Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH SOLUTION FOCUSED BRIEF COUNSELLING (SFBC) DALAM

MENCEGAH BURNOUT SYNDROME PADA MAHASISWA KEPERAWATAN


SEMESTER AKHIR
Sugesti Aliftitah, Prodi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Wiraraja Sumenep,
e-mail: purples_lovers@yahoo.co.id

ABSTRACT

Introduction: Stress cause nursing students change of behaviour e.g derivation of interest
and activity, absent or late, Inclined to express cynicism to another, anger, shyness, dissappointed,
frustrated, confused, pesimistic and weakening of responsibility. The early study of 12 nursing
students in health faculty of wiraraja university, didn’t have enthusiasm in class 58,3% , anxiety
33,3 %, physically derangement (feeling sick, headache. etc) 42%, sleep disturbance or insomnia
67%. If the stress condition couldn’t get over with or advanced, it can be directed to burnout. This
study aims to explain the effect of Solution Focused Brief Counselling (SFBC) to prevent burnout
syndrome of nursing students in the final semester.
Method: This is a quasi-experimental study with pretest - posttest control group design.
Sample amount was 40 enrolled by means of simple random sampling technique. Sample was
divided into two groups: treatment and control groups. Independent variable was Solution Focused
Brief Counselling (SFBC) while dependent variables were burnout syndrome. Instruments used
were MBI-SS with 16 question. Data analysis was using descriptive statistic, Paired t-test,
Independent T-Test; α<0.05.
Result and Discussion: Paired T test showed that treatment group before and after
intervention was significant (p < 0,05). It means there was significant differences before and after
intervention in treatment group. The control group before and after got motivation from academic
adviser was significant (p < 0,05). It means there was significant differences before and after
intervention in control group. The paired t test of each burnout dimension were significant except in
professional efficacy dimension in treatment group. The result of this study suggests that
Teachers, may enable to motivate and counsel the student with high risk of burnout. It will be
advantageous, if teachers have capability to give counselling especially SFBC technic by
participating in counselling workshop.

Keywords: Solution Focused Brief Counselling (SFBC), Burnout Syndrome, Nursing Students.

PENDAHULUAN praktik dan tenaga medis, kurangnya waktu


Pendidikan akademik keperawatan luang, ketakutan jika melakukan kesalahan saat
adalah pendidikan yang diarahkan terutama melakukan tindakan, perasaan kurang
pada penguasaaan dan pengembangan disiplin kompeten saat melakukan tindakan,
ilmu keperawatan yang dilaksanakan selama 8 berhadapan dengan pasien penyakit terminal
semester. Idealnya mahasiswa yang sedang dan perbedaan harapan tentang profesi
menjalani studinya memiliki perilaku yang keperawatan.
sesuai dan cakap dalam memajukan ilmu Stres bisa terjadi jika sumber internal dan
pengetahuan, menurut Hudori (2013) eksternal menciptakan situasi yang
mahasiswa diharapkan menjadi agent of dinterpretasikan melebihi kapasitas adaptif
change atau agen perubahan bagi masyarakat. seseorang atau mahasiswa tidak mampu
Hasil karya mahasiswa dibutuhkan untuk melakukan koping strategi. Kondisi stres
kemajuan bangsa, karena salah satu fungsi mendorong perubahan perilaku pada
mahasiswa menurut Edward Shill ialah mahasiswa keperawatan seperti penurunan
mempengaruhi perubahan sosial (Laili, 2014). minat dan aktivitas, tidak masuk atau terlambat
Kondisi ideal tersebut berbeda dengan kuliah, cenderung mengekspresikan
kenyataan, Selama masa pendidikan ini pandangan sinis pada orang lain, perasaan
mahasiswa menghadapi banyak stressor marah, malu, kecewa, frustasi, bingung, putus
seperti tuntutan akademik (ujian dan tugas), asa serta melemahkan tanggung jawab
kesulitan beradaptasi dengan lingkungan (Abraham & Skalay dalam Watson , 2007). Jika

68
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 69

stres ini tidak tertangani dan berkelanjutan bisa keperawatan. Institusi pendidikan sangat
mengarah pada terjadinya burnout .Istilah ini bertanggung jawab dan berperan penting
pada awalnya digunakan pada konteks dalam rangka melahirkan generasi perawat
pekerjaan tetapi dalam perkembangannya yang berkualitas.. Pada masa akademik
burnout ini tidak hanya dialami oleh para mahasiswa diharuskan menyelesaikan 149
pekerja sosial, mahasiswa juga mengalami SKS mata kuliah yang harus diselesaikan
burnout. Menurut Aro (2008) sekolah dalam kurun waktu 4 tahun.
merupakan sebuah konteks dimana pelajar Pada semester akhir mahasiswa
bekerja. Meskipun pelajar tidak memegang mendapatkan beban SKS sebesar 9 SKS, 5
sebuah pekerjaan, namun dari perspektif SKS perkuliahan dan 4 SKS untuk skripsi,
psikologis aktivitas yang mereka alami dapat adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi
dikatakan sebagai pekerjaan, misalnya tepat waktu dan beban tugas perkuliahan
menghadiri kelas dan mengerjakan tugas-tugas menyebabkan mahasiswa rentan mengalami
untuk lulus dalam ujian sehingga memperoleh stress. Sumber stres bisa berasal dari
gelar. lingkungan maupun karakter pribadi orang
Sumber stres yang dialami oleh tersebut. Ketika menghadapi kondisi stres
mahasiswa keperawatan juga dialami seseorang harus bisa beradaptasi dengan
mahasiswa pada umumnya. Hasil penelitian kondisi tersebut. Jika koping maladaptive akan
pada tahun 2000 telah mengidentifikasi stressor tercapai kondisi distress dan jika kondisi
berasal dari program pembelajaran, pada distress ini tidak ditangani akan terjadi Burnout
mahasiswa keperawatan tahun terakhir adalah Syndrome.
mahasiswa tidak diperlakukan sebagai pelajar Burnout menurut Pines & Aronson (Slivar,
dewasa, petunjuk tugas yang membingungkan 2001) didefinisikan sebagai “state of physical,
dan pembelajaran mandiri. emotional and mental exhaustion that results
Sedangkan menurut penelitian lainnya from long-term involvement with people in
stressor pada mahasiswa keperawatan tahun situations that are emotionally demanding”.
akhir adalah kematian pasien dan hubungan Dalam konteks belajar siswa, Schaufeli et al
dengan tim kesehatan. Berkaitan dengan (2002) menjelaskan bahwa burnout merujuk
beban kerja, mahasiswa keperawatan pada situasi perasaan keletihan dikarenakan
menjalani waktu belajar. yang lebih panjang tuntutan belajar, memperlihatkan sikap sinis
dan berhubungan dengan kurangnya waktu dan menghindari pada pembelajaran, serta
luang (Jones and Johnston, 1997). Dalam merasa tidak kompeten sebagai siswa. Kondisi
penelitian Watson (2008) mengenai stress dan burn out pada mahasiswa dapat memicu
burnout mahasiswa keperawatan di Hongkong keengganan untuk mengikuti kegiatan profesi,
24,5% mengalami emotional exhaustion, 11.5% rendahnya motivasi belajar, tingginya angka
mengalami depersonalisasi dan 27% drop out, kecenderungan berkurangnya
mengalami Lack of personal accomplishment. keaktifan fisik dan emosional, serta rendahnya
Data dari Fakultas Kesehatan Universitas rasa keinginan untuk sukses.
Wiraraja Sumenep tahun 2014 menunjukkan Tindak lanjut dari hal tersebut, maka perlu
angka kejadian drop out sebesar 3,1%, angka dirumuskan sebuah penanganan yang serius
kejadian membolos berdasarkan absensi agar situasi burnout mahasiswa tidak
semester 8 tahun ajaran 2013-2014 adalah menimbulkan dampak yang lebih parah. Salah
22,2 %. satu solusi yang ditawarkan adalah Solution
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh Focused Brief Counselling (SFBC). Pada
peneliti pada 12 mahasiswa keperawatan prinsipnya, pendekatan SFBC merupakan
semester akhir fakultas kesehatan universitas pendekatan singkat yang memfokuskan pada
wiraraja didapatkan , merasakan kurang masa depan (future focused) dan mengarah
bersemangat untuk mengikuti kuliah sebesar pada tujuan (goal directed) (de Shazer et al,
58,3% , mengalami kecemasan 33,3 %, 2007).
merasakan gangguan fisik (sering sakit, pusing Berbeda dengan pendekatan tradisonal
dll) 42%, kesulitan tidur atau insomnia sebesar yang “directive” dan “authoritarian”, hirarki
67%. antara konselor dan konseli dalam pendekatan
Tuntutan masyarakat yang meningkat SFBC lebih cenderung pada situasi yang
terhadap pelayanan keperawatan yang egaliter dan demokratis (de Shazer, 2007).
profesional, telah memicu perawat untuk terus Sehingga, pendekatan yang digunakan
mengembangkan dirinya dalam berbagai memakai sudut pandang yang lebih positif
bidang, terutama penataan sistem pendidikan terhadap konseli dimana konseli diperlakukan
70 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

sebagai “pemain” yang secara aktif manfaat, prinsip menghargai hak subjek dan
menentukan arah perubahan yang diinginkan prinsip keadilan.
daripada “pasien” yang harus ditangani.
Berdasarkan penelitian Franklin (2008) Brief HASIL
Counselling (SFBC) efektif mengurangi Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
masalah perilaku siswa dalam kelas dan dapat Karakteristik responden berdasarkan umur
mencegah kejadian drop out (Franklin, 2007). menunjukkan hampir seluruh responden
Solution Focused Brief Counselling merupakan berusia ≥ 22 tahun. Karakteristik responden
intervensi yang efektif dalam mengatasi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan hampir
kesulitan akademik dan emosional (McGill, seluruh responden berjenis kelamin laki-laki.
2010). Usia merupakan salah satu variabel yang
Metode konseling ini sering diterapkan paling berhubungan dengan burnout. Maslach
pada setting sekolah dan dibuktikan bahwa mengungkapkan bahwa seseorang yang
metode ini efektif untuk mengurangi burnout berusia lebih muda mengalami burnout yang
belajar pada siswa. Penelitian mengenai lebih tinggi dibanding seseorang yang berusia
pengaruh Solution Focused Brief Counselling lebih dari 30 atau 40 tahun. Usia diartikan
(SFBC) untuk mencegah burnout syndrome sebagai pengalaman kerja sehingga burnout
pada mahasiswa keperawatan semester akhir muncul sebagai risiko awal dari karir
belum pernah dilakukan. seseorang.
Berdasarkan jenis kelamin antara pria
METODE dan wanita, belum ada penelitian yang
Penelitian ini menggunakan desain quasi menunjukkan perbedaan yang jelas. Satu-
experiment dengan pendekatan desain pre test- satunya perbedaan yang konsisten ditemukan
post test with control group, yaitu untuk adalah pria cenderung mengalami
mengungkapkan efek SFBC dalam mencegah depersonalisasi sedangkan wanita cenderung
burnout syndrome pada mahasiswa mengalami kelelahan emosional
keperawatan semester akhir. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
Populasi dalam penelitian ini adalah Karakteristik responden berdasarkan Indeks
seluruh mahasiswa keperawatan semester Prestasi Kumulatif (IPK) menunjukkan sebagian
akhir di Fakultas Kesehatan Universitas besar mahasiswa memiliki predikat sangat
Wiraraja Sumenep sebanyak 72 mahasiswa. memuaskan. Karakteristik responden
Sampel dalam penelitian berjumlah 40 orang berdasarkan Total waktu belajar per hari
yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel di bagi menunjukkan hampir seluruh mahasiswa
menjadi dua kelompok yaitu 20 kelompok memiliki waktu belajar 3-4 jam/ hari. semakin
perlakuan (yang mendapatkan perlakuan tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat
motivasi dan SFBC), 20 kelompok kontrol burnout. Hal ini dimungkinkan karena
(hanya mendapatkan motivasi dari pembimbing seseorang dengan tingkat pendidikan yang
akademik), kedua kelompok tersebut lebih tinggi, bekerja dengan tanggung jawab
mendapatkan pre test dan post test. yang lebih besar dan tingkat stress yang tinggi.
Pembagian kelompok sampel menggunakan Atau dimungkinkan juga bahwa orang yang
simple random sampling. berpendidikan memiliki ekspektasi yang lebih
Variabel independen dalam penelitian ini tinggi terhadap pekerjaannya dan mereka
adalah solution focused brief counselling menjadi lebih distressed saat ekspektasi tidak
sedangkan variabel dependennya adalah terealisasi. Setiap individu memiliki ekspektasi
burnout syndrome. Instrumen yang digunakan yang beragam dalam pekerjaan mereka.
adalah MBI-SS dengan 16 pertanyaan. Analisa Harapan yang tinggi mendorong individu untuk
data diolah secara deskriptif dan statistik bekerja terlalu keras dan berbuat terlalu banyak
analitik. Secara statistik analitik menggunakan sehingga menyebabkan kelelahan dan sinisme
uji statistik Paired T-Test untuk uji ketika upaya yang dilakukan tidak memberikan
perbandingan dengan signifikansi 0,05. hasil yang diharapkan.
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
ETHICAL CELEARANCE Karakteristik responden berdasarkan tempat
Penelitian ini sudah diuji dan dinyatakan tinggal menunjukkan sebagian besar
laik etik oleh Tim Etik Universitas Airlangga responden tinggal di rumah sendiri bersama
pada tanggal 2 April 2015, dengan nomor surat orangtua. Karakteristik responden berdasarkan
persetujuan no : 142-KEPK. Prinsip etik yang jarak tempat tinggal dengan kampus
diterapkan dalam penelitian ini meliputi prinsip menunjukkan sebagian besar responden
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 71

memiliki rumah/kos dengan jarak ≥ 3 Km dari pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak ada
kampus. Kondisi lingkungan atau tempat tinggal perbedaan atau sama (hasil uji terlampir) Pada
yang terlalu jauh menyebabkan seseorang lebih dimensi emotional exhaustion kelompok
mudah mengalami kelelahan fisik. perlakuan didapatkan p .000 < 0,05, sehingga
Gambar 1 menjelaskan kejadian burnout dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pada mahasiswa keperawatan semester akhir dimensi emotional exhaustion sebelum dan
sebelum dilakukan Solution Focused Brief sesudah intervensi pada kelompok perlakuan.
Counselling (SFBC). Mahasiswa keperawatan Sama halnya pada kelompok kontrol
semester akhir pada kelompok perlakuan didapatkan nilai P .000 < 0,05, sehingga dapat
sebagian besar mengalami burnout sedang. disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara
Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian dimensi emotional exhaustion sebelum dan
besar reponden mengalami burnout sedang. sesudah intervensi pada kelompok kontrol.
Dimana jumlah mahasiswa yang mengalami Pada dimensi Cynicism kelompok perlakuan
burnout sedang lebih banyak pada kelompok didapatkan nilai p .000 < 0,05, sehingga dapat
kontrol dibandingkan kelompok perlakuan. disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dimensi
Burnout merupakan kelelahan yang disebabkan cynicism sebelum dan sesudah intervensi pada
karena individu bekerja keras, merasa kelompok perlakuan. Sama halnya pada
bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak kelompok kontrol didapatkan nilai P .003 <
ada harapan, kesedihan yang mendalam, 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
merasa malu, meghasilkan perasaan lelah dan terdapat perbedaan antara dimensi cynicism
tidak nyaman, yang pada gilirannya sebelum dan sesudah intervensi pada
meningkatkan rasa kesal. Apabila hal itu terjadi kelompok kontrol.
dalam jangka panjang maka individu tersebut Pada dimensi professional Efficacy
akan mengalami kelelahan karena telah kelompok perlakuan didapatkan nilai p .104 >
berusaha memberikan sesuatu secara 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
maksimal namun memperoleh apresiasi yang ada perbedaan dimensi Professional Efficacy
minimal. sebelum dan sesudah intervensi pada
Gambar 2 menjelaskan kejadian burnout kelompok perlakuan. Berbeda pada kelompok
pada mahasiswa keperawatan semester akhir kontrol dimana nila p .000 < 0,05, sehingga
setelah dilakukan Solution Focused Brief dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
Counselling (SFBC). Mahasiswa keperawatan antara dimensi Professional Efficacy sebelum
semester akhir pada kelompok perlakuan dan dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol.
kontrol seluruhnya mengalami burnout sedang. Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan nilai F
Namun pada masing-masing dimensi terdapat hitung adalah 0,102 dengan probabilitas 0,751
perbedaaan. Burnout lebih mengarah kepada > 0,05 maka kedua varians populasi adalah
proses dibandingkan dengan bagian dari homogen. Nilai p dengan probabilitas 0,001 <
pikiran. Setiap proses menggambarkan tanda 0.005 sehingga Ho ditolak, maka dapat
dan gejala diantara individual, interpersonal, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
organisasional dan konteks sosial (Fischer and kejadian burnout syndrome pada kelompok
Boer dalam Bahrer, 2013). kontrol dan perlakuan setelah diberikan
Tabel 2 menunjukkan hasil uji Paired T Solution Focused Brief counselling. Hasil uji
test perbedaan Burnout Syndrome pada Independent Sample T Test pada semua
Mahasiswa Keperawatan Semester akhir dimensi burnout (emotional exhaustion,
antara kelompok kontrol dan perlakuan. Pada cynicism, dan professional Efficacy) didapatkan
kelompok perlakuan sebelum dan sesudah nilai p .000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan
intervensi didapatkan p .000 < 0,05. Sehingga bahwa terdapat perbedaan pada kelompok
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kontrol dan perlakuan setelah diberikan
yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi Solution Focused Brief counselling.
pada kelompok perlakuan. Pada kelompok
kontrol sebelum dan sesudah diberikan
motivasi oleh dosen pembimbing akademik
didapatkan p .000 < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan. Hasil uji independent T-test pada
kondisi sebelum diberikan intervensi
menunjukkan p 1,000 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan kondisi burnout sebelum intervensi
72 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Tabel 1 Karakteristik Responden


Karakteristik Frekuensi Persentase
Umur
18 – 19 Thn 0 0%
20 – 21 Thn 2 5%
≥ 22 Thn 38 95 %
Total 40 100 %
Jenis kelamin
Laki-Laki 32 80 %
Perempuan 8 20 %
Total 40 100 %
IPK
Memuaskan (2,00 – 2,75) 7 17.5 %
Sangat memuaskan (2,76 – 3,50) 25 62.5 %
Dengan Pujian (3,51 – 4,00) 8 20 %
Total 40 100 %
Total Waktu Belajar/hari
0-2 Jam/hari 7 17.5 %
3-4 Jam/hari 33 82.5 %
≥ 5 Jam/hari 0 0%
Total 40 100 %
Tempat Tinggal
Kos 18 45 %
Rumah 22 55 %
Total 40 100 %
Jarak rumah/kos dengan kampus
≤ 2 Km 10 25%
≥ 3 Km 30 75%
Total 40 100%
Distribusi Data Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswa

Burnout Pre
16
14
12
10
jumlah

8
6 sedang
4 berat
2
0
perlakuan kontrol
kelompok

Gambar 1 Kejadian Burnout Mahasiswa Keperawatan Semester akhir Program Studi S1


Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep sebelum dilakukan
Solution Focused Brief Counselling (SFBC) pada bulan April – Juni 2015
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 73

Burnout Post

20
15
sedang
10
berat
5
0
perlakuan kontrol

Gambar 2 Kejadian Burn Out Mahasiswa Keperawatan Semester akhir Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep setelah diberikan
Solution Focused Brief Counselling (SFBC) pada bulan April – Juni 2015

Tabel 2. Pengaruh Solution Focused Brief Counselling dalam Mencegah Burnout Syndrome pada
Mahasiswa Keperawatan Semester akhir Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep pada bulan April – Juni 2015
Independent T
No Variabel Uji Perlakuan Kontrol
test
1. Burnout Pre test ( X ± SD) ( X ± SD)
56,85 ± 7,74 56,85 ± 5,94 t : -3. 683
p: .001
Post test ( X ± SD) ( X ± SD)
45,25 ± 5,34 51,35 ±5,12
Paired T test t : 11.649 t: 13.098
p: .000 p: .000
2. Emotional Pre test ( X ± SD) ( X ± SD) t: -5,579
Exhaustion 21,9 ±5,31 22.6 ± 3,81 p: .000
Post test ( X ± SD) ( X ± SD)
15,05 ± 3,22 20,75±3.24
Paired T test t : 9,15 t : 3,47
p: .000 p: .003
3. Cynicism Pre test ( X ± SD) ( X ± SD) t:-13,24
16,8 ± 3,28 16,7±3,05 p: .000
Post test ( X ± SD) ( X ± SD)
10,5±2,74 27,7±5,12
Paired T test t: 9,20 t: -13,25
p: .000 p: .000

4 Professional Pre test ( X ± SD) ( X ± SD) t: 4,91


Efficacy 18,15 ± 3,32 17,45±4,24 p: .000
Post test ( X ± SD) ( X ± SD)
19,7±2,94 14,6 ±3,52
Paired T test t: -1,78 t: 4,8
p: .104 p: .000

PEMBAHASAN masing kelompok berada dalam kategori yang


Pada penelitian ini didapatkan bahwa sama.
Mahasiswa keperawatan semester akhir pada Pada kelompok perlakuan, sebagian
kelompok perlakuan dan kontrol sebelum besar responden mengalami emotional
diberikan Solution Focused Brief Counselling exhaustion berat, sedangkan pada kelompok
(SFBC). Sebagian besar mengalami burnout kontrol hampir seluruh responden mengalami
sedang. Setiap dimensi burnout pada masing- emotional exhaustion berat.
74 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Emotional exhaustion mengarah pada Berkurangnya kemampuan professional


keadaan kegagalan mental dan akal psikologis seseorang sering menyebabkan berkurangnya
yang mempengaruhi kuantitas suasana hati, pencapaian diri atau pandangan negative
misal mental energy yang berkurang dan terhadap kemampuan diri (Evers et al, 2002).
terkuras. Emotional exhaustion merupakan Seseorang yang mengalami burnout
manifestasi burnout yang sering muncul, dan merasakan adanya penurunan pada prestasi
dianggap sebagai dimensi kunci (Te Brake et kerja atau kemampuan mereka dalam
al,2008; Peterson et al,2008). Bukti yang ada menyelesaikan tugas, gejala ini
memberi kesan bahwa Emotional exhaustion menggambarkan pola pikir yang menyimpang
yang mengawali timbulnya cynicism dan dan evaluasi diri yang kurang tepat. Terdapat
pencapaian diri secara independen (Te Brake fakta yang mendukung tidak adanya hubungan
et al,2008). Sehubungan dengan ganggguan antara pencapaian diri dengan 2 dimensi lain
tidur (misal; tidur yang sedikit, sering dari burnout. Oleh karena itu seseorang dengan
terbangun, dan rendahnya kemampuan untuk emotional exhaustion dan cynicism yang berat
tertidur). Emotional exhaustion pada tidak selalu mengalami pencapaian diri yang
mahasiswa keperawatan semester akhir bisa rendah (Onder and Basim,2008).
disebabkan karena tuntutan perkuliahan, Dari teori diatas dapat dijelaskan
dimana pada semester akhir mahasiswa Professional Efficacy mahasiswa keperawatan
diharuskan menyelesaikan tugas akhir/skripsi semester akhir tidak berhubungan secara
dalam waktu 1 semester untuk bisa langsung dengan dimensi burnout yang lain.
memperoleh gelar sarjana keperawatan. Dalam Sesuai dengan penelitian terdahulu, hasil
waktu yang singkat mahasiswa harus penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan
menyelesaikan tugas akhir tersebut, sehingga antara kemampuan profesional dengan
kegiatan penelitian yang padat menjadi sumber beratnya emotional exhaustion dan cynicism
kelelahan tersendiri bagi mahasiswa. pada mahasiswa keperawatan.
Pada dimensi cynicism sebagian besar
reponden pada kelompok perlakuan maupun SIMPULAN DAN SARAN
kontrol responden mengalami cynicism berat. Simpulan
Cynicism atau depersonalisasi Terdapat Perbedaan kondisi Burnout
digambarkan sebagai sebuah sikap negative Syndrome pada Mahasiswa Keperawatan
terhadap pekerjaan. Permasalahan ini Semester akhir sebelum dan sesudah
seringkali muncul mencakup hubungan dengan pemberian Solution Focused Brief Counselling
teman kantor atau klien yang berkaitan dengan namun untuk pengaruh pemberian Solution
berkurangnya respon terhadap komitmen. Focused Brief Counselling dalam mencegah
Namun, beberapa penulis memperdebatkan Burnout Syndrome pada Mahasiswa
bahwa Cynicism bukan merupakan manifestasi Keperawatan Semester akhir belum dapat
yang khusus, tetapi lebih mengarah kepada disimpulkan.
koping mekanisme yang mengalami disfungsi
terhadap Emotional exhaustion. Perasaan Saran
sinisme yang dialami oleh mahasiswa Diharapkan dosen mampu memberikan
keperawatan semester akhir berkaitan dengan motivasi dan konseling bagi mahasiswa yang
kelelahan yang dihadapi oleh mahasiswa beresiko tinggi mengalami burnout. Dosen
selama proses perkuliahan. Mahasiswa yang pembimbing akademik diharapkan memiliki
tidak mampu beradaptasi terhadap stres atau kemampuan dan keterampilan memberikan
kelelahan yang dialami cenderung membentuk konseling khususnya teknik SFBC melalui
mekanisme pertahanan ego yang maladaptif, keikutsertaan dalam pelatihan atau workshop
mereka cenderung menyalahkan lingkungan konseling. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
atas kondisi yang dialami. Sehingga timbul mampu meneliti faktor seperti karakteristik
perasaan sinisme terhadap apa yang dilakukan, pribadi mahasiswa dan lingkungan serta
dan lingkungan. mengikuti perkembangan mahasiswa setelah
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mengalami burnout.
pada dimensi Professional Efficacy mahasiswa
keperawatan semester akhir sebelum diberikan KEPUSTAKAAN
Solution Focused Brief Counselling (SFBC)
hampir seluruh responden memiliki professional Abraham, C Skalay, 1997, Psikologi Sosial
efficacy yang sedang, baik pada kelompok untuk Burnout (Terjemahan Leony S. M.),
perlakuan maupun kontrol Jakarta: EGC
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 75

Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of


Agustin, Mubiar. (2009). Model Konseling Counseling and Psychotherapy Eigh
Kognitif-Perilaku Untuk Menangani Edition. USA: Thomson Higher education.
Burnout pada Mahasiswa (Disertasi).
Bandung : PPS UPI Daki, J., Savage. S. R, (2010). Solution
Focused Brief Therapy; Impact on
Bahrer, S. 2013. Burnout for Expert ; Academic and Emotional Difficulties. The
Prevention in The Context of Living and Journal of Educational Research.103.309-
Working. New York: Springer New York 326
Heidelberg Dordrecht London
De Shazer,(2007). More Than Miracle: The
Baker, Mary L, 2012, “ Nursing Student Stress state of the art of solution-focused brief
and Demographic Factors”, Thesis therapy. Binghamton, NY: Haworth Press.
Master, California State University, San
Marcos Farber, B.A. (1991). Crisis in Education: Stress
and Burnout in The American Teacher,
Bannink, F.P. &Jackson , P.Z.(2011).Positive San Fransisco: Jossey Bass
Psychology and Solution Focus – looking
at similarities and differences. Interaction: Franklin, C., Streeter, L.C., Kim, S. J., Tripodi.
The Journal of Solution Focus in J. S. (2007). The Effectiveness of a
Organisations, 3, 1, 8–20. Solution Focused Brief, Public Alternative
School for Dropout Prevention and
Buku Petunjuk Akademik tahun akademik Retrieval. Proquest Psychology Journals,
2014/2015, Sumenep: Universitas Children & School 29 (3), 133-144
Wiraraja
Franklin, C., Moore. K., Hopson L.(2008).
Burns, Kidge. 2005. Focus On Solutions A Effectiveness of solution focused brief
Health Professional`S Guide. London: therapy in a school setting. Proquest
Whurr Publishers Psychology Journals, Children & School,
30 (1), 15-26
Capuzzi, D. & Gross, D.R. 2009. Introduction to
the Counseling Profession. Columbus, Freudenberger, J, 1974, “Staff Burnout”.
Ohio: Pearson. Journal of Social Issues. Hal: 159-165

Cavus. 2010. “The Impact of Structural & Haire,I.M.(2009).A Literature Review Of


Psychological Empowerment on Burnout. Solution-Focused Art Therapy.Letter of
Canadian Social Science 6 (4). Hlm 63-72 intent. CAAP Final Project Requirement

Charlesworth, J.R. & Jackson, C.M. 2004. Irawati, E, 2012, Burnout Syndrom pada
Solution-Focused Brief Counseling: An Mahasiswa Reguler Program Profesi Ners
Approach for Professional School Fakultas Keperawatan Universitas
Counselors. Dalam Erford, B.T. (ed.). Airlangga Berdasarkan Analisis Faktor
Professional School Counseling: A Perilaku dan Lingkungan, Skripsi,
Handbook of Theories, Programs and Universitas Airlangga; Surabaya
Practices. Austin, TX: Caps Press.
Jackson, Paul. & Mc.Kergow, Mark. 2007. The
Cherniss. (1980). Staff Burnout Job Stress in Solusion Focus (Second Edition). London:
the Human Services. London : Sage Nicholas Brealey International
Publications
Jacobs. (2003). Student Burnout as a Function
Chou, Shirley. (2003). The Relationship Personality, Social Support, and Work
Between Organizational Commitment and Load. Journal of Collage Development.
Burnout, Dissertation. Alliant International [Online]. Tersedia :
University Los Angeles www.findarticle.com/p/article/mi. [14
Desember 2014]
76 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”

Kelly, M. 2008. Solution Focused Brief Therapy Palmer, Stephen. 2011. Introduction to
In Schools. New York: Oxford University Counselling and Psychotherapy
Press (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kozier, B. (1999). Fundamental of Nursing:
Concept, Process, and Practice. Jakarta: Salmela-Aro, K., Savolainen, H. &
EGC Holopainen,L.(2009). Depressive
Symptoms and School Burnout During
Lightsey, R. O. Jr & C.D. Hulsey. (2002). Adolescence : Evidence from two cross-
Impulsivity, Coping Stress, Burnout and lagged longitudinal studies. Journal of
Problem Gambling Among University Psychology, 4, 310-330.
Students. Journal of Couseling
Psychology. Vol. 49. No.2. PP. 202-211. Schaufeli .(2002). Burnout And Engagement In
University Students, A Cross-National
Maslach, C. (1982). Understanding Burnout: Study. Journal Of Cross-Cultural
Definition Issues in Analysing a Complex Psychology, Vol. 33 No. 5, September
Phenomenon. Dalam W.S. Pain Job 2002 464-481
Stress Burnout. Beverly Hills: Sage
Publication Schaufeli, W.B., Taris, T.W. & Van Rhenen, W.
(2008). Workaholism, burnout and
Maslach, C .(1997). Maslach Burnout Inventory. engagement: Three of a kind or three
California: Consulting Psychology Press different kinds of employee well-
being?.Applied Psychology: An
Maslach, C. & Leiter, M.P. (1997). The truth International Review, 57, 173-203.
about burnout. San Francisco: Jossey
Bass Schaufeli,W. B., Leiter,M. P., Maslach, C., &
Jackson, S. E. (1996). Maslach Burnout
Maslach, C. (2001), “Job Burnout”. Annual Inventory–General Survey. In C. Maslach,
Review of Psychology, diakses 8 Januari S. E. Jackson, & M. P. Leiter (Eds.), The
2015, Findarticles.com Maslach Burnout Inventory—Test manual
(3rd ed.).Palo Alto, CA: Consulting
Maslach, C, Jackson, S & Leiter, M .(2003). Psychologists Press.
Maslach Burnout Inventory Manual.
California: CPP Seligman, L. 2006. Theories of Counseling and
Psychotherapy. Columbus, Ohio: Pearson
Maslach, C. (2004). Different Perspectives on Merril Prentice Hall.
Job Burnout. Contemporary Psychology.
APA Review Of Books. Hlm.168-170 Silvar, Branko. (2001). The syndrome of
burnout, self-image, and anxiety with
Maslach, C.& Leiter, M.P, (2005). Banishing grammar school students. Journal of
Burnout: Six Strategies for Improving Psychology. Vol. 10. No. 2. PP. 21-32.
Your Relationship with Work. San Board of Education of the Republic of
Francisco: Jossey-Bass. Slovenia

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Skovholt, (2003). Student Learning Burnout
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Studied. Families in Society : The Journal
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen of Contemporary Human Service.
Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika Slivar, B. (2001). The syndrome of burnout,
self-image, and anxiety with grammar
Nystul, M.S. 2006. Introduction to Counseling: school students. Horizons of Psychology,
An Art and Science Perspective. Boston: 10, 2, 21-32.
Pearson.
O’Connel, B.(2001). Solution-Focused Stress Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta:
Counselling. London: Continuum PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 77

Spielberger, C.D & Sarason, I.(2005). Stress Taylor L, La Mone. (1997). Fundamental of
and Emotion: Anxiety,Anger, and Nursing : The Art and Science of Nursing
Curiosity. Vol.17.New York : Routledge Care. 3rd edition. Philadelpia: Lippincott

Stuart, G.W. (2005). Principles and Practice of Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan
Psychiatric Nursing 8th edition. Missouri: Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Elsevier Mosby Rosdakarya

You might also like