Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

EFEKTIVITAS LARUTAN KAPUR DALAM MENURUNKAN


KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR RSUD KOTA
SEMARANG

Wiwin Tipuk Dwi Astuti, Tri Joko, Nikie Astorina Yunita Dewanti
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: tipukwiwin@gmail.com

Abstrac-Hospital effluent phosphate levels Semarang exceed the quality


standards set out in the Perda Jateng No. 5 Tahun 2012. High levels of
phosphates can cause eutrophication and environmental degradation. Advanced
treatment processes to reduce phosphate that coagulation
and flocculation processes using a hydrated lime. This study aims to determine
the effectiveness of a hydrated lime in reducing phosphate levels in waste
water RSUD Kota Semarang. This type of research is quasi-experimental design
with pretest and post-test. The population in this research that effluent waste
water RSUD Kota Semarang and the sample consisted of 56 liters of effluent
waste water. Data analysis using Kruskal-Wallis test. The results of the
preliminary stage which is the optimum dose as big as 4% hydrated lime
provides phosphate levels decrease by 45,65%. Variations dose of hydrated lime
at an advanced stage treatment is equal to 0; 1; 2; 3; 4; dan 5 ml produce
phosphate content with value 5,87 mg/l; 5,95 mg/l; 5,24 mg/l; 2,43 mg/l; 1,96
mg/l; and 1,12 mg/l. Effective dose 160 mg/l can reduce phosphate content to
1,96 mg/l to meet quality standards, a minimum doses of the hydrated lime is 3,9
ml/l and a maximum dose is 4,2 mg/l. Statistical analysis shows that there are
differences of various dose meaningful addition of lime solution to decreased
levels of phosphate waste water RSUD Kota Semarang. The results of this study
show that the addition of lime solution can reduce levels of phosphate waste
water RSUD Kota Semarang.

Key words : Waste water, Phosphate Levels, Effectiveness, Hydrated Lime,


RSUD Kota Semarang

PENDAHULUAN dalam rumah sakit menghasilkan


Latar Belakang limbah, baik berupa limbah padat,
Rumah sakit mempunyai limbah cair maupun limbah gas yang
kaitan erat dengan keberadaan dapat merugikan masyarakat dan
kumpulan manusia atau masyarakat. menurunkan kualitas lingkungan
Hal ini dapat terjadi karena rumah yang ada di dalam rumah sakit dan
sakit merupakan fasilitas sosial yang di sekitar rumah sakit.2
keberadaannya sangat diharapkan Salah satu karakteristik dari
oleh masyarakat untuk memenuhi limbah cair rumah sakit yaitu
kebutuhannya sebagai manusia agar memiliki kadar fosfat yang tinggi.
kesehatannya dapat tetap terjaga.1 Penelitian yang dilakukan oleh
Berbagai aktivitas yang dilakukan di Wijayanti pada tahun 2006
941
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menunjukkan hasil bahwa 22 dari 52 Sakit Bethesda Yogyakarta dengan


limbah cair rumah sakit yang ada di prosentase 97,92%.5 Pada
Provinsi DIY dan Jawa Tengah penelitian yang dilakukan oleh Ivo
memiliki kadar fosfat yang melebihi pada tahun 2005 yang
baku mutu berdasarkan Keputusan menggunakan kapur (CaO) untuk
Gubernur Kepala Daerah Istimewa menurunkan kadar fosfat pada
Yogyakarta No. 65 Tahun 1999 limbah cair Rumah Sakit Islam Ibnu
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Sina Pekanbaru, didapatkan hasil
Kegiatan Pelayanan Kesehatan di bahwa dosis efektif penambahan
Provinsi DIY.3 Keberadaan fosfat kapur dalam penelitian tersebut
dalam limbah cair rumah sakit adalah 10 mg per 100 ml air limbah.
berasal dari instalasi laundry dan Penelitian tersebut menunjukkan
pencucian alat makan yang bahwa kapur dapat digunakan
menggunakan deterjen-deterjen sebagai bahan koagulan untuk
sintetik seperti hamix dan clax. menurunkan fosfat.6
Limbah cair rumah sakit yang Rumah Sakit Umum Daerah
mengandung fosfat akan Kota Semarang merupakan rumah
menyebabkan problem lingkungan sakit tipe B milik pemerintah yang
hidup berupa eutrofikasi yaitu beralamatkan di Jalan Fatmawati.
pencemaran air yang disebabkan Fasilitas pelayanan yang disediakan
oleh banyaknya jumlah nutrient di RSUD Kota Semarang diantaranya
dalam ekosistem air. Hal ini bisa Unit Gawat Darurat (UGD),
dikenali dengan warna air menjadi laboratorium klinik, farmasi,
kehijauan, berbau tidak sedap dan radiologi, poliklinik umum dan
kekeruhan menjadi sangat spesialis, serta ruang rawat inap.
meningkat.4 Sebelum limbah cair yang dihasilkan
Kadar fosfat dalam limbah cair dari berbagai kegiatan yang ada di
dapat diturunkan melalui dalam RSUD dibuang ke badan air,
pengendapan yang didahului proses limbah cair tersebut diolah terlebih
pengolahan secara kimiawi dengan dahulu di dalam Instalasi
menggunakan alumunium sulfat, Pengolahan Air Limbah.
kapur tohor, dan garam besi.5 Data hasil pemeriksaan
Penggunaan larutan kapur sebagai laboratorium dari Laboratorium
bahan koagulan dengan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
pertimbangan bahwa larutan kapur dan Balai Besar Teknologi
mudah didapatkan, biaya murah, Pencegahan Pencemaran Industri
dan merupakan batuan alam dengan sampel effluent limbah cair
sehingga relatif aman bagi RSUD Kota Semarang menunjukkan
lingkungan. hasil bahwa kandungan fosfat dalam
Penelitian yang dilakukan oleh limbah cair pada tahun 2014 rata-
Setiawan pada tahun 2006 yang rata sebesar 0,01 dan pada tahun
melakukan penurunan kadar fosfat 2015 rata-rata sebesar 5,19 mg/l.
dengan penambahan kapur (lime), Hal ini menunjukkan bahwa kadar
tawas dan filtrasi zeolit pada limbah fosfat dalam limbah cair RSUD Kota
cair rumah sakit, didapatkan hasil Semarang pada tahun 2015 masih
bahwa larutan kapur dan larutan melebihi baku mutu yang telah
tawas efektif menurunkan kadar ditetapkan yaitu Peraturan Daerah
fosfat dalam limbah cair Rumah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
942
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air apabila data terdistribusi tidak. Jika
Limbah yaitu sebesar 2 mg/l. nilai propabilitas < α menunjukkan
Berdasarkan latar belakang bahwa hipotesis H0 ditolak dan Ha
tersebut, perlu dilakukan penelitian diterima yang berarti terdapat
mengenai efektivitas larutan kapur perbedaan yang bermakna. Uji
dalam menurunkan kadar fosfat normalitas data menggunakan
pada limbah cair Rumah Sakit metode Shapiro-Wilk.
Umum Daerah Kota Semarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas larutan HASIL DAN PEMBAHASAN
kapur dalam menurunkan kadar
fosfat pada limbah cair Rumah Sakit A. Penentuan Dosis Optimum
Umum Daerah Kota Semarang. Larutan Kapur

Larutan kapur dapat


METODE PENELITIAN digunakan sebagai bahan
koagulan untuk menurunkan
Jenis penelitian yang kadar fosfat karena pada saat
digunakan dalam penelitian ini penambahan larutan kapur ke
adalah penelitian eksperimen semu dalam air limbah kemudian di
(quasi-experiment research), yaitu lakukan pengadukan akan terjadi
penelitian yang mendekati reaksi antara kapur dan fosfat
percobaan yang sesungguhnya.7 akan menghasilkan endapan
Rancangan penelitian yang hidroksiapatit atau
digunakan dalam penelitian ini yaitu Ca5(PO4)3OH.9 Penambahan
penelitian pretest dan post-test larutan kapur ini dapat
dengan kelompok kontrol (pre and menurunkan kadar fosfat hingga
post test with control group design).8 80%.10
Penelitiain ini dibagi menjadi
dua tahap, tahap perlakuan Dosis optimum larutan kapur
pendahuluan untuk menentukan ditentukan dalam perlakuan
dosis optimum larutan kapur dan pendahuluan dengan cara
tahap perlakuan lanjutan untuk memilih dosis larutan kapur
menentukan dosis efektif larutan kapur yang dapat menurunkan
kapur. fosfat dengan persentase
Sampel dalam penelitian ini terbesar. Proses koagulasi dan
adalah sampel air limbah yang flokulasi menggunakan larutan
diambil dari titik sampel instalasi kapur dengan konsentrasi yang
pengolahan limbah RSUD Kota bervariasi yaitu 1% - 5 %
Semarang yang dirancang dengan masing-masing sebanyak 3 ml
lima perlakuan untuk masing-masing pada setiap 1.000 ml sampel air
dosis larutan kapur dengan jumlah limbah. Konsentrasi larutan
ulangan sebanyak 5 kali terhadap kapur dibatasi hingga 5%
eksperimen. dengan pertimbangan
Uji statistik yang digunakan penambahan larutan kapur yang
yaitu metode One Way Anova berlebihan pada proses akan
apabila data terdistribusi normal dan menambah jumlah endapan
metode analisis Kruskal-Wallis
943
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang terbentuk dan pH air akan kemudian dilakukan pengadukan


meningkat.11 cepat dengan kecepatan 100
rpm selama 1 menit dan
53,32 dilanjutkan dengan pengadukan
60,00
46,97 lambat dengan kecepatan 20
Penurunan Kadar

50,00 rpm selama 15 menit. Pada saat


Fosfat (%)

40,00 pengadukan cepat terbentuklah


28,61 flok-flok yang kemudian akan
30,00 menjadi endapan hidroksiapatit
20,00 13,39 yang berwarna putih.
10,00 1,56 2,66 Proses selanjutnya setelah
pengadukan yaitu dengan
Gambar Persentase Penurunan
0,00 melakukan pengendapan selama
Kadar Fosfat Setelah Perlakuan
0 1
Konsentrasi2Larutan
3 Kapur
4 5
(%) 30 menit, yang bertujuan untuk
memberikan waktu kepada
Konsentrasi larutan kapur presipitat yang terbentuk agar
atau dosis optimum larutan kapur dapat mengendap dengan
yang akan digunakan dalam sempurna. Kadar fosfat setelah
perlakuan lanjutan harus perlakuan penambahan larutan
memperhatikan perubahan pH kapur 4% sebanyak 0 ml, 1 ml, 2
karena semakin besar dosis ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml
larutan kapur pH air akan mengalami penurunan menjadi
berubah menjadi semakin basa. 5,87 mg/l; 5,95 mg/l; 5,24 mg/l;
Hasil perlakuan pendahuluan 2,43 mg/l; 1,96 mg/l; dan 1,12
menunjukkan bahwa pada mg/l, sehingga dari kadar
konsentrasi kapur 1% - 4% pH sebelum dan sesudah perlakuan
air masih di bawah baku mutu dapat dihitung efektifitas
yaitu di bawah 9, sedangkan penurunan kadar fosfat yaitu
pada konsentrasi larutan kapur sebesar 8,14%; 7,03%; 17,44%;
5% pH air melebihi baku mutu 62,07%; 69,02%; dan 82,46%.
yaitu sebesar 9,08.
100,00 82,46
B. Efektivitas Perlakuan 80,00 69,02
Kadar Fosfat

62,07
Penambahan Kapur terhadap
Kadar Fosfat 60,00
40,00
Pengambilan sampel effluen 17,44
20,00 8,147,03
limbah cair yang digunakan pada
tahapan ini dilakukan pada pukul 0,00
08.00 WIB. Kadar fosfat pada 0 Efektivitas
Gambar 4.3 1 2 3 4 5
sampel air sebelum perlakuan Penurunan Kadar Fosfat Setelah
sebesar 7,22 mg/l; 5,96 mg/l; Dosis Larutan Kapur (ml/l)
pada Lanjutan Penambahan
5,78 mg/l; 7,17 mg/l; dan 6,04 Larutan Kapur 4% dengan
mg/l. Perlakuan dilakukan Berbagai Variasi Dosis
dengan sistem curah. Sebanyak
1.000 ml sampel air ditambahkan
Hal ini sesuai dengan
larutan kapur 4% sebanyak 0 ml,
penelitian yang dilakukan oleh
1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml
944
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Metclaff dan Eddy tahun 1991 memperbesar nilai pH hingga 5-7


yang mengemukakan bahwa dan penggunaan kapur pada
penggunaan kapur pada dosis dosis tinggi dapat menaikkan pH
rendah dapat menurunkan kadar sampai dengan 10.11
fosfat hingga 65% dan Hasil analisis statistik
penggunaan kapur pada dosis menunjukkan bahwa terdapat
tinggi dapat menurunkan fosfat perbedaan yang bermakana dari
hingga 80%.11 Persentase penambahan larutan kapur
penurunan kadar fosfat pada dengan berbagai variasi dosis
hasil penelitian ini lebih kecil terhadap penurunan kadar fosfat
dibandingkan dengan hasil air limbah Rumah Sakit Umum
penelitian oleh Wahyuningsih Daerah Kota Semarang. Hal ini
pada RSUD Moewardi, yang menunjukkakn bahwa penurunan
menggunakan larutan kapur kadar fosfat disebabkan oleh
dengan konsentrasi 3% penambahan larutan kapur
sebanyak 12,5 ml/l menghasilkan bukan karena faktor lain. Hasil
efektivitas penurunan fosfat penelitian ini sesuai dengan hasil
sebesar 95,7%.12 Hasil penelitian penelitian yang dilakukan oleh
ini juga lebih kecil jika Elda pada tahun 2005 di Rumah
dibandingkan dengan hasil Sakit Islam Ibnu Sina yang
penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa terdapat
Winaryanto dengan hasil bahwa perbedaan bermakna dari
dosis efektif 400 mg/l dengan penambahan kapur dengan
penurunan fosfat sebesar berbagai variasi dosis terhadap
88,20%.13 Persentase penurunan penurunan kadar fosfat air
kadar fosfat dalam penelitian ini limbah Rumah Sakit Ibnu Sina.8
memiliki nilai yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan penelitian C. Efektivitas Perlakuan
lain. Hal ini dipengaruhi oleh Penambahan Kapur terhadap
perbedaan kadar fosfat sebelum Kadar Fosfat
perlakuan, karakteristik limbah
yang diberi perlakuan, dan Penentuan larutan kapur
lamanya proses pengadukan 4% dengan variasi dosis 1 ml/l, 2
serta pengendapan. ml/l, 3 ml/l, 4 ml/l, dan 5 ml/l yang
Pada perlakuan tahap ini, paling efektif atau memiliki
nilai pH sebelum perlakuan yaitu efektivitas terbesar dalam
sebesar 7,68. Setelah dilakukan menurunkan kadar fosfat dapat
penambahan larutan kapur dilakukan dengan beberapa
konsentrasi 4% dengan variasi langkah.
dosis 0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, Pertama, menentukan
dan 5 ml nilai pH mengalami variasi dosis larutan kapur 4%
kenaikan menjadi 7,68; 8,18; yang dapat menurunkan kadar
8,65; 8,79; 8,95; dan 9,28. Hal ini fosfat hingga di bawah baku
sesuai dengan penelitian yang mutu yang telah ditetapkan.
dilakukan oleh Metclaff dan Eddy Kadar fosfat yang telah
tahun 1991 yang menunjukkan memenuhi baku mutu yang telah
bahwa penggunaan kapur pada ditetapkan diperoleh pada
dosis rendah dapat larutan kapur 4% dengan variasi
945
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dosis 4 ml/l dan 5 ml/l yang telah ditetapkan. Jika dosis


menghasilkan kadar fosfat larutan kapur diturunkan maka
sebesar 1,96 mg/l dan 1,12 mg/l. kadar fosfat akan tetap melebihi
Akan tetapi, ada dosis antara 3-4 baku mutu. Dosis maksimum
ml/l atau pada dosis 3,9 ml/l larutan kapur sebesar 4,2 ml/l.
kadar fosfat sudah memenuhi Dosis ini dipilih karena pada
baku mutu, yaitu sebesar 2 mg/l. dosis 4,2 ml/l pH air masih di
Langkah kedua, yaitu dengan bawah baku mutu dan kadar
memilih variasi dosis larutan fosfat pun di bawah baku mutu.
kapur 4% yang memberikan nilai
penurunan fosfat tertinggi dari D. Implementasi Hasil Penelitian
hasil perlakuan dan di dapatkan di IPAL Rumah Sakit Umum
hasil dosis 5 ml/l memiliki selisih Derah Kota Semarang
kadar fosfat sebelum dan
sesudah pelakuan sebesar 5,31 Kadar fosfat pada limbah
mg/l dari kadar sebelum cair RSUD Kota Semarang
perlakuan sebesar 6,43 mg/l masih melebihi baku mutu
menjadi 1,12 mg/l. meskipun sudah limbah cair
Langkah ketiga untuk telah diolah dalam IPAL. Hasil
menentukan dosis yang paling penelitian ini dapat diterapkan
efektif yaitu dengan pada IPAL RSUD Kota
mempertimbangkan syarat lain Semarang karena telah terbukti
yang telah ditetapkan, Pada bahwa larutan kapur dapat
penelitian ini, larutan kapur 4% menurunkan kadar fosfat pada
dengan dosis 5 ml/l limbah cair dan didukung dengan
menghasilkan penurunan fosfat kondisi IPAL yang menggunakan
yang lebih besar dibandingkan sistem SBR dan biofilter yang
dengan dosis 4 ml/l. Akan tetapi, memungkinkan untuk
pada penambahan larutan kapur menambahkan larutan kapur
4% sebanyak 5 ml/l, pH air pada proses setelah proses
limbah mengalami peningkatan pengendapan tahap kedua agar
menjadi 9,28 atau melebihi nilai tidak mengganggu proses
baku mutu, maka dosis 5 ml/l utama. Penambahan larutan
tidak dapat dipilih sebagai dosis kapur dilakukan dengan
efektif. Langkah keempat yaitu membuat pengolahan lanjutan
dengan pertimbangan pada dengan sistem koagulasi
kondisi yang sesungguhnya dan flokulasi.
bersifat teknis.
Berdasarkan langkah di KESIMPULAN
atas, diperoleh dosis larutan
kapur yang paling efektif untuk 1. Kadar fosfat pada effluen limbah
menurunkan kadar fosfat pada cair IPAL RSUD Kota Semarang
air limbah rumah sakit yaitu sebelum penambahan larutan
sebesar 4 ml/l. Dosis mimum kapur 4% dengan berbagai
sebesar 3,9 ml/l karena pada variasi dosis rata-rata sebesar
dosis ini kadar fosfat sudah 6,43 mg/l dan rata-rata pH
memenuhi baku mutu dan pH sebesar 7,68.
masih di bawah baku mutu yang
946
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Kadar fosfat pada effluen limbah RS Bethesda Yogyakarta).


cair IPAL RSUD Kota Semarang Universitas Diponegoro,
setelah penambahan larutan Semarang, (Onilne), 2006.
kapur dengan dosis 0 ml/l, 1 ml/l, (http://eprints.undip.ac.id/18012/,
2 ml/l, 3 ml/l, 4 ml/l, dan 5 ml/l diakses pada 4 Januari 2016)
berkurang menjadi 5,87 mg/l, 6. Elda, I. Efektivitas Kapur (CaO)
5,95 mg/l, 5,24 mg/l, 2,43 mg/l, dalam Menurunkan Kadar Fosfat
1,96 mg/l, dan 1,12 mg/l. pada Limbah Cair Rumah Sakit
3. Dosis larutan kapur 4% yang Islam Ibnu Sina Pekanbaru.
efektif untuk menurunkan kadar Universitas Sumatera Utara,
fosfat adalah 4 ml/l dapat Medan, (Online), 2005.
menurunkan kadar fosfat dari (http://repository.usu.ac.id/handl
6,43 mg/l menjadi 1,96 mg/l e/123456789/31854, diakses
sehingga memenuhi baku mutu, pada 4 Januari 2016)
dosis larutan minimum sebesar 7. Kasiram, M. Metodelogi
3,9 ml/l dan dosis maksimum Penelitian. Malang : UIN-Malang
sebesar 4,2 ml/l. Press. 2008.
4. Terdapat perbedaan bermakana 8. John, J. Metodelogi Penelitian
dari berbagai variasi dosis Psikologi edisi ketujuh, trej.Helly
penambahan larutan kapur 0 Prajitno Soetjipto dan Sri
ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l, 3 ml/l, 4 ml/l, Mulyani. Yogyakarta: Pustaka
dan 5 ml/l terhadap penurunan Pelajar. 2007.
kadar fosfat limbah cair RSUD 9. Sawyer and Mc Carty. Chemistry
Kota Semarang. and Proces Technology
Encyclopedia. USA. 1974
DAFTAR PUSTAKA 10. Ginting, P. Pemulihan Keindahan
Danau Toba. Bandung : Yrama
1. Undang-Undang Republik Widya. 2009.
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 11. Metcalf and Eddy. ” Wastewater
tentang Kesehatan. Engineering : Treatment,
2. Koesnopoetranto, H. Kesehatan Disposal, and Reuse ”. New
Lingkungan. Jakarta : Fakultas York: Mc Graw Hill Inc. 1991
Kesehatan Masyarakat 12. Wahyuningsih, Tri. Efektivitas
Universitas Indonesia. 1983. Larutan Kapur [Ca(OH)2] Dalam
3. Wijayanti, R. Gambaran Kualitas Menurunkan Kadar Phosphat Di
Limbah Cair Sarana Pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Kesehatan di Provinsi DI (IPAL) RSUD dr. Moewardi
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Surakarta. Universitas
Tengah Tahun 2006. Diponegoro, Semarang, 2009.
Yogyakarta: BBTKI PPM (Online). (h
Yogyakarta. 2007. https://core.ac.uk/download/files/
4. Widaastuti, P. Pengelolaan 379/11729867.pdf, diakses pada
Aman Limbah Layanan 13 Januari 2016).
Kesehatan. Jakarta: EGC. 2005. 13. Winaryanto, Tri Setyo.
5. Budi, S. Penurunan Fosfat Penurunan Kadar Phospat pada
dengan Penambahan Kapur LImbah Cair dengan Koagulasi,
(Lime), Tawas dan Filtrasi Zeolit Flokulasi, dan Sedimentasi.
pada Limbah Cair (Studi Kasus Yogyakarta: Balai Besar Teknik
947
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kesehatan Lingkungan dan


Pemberantasan Penyakit
Menular,. 2006.

948

You might also like