada tahun 2014, PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Sinarmas Agro
Resources and Technology Tbk memiliki komposisi asset yang berbeda. PT.PP London
Sumatra Indonesia Tbk memiliki nilai asset lancar yang lebih rendah dengan nilai sebesar
Rp. 1.863.506.000.000 (21,39%) dari pada PT Sinarmas Agro Resources and Technology
Tbk dengan nilai sebesar Rp. 9.712.926.000.000 (45,61%). Dari sisi asset tidak lancar PT
LonSum memiliki nilai sebesar Rp. 6.849.568.000.000 (78,61%), sedangkan PT SMART
dengan nilai Rp.11.579.960.000 (54,38%). Meskipun PT LonSum kalah dari segi besarnya
nilai asset, akan tetapi jika dilihat dari sisi presentase atau komposisi, PT LonSum jauh
lebih unggul pada nilai asset tetap yang mencapai 78,61% dari seluruh nilai asset,
sedangkan PT SMART lebih ke arah seimbang antara presentasi asset lancar dan tidak
lancar dengan sedikit lebih banyak pada asset tidak lancar (54,38%).
Dari sisi liabilitas jangka pendek PT LonSum memiliki nilai yang lebih rendah dari
PT SMART baik dari sisi besarnya jumlah maupun rasio. PT LonSum Rp. 746.520.000.000
(8,57%) dan PT SMART Rp. 8.996.931.000.000 (42,253%). Sisi liabilitas jangka panjang
PT LonSum juga memiliki nilai yang lebih rendah baik secara actual maupun rasio, PT
Lonsum Rp. 963.882.000.000 (11.06%) sedangkan PT SMART Rp. 4.364.466.000.000
(20,5%). Di sisi lain, jumlah ekuitas PT Lonsum masih kalah secara actual dari ekuitas PT
SMART, dengan jumlah masing masing sebesar Rp. 7.002.732.000.000 (80,37%) dan Rp.
7931.489.000.000 (37,25%). Meskipun ekuitas dari PT Lonsum kalah, tetapi secara rasio,
ekuitas PT LonSum jauh lebih besar jika dibanding PT SMART berdasar total liabilitas dan
ekuitas.
2015
Pada tahun 2015, PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Sinarmas Agro
Resources and Technology Tbk memiliki komposisi asset yang berbeda. PT.PP London
Sumatra Indonesia Tbk memiliki nilai asset lancar yang lebih rendah dengan nilai sebesar
Rp. 1.268.557.000.000 (14,34%) dari pada PT Sinarmas Agro Resources and Technology
Tbk dengan nilai sebesar Rp. 10.680.145.000.000 (44,58%). Dari sisi asset tidak lancar PT
LonSum memiliki nilai sebesar Rp. 7.580.235.000.000 (85,66%), sedangkan PT SMART
dengan nilai Rp.13.276.870.000.000 (55,4%). Meskipun PT LonSum kalah dari segi
besarnya nilai asset, akan tetapi jika dilihat dari sisi presentase atau komposisi, PT LonSum
jauh lebih unggul pada nilai asset tetap yang mencapai 85,66%dari seluruh nilai asset,
sedangkan PT SMART lebih ke arah seimbang antara presentasi asset lancar dan tidak
lancar dengan sedikit lebih banyak pada asset tidak lancar (55,4%).
Dari sisi liabilitas jangka pendek PT LonSum memiliki nilai yang lebih rendah dari
PT SMART baik dari sisi besarnya jumlah maupun rasio. PT LonSum Rp. 571.162.000.000
(6,45%) dan PT SMART Rp. 9.897.188.000.000 (41,312%). Sisi liabilitas jangka panjang
PT LonSum juga memiliki nilai yang lebih rendah baik secara actual maupun rasio, PT
Lonsum Rp. 939.652.000.000 (10.62%) sedangkan PT SMART Rp. 6.437.057.000.000
(26,87%). Di sisi lain, jumlah ekuitas PT Lonsum masih kalah secara actual dari ekuitas PT
SMART, dengan jumlah masing masing sebesar Rp. 7.337.978.000.000 (82,93%) dan Rp.
Kelompok_7/Kelas_C | COMMON-SIZE FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS 38
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
7.662.770.000.000 (31,82%). Meskipun ekuitas dari PT Lonsum kalah, tetapi secara rasio,
ekuitas PT LonSum jauh lebih besar jika dibanding PT SMART berdasar total liabilitas dan
ekuitas.
2016
Pada tahun 2016, PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk dan PT Sinarmas Agro
Resources and Technology Tbk memiliki komposisi asset yang berbeda. PT.PP London
Sumatra Indonesia Tbk memiliki nilai asset lancar yang lebih rendah dengan nilai sebesar
Rp. 1.919.661.000.000 (20,29%) dari pada PT Sinarmas Agro Resources and Technology
Tbk dengan nilai sebesar Rp. 11.246.586.000.000 (43,022%). Dari sisi asset tidak lancar PT
LonSum memiliki nilai sebesar Rp. 7.539.427.000.000 (79,71%), sedangkan PT SMART
dengan nilai Rp.14.894.824.000.000 (56,98%). Meskipun PT LonSum kalah dari segi
besarnya nilai asset, akan tetapi jika dilihat dari sisi presentase atau komposisi, PT LonSum
jauh lebih unggul pada nilai asset tetap yang mencapai 78,61% dari seluruh nilai asset,
sedangkan PT SMART lebih ke arah seimbang antara presentasi asset lancar dan tidak
lancar dengan sedikit lebih banyak pada asset tidak lancar (56,98%).
Dari sisi liabilitas jangka pendek PT LonSum memiliki nilai yang lebih rendah dari
PT SMART baik dari sisi besarnya jumlah maupun rasio. PT LonSum Rp. 780.627.000.000
(8,25%) dan PT SMART Rp. 8.356.807.000.000 (31,97%). Sisi liabilitas jangka panjang
PT LonSum juga memiliki nilai yang lebih rendah baik secara actual maupun rasio, PT
Lonsum Rp. 1.032.477.000.000 (10.92%) sedangkan PT SMART Rp. 7.585.168.000.000
(29,02%). Di sisi lain, jumlah ekuitas PT Lonsum masih kalah secara actual dari ekuitas PT
SMART, dengan jumlah masing masing sebesar Rp. 7.645.732.984.000 (80,83%) dan Rp.
10.199.435.000.000 (39,016%). Meskipun ekuitas dari PT Lonsum kalah, tetapi secara
rasio, ekuitas PT LonSum jauh lebih besar jika dibanding PT SMART berdasar total
liabilitas dan ekuitas.
LABA RUGI
PT SINARMAS AGRO
PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA
RESOURCES
2016 2015 2014 2016 2015 2014
BEBAN USAHA
PENGHASILAN
(BEBAN) LAIN-
LAIN
LABA (RUGI)
SEBELUM PAJAK 20.23 19.53 25.85 4.81 (0.57) 6.08
BEBAN PAJAK
Beban pajak
penghasilan (4.83) (4.66) (5.85) (0.72) 0.51 1.42
LABA TAHUN
BERJALAN 15.41 14.88 19.66 8.74 (1.06) 4.57
PENGHASILAN
(RUGI)
KOMPREHENSIF
LAIN:
Pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba
rugi:
Laba pengukuran
kembali atas
liabilitas imbalan
kerja 0.21 1.24 (0.16)
Ekuitas pada
pengukuran
kembali liabilitas (0.00) 0.00 (0.00)
imbalan pasca-kerja
dari entitas asosiasi
Pajak sehubungan
dengan pos yang 0.01 (0.06) 0.01
tidak akan
direklasifikasi
Pos yang akan
direklasifikasi ke laba
rugi:
Selisih kurs atas
penjabaran (1.05) 0.34 0.04
Jumlah penghasilan
komprehensif tahun
berjalan yang dapat
diatribusikan kepada
:
Pemilik entitas
induk 14.59 16.46 19.54 8.67 (0.78) 4.55
Kepentingan non-
pengendali (0.03) (0.00) (0.00) (0.01) 0.00 0.00
Jumlah
14.56 16.46 19.54 8.66 (0.77) 4.55
tersebut disebabkan adanya beberapa faktor yaitu dari naik turunnya beban usaha yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga menyebabkan terjadinya perubahan penurunan
dalam memperoleh laba berjalan.
BAGIAN III
RATIO ANALYSIS
piutang, Rasio ini akan semakin baik bila semakin sedikit periode (hari) yang diperlukan. Untuk PT.
London Sumatera collection period dari tahun 2015 ke 2016 mengalami kenaikan dikarenakan
penjualan mengalami penurunan sedangkan piutang mengalami kenaikan. Sedangkan pada PT
SMART penjualan megalami penurunan sehingga collection period mengalami kenaikan.
besar daripada beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan, sehingga perusahaan telah mampu
menutupi beban bunga dengan laba operasi yang dimilikinya. Kenaikan pada PT. LONSUM tahun
2014 ke 2015 terjadi karena beban bunga mengalami penurunan hampir setengahnya sehingga TIE
PT Lonsum pada tahun 2015 mengalami kenaikan. Hal ini juga terjadi pada tahun 2015 ke 2016,
sehingga TIE PT Lonsum juga mengalami kenaikan pada tahun 2016. Sedangkan pada PT SMART
beban bunga dan keuangan tidak mengalami perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun. Tetapi
laaba operasi pada tahun 2015 negatif sehinggal TIE menjadi 0,49 (sangat kecil jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya). Menurut kelompok kami, TIE PT. Lonsum lebih baik jika dibandingkan
PT. SMART.
Financial statement ratio
Return on Investment
Return on asset 6.47% 7.08% 9.9% -1.6%
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan tital aset yang ada setelah biaya-biaya modal dikeluarkan dari analisis.
Semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja perusahaan. PT LONSUM mengalami
penurunan pada tahun 2016 dikarenakan peningkatan jumlah asset yang seharusnya mendukung
kegiatan operasi perusahaan, tetapi tidak diimbangi dengan baik (laba perusahaan turun/ banyak
asset yang ngganggur). Pada PT SMART ROA 2016 mengalami peningkatan karena pada tahun
sebelumnya (2015) laba operasi negative sedangkan laba operasi 2016 mengalami peningkatan
sehingga ROA perusahaan pun meningkat pada tahun 2016. Kelompok kami menyimpulkan ROA
PT. SMART lebih baik karena peningkatannya lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Return on common equity 7.91% 8.69% 29.17% -4.96%
Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan
dengan modal yang disetor oleh pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE maka akan semakin
baik kinerja perusahaan. PT LONSUM mengalami penurunan return on common equity pada tahun
2016 karena terjadi peningkatan pada jumlah ekuitas perusahaan sedangkan laba perusahaan pun
mengalami penurunan. Sedangkan PT SMART return on common equity mengalami peningkatan
pada tahun 2016 dikarenakan pada tahun sebelumnya (2015) laba operasi negative sedangkan laba
operasi 2016 mengalami peningkatan sehingga return on common equity perusahaan pun meningkat
pada tahun 2016. Kelompok kami menyimpulkan return on common equity PT. SMART lebih baik
karena peningkatannya lebih tinggi disbanding tahun sebelumnya.
Operating performance
Asset utilization
Cash turnover 4.098 4.002 31.322 22.881
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat perputaran kas dengan membagi nilai penjualan kredit
terhadap kas dan setara kas rata-rata. Semakin tinggi rasio maka akan semakin baik. Pada PT
LONSUM tidak terjadi perubahan yang signifikan untuk rasio cash turnover nya. Tetapi pada PT
SMART rasio cash turnover nya mengalami peningkatan karena kas setara kas mengalami
penurunan yang sangat besar pada tahun 2016 sehingga rasio cash turnover nya meningkat. Menurut
kelompok kami, PT SMART memiliki rasio cash turnover yang lebih baik karena perputaran kas nya
lebih tinggi dibandingkan dengan PT LONSUM.
Account receivable
turnover 24.428 42.561 9.555 14.423
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat perputaran piutang. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik dan menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. PT LONSUM
mengalami penurunan penjualan pada tahun 2016 tetapi piutangnya mengalami kenaikan yang
signifikan sehingga ratio account receivable turnover mengalami penurunan yang signifikan pada
tahun 2016. Sedangkan PT SMART mengalami penurunan pada tahun 2016 dikarenakan penjualan
nya mengalami penurunan sedangkan piutangnya mengalami kenaikan. Menurut kelompok kami,
rasio PT SMART dari 14x dalam setahun menjadi 9x dalam setahun, lebih baik dibandingkan rasio
PT. LONSUM yang dari 42x dalam setahun menjadi 24x dalam setahun.
Inventory turnover 5.658 7.894 6.562 8.977
Rasio ini digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. PT
LONSUM mengalami kenaikan rasio inventory turnover pada tahun 2016 dikarenakan rata-rata
persediaan meningkat pada tahun 2016. Hal yang sama juga terjadi pada PT SMART dikarenakan
rata-rata persediaan meningkat pada tahun 2017. Pada kedua perusahaan, kenaikan persediaan tidak
diikuti dengan kenaikan persediaan HPP. Sehingga kelompok kami menyimpulkan bahwa rasio
turnover PT SMART lebih baik dikarenakan rasio inventory turnover lebih besar dibandingkan PT
LONSUM.
Working capital turnover 4.191 4.618 16.202 48.341
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja neto yang berputar pada suatu siklus
kas yang terdapat di perusahaan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan working capital yang dimiliki secara efisien dalam
meningkatkan pendapatan. Rasio working capital turnover PT LONSUM tidak mengalami
perubahan signifikan. Sedangkan rasio working capital turnover PT SMART mengalami penurunan
yang signifikan dikarenakan jumlah asset lancar yang meningkat, tetapi jumlah angka penjualannya
menurun juga pada tahun 2016. Menurut kelompok kami, rasio working capital turnover PT
LONSUM lebih baik karena rasio working capital turnover tetap stabil.
PPA turnover 0.607 0.682 2.444 3.255
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap
penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aset tetapnya. Rasio PPA turnover untuk PT LONSUM tidak mengalami
perubahan signifikan. Sedangkan rasio PPA turnover PT SMART mengalami penurununan yang
signifikan dikarenakan penjualan nya turun sedangkan jumlah asset nya meningkat. Sehingga
kelompok kami menyimpulkan bahwa PT SMART mempunya rasio PPA turnover yang lebih baik
dibandingkan dengan PT LONSUM sehingga PT SMART memiliki kemampuan yang lebih baik
dalam memanfaatkan asset tetapnya.
Total asset turnover 0.420 0.477 1.188 1.601
Rasio perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh asetnya
untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total aset secara efisien dalam meningkatkan
pendapatan. Rasio total asset turnover untuk PT LONSUM tidak mengalami perubahan signifikan.
Sedangkan PT SMART mengalami penurunan karena penjualannya mengalami penurunan
signifikan, sedangkan jumlah asset nya meningkat secara tidak signifikan. Sehingga kelompok kami
menyimpulkan, PT SMART lebih baik dalam menggunakan seluruh asetnya untuk menghasilkan
penjualan.
Market Measures
kerugian sehingga EPS negative serta market price yang mengalami penurunan, sehingga
berdampak pada rasio earnings yield. Tetapi pada tahun 2016 PT SMART mengalami keuntungan
sehingga EPS positif market price nya pun mengalami peningkatan, sehingga rasio earnings yield
pun meningkat. Jika dilihat dari tahun 2016 saja, maka PT SMART lebih baik dibandingkan PT
LONSUM. Tetapi jika dilihat secara keseluruhan maka PT LONSUM lebih baik dikarenakan mampu
mempertahankan rasio earnings yield sehingga tetap stabil.
Dividend yield 0.022 0.042 0.026 0.0024 0.0019
Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari saham yang dimiliki oleh investor dari dividen
tunai yang dibagikan perusahaan. Rasio dividend yield untuk PT LONSUM tidak mengalami
perubahan signifikan. Sedangkan rasio dividend yield PT SMART pada tahun 2016 tidak ada
dikarenakan pada tahun 2015 nya mengalami kerugian sehingga pada tahun 2016 tidak membagi
dividend. Menurut kelompok kami, PT LONSUM lebih baik tingkat pengembaliannya dikarenakan
tetap stabil dari tahun ke tahun.
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham perusahaan.
Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi harga saham yang dijual perusahaan. Pada kedua
perusahaan tidak ada kenaikan ataupun penurunan yang signifikan sehingga tidak ada perbedaan
yang signifikan pada rasio price-to-book kedua perusahaan tersebut. Tapi jika kedua perusahaan
diatas dibandingkan maka terlihat bahwa PT. SMART memiliki rasio yang lebih tinggi daripada
keseluruhan PT.LONSUM sehingga bisa dikatakan bahwa harga pasar saham PT.SMART lebih
tinggi jika dibandingkan dengan nilai buku pada awal perusahaan menjual sahamnya.
BAGIAN IV
Penerimaan - - 0%
Pembayaran 65% 220% 100%
Utang kepada pihak berealisasi non-
usaha
Kepentingan non-
pengendali 0% 0% 100%
Kas bersih diperoleh dari aktivitas
pendanaan
76% 109% 100% 107% 129% 100%
KENAIKAN (PENURUNAN)
BERSIH
Jika dilihat dari aktivitas operasi PT Lonsum, di tahun 2015 persentase total kas bersih
diperoleh dari aktivitas operasi mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, total kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
mencapai Rp. 1.514.555.000.000 yang kemudian mengalami penurunan menjadi Rp.
849.480.000.000 (atau hanya 56% dari tahun 2014) di tahun 2015. Penurunan ini
disebabkan karena adanya penurunan penerimaan kas dari pelanggan dibanding tahun
sebelumnya serta kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi juga menurun di tahhun
2015. Kemudian pada tahun 2016 total kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 total kas bersih diperoleh
dari aktivitas operasi mencapai Rp. 1071.563.000.000 (71% dari tahun 2014) peningkatan
ini terbilang cukup besar mengingat tahun 2015 total kas bersih diperoleh dari aktivitas
operasi hanya sebesar 56% dari tahun dasar 2014. Peningkatan yang terjadi pada tahun
2016 ini disebabkan karena menurunnya pembayaran kas untuk pemasok, menurunnya
pembayaran pajak penghasilan badan dan menurunnyapembayaran kepada karyawan.
Analisis Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Jika dilihat dari aktivitas investasi PT Lonsum, di tahun 2015 persentase total kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, total kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi mencapai Rp. -1.205.660.000.000 yang kemudian mengalami penurunan
menjadi Rp. -1.110.076.000.000 (atau hanya 92% dari tahun 2014) di tahun 2015.
Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan dari penambahan asset tetap,
penurunan dari penambahan beban tangguhan, penurunan pada investasi pada surat utang
konversi, penerimaan dari pelepasan asset tetap, penurunan dari penambahan tanaman
menghasilkan dan terdapat penerimaan neto untuk asset lain-lain. Kemudian pada tahun
2016 total kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami penurunan yang
signifikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 total kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi mencapai Rp. -396.168.000.000 (33% dari tahun 2014) penurunan ini
terbilang cukup besar mengingat tahun 2015 total kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi masih sebesar 92% dari tahun dasar 2015. Penurunan yang terjadi pada
tahun 2016 ini disebabkan karena menurunnya penambahan beban tangguhan, tidak adanya
investasi pada entitas asosiasi, penurunan dari penambahan asset tetap, penurunan pada
penambahan tanaman belum menghasilkan serta terdapatnya pembayaran netto untuk asset
lain lain.
Analisis Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Jika dilihat dari aktivitas pendanaan PT Lonsum, di tahun 2015 persentase total kas
bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun dasar 2014. Pada tahun 2014, total total kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
mencapai Rp. -348.174.000.000 yang kemudian mengalami peningkatan menjadi Rp. -
380.848.000.000 (atau hanya 109% dari tahun 2014) di tahun 2015. Peningkatan ini
disebabkan karena adanya peningkatan dalam pembayaran dividen. Kemudian pada tahun
2016 total kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan mengalami penurunan yang cukup
besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 total total kas bersih diperoleh dari aktivitas
pendanaan mencapai Rp. -263.792.000.000 (76% dari tahun 2014) penurunan ini terbilang
Kelompok_7/Kelas_C | CASH FLOW ANALYSIS 54
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
cukup besar mengingat tahun 2015 total total kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
sebesar 109% dari tahun dasar 2014. Penurunan yang terjadi pada tahun 2016 ini
disebabkan karena menurunnya pinjaman kepada pihak berelasi dan pembayaran deviden
yang lebih sedikit dari pada tahun sebelumnya.
Dari sisi aktivitas investasi, PT Lonsum mengalami penurunan arus kas total dari
aktivitas investasi pada tahun 2015 sedangkan PT SMART sebagai perusahaan pembanding
mengalami peningkatan yang besar pada total kas bersih digunakan untuk aktivitas
investasi. PT LonSum mengalami penurunan dan tahun 2015 berada di angka Rp. -
1.110.076.000.000 (atau hanya 92% dari tahun 2014) sedangkan PT SMART mengalami
peningkatan dan tahun ini berjumlah Rp. -2.232.161.000.000 (143% dari tahun dasar 2014).
Penurunan pun kembali dialami oleh PT Lonsum di tahun 2016 terhadap total kas bersih
digunakan untuk aktivitas investasi yang tahun ini hanya sebesar Rp. -396.168.000.000
(33% dari tahun 2014, tahun lalu 92%). PT SMART sebagai perusahaan pembanding juga
Kedua perusahaan yakni PT LonSum dan PT SMART sangatlah berbeda dari sisi
aktivitas pendanaan. Kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan PT Lonsum dari tahun
2014 sampai 2016 selalu minus dengan angka masing masing tahun sebesar Rp. -
346.174.000.000, Rp. -380.848.000.000 (109% dari tahun dasar 2014) dan Rp. -
263.792.000.000 (76% dari tahun dasar 2014). Sedangkan kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan perusahaan pembanding yaitu PT SMART selalu plus dengan angka
masing masing tahun sebesar Rp. 1.200.866.000.000, Rp. 1551.237.000.000 (129% dari
tahun dasar 2014) dan Rp. 1.290.227.000.000 (107% dari tahun dasar 2014). Perbedaan
pada kedua perusahaan ini terjadi karena pada perusahaan pembanding terdapat penerimaan
dari utang bank jangka pendek, penerimaan utang bank jangka panjang, dan penambahan
utang kepada pihak berelasi non-usaha.
LAMPIRAN
PENGHITUNGAN RASIO
PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA ( PT. LONSUM )
1. Likuiditas
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
a. Current ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
c. Collection period = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛/365
2016 2015
(202,745+112,289)/2 (112,289+84,586)/2
= = 14.94 = = 8.58
3,847,869 /365 4,189,615 /365
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
d. Day to sell inventory = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛/365
2016 2015
(569,085+398,426)/2 (398,426+380,360 )/2
= = 64.51 = =
2,737,084 /365 3,073,774 /365
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 57
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
46.24
3. Return on investment
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ+𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑥 (1−𝑇𝑎𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑒)
a. Return on asset = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
2016 2015
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 58
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
b. Return on common equity = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
2016 2015
= =
592,769 623,309
𝑥100 𝑥100
(7,645,984+7,337,978)/2 (7,337,978+7,002,732)/2
= 7.91% = 8.69%
4. Operating performance
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟
a. Gross profit margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎
b. Operating profit mar gin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 59
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
c. Net profit margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
5. Asset utilization
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
a. Cash turnover = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠
2016 2015
3,847,869 4,189,615
= = = =
(1,140,614+737,114)/2 (737,114+1,356,532)/2
4.098 4.002
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
b. Account receivable turnover = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
2016 2015
3,847,869 4,189,615
= = = =
(202,745+112,289)/2 (112,289+84,586)/2
24.428 42.561
2016 2015
2,737,084 3.073.774
= = 5.658 = =
(569,085+398,426)/2 (398,426+380,360 )/2
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 60
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
7.894
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
d. Working capital turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
2016 2015
3,847,869 4,189,615
= = = =
(1,139,034+697,395)/2 (697,395+1,116,986)/2
4.191 4.618
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
e. PPA turnover = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑃𝐴
2016 2015
3,847,869 4,189,615
= = =
(6,365,571+6,316,753)/2 (6,316,753+5,963,613)/2
0.607 =0.682
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
f. Total asset turnover = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
2016 2015
3,847,869 4,189,615
= = = =
(9,459,088+8,848,792)/2 (8,848,792+8,713,074)/2
0.420 0.477
6. Market measures
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
a. Price-to-earnings = 𝐸𝑃𝑆
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 61
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
𝐸𝑃𝑆
b. Earnings yield = 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 62
February
FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS-PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA
19, 2018
12.57
Kelompok_7/Kelas_C | LAMPIRAN 63